Anda di halaman 1dari 7

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada praktikum ini kita menggunakan 3 (tiga) spesimen yaitu annealing, base
metal dan quenching. Adapun hasil yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Hasil dari pengujian spesimen annealing itu berupa :

(a)

(b)

Gambar 20. Pengujian annealing pada (a) sebelum dietsa, (b) sesudah
dietsa.
Pada proses pengujian annealing ini dapat dilihat bahwa pada spesimen (a)
sebelum dietsa dapat terlihat bahwa struktur permukaan spesimen masih
terlihat kasar dan masih terlihat garis garis sisa dari pengamplasan yang
masih jelas. Sedangkan pada spesimen (b) yang telah dicelupkan kedalam
larutan etsa dapat terlihat bahwa struktur permukaan dari spesimen tersebut
lebih halus dan rata itu terjadi karena pada bagian permukaan spesimen
dengan struktur atom yang tidak terlalu kuat akan mengalami pelarutan.

24

2. Hasil dari pengujian spesimen base metal itu berupa :

(a)

(b)

Gambar 21. Pengujian base metal pada (a) sebelum dietsa (b) sesudah dietsa.
Pada proses pengujian base metal ini dapat dilihat bahwa pada spesimen (a)
sebelum dietsa dapat terlihat bahwa struktur permukaan spesimen masih terlihat
kasar dan masih terlihat garis garis sisa dari pengamplasan yang masih jelas.
Sedangkan pada spesimen (b) yang telah dicelupkan kedalam larutan etsa dapat
terlihat struktur mikro dari base metal lebih renggang dibandingkan dengan
anneling dan quenching. Pada foto spesimen, warna yang lebih terang adalah
ferit, dan butirannya besar dan fasa yang ada merupakan larutan padat intrerself
(sel antara) dengan atom karbon yang sangat liat dengan kata lain karbon dalam
ferit sangat rendah yaitu 0,05 %, sampai pada suhu 723 o C dan pada suhu kamar
0,08 % memiliki se satuan kubus (BCC) dan berada di bawah temperature 9,2 o
C. Pada diagram besi karbida sifatnya lunak dan tahan korosi.

25

3. Hasil dari pengujian spesimen quenching itu berupa :

(a)

(b)

Gambar 22. Pengujian quenching pada (a) sebelum dietsa (b) sesudah dietsa.
Pada proses pengujian quenching ini dapat dilihat bahwa pada spesimen (a)
sebelum dietsa dapat terlihat bahwa struktur permukaan spesimen masih
terlihat kasar dan masih terlihat garis garis sisa dari pengamplasan yang
masih jelas. Sedangkan pada spesimen (b) yang telah dicelupkan kedalam
larutan etsa dapat terlihat bahwa struktur permukaannya dari kasar berubah
menjadi lebih halus dan terlihat garis garis sisa pengamplasan menghilang.
Proses quenching akan optimal jika selama proses transformasi, struktur
austenit dapat dikonversi secara keseluruhan membentuk struktur martensit.
Karena quenching merupakan salah satu teknik perlakuan panas yang
diawali dengan proses pemanasan sampai temperatur austenit (austenisasi)
diikuti pendinginan secara cepat, sehingga fasa austenit langsung
bertransformasi secara parsial membentuk struktur martensit.

26

4. Tabel Pengamplasan
Adapun tabel-tabel dalam proes pengamplasan adalah:
Tabel 1. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 60
Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
Sampai halus
Sampai halus
Sampai halus

Tabel 2. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 100


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel 3. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 150


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel 4. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 360


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel 5. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 400


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

27

Tabel 6. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 800


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel 7. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 1000


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel 8. Proses pengamplasan menggunakan amplas nomor 1500


Rpm
75
75
75

Variasi Spesimen
Annealling
Base Metal
Quenching

Waktu
5 menit
5 menit
5 menit

Tabel diatas menjelaskan bahwa spesimen annealling, base metal dan quencing
diamplas berulang kali dengan kecepatan 75 rpm. Proses pengamplasan tersebut
dilakukan hingga spesimen tersebut sudah memperlihatkan hasil permukaan
yang rata.

