Anda di halaman 1dari 11

Bab 1

Pendahuluan
A. Latar belakang
Fungsi utama paru adalah mengeluarkan CO2 dari darah dan
menggantinya dengan O2 . dinding dada dan diafgragma berfungsi
sebagai penghembus untuk menggerakkan udara masuk-keluar paru
sehingga

menyebabkan

pertukaran

gas

sepanjang

pertukaran

alveolikapiler. Jelaslah kesempatan timbulnya penyakit di system organ


ini banyak melaui pendekatan yang lazim dalam patologi paru. Salah
satu penyakit paru adalah atelektasis, penyakit ini dapat menjadi
penyulit pada banyak penyakit paru primer yang lainnya.
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini
dapat meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Atelektasis dapat
terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.
Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripada
anak yang lebih tua dan remaja.
Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus lobar
mengakibatkan atelektasis

(atau kolaps) dari suatu lobus, dan

radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen dengan


tanda pengempisan lobus. Secara patologik, hampir selalu ada pula
kelainan-kelainan lain di samping tidak adanya udara daripada lobus
dan posisi yang disebabkannya daripada dinding-dinding alveolar dan
bronkhiolar.
Menurut
terdapat

74,4

penelitian
juta

pada

penderita

tahun

1994,

penyakit

secara

paru

yang

keseluruhan
mengalami

atelektasis. Di Inggris sekitar 2,1 juta penderita penyakit paru yang


mengalami atelektasis yang perlu pengobatan dan pengawasan secara
komprehensif. Di Amerika serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk
menderita penyakit paru yang mengalami atelektasis. Di Jerman 6 juta
penduduk. Ini merupakan angka yang cukup besar yang perlu
mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat klien dengan
1

penyakit paru yang mengalami atelektasis secara komprehensif bio


psiko sosial dan spiritual.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi atelektasis?
2. Apa saja macam-macam atelektasis?
3. Bagaimana Etiologi atelektasis?
4. Bagaimana patofisiologi atektasis?
5. Bagaimana gejala atelektasis?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi atelektasis.
2. Mengetahui macam-macam atelektasis.
3. Mengetahui Etiologi atelektasis
4. Mengetahui patofisiologi atektasis
5. Mengetahui gejala atelektasis

Bab 2

Pembahasan
A. Definisi atelektasi
Atelektasi, Meskipun atelektasi sebenarnya bukan merupakan
penyakit , tapi ada kaitannya dengan penyakit parenkim paru.
Atelektasi adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps. Atelektasis harus
dibedakan dengan pnemotoraks.
Atelektasi yang juga dikenal sebagai kolaps adalah berkurangnya
volume paru akibat tidak memadainya expansi rongga udara. Kelainan
ini menyebabkan pengalihan darah yang kurang teroksigenisasi dari
arteri ke vena paru sehingga tidak terajadi keseimbangan ventilasi
perfusi dan hipoksia.
B. Klasifikasi atelektasi
Atelektasis adalah expansi yang tidak sempurna. Atelektasis terbagi
menjadi 2 yaitu :
1. Atelektasis neonatorum
Terbagi dua :
- Primer neonatorum
sebelumnya

berarti

seperti

respirasi

pada

bayi

belum

pernah

terjadi

premature

dimana

pusat

pernapasan pada otaktidak matur dan gerak pernapasan masih


terbatas.

Factor

pencetus

komplikasi

persalinan

yang

menyebabkan hipoksia itrauteus.


- Sekunder neonatorum
2. Atelektasis ackuiret atau didapat.
Terjadi pada saat dewasa, termasuk gangguan intratoraks yang
menyebabkan kolaps dari ruang udara yang sebelumnya telah
berkembang.

Dibagi

atas

Atelektasis

absorbs,

Atelektasis

kompresi, Atelektasis kontraksi, Atelektasis berkas.


Hal ini hanya menyangkut mekanisme dasar yang menyebabkan
paru

kolaps.

