Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan
dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu
golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang
menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.
Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi
usia lanjut(lansia) juga meningkat. Tahun 1999, jumlah penduduk
lansia di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan
Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia
60 juta jiwa, mungkin salah satu terbesar di dunia. D i b a n d i n g k a n
dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak
t e r l a m p a u menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia yang
tinggi kemungkinan membuat rema tik jadi keluhan favorit.
Penyakit otot dan persendian ini sering menyerang lansia,
melebihi hipertensi dan jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan,
serta diabetes (Health-News,2007)
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya
dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi
otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami
atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini,
sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi,


reumatik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan,
dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:
nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda
utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan
gerak. (Soenarto, 1982).
Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata
g a n g g u a n m u s k u l o s k e l e t a l menempati urutan kedua 14,5%
setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia
>55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health). Dan
berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme
menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi
Darmojo).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian penyakit reumatik?
2. Apa etiologi penyakit reumatik?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit reumatik?
4. Apa saja yang menjadi manifestasi klinis dari penyakit reumatik?
5. Apa saja klasifikasi penyakit reumatik?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit reumatik?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit reumatik?
8. Apa saja komplikasi dari penyakit disentr?
C. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
Mengetahui gambaran umum tentang rheumatoid arthritis yang terjadi
pada lansia.
2. TUJUAN KHUSUS
a) Menjelaskan tentang pengertian dari penyakit reumatik
b) Menjelaskan tentang etiologi penyakit reumatik
c) Menjelaskan tentang patofisiologi penyakit reumatik
d) Menjelaskan tentang manifestasi klinis penyakit reumatik
e) Menjelaskan klasifikasi penyakit reumatik
f) Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada penyakit
reumatik
g) Menjelaskan tentang penatalaksanaan pada penyakit reumatik
h) Menjelaskan tentang komplikasi pada penyakit reumatik
D. MANFAAT PENULISAN

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Manfaat dari penulisan ini adalah mahasiswa dapat mengerti dan


memahami mengenai penyakit reumatik yang terjadi pada lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos
yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa


nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri
dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk
penyakit jaringan ikat.
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial
yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai
sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.( Rasjad Chairuddin,
Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis
yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi
inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi
kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan Martin Tucker,
1998)
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang
terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya
ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman, 2000).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh (Arif Mansjour, 2001)
2. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit reumatik adalah sebaagai berikut:
a) Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor
penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan
sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada
osteoartritis.
b) Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi.
Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha,
pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45
tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada lakilaki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis


osteoartritis.
c) Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing
suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola
hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan tulang.
d) Genetik
Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan
AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1
untuk menderita penyakit ini.
e) Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun
pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan
oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi
juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena
meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
f)

(metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.


Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis
tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang

berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.


g) Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan
dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
h) Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang
lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban
yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan
sendi menjadi lebih mudah robek.
3. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti
edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama


pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.
Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat
ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka
terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai
dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.
Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan
selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai
faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan
menjadi kronis yang progresif.
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari
nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna
kemerahan, antara lain:
a) Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang
lebih dibandingkan gerakan yang lain.
b) Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelanpelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
c) Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah
immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari
tidur.
d) Krepitasi

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi


yang sakit.
e) Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut
atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
5. KLASIFIKASI
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a) Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik
sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang
paling sering ditemukan yaitu:
Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan
menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup
keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan
kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi
biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.
Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput
sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan
kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya,
terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris
(terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum
diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena
mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum
terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik,
bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus
Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan
keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami
atau istri, kehilangan satu-satunya anak yang disayangi,
hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya.
Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran
(Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran
darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon
peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian
dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus
Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin


merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut.
Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan

menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).


Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan
penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan
kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang
sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi
(kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian
termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan
sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular).
Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang
ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui
dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40
tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa,
genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi,
pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan

tulang, dan lain-lain.


Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah
(hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit
yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila
diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi.
Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di
persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan
peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum
diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena


meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk
dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit
darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan
(alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya
adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam
urat juga ikut meninggi.
b) Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan
lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga
reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis jenis
reumatik yang sering ditemukan yaitu:
Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang
tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh

perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.


Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis

adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.


Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada
tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut
entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan

lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.


Bursitis

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan


tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa

disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.


Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan
proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia
dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang
salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab
lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan
metabolik dan fraktur.

Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang
pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang
kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke

tungkai dan kaki.


Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di
pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian
depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat
pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang
berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b) Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium.
c) Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi.
d) Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning
(respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif );
elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen
(C3 dan C4).

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

e) Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan


f)

perkembangan panas.
Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle
Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena
mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan
sendi yang normal.

7. PENATALAKSANAAN
Oleh karena penyebab pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka
tidak ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit
ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga
tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi
keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas penyakit.
Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah
sebagai berikut:
Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal

dari penderita
Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi

pada sendi.
Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada
orang lain.

Cara penatalaksanaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,yaitu :


a) Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya
bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja
hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak
mampu menghentikan proses patologis.
b) Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa
lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul
setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik
atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya
menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa
istirahat.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

c) Latihan Fisik dan Termoterapi


Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua
sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk
menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan.
Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin
dapat mengurangi nyeri. Latihan dan termoterapi ini paling baik
diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan
khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang
berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang
sudah lemah oleh adanya penyakit.
d) Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
e) Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan
f) Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
g) Diet rendah purin
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan
asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang
boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Golongan
bahan

Makanan yang boleh

Makanan yang tidak

diberikan

boleh diberikan

makanan
Karbohidrat

Semua

Protein hewani

Daging atau ayam, ikan

Sardin, kerang, jantung,

tongkol, bandeng 50

hati, usus, limpa, paru-

gr/hari, telur, susu, keju

paru, otak, ekstrak


daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.

Protein nabati

Kacang-kacangan kering

25 gr atau tahu, tempe,


oncom
Lemak

Minyak dalam jumlah

terbatas.
Sayuran

Semua sayuran

Asparagus, kacang

sekehendak kecuali:

polong, kacang buncis,

asparagus, kacang

kembang kol, bayam,

polong, kacang buncis,

jamur maksimum 50 gr

kembang kol, bayam,

sehari

jamur
Buah-buahan

maksimum 50 gr sehari

Semua macam buah


Minuman

Teh, kopi, minuman yang

Alkohol

mengandung soda
Bumbu, dll

Semua macam bumbu

Ragi

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

8. KOMPLIKASI
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan
otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah
yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
d) Terjadi splenomegali
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel
darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan
menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
9. PENCEGAHAN
a) Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri,
sebaiknya berat badan diturunkan, sehingga bila kegemukan
mengakibatkan beban pada sendi lutut atau tulang pinggul terlalu
berat.
b) Istirahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan
sewaktu tidur pada malam hari dan kurangi aktivitas berat secara
perlahan lahan.
c) Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau
terutama segala sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi
makanan yang kaya akan purin misalnya : daging, jeroan (seperti
kikil), babat,usus, hati, ampela dan dll.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS
Nama

: Ny. H

Alamat

: Jl. Urip Sumoharjo

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 56 thn

Status

: Janda

Agama

: Protestan

Suku

: Toraja

Tingkat Pendidikan : SMU


Lama tinggal di panti : Tidak Pernah
Sumber Pendapatan : Ada, Sumber pendapatan dari pensiunan suami
Keluarga yang dapat dihubungi : Ada, Anak Kandung Ny. H
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang dirasakan saat ini :Batuk, Nyeri Sendi
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir : Batuk, Nyeri
Sendi
Penyakit saat ini : Nyeri Sendi/Rematik
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir : Nyeri Sendi/Rematik
III. STATUS FISIOLOGIS
Bagaimana postur tulang belakang lansia : Tegap
Tanda-tanda vital dan status gizi :
Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

(1) Suhu
(2) Tekanan darah
(3) Nadi
(4) Respirasi
(5) Berat badan
(6) Tinggi badan

: 37oC
: 110/80 mmHg
: 84x/menit
: 20x/menit
: 55 Kg
: 148 cm

PENGKAJIAN HEAD TO TOE


1. Kepala
Kebersihan
: Bersih
Kerontokan rambut
: Ya
Kutu
: Tidak
2. Mata
Konjungtiva
: Tidak anemis
Sklera
: Tidak ikterik
Strabismus
: Tidak ada
Penglihatan
: Tidak kabur
Riwayat katarak
: Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Penggunaan kacamata :Ya
3. Hidung
Bentuk
: Simetris
Peradangan
: Tidak ada
Penciuman
: Tidak terganggu
4. Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan
:Baik
Mukosa
: Lembab
Peradangan/stomatitis :Tidak ada
Gigi geligi
: Karies
Radang gusi
: Tidak ada
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Kesulitan menelan
: Tidak ada
5. Telinga
Kebersihan
: Bersih
Peradangan
: Tidak ada
Pendengaran
: Tidak terganggu
Keluhan lain
: Tidak ada
6. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
JVD
: Tidak ada
Kaku kuduk
: Tidak ada
7. Dada

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Bentuk dada
: Normal chest
Retraksi
: Tidak
Wheezing
: Tidak ada
Ronchi
: Ya
Suara jantung tambahan
: Tidak
Ictus Cordis
: ICS 5
8. Abdomen
Bentuk
: Buncit
Nyeri tekan
: Tidak ada
Kembung
: Ya
Supel
: Tidak
Bising usus
: Ada, frekuensi : 20 kali/menit
Massa
: Tidak ada
9. Genetalia
Kebersihan
: Baik
Haemoroid
: Tidak ada
Hernia
: Tidak ada
10. Ekstermitas
Kekuatan otot
:5
Kekuatan otot
1
: Lumpuh
2
: Ada kontraksi
3
: Melawan gravitasi dengan sokongan
4
: Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
5
: Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
6
: Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
Postur tubuh
: Tegap (normal)
Rentang gerak
: Maksimal
Deformitas
: Tidak
Tremor
: Tidak
Edema kaki
: Tidak
Penggunaan alat bantu
: Tidak
Refleks
Biceps
Triceps
Knee
Achiles
Keterangan :
Refleks +
: Normal
Refleks : Menurun/meningkat
11. Integumen
Kebersihan
: Baik
Warna
: Tidak pucat
Kelembaban
: Lembab

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Kanan
+
+
+
+

kiri
+
+
+
+

Gangguan pada kulit

: Tidak ada

IV. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan


Ginter, SF, 1998)
1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
a. Ny. H mampu bangun dari kursi dengan satu kali gerakan, stabil
pada saat berdiri pertama kali
b. Ny. H mampu duduk ke kursi dan duduk di tengah kursi yang
c.
d.
e.
f.
g.

keras dan tanpa lengan


Ny. H mampu menahan dorongan pada sternum
Ny. H mampu menggerakkan kaki secara normal
Saat mata tertutup,Ny. H mampu menjaga keseimbangan
Ny. H mampu melakukan perputaran leher dengan normal
Ny. H mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi

sepenuhnya
h. Ny. H mampu untuk membungkuk untuk mengambil objek-objek
kecil dari lantai, tanpa memegang objek untuk berdiri.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan
a. Ny. H mampu berjalan pada tempat yang ditentukan
b. Ny. H mampu melangkah darilantai secara konsisten
c. Setelah langkah-langkah awal, Ny. H konsisten memulai
mengangkat satu kaki
d. Panjang langkah sama, tidak ada masalah pada pinggul, lutut,
pergelangan kaki atau otot sekitarnya
e. Tidak ada penyimpangan jalur pada saat berjalan
f. Ny. H mampu berjalan dalam garis lurus
g. Ny. H tidak berhenti sebelum mulai berbalik, tidak memegang
objek untuk dukungan
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Hubungan dengan anggota keluarga dalam rumah :
Mampu berinteraksi dan mampu kerjasama
b. Hubungan dengan orang lain di luar rumah
Mampu berinteraksi dan mampu kerjasama
c. Stabilitas emosi
Stabil
1. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur? Tidak
(2) Ada masalah atau banyak pikiran? Tidak
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

2. Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner)
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini :
Benar

Salah

Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ?
Apa nama tempat ini ?
Dimana alamat anda ?
Berapa umur anda ?
Kapan anda lahir ?
Siapa Presiden Indonesia ?
Siapa Presiden Indonesia

9
10

sebelumnya ?
Siapa nama ibu anda ?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
secara menurun

JUMLAH : 10
Interpretasi

: Berdasarkan hasil pengkajian

didapatkan salah=0, fungsi intelektual utuh


Interpretasi :
Salah 0-3
: Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5
: Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8
: Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10
: Fungsi intelektual kerusakan berat
IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
NO

Aspek

Nilai

Nilai

kognitif
Orientasi

maksimal
5

klien
5

Orientasi

Kriteria
Menyebutkan dengan benar
Tahun:2016
Musim:hujan
Tanggal:14-03-2016
Hari :senin
Bulan:maret
Dimana sekarang berada ?
Negara:Indonesia
Provinsi:Sul-Sel

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Registrasi

Kabupaten/kota:Makassar
Panti :Wisma: Sebutkan 3 nama
objek,kemudian tanyakan

Perhatian

kepada klien,menjawab:
1.meja
2.Tv
3.buku
Meminta klien berhitung mulai
dari 100 kemudia kurangi 7

Mengingat

sampai 5 tingkat.
1.93
2.86
3.79
4.72
5.65
Minta klien untuk mengulangi

Bahasa

ketiga objek pada poin ke 2


Menanyakan pada klien

kalkulasi

tentang benda (sambil


menunjukkan benda tersebut)
1.jam dinding
2.pulpen
Minta klien untuk mengulangi
kata berikut:tidak
ada,dan,jika,atau tetapi
Klien menjawab :tidak
ada,dan,jika,atau tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari
tiga langkah
Ambil kertas ditangan anda
lipat dua dan taruh dilantai
1. Ambil kertas ditangan
2. Lipat dua
3. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

hal berikut (bila aktivitas sesuai


perintah nilai 1 poin)
tutup mata anda
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar

Total nilai

30

30

Interpretasi : tidak ada


gangguan kognitif

Interpretasi hasil :
24-30 : Tidak ada gangguan kognitif
18-23 : Gangguan kognitif sedang
0-17 : Gangguan kognitif berat
VI. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
a. Frekuensi makan : 3 kali sehari
b. Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabis
c. Makanan tambahan : Dihabiskan
Pola pemenuhan cairan
a. Frekuensi minum : > 3 gelas sehari
b. Jenis minuman : Air putih, Teh, Kopi
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No

Jenis Aktivitas

Nilai
Bantuan
Total
10

Penilaian

Makan

10

Minum

10

10

Berpindah dari kursi ke

15

15

tempat tidur dan


4

sebaliknya
Kebersihan diri : cuci
muka, menyisir, mencukur,

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

aktifitas di kamar mandi

10

10

(toileting)

15

15

Mandi
Berjalan di jalan yang
7

datar (jika tidak mampu


berjalan lakukan dengan

kursi roda)

10

10

Naik turun tangga

10

10

10

Berpakaian termasuk

10

10

11

mengenakan sepatu

10

10

12

Mengontrol defekasi

10

10

Mengontrol berkemih
Olahraga / latihan
Rekreasi / pemanfaatan
waktu
Interpretasi :
60

