Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
dan
organisasi-organisasi
non
pemeritahan
perlu
dikenal,
dipahami,
motivasi anak agar senang mempelajari ilmu dan memperoleh pengetahuan, sehingga pada
akhirnya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran.
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistim pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan
pembelajaran PKn. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah model pembelajaran kooperatif yang merupakan metode mengajar lebih cocok dan
diperlukan apabila hendak memberi kesempatan kepada siswa: untuk mengekspresikan
kemampuannya,berpikirkritis,menilaiperannya.
Pengajaran PKn perlu diperbaharui, di mana siswa diberikan porsi lebih banyak
dibandingkan dengan guru, bahkan siswa harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar, untuk
mengembangkan potensi
Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk
mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau
anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan
antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi.
Guru memiliki tanggung jawab agar pembelajaran yang diberikan dapat berhasil dengan
baik. Keberhasilan ini banyak bergantung kepada usaha guru membangkitkan aktivitas belajar
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal
yang belum jelas,mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan
yang
dapat menunjang prestasi belajar. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan
lama tersimpan di dalam benak anak didik.
data sebagai berikut: kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa
kurang aktif mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, metode yang digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan pada penanaman informasi/
konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja; dalam proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa merasa kurang mendapatkan pengarahan dan
bimbingan dalam belajar mandiri. Hal ini berdampak pada hasil belajar PKn siswa SDN 008 Loa
Kulu di mana hasil belajar siswa yang nilainya memenuhi Kriteria ketuntasan Minimal 75
hanya 40 % siswa dari 23 siswa
Terkait dari permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian perbaikan
pembelajaran dengan judul Meningkatkan hasil belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi
melalui Model pembelajaran kooperatif Script pada Siswa Kelas V SDN 008 Loa Kulu tahun
2016.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana upaya Meningkatkan hasil
belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi melalui Model pembelajaran kooperatif Script
pada Siswa Kelas V SDN 008 Loa Kulu tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil belajar PKn Materi Kebebasan
Berorganisasi melalui Model pembelajaran kooperatif Script pada Siswa Kelas V SDN 008 Loa
Kulu tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis manfaat tersebut dipaparkan sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan metode pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar
melalui model pembelajaran kooperatif script . Dengan demikian, hasil belajar siswa, khususnya
pembelajaran PKn dapat ditingkatkan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
kreativitas serta aktivitas belajar siswa, sehingga siswa dapat berpikir secara kritis, rasional,
dan kreatif
b. Bagi guru Menambah pengetahuan dalam mengembangkan model pembelajaran
c. Bagi Sekolah Sebagai nilai tambah dan perbaikan materi pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran PKn
a. Pengertian Pembelajaran PKn
Istilah yang sering digunakan selain PKn adalah civics. Henry Randall Waite (1886)
seperti dikutip oleh Sumantri (2001: 281) merumuskan pengertian Civics sebagai ilmu
kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan: (a) perkumpulan yang
terorganisir (organisasi sosial, organisasi ekonomi, dan organisasi politik); dan (b) individu
dengan
negara.
Istilah
lain
yang
hampir
sama
maknanya
dengan
civics
adalah
citizenship.Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu dari lima tradisi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yakni citizenship tranmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek
pendidikan Kewarganegaraan (citizenship education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler,
dan aspek social budaya.
Secara akademis pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai suatu bidang
kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologis dan sosial budaya
kewarganegaraan individu, dengan menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai landasan
kajiannya atauan penemuannya intinya yang diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang relevan,
dan mempunyai implikasi kebermanfatan terhadap instrumentasi dan praksis pendidikan
setiapwarga negara dalam konteks sistem pendidikan nasional (Winataputra,2004).
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berubah menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan dalam Kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran
Kewarganegaraan(Citizenship).
Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Malik Fajar (2004) bahwa PKn sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab, PKn
memiliki peranan yang amat penting. Mengingat banyak permasalahan mengenai pelaksanaan
PKn sampai saat ini, maka arah baru PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam
bentuk standar nasional, standar materi serta model-model pembelajaran yang efektif dalam
mencapai tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
Pertama, PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin
ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psikologi, dan disiplin ilmu
lainnya, yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses
pengembangan konsep, nilai, dan perilaku demokrasi warganegara. Kemampuan dasar terkait
dengan kemampuan intelektual, sosial (berpikir,bersikap, bertindak, serta berpartisipasi dalam
hidup bermasyarakat). Substansi pendidikan (cita-cita, nilai, dan konsep demokrasi) dijadikan
materi kurikulum PKn yang bersumber pada pilar- pilar demokrasi konstitusional Indonesia.
Kedua, PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
Pembangunan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warga negara yang cerdas dan
berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan (civic
intelligence), tanggungjawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga
negara sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
Ketiga, PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah yang lebih inspiratif dan pertisipatif dengan menekankan pada pelatihan
penggunaan logika dan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif
dikembangkan bahan belajar interaktif yang dikemas dalam berbagai bentuk paket seperti bahan
belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari lingkungan
masyarakat sebagai pengalaman langsung. Di samping itu upaya peningkatan kualifikasi dan
mutu guru PKn perlu dilakukan secara sistematis agar terjadinya kesinambungan antara
pendidikan guru melalui LPTK, pelatihan dalam jabatan, serta pembinaan kemampuan
profesional guru secara berkelanjutan dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
hasil belajar yang diharapkan.
Keempat, kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman, sikap,
dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui mengajar demokrasi
(teaching democraty), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara
hidup berdemokrasi (doing democray). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat
kendali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga
dapat lebih berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio
siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi, yang disyaratkan dalam membangun suatu
tatanan masyarakat yang demokratis dan beradab, maka setiap warga negara haruslah memiliki
karakter atau jiwa yang demokratis yang meliputi:
a) Rasa hormat dan tanggungjawab terhadap sesama waga negara terutama dalam konteks
adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan
agama, dan ideologi politik. Selain itu, sebagai warga negara yang demokrat, seorang warga
negara juga dituntut untuk turut bertanggung jawab menjaga keharmonisan hubungan antara
etnis serta keteraturan dan ketertiban negara yang berdiri di atas pluralitas tersebut.
b) Bersikap kritis terhadap kenyataan empiris (realitas sosial, budaya, dan politik) maupun
terhadap kenyataan supra empiris (agama, mitologi, kepercayaan). Sikap kritis juga harus
ditunjukkan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis
terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang
bertanggung jawab terhadap apa yng dikritik.
c) Membuka diskusi dan dialog yakni perbedaan dan pandangan serta perilaku merupakan
realitas empirik yang pasti terjadi di tengah komunitas warga negara, apalagi di tengah
komunitas masyarakat yang plural dan multietnik. Untuk meminimalisasi konflik yang
ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang untuk berdiskusi dan berdialog
merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri
untuk dialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap warga Negara yang demokrat.
d) Bersikap terbuka yang merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia,
termasuk rasa menghargai terhadap hal-hal yang mungkin asing. Sikap terbuka yang
didasarkan atas kesadaran akan pluralism dan keterbatasan diri akan melahirkan kemampuan
untuk menahan diri dan tidak secepatnya menjatuhkan penilaian dan pilihan.
e) Rasional yaitu memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional
adalah sesuatu hal yang harus dilakukan. Keputusankeputusan yang diambil secara rasional
akan mengantarkan sikap yang logis yang ditampilkan oleh warga negara, Sementara, sikap
dan keputusan yang diambil secara tidak rasional akan membawa implikasi emosional dan
cenderung egois. Masalah-masalah yang terjadi di lingkungan warga negara, baik persoalan
politik, sosial, budaya, dan sebagainya, sebaiknya dilakukan dengan keputusan-keputusan
yang rasional.
f) Adil adalah menempatkan sesuatu secara proporsional. Tidak ada tujuan baik yang patut
diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil. Penggunaan cara-cara yang tidak adil adalah
bentuk pelanggaran hak asasi dari orang yang diperlakukan tidak adil. Dengan semangat
keadilan, maka tujuan-tujuan bersama bukanlah suatu yang didiktekan tetapi ditawarkan.
Mayoritas suara bukanlah diatur tetapi diperoleh.
g) Jujur yaitu memiliki sikap dan sifat yang jujur bagi warga negara merupakan suatu yang
niscaya. Kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan diri keharmonisan
hubungan antar warga negara. Sikap jujur bias diterapkan di segala sektor, baik politik,
sosial dan sebagainya. Kejujuranpolitik adalah bahwa kesejahteraan warga.
c. Ruang Lingkup PKn
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di
sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum
dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat,
Kebebasan
berorganisasi,
Kemerdekaan
mengeluarkan
pendapat,
SUB ASPEK
1. Persatuan bangsa dan negara
2. Nilai dan norma (agama, kesusilaan,
kesopanan dan hukum)
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan hidup warga Negara
5. Kekuasaan dan Politik
6. Masyarakat demokrasi
7. Pancasila dan Konstitusi negara
8. Globalisas
3. Kerjasama
Sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang mempunyai tujuan yang sama jika tidak
bekerjasama tidak dapat disebut sebagai sebuah organisasi.
4. Pengaturan.
Pengaturan dalam sebuah organisasi harus ada agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengaturan meliputi struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian kerja, penentuan AD dan
ART, dll.
Manfaat ikut aktif dalam organisasi antara lain :
a. Menambah wawasan dan pengalaman
b. Mengetahui dan mengembangkan bakat
c. Menambah teman
d. Mudah bergaul
e. Melatih diri mandiri
f. Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat
g. Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh.
h. Memudahkan menyelesaikan masalah
i. Memudahkan mencapai tujuan bersama
j. Menambah teman.
k. Melatih hidup bermasyarakat.
l. Melatih hidup bersama dengan orang lain.
m. Belajar menghormati orang lain.
n. Belajar memecahkan masalah secara bersama-sama.
o. Belajar mengemukakan pendapat.
p. Belajar menghargai pendapat orang lain.
q. Belajar menaati dan berdisiplin dengan tata tertib.
r. Menambah pengetahuan dan pengalaman.
s. Menumbuhka rasa tanggung jawab
t. Melatih diri Berani tampil di depan umum.
b. Kepramukaan
Siswa SD termasuk dalam kelompok pramuka siaga (7-11 tahun) atau penggalang (11-15 tahun)
c.
Koperasi Sekolah
Anggota koperasi sekolah adalah semua siswa, guru dan karyawan.
Koperasi sekolah didirikanuntuk memenuhi kebutuhan anggotanya, karena itu koperasi sekolah
biasanya menjual buku, balpoin, penggaris dll.
f.
Komite sekolah
Komite sekolah didirikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Anggota komite sekolah biasanya terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh agama
g. Klub olahraga, misalnya klub sepak bola, klub basket, klub catur, dll
h. Klub kesenian, misalnya klub karawitan, klub tari, paduan suara, dll
i.
a.
Organisasi di masyarakat
RT (Rukun Tetangga)
RT dibentuk untuk memberikan pelayanan pada masyarakat di sekitarnya, misalnya dalm
pembuatan KTP, mengurus surat pindah, dll
b. RW (Rukun Warga)
Merupakan gabungan dari beberapa RT
c.
Karang Taruna
Merupakan organisasi pemuda atau remaja di suatu desa atau kelurahan.
d. Desa/Kelurahan
Desa/ Kelurahan merupakan satu kesatuan masyarakat hokum yang memiliki batas-batas wilayah
tertentu.
e.
f.
Dewan Kelurahan
Tugas dewan kelurahan adalah memberikan masukan pada kepala kelurahan.
i.
j.
Organisasi Profesi, misalnya : IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia),
k.
l.
Organisasi Olahraga, misalnya : PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia), Persib, PBVSI
(Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia), PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indoneisa), Klub
Sepak bola, klub renang, klub tinju, dll