Anda di halaman 1dari 6

Bagaimanakah keterkaitan konsep diri seorang guru dengan kepemimpinan

kepala sekolah
A. PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah lingkungan yang didalamnya proses pendidikan
berlangsung. Keberhasilan proses pendidikan
tergantung

dari

komponen-komponen

pada sebuah sekolah sangat

pendukungnya.

Sebagaimana

telah

dijelaskan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005), menetapkan delapan Standar yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud
meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Artinya apabila semua
komponen tersebut telah tersedia, maka proses belajar mengajar bisa dipastikan
dapat berjalan. Terlepas dari baik atau tidaknya mutu dan kualitas proses
pembelajaran , maupun hasil pembelajaran pada sekolah tersebut. Mengapa hal ini
bisa terjadi, jawabannya adalah karena ada komponen penentu sebagai faktor
pendorong maju dan tidaknya proses dan hasil pendidikan pada sebuah lembaga
pendidikan atau sekolah yaitu standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan, mutu tenaga pendidik
(guru), dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, laboran, pustakawan,
tenaga administrasi, pesuruh) juga harus ditingkatkan. Guru menjadi unsur sumber
daya yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru
merupakan komponen manusiawi yang paling dekat interaksinya dengan siswa
dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah sebagai penanggung jawab
keterlaksanaan proses pembelajaran di kelas.
B. PEMBAHASAN
Pemberdayaan terhadap mutu guru perlu dilakukan secara terus menerus,
dan berkelanjutan. Guru dituntut untuk memiliki sederetan kecakapan agar bisa
disebut sebagai guru yang profesional. Guru Profesional adalah guru yang mampu
mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Sebagaimana
dijelaskan dalam UU RI No 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen, bahwa yang dimaksud
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.

Akan tetapi profesionalisme dalam bekerja yang baik juga dipengaruhi oleh
motivasi, kecakapan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan tidak akan
menghasilkan keluaran yang tinggi. Dua faktor penting yang mempengaruhi
kinerja pegawai dalam hal ini guru, yakni ; (1) sikap mental yang berupa motivasi
kerja, disiplin kerja dan etika kerja; (2) manajemen / kepemimpinan. Sikap mental
yang dimaksud adalah adanya konsep diri dari para guru sedangkan manajemen/
kepemimpinan adalah kepala sekolah selaku penentu kebijakan disekolah. Apabila
para guru di sekolah memiliki konsep diri yang positif, dengan di dukung
kemampuan kepemimpinan dari seorang kepala sekolah yang mumpuni maka
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan dalam arti luas, dan keberhasilan
dalam mencapai visi dan misi sekolah akan lebih mudah diwujudkan. Hal ini tidak
akan terjadi apabila keinginan untuk mencapai tujuan tersebut tidak mendapatkan
dukungan dari ke dua belah pihak. Sebaik apapun konsep diri yang dimiliki guru
tanpa dibarengi kemampuan kepemimpinan dan manajerial dari kepala sekolah
maka usaha untuk mencapai tujuan akan terhambat.
Yang dimaksud konsep diri disini adalah sebagaimana dijelaskan Stuart dan
Sundeen (dalam Dacey & Kenny, 1997), bahwa konsep diri adalah semua ide,
pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu

tentang dirinya dan

mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Keliat, 1992). Hal
ini termasuk persepsi individu akan sifat dan

kemampuannya, interaksi dengan

orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginannya.

Penghargaan mengenai diri akan menentukan

bagaimana individu akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang individu berpikir
bahwa dirinya bisa, maka individu tersebut cenderung sukses, dan bila individu
tersebut berpikir bahwa dirinya gagal, maka dirinya telah menyiapkan diri untuk
gagal. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang
mempengaruhi setiap aspek pengalaman, baik itu pikiran, perasaan, persepsi dan
tingkah laku individu, atau lebih ringkasnya konsep diri didefinisikan sebagai
pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.
Konsep diri dari seorang guru yang mendukung tercapainya visi dan misi
pendidikan, baik di lingkungan tempatnya bekerja atau tujuan pendidikan secara
umum adalah konsep diri yang positif. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep
diri yang positif

adalah: 1).Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Individu mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. 2). Merasa setara dengan orang lain. 3).
Menerima pujian tanpa rasa malu. 4). Menyadari bahwa setiap orang mempunyai
berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui
oleh masyarakat. 5). Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Sedangkan

konsep diri negative yang harus di hindari dari seorang guru adalah : peka terhadap
kritik, responsif sekali terhadap pujian, cenderung bersikap hiperkritis, cenderung
merasa tidak disenangi oleh orang lain, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Pada awalnya konsep diri memang hanya berkembang dari individu itu
sendiri, namun

seiring dengan bertambahnya usia, pandangan mengenai diri

sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan
orang lain (Taylor dalam Agustiani, 2006: 143). Konsep diri berkembang dalam dua
tahap: pertama, melalui internalisasi sikap orang lain terhadap kita; kedua melalui
internalisasi norma masyarakat. Dengan kata lain, konsep diri merupakan hasil
belajar melalui hubungan individu dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan istilah
looking glass self

yaitu memandang diri sendiri berdasarkan interpretasi dari

pandangan orang lain terhadap dirinya.


Guru dalam kesehariannya di sekolah selalu berinteraksi dengan komponen
lain di sekolah, baik dengan guru yang lain, dengan tenaga kependidikan atau staf
tata usaha, dengan peserta didik, komite sekolah dan yang paling penting adalah
interaksi seorang guru dengan Kepala Sekolah. Kepemimpinan seorang Kepala
Sekolah sangat berpengaruh terhadap konsep diri dari para guru. Pemberian
motivasi, penghargaan, pembimbingan dan hubungan yang luwes dari Kepala
Sekolah terhadap guru akan semakin menguatkan konsep diri positif yang dimiliki
para guru.
Kepemimpinan adalah seni dan kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain baik kelompok atau individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Kepala

sekolah mempunyai otoritas dalam mengelola

sekolahnya yang dipimpinya. Kepemimpinannya tidak akan berhasil bila hanya


otoritas yang merupakan pijakan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya, dia
harus mendapatkan pengakuan (acceptability) dari seluruh komponen yang ada di
sekolah tersebut, bahkan masyarakat. Acceptability merupakan syarat bagi kepala
sekolah. Kepala Sekolah harus mampu untuk mendorong atau mempengaruhi
guru untuk

melakukan

tugasnya

bukan dengan otoritas sebagai penguasa di

sekolah, melainkan dengan cara menggerakkan, mengerahkan, membimbing,


melindungi, membina, memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi bantuan
terhadap semua sumber daya manusia yang ada di suatu sekolah terutama guru.
C. PENUTUP
Kemampuan kepala sekolah dalam mempengaruhi serta memotivasi
bawahannya perlu untuk dimiliki guna untuk meningkatkan kinerja bawahannya.
Keberhasilan organisasi sekolah bukan hanya ditentukan oleh pemimpinnya saja
tetapi juga dapat didukung oleh pendayagunaan guru

karena kelemahan yang

dimiliki dari seorang pemimpin (kepala sekolah) bisa jadi terdapat pada kelebihan
yang dimiliki oleh bawahannya (guru) itu sendiri.
Kepemimpinan Kepala Sekolah akan diterima oleh guru-guru apabila gaya
kepemimpinan yang diterapkan sangat cocok dan disukai oleh guru-gurunya.
Sehingga kalau sudah demikian guru akan memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan kinerjanya, dan kosep diri positif dari para guru akan semakin
bertambah. Dan pada gilirannya akan meningkatkan kinerja guru dan hasil yang
ingin dicapai secara keseluruhan yaitu pendidikan yang bermutu.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis dan Nurhayati B. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
A.L Hartani. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang.
Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Bandung.
................., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Bandung.
Martoyo, Susilo. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Tugas

Bagaimanakah Keterkaitan Konsep Diri Seorang Guru Dengan Kepemimpinan


Kepala Sekolah?

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan


Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sugiyo, M.Si

Disusun Oleh :
DIKA DERMAWAN
NIM : 0102515057

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERITAS NEGERI SEMARANG
November
2015

Anda mungkin juga menyukai