: Ketergantungan penuh

65-125

: Ketergantungan ringan

130

: Mandiri

VII.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
PEMUKIMAN
Luas bangunan
: 8x10 m
Bentuk bangunan
: Rumah
Jenis bangunan
: Permanen
Atap rumah
: Asbes
Dinding
: Tembok
Lantai
: Tegel
Kebersihan lantai
: Baik
Ventilasi
: 15% luas lantai
Pencahayaan
: Baik
Pengaturan penataan perabot
: Baik
Kelengkapan alat rumah tangga
:Lengkap
SANITASI
Penyediaan air bersih (MCK): PDAM dan sumur
Penyediaan air minum
: Air rebus sendiri
Pengelolaan jamban
: Bersama
Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Jenis jamban
: Leher angsa
Jarak dengan sumber air
: < 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) : Lancar
Petugas sampah
: Dibakar
Polusi udara
: Rumah tangga
Pengelolaan binatang pengerat
: Dengan racun dan dengan alat
FASILITAS
Peternakan
: Tidak ada
Perikanan
: Tidak ada
Sarana olahraga
: Tidak ada
Taman
:Tidak
Ruang pertemuan
: Ada, luasnya 3x4 m
Sarana hiburan
: Ada, Jenis TV, Radio
Sarana ibadah
: Ada, Jenis Gereja
KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran : Ada
Penanggulangan bencana : Ada
Transportasi
Jenis transportasi yang dimiliki : Sepeda motor
Komunikasi
Sarana komunikasi
: Ada
Jenis komunikasi yang digunakan dalam rumah : HP

ANALISA DATA

NO
1

DATA
DS:

ETIOLOGI
Agen cedera
biologis

Ny H mengatakan
sudah 3 bulan merasa
kesemutan dan linu pada

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

MASALAH
Nyeri akut

kakinya

Ny H mengatakan rasa
kesemutan dan linu
bertambah jika terkena
dingin

DO:

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 37o C

Respirasi : 20 x/menit

Ny H tampak memegangi
kakinya
2

DS:

Kurang informasi Defisiensi


pengetahuan

Ny H mengatakan tidak
mengerti dan kurang
mendapatkan informasi
tentang penyakit rematik,
makanan pantangan dan
cara pengobatan untuk
rematik

DO:

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Ny H tampak bertanya
tentang rematik, makanan
pantangan dan cara
pengobatan tradisional untuk
rematik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
C. INTERVENSI
Diagnosa

Rencana
Kriteria
Intervensi

No Keperawata Tujuan
1.

n
Nyeri akut

Hasil
Tupan: Setelah

b.d agen
cedera
biologis

dilakukan
Nyeri
hilang
dan

DS:

Rasional

Kaji

intervensi

tingkat

dalam

hasil yang

nyeri

menentukan
kebutuhan

diharapkan:

proses
inflama
Ny H si dapat
mengata diatasi
kan
sudah 3 Tupen :
bulan
merasa

Membantu

manajemen
Ny H

nyeri dan

melapor

keefektifan

kan rasa

program.

kesemut
an dan

Anjurkan

Panas

Rasa

ngilu

klien untuk

meningkatkan

kesemu

berkura

mandi air

relaksasi otot

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

kesemut tan dan


an dan

ng

ngilu

linu pada berkura

menurunkan

sendi-

rasa sakit.

sendi yang

teratasi

beraktifit

sakit

Ny H .
mengata

as tanpa

dengan

rasa

kompres

kan rasa

ngilu

hangat

kesemut

dan

an dan

kesemut

linu

an.

h jika

kaji

terkena

keluhan

dingin

yang

DO:

TD :
110/80
mmHg

Nadi :
84
x/menit
Suhu :
37o C

kompres
dapat

bertamba

dan mobilitas,

ng/

kakinya

Ny H

hangat,

Respir
asi : 20

Berikan

Meningkatk

masase

an relaksasi/

yang

mengurangi

lembut

tegangan otot

Ajarkan

Meningkatk

dirasaka

teknik

an relaksasi,

n klien,

relaksasi

memberikan

catat

dan

rasa kontrol

faktor

distraksi

dan mungkin

yang

meningkatkan

memper

kemampuan

cepat

koping.

dan
tanda-

Kolabora

tanda

si

rasa

pemberian

sakit

obat

non

sesuai

verbal.

indikasi
yang

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Memudahk
an untuk ikut
serta dalam
terapi dan
mengurangi
tegangan
otot / spasme.

x/menit

diberikan

Ny H
tampak
memega
ngi
kakinya

2.

