Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN SURAT AL-MUJADALAH


AYAT 11
A. Pembahasan Umum Surat Al-Mujadalah
Surat al-Mujadalah terdiri dari 22 ayat, termasuk golongan surat
Madaniyah diturunkan sesudah surat al-Munafiqun. Surat ini dinamai "alMujadalah" (wanita yang mengajukan gugatan), karena pada awal surat ini
disebutkan bantahan seorang wanita. Dan dinamai juga "al-Mujadalah"
yang berarti perbantahan. 1
1. Munasabah surat
a. Hubungan dengan surat al-Hadiid (sebelumnya).
Pada surat al-Hadiid disebutkan beberapa Asmaul Husna, di
antaranya "al-Bathin" dan "mengetahui segala sesuatu" sedang pada
al-Mujadalah disebutkan bahwa Allah SWT mengetahui pembicaraanpembicaraan yang dirahasiakan. Dan di

akhir surat al-Hadiid

disebutkan bahwa Allah SWT mempunyai karunia-Nya kepada wanita,


yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang merugikan pihak wanita
pada hukum zhihar yang berlaku di kalangan Arab Jahiliyah.2
b. Hubungan dengan surat al- Hasyr (sesudahnya)
Pada akhir surat al-Mujadalah Allah SWT menyatakan bahwa
agama Allah SWT akan menang, sedang pada permulaan surat alHasyr diterangkan salah satu kemenangan itu, yaitu pengusiran Bani
Nadhir dari Madinah.
Dalam surat al-Mujadalah Allah menyebutkan bahwa orangorang yang menentang Allah SWT dan Rasul-Nya akan mendapat
kebinasaan. Sedang dalam surat al-Hasyr Allah SWT menyebutkan
1

A. soenarjo, dkk, Al Quran dan Terjemahnya, (Semarang: Thoha Putra, 1971), hlm.

885.
2

Ibid., hlm. 907.

Tafsir Surat Al-Mujadalah Ayat 11

10

bahwa orang-orang yang menentang Allah SWT dan Rasul-Nya akan


mendapat azab yang sangat.3
Menurut A. Soenarjo , pokok-pokok isi surat al- Mujadalah adalah :
a. Hukum Zhihar dan sangsi-sangsi bagi orang yang melakukannya bila
ia menarik kembali perkataannya; larangan menjadikan musuh Allah
SWT menjadi teman.
b. Menjadi adab sopan santun dalam suatu majlis pertemuan; adab sopan
santun terhadap Rasulullah SAW.
B.







(11 :

 ) .
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah SWT akan melapangkan (tempat) untukmu. Dan apabila
dikatakan, berdirilah kamu, maka berdiri, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan
orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
(QS.al- Mujadalah ayat : 11) .4
a. Mufradat (penjelasan kata).

( g ) lapangkanlah, dan hendaknya sebagian kamu melapangkan


kepada sebagian yang lain.

( ) Allah
melapangkan

rahmat dan rezekinya untukmu.

( g ) Bangkitlah untuk memberi kelapangan kepada orang-orang


yang datang.

Ibid, hal. 913.

Ibid., hlm. 910.

bersikap baik di majlis.


11

(
) Bangkitlah kamu dan jangan berlambat-lambat.

( ) Allah meninggikan orang-orang yang beriman

( g g

g
) Dan
gAllah
meninggikan orang-orang yang
berilmu di antara mereka, khususnya derajat-derajat dalam kemuliaan
dan ketinggian kedudukan5 .

b. Asbabun Nuzul.
Menurut Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat
ini turun pada hari jum'at, di saat pahlawan-pahlawan Badar datang ke
tempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang tidak memberi tempat
kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri. Rasulullah
menyuruh berdiri kepada pribumi, dan tamu-tamu itu (pahlawan Badar)
disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat
itu merasa tersinggung perasaannya. Dan juga ayat ini turun sebagai
perintah kepada kaum mukmin untuk mentaati perintah Rasulullah dan
memberikan kesempatan duduk kepada sesama mukmin.6
c. Tafsir isi kandungan ayat.
Dalam pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberapa
pendapat ahli tafsir (mufassir) sebagai berikut:
1. Menurut Ibnu Katsir
Allah Ta'ala berfirman guna mendidik hamba-hamba-Nya yang
beriman dan memerintahkan kepada mereka agar satu sama lain

   

.
Karena siapa yang menanam kebaikan maka ia juga akan
memperoleh kebaikan. Karena ayat ini turun berkenaan dengan majlis5

Ahmad Mustafa Al Maraghi, Terjemahan Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Thoha Putra,


tt), hlm.22-23.
6

Qomarudin Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, (Bandung: Diponegoro, 1986), hlm. 502.

beliau sangat tidak menyukai hal itu.


12

majlis zikir, yaitu apabila mereka mempersempit tempat duduk di


samping Rasulullah SAW, kemudian Allah SWT memerintahkan
7
kepada mereka untuk melapangkan tempat duduk satu sama lain.

Telah dikukuhkan pula bahwa para sahabat Nabi tidak pernah


berdiri untuk menyambut kedatangan beliau, sebab mereka tahu bahwa

 



Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa


derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, yaitu
janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan kepada
saudaramu yang datang atau bila ia diperintahkan untuk keluar, lalu
dia keluar, akan mengurangi haknya. Bahkan itu merupakan ketinggian
dan perolehan martabat di sisi Allah SWT. Sedang Allah SWT tidak
akan menyia-nyiakan hal itu. Bahkan dia akan memberikan balasan
kepadanya di dunia dan di akhirat. Karena orang yang merendahkan
diri karena Allah SWT, maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya
dan akan mempopulerkan namanya. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan, yaitu, Maha Mengetahui orang yang berhak
untuk mendapatkan hal itu dan orang yang tidak berhak untuk
mendapatkannya.8
2. Dalam tafsir al-Mishbah
Ayat ini menerangkan tentang perintah untuk memberi
kelapangan dalam segala hal kepada orang lain. Ayat ini juga tidak
menyebut secara tegas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat
orang yang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki
7

M. Nasib Ar-Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (jakarta: Gema Insani, 2000), hlm.

629.
8

Ibid., hlm. 632.

13

derajat-derajat yakni yang lebih tinggi dari sekadar beriman, tidak


disebutkan kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya
ilmu yang dimiliki itulah yang berperanan besar dalam ketinggian
derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar ilmu itu.9
Yang dimaksud dengan

ggg ggg

yang diberi

pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka


dengan pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman
jadi dua, yang pertama sekadar beriman dan beramal saleh, yang
kedua beriman, beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat
kedua kelompok ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu
yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak
lain baik secara lisan atau tulisan maupun keteladanan.10
Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan hanya ilmu agama,
tetapi ilmu apapun yang bermanfaat. Dan dalam pandangan al-Qur'an
ilmu tidak hanya ilmu agama, tetapi juga yang menunjukan bahwa
ilmu itu haruslah menghasilkan rasa takut dan kagum pada Allah
SWT, yang pada gilirannya mendorong yang berilmu untuk
mengamalkan ilmunya serta memanfaatkannya untuk kepentingan
mahkluk.11
3. Dalam tafsir al-Maraghi
Ayat

ini mencakup pemberian kelapangan dalam

menyampaikan segala macam kebaikan kepada kaum muslimin dan


yang menyenangkannya. Dan Allah SWT akan meninggikan derajat
orang-orang mukmin dengan mengikuti perintah-perintah-Nya,
khususnya orang-orang yang berilmu di antara mereka, derajat-derajat
yang banyak dalam hal pahala dan tingkat-tingkat keridhaan.12
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur'an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 79.
10

Ibid.,

11

Ibid., hlm. 80.

12

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Op.cit., hlm. 26.

14

4. Dalam tafsir Shafwah at-Tafaasir


Ayat ini menjelaskan untuk saling mamberi kelapangan yaitu
pada apa-apa yang dibutuhkan manusia pada tempat, rizki, hati dan
juga menunjukan bahwa setiap orang yang meluaskan majlis untuk
beribadah kepada Allah SWT, maka Allah akan membuka pintu-pintu
kebaikan dan kebahagiaan dan Allah akan meluaskan baginya di dunia
dan akherat.13
Allah SWT akan mengangkat orang-orang mukmin dengan
perumpamaan dan perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya, orang-orang
yang pandai di antara mereka pada khususnya tingkatan yang tinggi.
Allah SWT memberi derajat yang tinggi sampai dengan surga.14
Ayat ini sebagai pujian kepada para ulama yang mempunyai
kelebihan dengan ilmunya, dalam arti Allah SWT mengangkat orang
yang beriman dan berilmu di antara orang mukmin. Sebagaimana
safaat kepada tiga orang yaitu para Nabi, ulama, syuhada. Dan
keutamaan ilmu dalam keimanan sebagai simbol manusia yang
mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.15
5. Dalam tafsir Fakhrur Razi
Ayat ini menunjukan pada setiap orang yang meluaskan
majlis untuk beribadah kepada Allah SWT dan dibukakan beberapa
pintu kebaikan dan kebahagiaan, berupa kebaikan di dunia dan
akherat.16
Dan Allah SWT mengangkat orang yang beriman dengan
perumpamaan perintah Rasul-Nya dan orang-orang alim di antara
mereka khususnya dalam hal derajat. Karena keutamaan ilmu adalah
13

M. Ali al-Shabuni, Shafwah at-Tafaasir Juz III, (Beirut Libanon: Dar al-Qur'an alKarim, 1981/1401 H), hlm. 340.
14

Ibid. ,

15

Ibid. , hlm. 341.

16

Imam Muhammad ar-Razi Fakhruddin, Tafsir al-Fakhr al-Razi Juz XIX, (Beirut
Libanon: Dar al-Fikr, Tt), hlm.270

15

bagaimana cara beribadah dengan khusyu' dan menjalankan perintah


dan larangannya. 17 Dan keutamaan orang yang berilmu dan beriman
adalah bertambah derajat di sisi Allah SWT dan di sisi manusia
akan mendapatkan tempat yang baik.
6. Dalam al-Qur'an dan tafsirnya
Dalam ayat ini menerangkan bahwa jika disuruh Rasulullah
SAW berdiri untuk memberikan kesempatan kepada orang tertentu
agar ia dapat duduk, atau kamu disuruh pergi dahulu hendaknya
kamu pergi, karena Rasul ingin memberikan penghormatan kepada
orang-orang atau beliau ingin menyendiri untuk memikirkan urusanurusan

agama, atau melaksanakan

tugas-tugas yang perlu

diselesaikan.18
Akhir ayat

ini menerangkan bahwa Allah SWT akan

mengangkat derajat-derajat orang yang beriman, yang taat dan patuh


kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya
dan berusaha menciptakan suasana damai, aman dan tentram dalam
masyarakat, demikian pula orang yang berilmu yang menggunakan
ilmunya untuk menegakan kalimat Allah SWT. Dari ayat ini
dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling
tinggi di sisi Allah SWT ialah orang yang beriman, berilmu dan
ilmunya itu yang diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya. 19
7. Dalam tafsir al-Azhar

17

Ibid. ,

18

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Tafsirnya, (Yogyakarta: Dana


Bhakti Wakaf, 1990), hlm. 26.
19

Ibid., hlm. 27.


16

Ayat ini menunjukkan bahwa apabila seseorang berlapang


hati kepada sesamanya dengan memberi kesenangan dan kebajikan,
maka Allah SWT akan memberi kelapangan di dunia dan di akhirat.




Ayat inipun mengandung dua tafsir,


pertama, jika seseorang

disuruh melapangkan majlis, yang berarti melapangkan hati, bahkan
jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan tempatnya
kepada orang yang patut duduk dimuka, janganlah berkecil hati,
melainkan hendaklah dia

berlapang dada, karena orang yang

berlapang dada itulah kelak orang yang akan diangkat Allah SWT
Iman dan Ilmunya, sehingga derajatnya bertambah naik. Orang yang
patuh dan sudi memberikan tempat kepada orang lain itulah yang
akan bertambah ilmunya. Kedua; memang ada orang yang diangkat
Allah SWT derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan,
yaitu karena Imannya dan karena Ilmunya. Setiap haripun dapat kita
melihat raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman
dan berilmu. Ada saja tanda yang dapat dibaca oleh orang arif dan
bijaksana.20
Iman memberi cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral,
sedang ilmu pengetahuan memberi sinar pada mata. Iman dan Ilmu
membuat orang jadi mantap, agung, walau tidak ada pangkat dan
jabatan yang disandangnya, sebab cahaya itu datang dari dalam
dirinya sendiri.
Pokok hidup utama adalah Iman dan pokok pengirimnya
adalah Ilmu. Iman tidak disertai ilmu dapat membawa dirinya
terperosok mengerjakan pekerjaan yang disangka menyembah Allah
20

Ibid., hlm. 7226.

