Anda di halaman 1dari 18

RANCANGAN CASE

CONTROL DAN KOHORT


KELOMPOK 9

PENGERTIAN CASE
CONTROL
Penelitian case control merupakan penelitian
jenis analitik observasional yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
status paparannya. Hal tersebut bergerak dari
akibat ( penyakit ) ke sebab ( paparan ).
Ciri-ciri dari penelitian case control adalah
pemilihan subyek yang didasarkan pada
penyakit yang diderita, kemudian lakukan
pengamatan yaitu subyek mempunyai riwayat
terpapar faktor penelitian atau tidak.

Penelitian case control dapat


digunakan untuk mencari hubungan
seberapa jauh faktor resiko
mempengaruhi terjadinya suatu
penyakit. Misalnya adalah hubungan
antara intensitas atau jangka waktu
penyemprotan nyamuk demam
berdarah ( Fooging ) dengan
seberapa banyak warga yang
terjangkit penyakit DBD.

TAHAPAN PENELITIAN CASE


CONTROL
Tahap-tahap penelitian case control ini adalah
sebagai berikut :
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
yang sesuai
Setiap penelitian diawali dengan penetapan pertanyaan penelitian
kemudian disususn hipotesis yang akan diuji validitasnya.

Misalnya pertanyaannya adalah :


Apakah terdapat hubungan antara konsumsi jamu peluntur pada
kehamilan muda dengan kejadian penyakit jantung bawaan pada
bayi yang dilahirkan ?

Hipotesis yang ingin diuji adalah:


Pajanan terhadap jamu peluntur lebih sering terjadi pada ibu yang
anaknya menderita penyakit jantung bawaan PJB disbanding pada
ibu yang anaknya tidak menderita PJB.

Mendeskiripsikan variable
penelitian: faktor risiko, efek
Intensitas pajanan faktor resiko dapat dinilai
dengan cara mengukur dosis,frekuensi atau
lamanya pajanan. Ukuran pajanan terhadap
faktor resiko yang berhubungan dengan
frekuensi dapat besifat :
Dikotom,
Polikotom
Kontiniu

Ukuran pajanan yang berhubungan


dengan waktu dapat berupa :
Lamanya pajanan (misalnya jumlah
bulan pemakaian AKDR) dan apakah
pajanan itu berlangsung terus menerus.
Saat mendapat pajanan pertama
Bilakah terjadi pajanan terakhir

Menentukan populasi terjangkau dan sampel


(kasus,kontrol), dan cara untuk pemilihan
subyek penelitian.
Kasus
Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru+lama)
Tempat pengumpulan kasus
Saat diagnosis
Kontrol
Memilih kasus dan control dari populasi yang sama
Matching
Cara lainnya adalah dengan memilih lebih dari satu
kelompok kontrol.

Menetapkan besar sampel


Jumlah subyek yang perlu diteliti untuk memperlihatkan
adanya hubungan antara faktor risiko dengan penyakit
perlu ditentukan sebelum penelitian dimulai.
Pada dasarnya untuk penelitian kasus control jumlah
subyek yang diteliti bergantung pada :
Beberapa frekuensi pajanan faktor risiko pada suatu populasi
Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R).
Derajat kemaknaan ( ) dan kekuatan (power= 1- ) yang
dipilih.
Biasa dipilih = 5%, = 10% atau 20% (power = 90% atau
80%)
Rasio antara jumlah kasus control
Apakah pemilihan control dilakukan dengan matching atau tidak

Melakukan Pengukuran
Pengukuran variable efek dan faktor risiko
merupakan hal yang dentral pada studi kasuskontrol. Penentuan efek harus sudah didefenisikan
denganjelas dalam usulan penelitian.

Menganalisis hasil penelitian


Analisis hasil studi kasus-kontrol dapat hanya
bersifat sederhana yaitu penentuan ratio odds,
sampai pada yang kompleks yakni dengan
analisis multivariate pada studi kasus control
dengan lebih dari satu faktor resiko.

KELEBIHAN CASE CONTROL


Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan
merupakan satu-satunya, cara untuk meneliti
kasus yang jarang atau yang masa latennya
panjang.
Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
Biaya yang diperlukan relative murah.
Memerlukan subyek penelitian yang lebih
sedikit.
Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
berbagai factor resiko sekaligus dalam satu
penelitian.

KEKURANGAN CASE
CONTROL
Data mengenai pajanan terhadap faktor resiko diperoleh
dengan mengandalakan daya ingat atau rekam medis.
Validasi mengenai informasi kadang kadang sukar
diperoleh.
Oleh karena kasus maupun control dipilih oleh peneliti
maka sukar untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok
tersebut benar sebanding dalam pelbagai faktor
eksternal dan sumber bias lainnya.
Tidak dapat memberikan incidence rates.
Tidak dapat diapakai untuk menentukan lebih dari 1
variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu
penyakit atau efek.

PENGERTIAN KOHORT
Penelitian Observasional kohort
merupakan penelitian epidemiologis
analitis noneksperimental yang
didasarkan pada pengamatan
sekelompok penduduk tertentu dalam
satu jangka waktu tertentu. Kelompok
kohort adalah sekelompok penduduk
yang memiliki persamaan dalam hal
tertentu dan merupakan kelompok yang
diamati sampai batas waktu tertentu.

Sesuai dengan sifat pengamatannya, studi


kohort disebut juga sebagai follow up
study, atau longitudinal prospective study.
Dalam merancang studi kohort analitis,
peneliti harus menetapkan hipotesis
penelitian serta menentukan faktor-faktor
risiko yang akan diamati, hasil kejadian
atau hasil luaran (penyakit atau gangguan
kesehatan) yang diharapkan terjadi, serta
lamanya waktu pengamatan.

BENTUK BENTUK STUDI


KOHORT
Studi kohor pada dasarnya dapat
dibagi dalam dua kelompok utama
yakni kohor
Prospektif dan
kohor retrospektif (historical cohort
study).

LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


PADA RANCANGAN KOHORT
Merumuskan pertanyaan penelitian
Penetapan populasi kohor
Dalam memilih populasi kohor harus diperhatikan
beberapa hal tertentu seperti berikut:
Populasi kohor sedapat mungkin agak stabil
Populasi kohor dapat bekerja sama selama penelitian;
Populasi kohor mudah diamati dan mudah terjangkau
untuk follow up selama penelitian;
Populasi kohor memiliki derajat keterpaparan yang
cukup
Anggota kohor tidak sedang menderita penyakit yarig
akan diamati.

Besarnya Sampel
sumber keterangan
keterpaparan
Identifikasi Subjek
Memilih kelompok kontrol
(pembanding)
Pengamatan hasil luaran
(timbulnya kejadian)
Perhitungan hasil penelitian
(insinden dan risiko)

KELEBIHAN KOHOR
Pada prinsipnya, penelitian ini memberikan gambaran yang
cukup lengkap tentang pengaruh dan sifat keterpaparan
(hubungan keterpaparan dengan kejadian penyakit serta sifat
penyakit yang diteliti).
Memungkinkan mengamati/meneliti pengaruh efek ganda dari
suatu sifat keterpaparan (penyebab) sehingga dapat
memberikan gambaran besarnya pengaruh taktor
keterpaparan seperti halnya pengaruh taktor risiko.
Memungkinkan perhitungan rate secara langsung yakni insiden
penyakit pada kelompok terpapar dan tidak terpapar.
Memungkinkan mencatat berbagai variabel yang dapat
ditemukan/diamati secara jelas dan sistematis.
Memungkinkan melakukan quality control (pengawasan
kualitas) dalam setiap pengukuran variabel yang diamati.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai