Disusun Oleh :
Winda Nurmalasari (406148026)
Pembimbing :
dr. Kartika Budi Peranawengrum, SpOG.
Identitas pasien
Nama
: Ny. S
Umur :
35 tahun
Jenis
kelamin : perempuan
Suku
bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Alamat
: Pedurungan
Pekerjaan
:-
Pendidikan
: SD
Status
: Menikah
Anamnesa
Tanggal masuk rumah sakit
: 2 Februari 2016
Tanggal pemeriksaan
: 4 Februari 2016 pukul 15.20 WIB
Anamnesa
: secara autoanamnesa
Keluhan utama : tekanan darah tinggi sejak usia
kehamilan 8 bulan
Keluhan tambahan : sering pusing sejak seminggu
sebelum melahirkan, kaki bengkak mulai memasuki usia
kehamilan 8 bulan
Kedua
Pasien
melahirkan bayi perempuan dengan BBL 3800gr dengan Apgar Scor 3-5-7.
Tidak
ada demam. Pasien belum BAB sejak operasi, namun sudah bisa BAK
walaupun masih terpasang selang kateter. Tidak ada mual, muntah, nyeri
epigastrium, maupun pandangan kabur.
RIWAYAT OBSTETRI
Selama hamil pasien rutin kontrol ke bidan untuk
kehamilannya. Ini merupakan kehamilan pertama pasien.
Selama hamil pasien baru satu kali USG dan satu kali
suntik tetanus.
RIWAYAT HAID
Menarche pertama : 12 tahun
Lama
: 7 hari
Siklus
: 28 hari
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien menikah 4 tahun lalu (tahun 2012). Saat menikah
usia pasien 31 tahun dan usia suami pasien 34 tahun.
RIWAYAT KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB.
RIWAYAT GINEKOLOGI
Kista
: (-)
Mioma: (-)
Abortus : (-)
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien makan sehari 3x dengan lauk dan sayuran
seadaanya. Pasien tidak merokok maupun konsumsi
alkohol.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisis
Tanggal : 4 Februari 2016, pukul 15.30 WIB
Status Generalis
Pemeriksaan Umum
Keadaam umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Frekuensi nadi : 80 x/menit
Tekanan darah : 124/75 mmHg
Frekuensi nafas : 24 x/menit
Suhu tubuh
: 36,5 0C
Status gizi
BB
: 77 kg
TB
: 143 cm
IMT
: 37,65 (overweight)
Pemeriksaan sistematis
Kepala
Bentuk & ukuran normal, benjolan (-), rambut berwarna hitam,
terdistribusi merata, rambut tidak mudah tercabut, kelainan kulit
kepala (-)
Mata
Kedua kelopak mata simetris, kelopak mata cekung -/-, CA -/-,
hiperemis -/-, SI -/-, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, refleks
cahaya +/+
Telinga
Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-), serumen (-), nyeri
tekan tragus (-), nyeri tarik aurikuler (-), KGB pre dan
retroaurikuler tidak teraba membesar
Hidung
Bentuk normal, sekret (-), deviasi (-), napas cuping hidung (-)
Mulut dan Tenggorokan
Mukosa bibir kering (-), mukosa mulut merah muda, tonsil T1/T1,
dinding faring posterior hiperemis (-)
Leher
Trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, KGB
submental, submandibular, servikal, dan supraklavikular tidak teraba
membesar
Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba diameter 1 cm,
kuat angkat, thrill (-)
Perkusi : Batas atas jantung di ICS II linea
parasternal dekstra, batas kanan jantung berada di ICS
IV linea parasternal dekstra, batas bawah jantung di
ICS IV parasternal dekstra, batas jantung kiri di ICS V
linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler normal,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
membesar.
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
Turgor kulit normal, sianosis (-), ikterik (-), ruam (-)
Genital
PPV (+)
Fl/fx (-/-)
Tanda peradangan (-)
Status Lokalis
Perban (+)
Darah (-)
Pus (-)
TFU 2 jari dibawah pusat
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 2 Februari 2016
Rontgen Thorax PA
KESAN :
Cor normal
Pulmo curiga tanda awal edema paru
Resume
Telah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisis pada tanggal
4 Februari 2016 pada pasien perempuan berumur 35 tahun
dengan keluhan :
Tekanan darah tinggi sejak usia kehamilan memasuki 8 bulan.
Sebelumnya pasien rutin kontrol ke Puskesmas dan saat
terakhir kontrol ke Puskesmas, tekanan darahnya 170/110.
Pasien juga mengeluh sering pusing sejak seminggu sebelum
melahirkan.
Kedua kaki pasien juga bengkak saat memasuki usia
kehamilan 8 bulan.
Pasien melahirkan tanggal 3 Februari 2016 dengan sectio
caesaria. Pasien melahirkan bayi perempuan dengan BBL
3800gr dengan Apgar Scor 3-5-7.
