Anda di halaman 1dari 2

BK (Bimbingan & Konseling)

Selasa (2 Februari 2016), kami mahasiswa UNHASY Tebuireng dari kelas


Madin melakukan kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) dengan berkunjung ke
Madarasah Matholiul Anwar Lamongan. Kegiatan yang hanya berlangsung sehari
tersebut kami manfaatkan sebaik mungkin untuk menimba ilmu di Madarasah
tersebut.
Banyak hal yang kami pelajari dari Madarasah Matholiul Anwar, terutama
cara pengelolaan sebuah Madarasah yang bermanfaat untuk masyarakat luas.
Pengelolaan lembaga yang terstruktur dengan baik, sehingga menjadikan siswa
siswinya unggul dan berdaya saing. Menjadikan siswa siswi memiliki basic
agama yang baik dan mampu berdaya saing dalam kehidupan bukan tanpa ada
kendala. Salah satunya siswa yang bermasalah sehingga terganggu belajarnya di
sekolah. Disini kami belajar mengenai peranan Guru BK dalam menangani siswa
yang bermasalah sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Apa itu BK? BK merupakan kepanjangan dari Bimbingan dan Konseling,
yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jika selama ini BK dianggap sebagai
Polisi Sekolah, sehingga siswanya takut dan enggan untuk berurusan dengan BK
maka di Madarasah Matholiul Anwar BK diterapkan sebagai sahabat siswa,
dimana Guru BK sangat peduli kepada siswa.
Keberhasilan Guru BK Madarasah Matholiul Anwar dalam menangani
siswa yang bermasalah dan menjadi sahabat bagi siswa, membuat kami kagum
dan terus menggali ilmu lebih banyak lagi tentang bagaimana menghadapi siswa
yang bermasalah. Terdapat beberapa tahapan untuk mengidentifikasi
permasalah siswa sehingga muncul cara untuk mengatasi permasalahn tersebut,
yang terpenting adalah membangun kepercayaan siswa terhadap guru BK,
karena dengan begitu guru lebih mudah menggali akar dari permasalahan yang
dihadapi siswa. Karena jumlah siswa yang terbilang banyak (1500 siswa) dan
jumlah guru yang minim, menjadi problem tersendiri bagi guru BK Madarasah
Matholiul Anwar. Sehingga ada pembagian satu orang guru menangani 500
siswa, padahal standartnya itu satu orang guru mengampu 150 siswa.
Dari keterbatasan yang ada tidak membuat para guru BK di Madarasah
Matholiul Anwar mengeluh, mereka memanfaatkan fasilitas dan SDM yang ada
sebaik mungkin untuk memberi pelayanan terbaik pada siswa. Mereka tidak
segan untuk melakukan bimbingan dan konseling diluar ruangan untuk menjalin
kedekatan dengan siswa. Mereka memiliki beberapa cara untuk mencari
informasi mengenai siswa siswinya, salah satu problem yang sering dihadapi
siswa dan mengganggu proses belajar disekolahnya adalah keterlambatan
datang ke sekolah dan bolos sekolah yang terlihat dari absen kehadiran.
Terkadang mereka juga menerima pengaduan dari guru wali kelas yang melihat
tingkal laku yang berbeda dari siswanya, bahkan mereka juga menerima
pengaduan dari masyarakat sekitar yang melihat siswa pulang sebelum
waktunya. Sehingga dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, bahkan setiap satu

minggu sekali ada pertemuan dengan masing masing ketua kelas untuk
memberikan laporan tentang perilaku teman teman sekelasnya.
Setelah memperoleh data siswa yang memiliki masalah, guru melakukan
proses pemanggilan siswa untuk mencari penyebab permasalahan itu. Namun
tidak semua siswa senang berhadapan dengan guru BK, karena malu ataupun
takut jika harus datang ke ruang BK. Sehingga guru harus memakai cara lain,
yaitu pemanggilan menggunakan memo sehingga mereka merasa terjaga
privasinya. Menjaga kerahasiaan data siswa menjadi tugas utama guru BK untuk
mendapat kepercayaan siswa sehingga siswa nyaman dan dengan sendirinya
datang berkonsultasi ke ruang BK.
Dari sekian permasalahan yang dihadapi siswa, mayoritas penyebab
utamanya adalah berasal dari keluarga broken home, sehingga dibutuhkan
kerjasama dengan wali murid untuk mencari solusinya. Untuk bekerjasama
dengan wali murid, para guru sudah mengantongi data wali murid termasuk no
tlp yang bisa dihubungi sehingga dengan mudah guru bisa melaporkan
perkembangan siswa, namun ketika no tlp tidak bisa dihubungi atau tidak punya
no tlp guru sekali lagi tidak segan untuk dating langsung ke rumah siswa untuk
berkomunikasi dengan wali murid. Sedangkan untuk sanksi ketertiban siswa di
sekolah, guru BK bekerjasama dengan guru kesiswaan untuk memberikan sanksi
yang membuat siswa jera, sanksi yang diberikan tidak bersifat kekerasan namun
bersifat mendidik siswa agar tidak mengulangi kesalahan yang diperbuat.
Akhirnya kami memahami betapa pentingnya peranan guru BK dalam
proses belajar mengajar di sekolah, merubah pola fikir kita yang menganggap
guru BK adalah polisi sekolah itu salah karena guru BK begitu peduli terhadap
siswa agar mereka merasa nyaman belajar di sekolah dan bisa mengembangkan
potensi yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai