Olah Gerak Bangunan Apung1
Olah Gerak Bangunan Apung1
PENTINGNYA ANALISIS
HIDRODINAMIKA / MOTION
Efisiensi operasi dan keselamatan bangunan
SISTEM STRUKTUR
STATIS vs DINAMIS
STATIS:
a) Beban konstan / tidak bersifat siklis (tidak fluktuatif terhadap
waktu) tidak ada pengaruh frekuensi
b) Kenaikan beban kenaikan respons linier (stress, momen, gayagaya internal)
DINAMIS:
a) Beban bersifat siklis pengaruh frekuensi dominan;
b) Bila frekuensi beban = frekuensi alami resonansi (magnfiikasi
respons);
c) kenaikan beban perubahan respons linier pada frekuensi yang
sama; tetapi non-linier pada frekuensi yang berbeda
SISTEM VS BEBAN
SISTEM
BEBAN
RESPONS
STATIS
STATIS
STATIS
STATIS
DINAMIS
STATIS
DINAMIS
STATIS
STATIS
DINAMIS
DINAMIS
DINAMIS
Catatan:
a) sistem statis mempunyai kekakuan tinggi
b) Struktur jacket sistem dinamis tetapi dapat berperilaku sebagai sistem
statis (quasi-statis) bila dikaitkan dengan frek alaminya yang berada di luar
frekuensi gelombang yang banyak terjadi
RAO = r / e
frekuensi alami
respons
sub-critical
0.2
critical
1.0
super-critical
2.0
n
Respons Struktur Dinamis:
Intensitas beban konstan, Frekuensi naik incremental
(mis. tinggi gelombang konstan tetapi frekuensi
divariasikan)
10
11
12
13
14
15
16
17
Gerakan Orde-1: Gerakan yang mengikuti pola eksitasi yang ditimbulkan oleh
suatu gelombang tunggal (utamanya gerakan akan mempunyai frekuensi atau
periode yang sama dengan frekuensi atau periode gelombang).
Gerakan Orde-1: Gerakan frekuensi tinggi (periode pendek) dengan amplitudo kecil
(kurang lebih proporsional dengan amplitudo gelombang) gerakan cepat /
dinamis.
Gerakan Orde-1: Lebih penting memperhatikan mode gerakan vertikal (heave, roll,
pitch)
Gerakan Orde-2: Gerakan yang polanya akan ditentukan dari kombinasi sejumlah
gelombang (wave group)
Gerakan Orde-2: Gerakan frekuensi rendah (periode panjang) dengan amplitudo
besar (merupakan kelipatan ukuran panjang BA atau panjang penambatan)
gerakan lambat (slow drift / menyeret)
Gerakan Orde-2: Penting diperhatikan dalam analisis sistem tambat (mooring
system) timbulnya beban transient pada tali tambat
Gerakan Orde-2: Lebih penting memperhatikan mode gerakan horizontal (surge,
sway, yaw)
Pada kenyataan praktis di lapangan gerakan orde-1 dan orde-2 akan terjadi
bersamaan
18
a) 1st-Order Load
Periode Gelombang
Laut (Orde-1):
3 det ~ 18 det
Dist terbesar;
6 ~ 10 det (ganas)
4 ~ 8 det (menengah)
3 ~ 6 det (tenang)
b) 2nd-Order Load
Periode Orde-2:
> 100 det
Load
25
50
100
150
200
250
300
t (seconds)
19
GERAKAN RELATIF
(Relative Motion)
Gerakan Vertikal (Vertical Motion)
1.
z
+z
+z
Zg
BA di air tenang
b
+z
+z
+
+z
+ z +
Zg
20
reguler
gerakan harmonik
Z = Za sin et
(1)
Z = (Z)a sin et
(2)
motion)
lihat gbr. 1
Zb = Z + sin
~ Z +
(3)
Dimana :
Z = gerakan heave (m)
= gerakan pitch (rad)
Z(+) bila BA bergerak heave naik
(+) bila haluan BA berputar pitch haluan ke atas
Bila tiitik b terletak pada perpotongan antara haluan dan
22
Z = Za cos (et + z)
(4)
= a cos (et + )
(5)
23
Za
Zb a
Za2 a 2 2Z a acos z
(7)
Z a sin z a sin
tg b
Z a cos z a cos
(8)
b(2)
b(1)
Gerakan titik b di
gel reguler
Elevasi geombang 2
T1
Gel. tenang
t1
(t)
b
fb
Elevasi geombang 1
t2
25
0.5
- 0.5
t (detik)
10
15
20
25
30
35
40
se
seccc
3241 se
sec
sec
10
0 sec
95 sec
867 se
secc
= -118 deg
z = +72 deg
0.5
- 0.5
t (detik)
5
Wave (m)
10
15
20
Heave (m)
25
30
35
40
Pitch (deg)
secc
6789 se
sec
cc c
5010se
sese
4312 sec
secc
se
z = -90 deg
= +54 deg
0.5
- 0.5
t (detik)
5
Wave (m)
10
15
20
Heave (m)
25
30
35
40
Pitch (deg)
12 se
c
sese
se
ccc
90310sec
c
se
sec
84 se
cc
675 se
= +54 deg
z z = +36 deg
0.5
- 0.5
t (detik)
5
Wave (m)
10
15
20
Heave (m)
25
30
35
40
Pitch (deg)
e Z a cos e t
(9)
2
a
Z a a cos z
.
(10)
30
Dimana
:
.
(Z)
. a = amplitudo kecepatan heave pada CG (m/det)
()a = amplitudo kecepatan pitch pada CG (rad/det)
e = frekuensi papasan (encountering frequency)
= w {1- (wV cos /g)}
w = frekuensi gelombang (rad/sec)
= sudut datang gelombang
gelombang haluan( head seas)
= 1800
gelombang buritan( following seas)
= 00
.
.
(11)
(Z)a = e Za atau (Z)a = e (Z)a
31
Acceleration)
Percepatan gerak vertikal setiap titik sepanjang
BA bersifat harmonik
Sehingga percepatan gerak vertikal di
gelombang
reguler dinyatakan :
..
..
(Z)a = e2 Za atau (Z)a = e2 (Z)a
(12)
Penyelesaian identik dengan kecepatan vertikal
32
Bow Motion)
G.
+ z + -
+ z +
zg
Gerakan haluan
relatif pada t1 (Zbr1)
T
fb
b
t1
Gerakan haluan
relatif pada t2 (Zbr2)
t2
33
Z br
(17)
Zbr a Zb a2 a 2 2 Zb a a cos ke b
tan br
a sin(ke ) ( Zb )a sin b
a cos(ke ) ( Zb )a cos b
(19)
(20)
35
36
SOAL
Sebuah bangunan apung mempunyai ukuran utama dan hasil analisis gerak
dasar sbb :
L = 150 m (panjang)
= 80 m (jarak haluan ke CG)
T = 8 m (sarat air)
fb = 6.6 m (lambung timbul)
Vs = 20 knots (kecepatan maju)
Za = 1.7 m (amplitudo heave)
a = 0.15 rad (amplitudo pitch)
z = -400 (sudut fase heave)
= +150 (sudut fase pitch)
Berada di atas gelombang reguler :
w = 140 m (panjang gelombang)
= 1800 (gelombang haluan)
Hw = 6.6 m (tinggi gelombang)
37