B. Pembahasan
Pada percobaan metallografi ini spesimen annealling, base metal dan quenching
melalui

beberapa

tahapan.

Pertama

spesimen

dimounting

dengan

cara

mencampurkan resin polyester dan hardener dengan perbandingan 5:1 Sebelum


cairan resin polyester mengeras cairan tersebut dimasukan kedalam cetakan yang
sudah dilumasi grease di dalam dan tatakan keramiknya, lalu spesimen dimasukan
ke dalam mesin inkubator hingga mengeras. Setelah mengeras dan dingin

28

spesimen dilepaskan dari cetakan lalu bersihkan spesimen dari grease dengan
menggunakan tisu.
Setelah proses mounting lanjut ke tahapan grinding persiapkan amplas 60, 100,
150, 360, 400, 800, 1000, dan 1500. Proses grinding

menggunakan mesin

polisher, amplas 60 dan 100 sampai amplas 1500 dipasang pada mesin polisher
secara bergantian. Dengan kecepatan 75 Rpm spesimen di amplas menggunakan
amplas 60 sampai halus dan amplas 100 serta amplas 150 selama 5 menit sambil
diberi air agar tidak ada debu yang menempel pada spesimen dan tidak terjadi
pemanasan. Setelah itu spesimen diamplas dengan amplas 360 selama 5 menit,
amplas 400 selama 5 menit, amplas 800 selama 5 menit, amplas 1000 selama 5
menit, dan amplas 1500 selama 5 menit. Tujuan dari proses ini agar spesimen
menjadi halus dan rata.
Setelah grinding selesai spesimen melalui tahapan polishing yaitu mengkilapkan
spesimen dengan cara melumasi bagian spesimen dengan autosol lalu spesimen
digosok-gosok ke kain bludru selama 10 detik agar spesimen terlihat mengkilat.
Setelah itu spesimen dibersihkan menggunakan air dan di keringkan dengan tisu,
bagian spesimen tidak boleh disentuh jari agar spesimen yang sudah mengkilat
tidak berubah permukaannya. Setelah proses ini selesai spesimen di observasi
dengan menggunakan mikroskop untuk melihat struktur mikro spesimen tersebut
agar dapat dibandingkan dengan struktur mikro spesimen yang melalui tahapan
etsa. Setelah itu spesimen melalui tahapan etsa yaitu dengan mencelupkan
spesimen kedalam cairan etanol. Untuk mendapatkan cairan etanol kita harus
mencampurkan cairan resin dengan cairan hardness dengan perbandingan 5:1.
Lalu spesimen dicelupkan ke dalam cairan etanol selama 10 detik setelah itu siram
spesimen dengan air dan keringkan dengan tisu lalu observasi spesimen
menggunakan mikroskop maka akan tampil struktur mikro spesimen tersebut yang
sudah melalui tahapan etsa.

29

Dari hasil pengujian terhadap ketiga spesimen ini terdapat perbedan struktur
permukaan antara spesimen yang belum di berikan larutan etsa dengan spesimen
yang telah diberikan larutan etsa. Pada spesimen yang telah di celupkan ke dalam
larutan etsa struktur permukan jauh lebih halus dan garis-garis yang ditimbulkan
oleh proses pengamplasan tidak terlihat dibandingkan dengan spesimen yang
belum dicelupkan ke dalam larutan etsa. Selain itu dari ketiga spesimen juga
terdapat perbedaan, dimana struktur mikro annealing lebih rapat dibandingkan
dengan base metal dan lebih renggang dibandingkan dengan quenching. Dan pada
prosesnya base metal tidak menggunakan perlakuan panas , sedangkan annealing,
dan quenching menggunakan perlakuan panas dan perubahan struktur permukaan
logam tersebut juga dipengaruhi oleh proses pendinginan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai