Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUTORIAL

MODUL : ILMU BEDAH


TRIGGER 4

OLEH:
Kelompok Tutorial II

Fasilitator

: dr. Zukhri Zainun, Sp.M

Ketua

: Rizky Ramadani

Sekretaris 1

: Anisha Ravita Putri

Sekretaris 2

: Rafda Lonia
Satria Dharma Kamil
Liza Zulaini
Muhammad Fikri Alfarisy
Asmala Dewi
Febri Yulia sari
Mellsandi
Fitriya Revina Sari
Fauziah Adma

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Shalawat beriring salam marilah kita sanjungkan kepada nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan sampai ke alam yang berilmu pengetahuan seperti
adanya sekarang ini.
Makalah ilmiah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
sebagai bahan kuliah.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

Orang tua dan keluarga tercinta

Para fasilitator

Semua bantuan yang kami terima baik secara lansung ataupun secara tidak lansung

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
kami menerima kritik dan saran pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan pada masa
yang akan datang.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Padang, 26 Maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................

DARTAR ISI........................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
TRIGGER ........
1

BAB II ISI.................
STEP 1. Clarify Unfamiliar Terms ...........
..

2
STEP 2.Define The Problems................................................
STEP 3.Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation .

3
STEP 4. Arrange Explanation Into a Tentative Solution....
STEP 5. Define Learning Objective .............
STEP 7. Share The Result or Explanation and Private Study ..

BAB III PENUTUP .....


KESIMPULAN ..................
DAFTAR PUSTAKA ........

Trigger 4 : Luka Bakar


Seorang pasien laki-laki umur 20 tahun datang ke RS Siti Rahmah dengan keluhan
luka bakar pada wajah, lengan bawah kanan perut. Pasien adalah tukang bakso yang sedang
memsak air panas lalu tiba-tiba terlepas dan tersiram wajah dan tangan dan perutnya. Tampak
kemerahan pada wajah (pipi sebelah kanan, hidung dan kening) dan tampak bulae. Lengan
bawah kanan dari pergelangan tangan sampai siku pada bagian volar tampak berwarna
keputihan dan terdapat bulae. Pada bagian perut bagian kanan atas dan epigastrium tampak
berwarna putih dengan disertai bulae. Pasien kesakitan tetapi masih bisa berbicara dan tidak
sesak. Bagaimana langkah yang tepat pada pasien ini.
STEP I : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Bulae
: sebuah lesi menonjol melingkar yang berisi cairan serosol diatas
dermis.
2. Luka bakar : luka yang disebabkan karna pengalihan energi dari suatu sumber
panas ke tubuh.
STEP II : DEFINE THE PROBLEMS
1. Apa diagnosa pada trigger?
2. Apa yang menyebabkan kemerahan, keputihan dan terdapat bulae?
3. Bagaimana langkah yang tepat pada pasien ini?
STEP III : BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION
1. Luka bakar derajat II
2. LO
3. Langkah yang tepat pada saat ini :
a. Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang mengalir.
b. Untuk menutup luka : kassa lembab. Steril dengan cairan RL/salep. (balutan
dinilai dalam waktu 24-48 jam)
c. Dapat dilakukan insisi pada luka yang luas untuk mengeluarkan transudat
tanpa membuang epidermis yang lepas.
STEP IV : ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION
Laki-laki, 20 tahun

Anamnesa :
fisik
Luka: bakar pada wajah
Pemeriksaan
Lengan bawah kanan perut
Tampak kemerahan pada wajah dan tampak
luka
Lengan bawah kanan dari pergelangan
tangan sampai siku atau pada bagian volar
tanpak berwarna keputihan dan terdapat
bulae
Pada bagian perut bagian kanan atas dan
epigastrium tampak berwarna putih dengan
disertai bulae

Diagnosa kerja :
Luka bakar derajat II

STEP V : DEFINE LEARNING OBJECTIVE


1. Luka bakar derajat II:
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Klasifikasi
i. Derajat I
ii. Derajat II
iii. Derajat III
e. Pembagian luka bakar
f. Penatalaksanaan
g. Komplikasi
h. Prognosa
STEP VI : GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY
Belajar Mandiri
STEP VII : SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE
STUDY
1. Anamnesa :
a. Laki-laki 20 tahun
b. Luka bakar pada wajah, lengan bawah kanan perut
c. Tampak bulae pada lengan bawah kanan dari pergelangan tangan-siku.
2. Pemeriksaan fisik:
a. Inspeksi
i. Menentukan derajat luka
ii. Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat

iii. Area kuli yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan
parut tebal
iv. Mukosa bibir kering
v. Tanda-tanda inflamasi
b. Palpasi
i. Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya)
ii. Suhu pada luka
c. Auskultasi
i. Auskultasi bunyi napas pada paru
ii. Auskultasi bising usus
3. Pemeriksaan penunjang
Menurut Schwartz (2000) dan Engram (2000), Kidd (2010) pemeriksaan diagnostik
pada penderita luka bakar meliputi :
a. Pemeriksaan laboratorium
i. Hitung darah lengkap, elektrolit dan profil biokimia standar perlu
diperoleh segera setelah pasien tiba di fasilitas perawatan
ii. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif
iii. Creatinin phosphokinase dan mioglobin urin (luka bakar akibat listrik)
iv. Analisis urin : menunjukkan mioglobin dan hemokromagen
menenandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas
b. Radiologi
i. Untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar inhalasi
atau adanya trauma dan indikasi pemasangan intubasi
ii. Bronchoscopy untuk pasien dengan luka bakar inhalasi
4. Derajat luka bakar
a. Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh
dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema
dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitivitas setempat
b. Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen
epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel tersebut, mislanya sel epitel basal,
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa
sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam dua sampai tiga minggu. Gejala
yang timbul adalah nyeri, gelembung, atau bula berisi cairan eksudat yang
keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meningkat.
c. Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin
subkutis, atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup
tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka ; biasanya diikuti
dengan terbentuknya eskar yang merupakan jaringan nekrosis akibat
denaturasi protein jaringan kulit. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
kesembuhan harus dilakukan skin grafting
5. Pembagian luka bakar
a. Luka bakar berat

i. Derajat II-III >20% pada pasien berusia dibawah 10 tahun atau diatas
50 tahun
ii. Derajat II-III >25% pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
iii. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki dan perineum
iv. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luka bakar
v. Lika bakar listrik tegangan tinggi
vi. Disertai taruma lainnya
vii. Pasien-pasien dengan risiko tinggi
b. Luka bakar sedang
i. Luka bakar dengan luas 15-25% pada dewasa dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10%
ii. Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia <10 tahun atau dewasa
>40 tahun dengan luka bakar derajat III kurang dari 10%
iii. Luka bakar dengan derajat III <10% pada anak maupun dewasa yang
tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum
c. Luka bakar ringan
i. Luka bakar dengan luas <15% pada dewasa
ii. Luka bakar dengan luas <10% pada anak usia lanjut
iii. Luka bakar dengan luas <2% pada segala usia (tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum)
6. Penatalaksanaan
Sesuai prosedur ATLS :
a. Bebaskan jalan nafas kemungkinan terjadi edema laring
b. Pemberian oksigen lembab 5L/menit
c. Resusitasi cairan sesuai formula Baxter-Parkland
i. Baxter : 4ml/kgBB/% luka bakar
ii. Parkland : % x BB x 4cc
iii. Cara pemberian : setengah dari jumlah cairan diberi dalam 8 jam
pertama, sisanya 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan
elektrolit yaitu RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberi
setengah cairan hari pertama
d. Monitoring tanda vital, diuresis dari waktu ke waktu
e. NGT bila diperlukan
f. Antibiotik spektrum luas
g. Analgetik
h. Penutupan defek dengan skin grafting
i. Perawatan luka dengan salep antitopikal, yaitu silver sulfadiazine mafenide
acetate. Diolesi tiapa 6-12 jam, dibersihkan dengan kas asteril. Jangan biarkan
kulit tanpa salep >2-3 menit untuk mencegah penguapan cairan dikulit
7. Komplikasi
a. Awal
i. Hiperkalemia (dari sitolisis pada luka bakar luas)
ii. Gagal ginjal akut (kombinasi dari hipovolemia. Sepsis, toksin jaringan)
iii. Infeksi (waspadai streptokokus)

iv. Ulkus akibat stres (ulkus curling)


b. Lanjut
kontraktur
8. Prognosis
Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia lanjut.
Pada usia yang snagat muda (terutama bayi) beberapa hal mendasar menjadi
perhatian, antara lain sistem regulasi tubuh yang belum berkembang sempurna :
komposiss cairan intravaskular dibandingkan dengan cairan ekstravaskular,
interstitial, dan intraseluler yang berbeda dengan komposisi pada manusia dewasa,
sangat rentan terhadap suatu bentuk trauma. Sistem imunologik yang belum
berkembang sempurna merupakan salah satu faktor yang patut diperhitungkan karena
luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai