kepala sekolah
A. PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah lingkungan yang didalamnya proses pendidikan
berlangsung. Keberhasilan proses pendidikan
tergantung
dari
komponen-komponen
pendukungnya.
Sebagaimana
telah
Akan tetapi profesionalisme dalam bekerja yang baik juga dipengaruhi oleh
motivasi, kecakapan tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan tidak akan
menghasilkan keluaran yang tinggi. Dua faktor penting yang mempengaruhi
kinerja pegawai dalam hal ini guru, yakni ; (1) sikap mental yang berupa motivasi
kerja, disiplin kerja dan etika kerja; (2) manajemen / kepemimpinan. Sikap mental
yang dimaksud adalah adanya konsep diri dari para guru sedangkan manajemen/
kepemimpinan adalah kepala sekolah selaku penentu kebijakan disekolah. Apabila
para guru di sekolah memiliki konsep diri yang positif, dengan di dukung
kemampuan kepemimpinan dari seorang kepala sekolah yang mumpuni maka
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan dalam arti luas, dan keberhasilan
dalam mencapai visi dan misi sekolah akan lebih mudah diwujudkan. Hal ini tidak
akan terjadi apabila keinginan untuk mencapai tujuan tersebut tidak mendapatkan
dukungan dari ke dua belah pihak. Sebaik apapun konsep diri yang dimiliki guru
tanpa dibarengi kemampuan kepemimpinan dan manajerial dari kepala sekolah
maka usaha untuk mencapai tujuan akan terhambat.
Yang dimaksud konsep diri disini adalah sebagaimana dijelaskan Stuart dan
Sundeen (dalam Dacey & Kenny, 1997), bahwa konsep diri adalah semua ide,
pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Keliat, 1992). Hal
ini termasuk persepsi individu akan sifat dan
orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginannya.
bagaimana individu akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang individu berpikir
bahwa dirinya bisa, maka individu tersebut cenderung sukses, dan bila individu
tersebut berpikir bahwa dirinya gagal, maka dirinya telah menyiapkan diri untuk
gagal. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang
mempengaruhi setiap aspek pengalaman, baik itu pikiran, perasaan, persepsi dan
tingkah laku individu, atau lebih ringkasnya konsep diri didefinisikan sebagai
pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.
Konsep diri dari seorang guru yang mendukung tercapainya visi dan misi
pendidikan, baik di lingkungan tempatnya bekerja atau tujuan pendidikan secara
umum adalah konsep diri yang positif. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep
diri yang positif
Individu mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. 2). Merasa setara dengan orang lain. 3).
Menerima pujian tanpa rasa malu. 4). Menyadari bahwa setiap orang mempunyai
berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui
oleh masyarakat. 5). Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Sedangkan
konsep diri negative yang harus di hindari dari seorang guru adalah : peka terhadap
kritik, responsif sekali terhadap pujian, cenderung bersikap hiperkritis, cenderung
merasa tidak disenangi oleh orang lain, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Pada awalnya konsep diri memang hanya berkembang dari individu itu
sendiri, namun
sendiri ini mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan
orang lain (Taylor dalam Agustiani, 2006: 143). Konsep diri berkembang dalam dua
tahap: pertama, melalui internalisasi sikap orang lain terhadap kita; kedua melalui
internalisasi norma masyarakat. Dengan kata lain, konsep diri merupakan hasil
belajar melalui hubungan individu dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan istilah
looking glass self
melakukan
tugasnya
dimiliki dari seorang pemimpin (kepala sekolah) bisa jadi terdapat pada kelebihan
yang dimiliki oleh bawahannya (guru) itu sendiri.
Kepemimpinan Kepala Sekolah akan diterima oleh guru-guru apabila gaya
kepemimpinan yang diterapkan sangat cocok dan disukai oleh guru-gurunya.
Sehingga kalau sudah demikian guru akan memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan kinerjanya, dan kosep diri positif dari para guru akan semakin
bertambah. Dan pada gilirannya akan meningkatkan kinerja guru dan hasil yang
ingin dicapai secara keseluruhan yaitu pendidikan yang bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis dan Nurhayati B. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
A.L Hartani. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang.
Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Bandung.
................., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Bandung.
Martoyo, Susilo. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Tugas
Disusun Oleh :
DIKA DERMAWAN
NIM : 0102515057