Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KIMIA KOMPUTASI

BAB 3 dan BAB 5


Lina Lathifa/4311413041/Kimia 1
BAB 3. MEKANIKA MOLEKULER
1.

E= (r - r0)2 + ( 0)2 + [1+ cos (n ] + i j + + i j


a. Makna masing-masing suku pada persamaan diatas
Jawab:
(r - r0)2
: rentangan ikatan dan persamaan energy rentangan
( 0)2
: energy sebagai fungsi sudut ikat
[1+ cos (n ]
:sudut torsi dan persamaan energy torsi
i j +
: suku van der waals
i j
: suku elektrostatik
b. Kekuatan dan kelemahan metode mekanika molekular dalam penentuan sifat
senyawa
Jawab :
Kelebihan :
1.
2.
3.
4.

Membutuhkan waktu relatif singkat


Tidak menggunakan komputer kapasitas tinggi
Dapat digunakan untuk menganalisis senyawa dengan massa molekul tinggi
Lebih sederhana karena metode ini menggunakan dasar hukum-hukum
fisika klasik sebagai perhitungannya

Kekurangan:
1. Mekanika molekular secara umum tidak dapat digunakan untuk
menggambarkan struktur yang jauh dari kesetimbangan seperti keadaan
transisi
2. Hasil perhitungan kurang tepat apabila dibandingkan dengan metode yang
lain
BAB 5. METODE SEMIEMPIRIS
3. Jawab:
1.
a. Karena dengan melakukan optimasi geometri maka dapat diperoleh bentuk
geometri

palig optimal. Yang terjadi pada proses optimasi geometri adalah

gerakan molekul dan perhitungan energi, momen dipol serta yang lainnya
berdasarkan iterasi tertentu. Optimasi geometri selesai ketika diperoleh bentuk
geometri optimal dimana komputer akan menghentikan perhitungan dan didapat
data energgi yang stabil.

b. Tidak langsung dapat menentukan yang lebih negatif lebih akurat. Kita harus
menntukan

hasil

perhitungan

yang

lain

seperti

momen

dipol

dan

mebandingkannya dengan data ekperimen yang telah ada.yang paling mendekati


data eksperimen adalah yang lebih tepat.
c. Karena adaya rintangan sterik
d. Ukuran subtituen C-3 pentana dion terpengarung dengan posisi gugus keton.
e. Perubahan yang terjadi pada subtituen adalah bentuknya yaitu sebagai berikut :

Bentuk optimalisasi AM 1
E=-718.4483 kcal/mol Grad=0.093 Conv=YES(36 cycles 87 points) [Iter=1
Diff=0.00000]
ENERGIES AND GRADIENT
Total Energy
=-29228.3013899 (kcal/mol)
Total Energy
=-46.578257361 (a.u.)
Binding Energy
=-718.4483099 (kcal/mol)
Isolated Atomic Energy =-28509.8530800 (kcal/mol)
Electronic Energy
=-87080.5679638 (kcal/mol)
Core-Core Interaction =57852.2665738 (kcal/mol)
Heat of Formation
=255.1196901 (kcal/mol)
Gradient
=0.0928276 (kcal/mol/Ang)

Bentuk optimalisasi PM3


ENERGIES AND GRADIENT
Total Energy
=-26911.6046898 (kcal/mol)
Total Energ
=-42.886366625 (a.u.)
Binding Energy
=-741.1978158 (kcal/mol)
Isolated Atomic Energy = -26170.4068740 (kcal/mol)
Electronic Energy
=-83850.4334497 (kcal/mol)
Core-Core Interaction =56938.8287599 (kcal/mol)
Heat of Formation
=232.3701842 (kcal/mol)
Gradient
=0.0944459 (kcal/mol/Ang)
f. Bentuknya sebagai berikut :

Optimalisasi geometi AM 1
E=-2678.1514 kcal/mol Grad=0.669 Conv=NO(104 cycles 239 points) [Iter=1
Diff=0.00194]

