Oleh:
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Hamdan waassalaman amma badu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang
dialami oleh seorang anak. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator
seluruh perkembangan anak. Jika seorang anak tidak mampu berbicara maka
dapat menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi dan mengungkapkan
perasaannya kelak. Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang
melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain
kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis
dan lain sebagainya.
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan. Pada anak gangguan ini semakin
hari semakin meningkat pesat, beberapa laporan menyebutkan angka kejadian
gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 10 % pada anak sekolah.
Prevalensi gangguan bahasa ekspresif terentang dari 3 10 % dari semua
anak sekolah, yang sebagian besar diperkirakan adalah antara 3 dan 5 %, pada
gangguan bahasa ekspresif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI GANGGUAN BERBAHASA EKSPRESIF
Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang
dialami oleh seorang anak sehingga tidak mampu dalam berkomunikasi dan
mengungkapkan perasaannya kelak (Soetjiningsih,2005).
Jeniffer
Fusco
(2002)
mengungkapkan
bahwa
gangguan
bahasa
Dr.
Rusdi
muslim,
2003).
2.2 EPIDEMIOLOGI
Prevalensi gangguan bahasa ekspresif terentang dari 3-10% dari semua
anak usia sekolah, dengan sebagian besar perkiraan adalah antara 3% dan 5%.
Gangguan adalah 2-3 kali lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan dengan sanak saudara yang memiliki riwayat keluarga gangguan
fonologis
atau
gangguan
komunikasai
lainnya.
NORMAL. (Towne,1983 )
Umur
Bahasa reseptif
Bahasa ekspresif
(bulan)
( bahasa pasif )
( bahasa aktif )
1
Kegiatan anak terhenti akibat Vokalisasi yang masih sembarangan,
suara
terutama huruf hidup.
Tanda
tanda
vokal
yang
Tampak mendengarkan ucapan menunjukkan
perasaan
senang,
pembicara, dapat tersenyum senyum sosial.
pada pembicara
Memberi
tanggapan
yang Jawaban vokal terhadap rangsangan
berbeda terhadap suara bernada sosial.
marah / senang
Bereaksi
namanya
Menghentikan aktifitas
namanya dipanggil
Menghentikan
dilarang
10
Secara tepat menirukan variasi Kata kata yang kacau mulai dapat
dimengerti dengan baik.
suara tinggi
11
Reaksi
atas
pertanyaan Mengungkapkan kesadaran tentang
sederhana dengan melihat atau obyekyang telah akrab dan menyebut
namanya.
menoleh
12
Reaksi
dengan
melakukan Kata kata yang benar terdengar
gerakan
terhadap
barbagai diantara kata kata yang kacau,
sering disertai dengan gerakan
pertanyaan verbal
tubuhnya.
13
Mengetahui dan mengenali Lebih banyak menggunakan kata kata dari pada gerakan, untuk
nama nama bagian tubuh
mengungkapkan keinginannya.
14
Dapat
mengetahui
dan Mulai mengkombinasikan kata kata (
mengenali gambar gambar mobil, papa, mama,berdiri )
obyek yang sudah akrab
terhadap
kegiatan
berteriak
karena
2.4 ETIOLOGI
Penyebab gangguan bahasa ekspresif tidak diketahui. Kerusakan serebral
dan keterlambatan maturasi dalam perkembangan serebral telah didalilkan sebagai
penyebab yang mendasari, tetapi tidak ada bukti yang mendukung teori tersebut.
Faktor genetik yang tidak diketahui telah dicurigai memainkan peranan,
karena sanak saudara anak-anak dengan gangguan belajar memiliki insidensi
gangguan bahasa ekspresif yang relatif tinggi. ( Harorld, dkk, 1997 : hal 767 ).
Penyebab gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat kita lihat pada tabel
berikut :
Penyebab
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
b. Tekanan keluarga
c. Keluarga bisu
d. Dirumah
menggunakan
bahasa bilingual
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan serius
orang tua
c. Gangguan serius
anak
3. Masalah pendengaran
a. Konginetal
b. Di dapat
pada
pada
a. Terlambat
b. Gagap
c. Terlambat
pemerolehan
bahasa
d. Terlambat
perolehan
struktur bahasa
a. Terlambat
pemerolehan
bahasa
b. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
c. Terlambat atau gangguan
perkembangan bahasa
a. Terlambat / gangguan
bicara yang permanen
b. Terlambat / gangguan
bicara yang permanen
6
4. Perkembangan terlambat
a. Perkembangan lambat
b. Perkembangan
lambat,
tetapi masih dalam batas
rata rata
c. Retardasi mental
5. Cacat bawaan
a. Palatoschizis
b. Sindrom down
6. Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular
b. Kelainan sensorimotorik
c. Palsi serebral
a. Terlambat bicara
b. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
d. Kesulitan
membedakan
suara, mengerti bahasa,
simbolisasi,
mengenal
konsep,
akhirnya
menimbulkan
kesulitan
belajar disekolah
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu
d. Kelainan persepsi
harus dicari dalam keluarga apakah ada yang mengalami keterlambatan bicara
juga. Di samping itu kelainan bicara juga lebih banyak pada anak laki-laki
daripada perempuan. Hal ini karena pada perempuan, maturasi dan perkembangan
7
fungsi verbal hemisfer kiri lebih baik. Sedangkan pada laki-laki perkembangan
hemisfer kanan yang lebih baik, yaitu untuk tugas yang abstrak dan memerlukan
keterampilan.