Defisiensi

Tupan : Setelah

pengetahuan Penget dilakukan

Kaji

Menambah

b.d kurang

ahuan intervensi

tingkat

pengetahuan

informasi

Ny H

pengetahu

pasien tentang

an klien

penyakit yang

diharapkan:

tentang Ny H
DS:

dideritanya

rematik mengatakan
Ny H
mengata

adekua paham
t

kan tidak Tupen :


mengerti
dan

Penget

kurang

ahuan

mengenai

sejauh mana

penyakitnya

memahami
tentang

kesehatan

penyakit yang

tentang

dideritanya

cara

bertam

mencegah

informasi bah

dan

tentang

mengatasi

penyakit

rematik

rematik,
makanan

klien

Berikan
pendidikan

mendapa Ny H
tkan

Mengetahui

Evaluasi

pantanga

tingkat

n dan

pengetahu

cara

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Memudahkan
dalam
menentukan
intervensi
selajutnya

pengobat

an klien

an untuk
rematik
DO:
Ny H tampak
bertanya
tentang
rematik,
makanan
pantangan
dan cara
pengobatan
tradisional
untuk rematik
D. IMPLEMENTASI
Hari/
tangg
al

Diagnosa
keperawat

an
Nyeri akut

Maret

b/d agen

2016

cedera

Tindakan
Keperawatan

Evaluasi
S: klien mengatakan

biologis

Mengkaji
tingkat nyeri

persedndian kaki
O:klien tampak nyeri

H/: tampak

ringan,dengan skala

pasien

nyeri 3.
A: nyeri belum

kesakitan

nyeri pada bagian

menganju
rkan klien

teratasi
P: lanjutkan
Intervensi

untuk mandi

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Nama/tt
d

air hangat,
kompres
sendi- sendi
yang sakit
dengan
kompres
hangat
H/:tampak
pasien
diberikan
kompres
hangat pada
sendi-sendi

memberik
an masase
yang lembut
H/: tampak
pasien
diberimasas
e pada
daerah yang
nyeri

mengajar
kan teknik
relaksasi
dan
distraksi

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

H/:tampak
pasien
melakukan
teknik
relaksasi
napas
dalam

Kurang

Maret

pengetahu

2016

an

S: klien

mengkaji

mengatakansudah

tingkat

mulai mengetahui

pengetahua

akan penyakitnya
O: klien

n klien

tampakmengetahui
H/:pasien

tentang

kurang

pencengahan

mengetahui

kekembuhanpenyakit

penyakitnya

nya
A:pengetahuan

karena
kurang
medapatkan

bertambah
P: masalah teraatasi

informasi
tentang
penyakitnya

memberik
an
pendidikan
kesehatan
tentang cara
mencegah

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

dan
mengatasi
rematik
H/: pasien
mendengark
an dengan
baik
pendidikan
kesehatan
yang
diberikan
oleh perawat

mengeval
uasi tingkat
pengetahua
n klien
H/: tampak
klien mulai
mengerti
tentang
penyakitnya

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris.
Etilogi dari penyakit reumatik adalah usia lebuh dari 40 tahun, lebih
sering terjadi pada wanita, genetic, kegemukan dan penyakit metabolic,
cedera sendi, pekerjaan dan olahraga, kelainan pertumbuhan dan kepadatan
tulang.
Manifestasi klinis pada penyakit reumatik adalah nyeri sendi,
hambatan gerakan sendi, kaku dipagi hari, krepitasi, dan pembesaran sendi
(deformitas).
B. SARAN
Setelah membaca pembahasan mengenai penyakit reumatik dari
berupa pengertian, tanda dan gejala, serta pencegahan, diharapkan
pembaca dapat memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
lansia agar terhindar dari penyakit reumatik dan mencegah sejak dini
penyakit reumatik.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Marifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu:


Yogyakarta.
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba
Medika. Jakarta.
Mubaraq, Chayatin, Santoso. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan
Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety
Juniarti, Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2.
EGC. Jakarta.
Tamher, S. Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Asuhan keperawatan pada penyakit reumatik

Anda mungkin juga menyukai