Genital
PPV (+)
Fl/fx (-/-)
Tanda peradangan (-)
Status Lokalis
Perban (+)
Darah (-)
Pus (-)
TFU 2 jari dibawah pusat
Diagnosa
P1A0 U35 tahun post sc H+1 a.i. PEB dan janin besar
Penatalaksanaan
Infus RL + oksitosin 1 ampul
MgSO4 1gr/jam
Inj Sharox 2x1gr/12 jam
Inj Ketorolac 3x30mg
Lasix 1x1
Spironolacton 1x25mg
Bisoprolol 1x5mg
Candesartan 1x16mg
Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Tinjauan pustaka
Preeklampsia
Definisi
Preeklampsia adalah kelainan malfungsi endotel pembuluh
darah atau vaskular yang menyebar luas sehingga terjadi
vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan
pengaktifan endotel yang menimbulkan terjadinya
hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria
300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick)
dengan nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin
sewaktu (Brooks MD, 2011)
Epidemiologi
Insidens
Faktor resiko
Primigravida
Primipaternitas
Umur
yang ekstrim
Hiperplasentosis
Riwayat pernah mengalami preeklampsia
Riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia
Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
Obesitas
Etiologi
Etiologi preeklampsia sampai sekarang belum diketahui dengan
pasti. Banyak teori dikemukakan, tetapi belum ada yang mampu
memberi jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu,
preeklampsia sering disebut sebagai the disease of theory.
Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal
berikut :
1. peningkatan angka kejadian preeklampsia pada primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa
2. peningkatan angka kejadian preeklampsia seiring
bertambahnya usia kehamilan
3. perbaikan keadaan pasien dengan kematian janin dalam uterus
4. penurunan angka kejadian preeklampsia pada kehamilankehamilan berikutnya
5. mekanisme terjadinya tanda-tanda preeklampsia, seperti
hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
Patofisiologi
Klasifikasi
Preeklampsia ringan
Dikatakan preeklampsia ringan bila :
Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan
tekanan darah
Diastolik 90-110 mmHg
Proteinuria minimal (< 2g/L/24 jam)
Tidak disertai gangguan fungsi organ
.Preeklampsia berat
Dikatakan preeklampsia berat bila :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik
> 110
mmHg
b. Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada
pemeriksaan kuantitatif
c. Bisa disertai dengan :
i. Oliguria (urine 400 mL/24jam)
ii. Keluhan serebral, gangguan penglihatan
iii. Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah
epigastrium
iv. Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
v. Edema pulmonum, sianosis
vi. Gangguan perkembangan intrauterine
vii. Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
Manifestasi klinis
Tekanan
darah.
Kenaikan berat badan.
Proteinuria.
Nyeri kepala.
Nyeri epigastrium.
Gangguan penglihatan.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik harus diketahui :
Tekanan darah harus diukur dalam setiap ANC
Tinggi fundus harus diukur dalam setiap ANC untuk
mengetahui adanya retardasi pertumbuhan intrauterin
atau oligohidramnion
Edema pada pretibia, dinding perut, lumbosakral, wajah
dan tangan yang memberat
Peningkatan berat badan lebih dari 500 gr per minggu
atau peningkatan berat badan secara tiba-tiba dalam 1-2
hari
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dasar harus dilakukan di awal
kehamilan pada wanita dengan faktor resiko menderita
preeklampsia, yang terdiri dari pemeriksaan kadar enzim
hati, hitung trombosit, kadar kreatinin serum, protein
total, reduksi bilirubin, sedimen pada urin 24 jam.
Pada wanita yang telah didiagnosis preeklampsia, harus
dilakukan juga pemeriksaan kadar albumin serum, LDH,
apus darah tepi, serta waktu perdarahan dan pembekuan
serta untuk mengetahui keadaan janin perlu dilakukan
pemeriksaan USG. Semua pemeriksaan ini harus
dilakukansesering mungkin untuk memantau progresifitas
penyakit.
Penatalaksanaan
Tujuan dasar dari penatalaksanaan preeklampsia :
1. terminasi kehamilan dengan kemungkinan setidaknya
terdapat trauma pada ibu maupun janin
2. kelahiran bayi yang dapat bertahan
3. pemulihan kesehatan lengkap pada ibu
Persalinan merupakan pengobatan untuk preeklampsia.
Jika diketahui atau diperkirakan janin memiliki usia
gestasi preterm, kecenderungannya adalah
mempertahankan sementara janin di dalam uterus selama
beberapa minggu untuk menurunkan risiko kematian
neonatus.
tirah
baring
oksigen
kateter menetap
cairan intravena. Cairan intravena yang dapat diberikan
dapat berupa kristaloid maupun koloid dengan jumlah
input cairan 1500 ml/24 jam dan berpedoman pada
diuresis, insensible water loss, dan central venous
pressure (CVP). Balans cairan ini harus selalu diawasi.
Antihipertensi
Diagnosis banding
Kehamilan
Prognosis
Penentuan prognosis ibu dan janin sangat bergantung
pada umur gestasi janin, ada tidaknya perbaikan setelah
perawatan, kapan dan bagaimana proses bersalin
dilaksanakan, dan apakah terjadi eklampsia. Kematian ibu
antara 9.8%-25.5%, kematian bayi 42.2% -48.9%.
Komplikasi
Solusio plasenta
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzymes, dan
low platelet).
Prematuritas
Kelainan ginjal
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation
Daftar pustaka
Sarwono.2011.
66/3/Chapter%20ll.pdf
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-84
3-515068501-bab%20ii.pdf