17

SWT, padahal mendurhakai Allah SWT. Sebaliknya orang yang


berilmu saja tanpa

disertai iman, maka

ilmunya itu dapat

membahayakan dirinya sendiri ataupun bagi sesama manusia. Ilmu


manusia tentang atom misalnya, alangkah penting ilmu itu kalau
disertai iman, karena dia akan membawa faedah yang besar bagi
seluruh manusia. Tetapi ilmu itupun dapat digunakan orang untuk
memusnahkan sesama

manusia, karena jiwanya yang tidak

terkontrol oleh iman kepada Allah SWT.


Ayat tersebut di atas selanjutnya sering digunakan para ahli
untuk mendorong

diadakannya

kegiatan

pengetahuan, dengan cara mengunjungi


menghadiri majlis

di

bidang ilmu

atau mengadakan dan

ilmu. Orang yang mendapatkan

ilmu itu

selanjutnya akan mencapai derajat yang tinggi dari Allah SWT. 21


Dan berbicara tentang etika atau akhlak. Ketika berada di
majlis ilmu, etika dan akhlak tersebut antara lain ditujukan untuk
terciptanya ketertiban, kenyamanan, dan ketenagan suasana selama
dalam majlis, sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ilmu
pengetahuan. Berarti Islam memang memotivasi kepada manusia
untuk giat menuntut ilmu pengetahuan, karena dengan hal itu
kedudukan kita akan tinggi dalam pandangan Allah SWT.
Dari berbagai pendapat di atas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sebagai umat Islam yang taat pada Rasulullah SAW, harus
menjaga sopan santun, etika, dan akhlak kita di manapun kita
berada dan bagaimanapun keadaan kita. Dan juga sebagai seorang
muslim hendaknya kita saling tolong-menolong, memberi keluasan
hati kepada saudara kita jika mereka membutuhkannya.

21

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),

hlm. 157.

 

18

Sesungguhnya Allah SWT menyukai dan memuliakan orangorang yang telah beriman dan bertakwa dengan sebenar-benar iman,
disertai dengan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat, baik ilmu
umum maupun ilmu agama.
Menuntut ilmu pengetahuan dalam arti luas yaitu ilmu
pengetahuan umum dan ilmu agama, karena kedua ilmu tersebut
yang dibutuhkan manusia, khususnya umat

Islam agar ilmu

pengetahuan yang dipelajari dan diperolehnya dapat semakin


mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jadi antara kedua ilmu itu harus saling berpadu, saling mengisi
karena sejak awal

mula al-Qur'an diturunkan sudah mulai

memerintahkan agar membaca (berpikir) dengan menyebut nama


Allah SWT (berzikir).

(1 ):

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.22
Perintah Allah SWT "bacalah" berarti berpikirlah secara
teratur dan sistematik dan terarah dalam mempelajari firman dan
ciptaan-Nya. Adapun dalam proses membaca harus dilaksanakan
dengan menyebut nama Tuhanmu, berarti harus berpadu dengan
zikir.23 Karena mempelajari ilmu agama juga menjadi kewajiban
bagi umat Islam sebagaimana firman Allah SWT .

  

 (122

: 

22

A.Soenarjo dkk, Op.Cit., hlm. 1079.

23

R.H.A.Sahirul Alim, Menguak keterpaduan Sains, Teknologi, dan Islam, (Yogyakarta:


Titian Ilahi Press, 1999), hlm. 102.

19

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin pergi


semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiaptiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepada-Nya, supaya mereka itu dapat menyadari
dirinya. (Qs.at-Taubah (9):122). 24
Ayat tersebut memberikan petunjuk tentang kewajiban
memperdalam ilmu

agama dalam arti

mempelajari sekaligus

mengajarkannya pada orang lain, karena perbuatan ini juga mulia


dan mendapatkan kedudukan yang tinggi dihadapan Allah SWT
sama dengan berjihad mengangkat senjata melawan musuh.

24

A. Soenarjo, dkk, Ibid., hlm. 301-302.

Anda mungkin juga menyukai