Sedangkan Aram DM (1978), mengatakan bahwa gangguan bicara pada
anak dapat disebabkan oleh kelainan di bawah ini:
1. Lingkungan sosial anak
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan
gangguan bicara dan bahasa pada anak.
2. Sistem masukan/input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik dari anak.
Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak
dengan otitis media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami
keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan
bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli
primer), tuli neurosensorial (infeksi intra uterin: sifilis, rubella, toksoplasmosis,
sitomegalovirus), tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral
(sama sekali tidak dapat mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (terjadi
kegagalan integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang
menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme infantile, keadaan
cemas dan reaksi psikologis lainnya.
Pola bahasa juga akan terpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang
berat, demikian pula dengan anak dengan defisit taktil-kinestetik akan terjadi
gangguan artikulasi.
3. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelainan susunan saraf puast akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktivitas dan kemampuan intelektual
Proses pendengaran
otak
Area wernik
10
Area motorik
Diotak yang
menonjiol
gerakan bicara
gambaran dengan bentuk yang berat terlihat sebelum usia 3 tahun. Bentuk
yang kurang berat mungkin tidak terjadi sampai masa remaja awal, saat bahasa
biasanya menjadi kompleks. Ciri inti dari anak dengan gangguan bahasa ekspresif
adalah gangguan jelas dalam perkembangan bahasa ekspresif yang sesuai dengan
usia, yang menyebabkan pemakaian bahasa verbal atau isyarat yang jelas dibawah
tingkat yang diharapkan, mengingat kapasitasintelektual nonverbal anak.
Gangguan menjadi jelas dengan kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak
dapat mengucapkan kata dengan spontan bahkan untuk meniru kata atau suara
tunggal. Bahkan kata sederhana, seperti mama dan dada, tidak ada dari
pembendaharaan aktif anak, dan anak menunjukan atau menggunakan gerakan
badanya untuk menyatakan keinginannya. Anak tampaknya ingin berkomunikasi,
mempertahankan kontak mata, berhubungan baik dengan ibu, dan menikmati
permainan seperti ciluk ba dan peekabo.
Pada usia 4 tahun, sebagian besar anak dengangangguan bahasa ekspresif
berbicara dengan frasa pendek, tetapi mereka tampaknya melupakan kata yang
lama saat mereka mempelajari kata yang baru. Setelah memulai berbicara, mereka
mendapatkan bahasa lebih lambat dibandingkan anak yang normal. Mereka
menggunakan berbagai struktur bahasa yang juga lebih rendah dibandingkan
tingkat yang diharapkan menurut usianya. Kejadian perkembangan mereka
mungkin juga agak terlambat. Gangguan fonologi sering ditemukan. Gangguan
koordinasi perkembangan dan enuresis adalah gangguan yang sering menyertai.
11
2.8 TERAPI
12
13
PNP
Pola asuhan keluarga
Koping
keluarga
inefektif
Eksternal
Internal
Lingkungan
Emosi
Masalah
pendengaran
Perkembanga
n terlambat
Cacat bawaan
Kerusakan otak
Kelainan
neuromuskular
Kelainan
sensorimotori
Palsi cerebral
Kelianan persepsi
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi bahasa dibagi menjadi dua bagian yang disebut reseptif/ pemahaman
dan ekspretif atau pengungkapan secara verbal. Gangguan bahasa ekspresif
merupakan salah satu gangguan komunikasi dimana kemampuan ekspresif anak
berada di kemampuan yang diharapkan. Namun gangguan bahasa ekspresif ini
pada umumnya prognosisnya adalah baik, jika gangguan ini dapat terditeksi lebih
dini dengan catatan etiologinya memungkinkan terjadi penyembuhan dengan
terapi yang dimulai segera setelah di diagnosa gangguan bahasa ekspresif. Terapi
tersebut terdiri dari latihan pendengaran, prilaku dan praktek dengan foenem ( unit
suara ).
Oleh karena itu setiap anak berkembang dengan kemampuan yang
berbeda-beda, hindarilah menilai setiap anak berpatok ketat kepada perkiraan
umur dibawah. Jarak usia dibawah hanyalah sebagai panduan dari kemampuan si
anak pada umur-umur tertentu.Pemerolehan bahasa juga bisa dilihat dari
kebiasaan melihat maupun mendengar dari kecil.
15
DAFTAR PUSTAKA
Muslim, Rusdi. 2003. Diagnosa gangguan jiwa, rujukan pengkajian PPDGI III.
Jakarta : Pt. Nun jaya
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta :EGC
Kplan, harold I. 1997. Sinopsis psikiatri jilid 2. Jakarta : Bina Rupa Aksara
16