Optimalisasi Geometri PM 3
E=-2684.1342 kcal/mol Grad=0.435 Conv=NO(104 cycles 234 points) [Iter=1
Diff=0.00075]
2. Jawabannya :
a. Berdasarkan data yang di tampilkan menunjukkan metode MM+

tidak mampu

menghitung momen dipol secara tepat. Perhitungan momen dipol menggunakan


MM+ sebesar 1,069 sedangkan berdasarkan data eksperimen 1,70. Hal ini tentu
saja sangat jauh antara perhitungan secara teoritik dan eksperimen sehingga dapat
disimpulkan metode MM+ tidak dapat menghitung momen dipol dengan tepat.
b. Beberpa himpunan basis dapat diterangkan di bawah ini :
1) STO-3G maksudnnya adalah merupakan basis set minmal yang
mengandung jumlah minimum fungsi dasar yang dibutuhkan untuk setiap
atom. Basis set ini menggunakan orbital tipe atomik ukuran tertentu. Basis
set ini menggunakan 3 primitif gaussian setiap fungsi dasar, sesuai naanya
3G. STO bermaksud Slater-Type Orbital, dan basis set STO-3G
memeperkirakan irbital Slater dengan fungsi gaussian.

2) Basis set 3-21G merupakan basis set split valence yaitu basis set yang
mempunyai dua atau lebih fungsi dasar untuk setiap orbital valensi. Dimana
orbital utama dan bukan utama dalam ukuran.
3) Basis set 6-31G adalah polarized basis set yaitu basis set yang menambah
orbital dengan momentum angular di luar apa yag diperlukan untuk
keadaan dasar untuk gambaran setiap atom. Sebagai contoh dengan basis
set ini menambah fungsi d ke atom karbondan fungsi f ke atom transisi,
beberapa yang lain menambah fungsi p ke atom hidrogen.
4) Basis set 6-31G* adalah basis set 6-31G dengan fungsi difusi ditambahkan
ke atom berat. Basis set ini disebut fungsi difusi yaitu versi ukuran dari
fungsi tipe s- dan p_ (sumbu lawan fungsi ukuran valensi standar). Fungsi ii
membolehkan orbital menempati bagian ruang yang lebih besar. Basis set
dengan fungsi difusi penting untuk sistem dimana elektron relatif jauh dari
inti : molekul dengan pasangan elektron bebas,

anino dan sistem lain

dengan potensial ionisasi rendah, deskripsi absolut dan sebagainya.


5) Basis set 6-31G** yaitu high angular momentum basis set yang berguna
untuk banyak sistem. Basis set ini menambahkan multipel fungsi polarisasi
per atom ke basis set tripel zeta.
c. Berdasarkan tabel maka basis set yang saya pilih adalah basis set AM-1 karena
basis set ini meghitung dengan tepat momen dipol dan sudut COH. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan metode AM-1 momen dipolnya adalah 1,621 mendekati
data eksperimen 1,70 sedangkan sudut COH berdasarkan data eksperimen yaitu
108,500 sedangkaan dengan AM-1 mendekati hasil tersebut yaitu 107,1610.
d. Tidak menggunakan parameter pada kolom ke-2 karena tidak ada pembanding
dengan data eksperimen sehingga tidak dapat mennentukan metode kimia
komputasi yang tepat.
e. Dengan melihat perhitungan di atas maka basis set yang saya pilih adalah basis
set AM-1 karena basis set ini meghitung dengan tepat momen dipol dan sudut
COH. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode AM-1 momen dipolnya
adalah 1,621 mendekati data eksperimen 1,70 sedangkan sudut COH berdasarkan
data eksperimen yaitu 108,500 sedangkaan dengan AM-1 mendekati hasil tersebut
yaitu 107,1610.

Anda mungkin juga menyukai