Mekanisme

yang

mendasari

kolaps

alveolusnya

atelectasis dibagi menjadi 4 kategori yaitu:


1. Atelektasi absobrsi
Penyebab atelekasis absorsi :
3

Terjadi jika suatu obstruksi menghambat udara mencapai


jalan napas sebelah distal. Udara yang sudah ada secara
bertahap diserap sehingga kemudian terjadi kolaps alveolus.
Kolaps ini mengenai seluruh paru satu lobus atau satu lebih

segmen bergantung pada tingkat obstruksi saluran nafas.


Penyebab tersering atelekasi obstruksi sebuah bronkus oleh
sumbat morkopoluren atau mucus. Hal ini terjadi setelah
paska operasi. Walaupun juga dapat menyulit asma bronkialis,

bronkistatis, dan bronchitis kronis.


Obstruksi disebabkan oleh aspirasi benda asing, terutama

pada anak sewaktu pembedahan mulut atau anesthesia.


Jalan nafas bisa tersumbat karena tumor, kelenjar getah
bening yang membesar seperti TBC dan aneorisme pembuluh

darah.
2. Atelectasis komperesif
Disebut juga atelectasis pasif atau relaksasi yang biasanya
berkaitan dengan penimbunan cairan, darah, didalam rongga
pleura yang secara mekanisme paru didekatnya menjadi kolaps.
Penyebabnya terjadi pada efusi pleura yang umumnya
disebabkan oleh gagal jantung kogestif.Kebocoran udara pada
pleura

menyebabkan

atelectasis

kompresi

akibat

posisi

diagfragma sering terjadi pada pasien tirah baring pasien dengan


asites, serta selama dan setelah pembedahan.
3. Mikroelektasis atau atelectasis non obstruktif
Berkurangnya expansi paru secara generalisata akibat
serangkaian proses, dan terenting adalah hilangnya surfvaktan.
Bisa juga terjadi pada atelectasis pasca bedah.
4. Atelectasis kontraksi
Atau sikatrisasi

terjadi

akibat

fibrosis

local

atau

generalisata diparu atau pleuran menghambat expansi dan


meningkatkan recoil elastis sewaktu expirasi.
C. Etiologi

Ateleksasis dapat disebabkan oleh berbagai macam kelainan disekitar


paru, yaitu:
1. Penyumbatan/obstruksi pada bronkus. Penyumbatan dapat
terjadi secara intrinsik (tumor pada bronkus, benda asing, cairan
sekresi yang massif) ataupun penyumbatan pada bronkus akibat
penekanan dari luar bronkus (tumor di sekitar bronkus,ataupun
pembesaran kelenjar limfe).
2.Tekanan ekstra pulmoner. Biasa diakibatkan oleh karena
pneumothoraks, adanya cairan pleura, peninggian diafragma, herniasi
organ abdomen ke rongga thoraks, dan tumor intra thoraks tapi ekstrapulmoner (tumor mediastinum).
3. Paralisis atau paresis gerakan pernafasan. Hal ini akan
menyebabkan perkembangan paru yang tidak sempurna, misalnya
pada kasus poliomyelitis, dan kelainan neurological lainnya. Gerak
napas yang terganggu akan mempengaruhi kelancaran pengeluaran
sekret dalam bronkus dan akhirnya akan memperberat keadaan
atelektasis.
4. Hambatan gerakan pernafasan oleh kelainan pleura atau
trauma thoraks yang menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan
menghambat pengeluaran sekret bronkus yang dapat menyebabkan
atelektasis yang lebih berat.
5. Adhesif atelektasis. Hal ini merujuk pada atelektasis nonobstruktif, dapat terjadi apabila permukaan luminal dinding alveoli
melekat satu dengan lain. Merupakan komponen penting pada
khususnya respiratory distress syndrome pada bayi baru lahir (HMD),
dan emboli paru, namun dapat pula terjadi akibat pneumonitis akibat
radiasi.
6. Sikatriks atelektasis merupakan akibat utama dari fibrosis dan
pembentukan jaringan parut (infiltrasi) di dalam ruang intraalveolar
dan intertisialis (pneumonitis intertisialis), umumnya berhubungan
dengan tuberkulosis paru.2,3,7,8 Rounded atelektasis merupakan bentuk
yang tidak biasa dari kolaps paru, biasanya terjadi berdekatan dengan
bekas luka pada pleura dan dapat keliru dengan kanker paru-paru.
5

Kebanyakan pasien dengan rounded atelektasis memiliki riwayat


paparan asbes. Namun, TBC, infark paru, sindrom postpericardiotomy,
keganasan,

dan

gagal

jantung

semuanya

terlibat

dalam

pembentukannya.
D. Patofisiologi
Atelektasis obstruktif berhubungan dengan obstruksi bronkus,
kapiler darah akan mengabsorbsi udara di sekitar alveolus, dan
menyebabkan retraksi paru dan akan terjadi kolaps dalam beberapa
jam. Pada stadium awal, darah melakukan perfusi paru tanpa udara,
hal

ini

mengakibatkan

ketidakseimbangan

ventilasi

dan

perfusi

sehingga arterial mengalami hipoksemia. Jaringan hipoksia hasil dari


transudasi cairan ke dalam alveoli menyebabkan edema paru, yang
mencegah atelektasis komplit. Ketika paru-paru kehilangan udara,
bentuknya akan menjadi kaku dan mengakibatkan dyspnea, jika
obstruksi berlanjut dapat mengakibatkan fibrosis dan bronkhiektasis.2,3
Pada atelektasis non-obstruktif
penyebab utama yaitu oleh
karena tidak adanya hubungan antara pleura viseralis dan pleura
parietalis.

Efusi

pleura

maupun

pneumothorax

menyebabkan

atelektasis pasif. Efusi pleura yang mengenai lobus bawah lebih sering
dibanding dengan pneumothorax yang sering menyebabkan kolaps
pada lobus atas. Atelektasis adhesive lebih sering dihubungkan dengan
kurangnya surfaktan. Surfaktan mengandung phispolipid dipalmitoy
phosphatidyicholine, yang mencegah kolaps paru dengan mengurangi
tegangan permukaan alveoli. Berkurang atau tidaknya produksi
surfaktan biasanya terjadi pada ARDS, pneumonitis radiasi, ataupun
akibat trauma paru sehingga alveoli tidak stabil dan kolaps. Kerusakan
parenkim paru pun dapat menyebabkan atelektasis sikatrik yang
membuat tarikan tarikan yang bila terlalu banyak membuat paru
kolaps, sedangkan replacement atelektasis dapat disebabkan oleh
tumor seperti bronchialveolar carcinoma.2,3
Platlike atelektasis (Focal atelectasis) disebut juga discoid atau
subsegmental atelektasis, tipe ini sering ditemukan pada penderita
6

obstruksi bronkus dan didapatkan pada keadaan hipoventilasi, emboli


paru, infeksi saluran pernafasan bagian bawah dengan horizontal atau
platlike. Atelektasis minimal dapat terjadi karena ventilasi regional
yang tidak adekuat dan abnormalitas

formasi surfaktan akibat

hipoksia, iskemia, hiperoxia, dan ekspos berbagai toksin.

Gambar 8. Lobar Kolaps. (a).Kolaps lobus kanan atas. (b). Kolaps lobus medius kanan.
(c). Kolaps Lobus bawah kanan. (d). Kolaps lobus kiri atas. (e). Kolaps lobus kiri bawah.
FOTO THORAX ALEKTASIS

Gambar 9. A. Menunjukkan Kolaps lobus


kanan atas dengan elevasi fisura minor
(panah).B,C. Menunjukkan mengaburkan
batas jantung, kolaps lobus tengah, dan
pergeseran mediastinum ke arah kanan.
Foto lateral yang menunjukkan kolaps
berbentuk baji di atas jantung. D,E.
Kolaps lobus kanan lebih rendah. Batas
jantung kanan masih terlihat tetapi pada
film lateral, opasitas berada di posterior
fisura mayor ter-deppresed ke posterior
(Panah). Margin jantung normal.

hak

dan

E. Manifestasi klinis
Atelektasis

dapat

terjadi

secara

perlahan

dan

hanya

menyebabkan sesak nafas yang ringan. Penderita sindroma lobus


medialis mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, walaupun
banyak yang menderita batuk-batuk pendek.
Gejalanya bisa berupa:

gangguan pernafasan
nyeri dada
batuk
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut

jantung, kadang-kadang sampai terjadi syok (tekanan darah sangat


rendah).
Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab dan
luasnya atelektasis. Pada umumnya atelektasis yang terjadi pada
penyakit tuberculosis, limfoma, neoplasma, asma dan penyakit yang
disebabkan infeksi misalnya bronchitis, bronkopmeumonia, dan pain8

lain jarang menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali jika ada
obstruksi pada bronkus utama. Jika daerah atelektsis itu luas dan
terjadi sangat cepat akan terjadi dipsneu dengan pola pernapasan
yang cepat dan dangkal, takikardi dan sering sianosis, temperatur
yang

tinggi,

dan

jika

berlanjut

akan

menyebabkan

penurunan

kesadaran atau syok.


Pada perkusi redup dan mungkin pula normal bila terjadi
emfisema kompensasi. Pada atelektasis yang luas, atelektasis yang
melibatkan lebih dari satu lobus, bising nafas akan melemah atau
sama sekali tidak terdengar, biasanya didapatkan adanya perbedaan
gerak dinding thorak, gerak sela iga dan diafragma. Pada perkusi
mungkin batas

jantung dan mediastinum akan bergeser, letak

diafragma mungkin meninggi.

Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Atelektasi yang juga dikenal sebagai kolaps adalah berkurangnya
volume paru akibat tidak memadainya expansi rongga udara. Kelainan
ini menyebabkan pengalihan darah yang kurang teroksigenisasi dari
arteri ke vena paru sehingga tidak terajadi keseimbangan ventilasi
perfusi dan hipoksia.
Atelektasis terbagi menjadi 2 yaitu : Atelektasis neonatorum dan
Atelektasis ackuiret atau didapat. Atelektasis neonatorum berarti
respirasi

belum

pernah

terjadi

sebelumnya

seperti

pada

bayi

premature dimana pusat pernapasan pada otak tidak matur dan gerak
9

pernapasan masih terbatas, atelektasis ackuired Terjadi pada saat


dewasa termasuk gangguan intratoraks yang menyebabkan kolaps dari
ruang udara yang sebelumnya telah berkembang.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah Atelektasis ini, diharapkan nantinya
akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman
yang berhubungan dengan gangguan atelektasis.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat
bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Price A. Sylvia dan Wilson M. Lorraine. (2002). Patofisiologi. Edisi

6. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.


Harrison. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. (1995)

Yogyakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Robbins dan Kumar. (1995). Patologi II. Edisi 4. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.


Robbins DKK. (2000). Patologi. Edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Haller J.O, Slovis T.L, Joshi, A. Chest Examinations In Children, In :


Pediatric Radiology. 3rd ed. Spinger-Verlag Heidelberg New York.
2005; 25 62.

10

Hammon W and Martin RJ. Chest Physical Therapy For Acute


Atelectasis : A Report On Its Effectiveness. PHYS THER. 1981; 61:
217-220

Duggan M, Kovonagh B.P. Pulmonary Atelectasis : A Pathogenic


Peroperative Entity. Anesthesiology. 2005;102:838-854.

11

Anda mungkin juga menyukai