Anda di halaman 1dari 8

Kebudayaan

A Definisi Menurut Ilmu Antropologi


Ilmu antropologi berbeda dengan ilmu lain. Cara hidup manusia dengan berbagai
macam sistem tindakan dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis dalam ilmu
antropologi. Antropologi memberikan batasan terhadap konsep kebudayaan atau culture.
Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan dibatasi hanya pada hal indah saja (seperti candi,
tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusasteraan dan filsafat). Sedangkan dalam ilmu
antropologi kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Definisi yang menganggap bahwa kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu
adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (learned behavior)
juga diajukan oleh beberapa ahli antropologi terkenal seperti C.Wissler, C.Kluckhonh,
A.Davis, atau A.Hoebel. Dua orang sarjana antropologi , A.L.Kroeber dan C.Kluckhohn,
pernah mengumpulkan 160 buah definisi dan mereka analisis, dicari latar belakang, prinsip,
dan intinya diterbitkan menjadi buku berjudul Culture, A Critical Review of Concepts and
Definitions (1952).

1 Kebudayaan (Culture) dan Peradaban


Kata kebudayaan berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari
kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan berarti : hal-hal yang bersangkutan
dengan akal. Sarjana yang lain mengupas kata budaya sebagai perkembangan dari kata
majemuk budi-daya yang berarti daya dan budi. Jadi, budaya adalah daya dan budi yang
berupa cipta, karsa, dan rasa . sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa
itu. Dalam istilah antropologi budaya istilah itu telah ditiadakan. Budaya hanya singkatan saja
dari kebudayaan dengan arti yang sama.
Kata culture merupakan kata asing berasal dari kata latin colere yang berarti
mengolah, mnengerjakan terutama mengolah tanah dan bertani. Artinya segala daya upaya
serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.
Disamping itu kebudayaan merupakan peradaban sama dengan istilah inggris
civilization. Hal yang dipakai untuk menyebut bagian dari unsur kebudayaan yang halus,
maju, dan indah misalnya : kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan-santun pergaulan,
1

kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain itu juga sering dipakai
sebagai suatu kebudayaan yang mempunyai system tekhnologi, ilmu pengetahuan, seni
bangunan, seni rupa, dan system kenegaraan dari masyarakat kota yang maju dan kompleks.

2 Sifat Superorganik dari Kebudayaan


Manusia berevolusi 4 juta tahun lamanya. Mulai dari benih-benih berupa kemampuan
akal yang sangat sederhana manusia dapaat hidup hampir 2 juta tahun. 200.000 tahun
kemudian tampak sedikit kemajuan, dengan kemampuan manusia menguasai api dan
mempergunakan energinya, serta kepandaian membuat gambar-gambar pada dinding gua,
yang berarti bahwa manusia mulai mengembangkan kesenian dan religi. 120.000 tahun
kemudian bentuk organisme manusia berubah dari bentuk homo neandertal menjadi homo
sapiens seperti manusia sekarang. 50.000 tahun kemudian tampak perbedaan beragam ras,
maka dalam proses evolusi kebudayaan mulai tampak alat-alat menggunakan tekhnologi .
20.000 tahun selanjutnya berkembang menjadi manusia bercocok tanam.
Setelah berevolusi menjadi manusia yang bercocok tanam, manusia mulai tinggal
secara menetap, mulai membentuk desa-desa, dan mengembangkan masyarakat dengan
organisasi social, hal ini menyebabkan meloncatnya pertambahan jumlah penduduk. Dalam
waktu 6.000 tahun kemudian telah terjadi lagi suatu revolusi perkembangan masyarakat kota.
Pertama kali terjadi pada tahun 4.000 S.M. di daerah subur di Pulau Kreta, sekitar perairan
sungai Tigris dan Eufrat di daerah muara sungai Nil. Sekitar tahun 1.500 M beberapa tokoh
di Eropa arat mulai mengembangkan tekhnologi dan ilmu pengetahuan lain. Pada abad ke-18
sampai abad ke-20 ini, kebudayaan mengalami revolusi ketiga yaitu revolusi industri. Terjadi
perubahan-perubahan dalam bidang tekhnologi dan peralatan fisiknya, organisasi social dan
kehidupan rohaninya sudah menjadi sedemikian kompleks menjadi beberapa ratus kali lipat.
Revolusi ini merupakan proses yang oleh ahli antropologi A.L. Kroeber disebut proses
perkembangan superorganic dari kebudayaan.

B. Tiga Wujud Kebudayaan


J.J. Honingmann yang dalam buku pelajaran antropologinya berjudul The World of
Man (1959: hlm. 11-12) membedakan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu (1) ideas, (2)
activities, dan (3) artifacts, pengarang berpendirian bahwa kebudayaan itu ada tiga wujudnya,
yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan
sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3. Wujud kebudayaan manusia sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba
ataau difoto.
Wujud kedua dari kebudayaan disebut system social, mengenai tindakan berpola dari manusia itu
sendiri, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat, dapat dilihat, diraba, dan difoto.

C. Adat Istiadat
1. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi
Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari
adat-istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai
suatu yang ada dslam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap
bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman
yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat tadi. Nilai budaya
itu bersifat sangat umum, mempunyai ruang lingkup yang luas dan biasanya sulit diterangkan
secara rasional dan nyata.
Menurut C.Kluckhohn tiap sistem nilai budaya dalam kebudayaan mengandung lima
masalah dasar dalam kehidupan manusia.
1.
2.
3.
4.
5.

Masalah hakikat dari hidup manusia (MH)


Masalah hakikat dari karya manusia (MK)
Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu (MW)
Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya (MA)
Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya (MM)
Masalah hakikat hidup yaitu hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu
menjadi baik.
Masalah hakikat karya yaitu karya itu untuk nafkah hidup,untuk kedudukan, kehormatan dan
sebagainya. Karya itu sendiri adalah media untuk menambah karya.
3

Presepsi manusia tentang waktu yaitu orientasi kemasa lalu, masa kini, dan masa depan.
Pandangan manusia terhadap alam yaitu manusia tunduk kepada alam yang dahsyat, menjaga
keselarasan dengan alam, dan manusia itu sendiri berusaha menguasai alam.
Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya yaitu orientasi kolateral (horisontal), rasa
ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong-royong), orientasi vertikal rasa
ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat, dan individualisme menilai tinggi
usaha atas kekuatan sendiri.

2. Adat Istiadat, Norma dan Hukum


Norma

adalah

aturan-aturan

untuk

bertindak

bersifat

khusus,

sedangkan

perumusannya bersifat amat terperinci, jelas, tegas, dan tidak meragukan. Apabila norma
tersebut terlalu luas cakupannya dan terlampau kabur perumusannya, maka norma tersebut
tidak dapat mengatur tindakan individu dan membingungkan individu tersebut.
Norma dapat digolongkan kedalam pranata yang ada di masyarakat. Seperti pranata
ilmiah, pranata pendidikan, pranata peradilan, pranata ekonomi, pranata estetika atau
kesenian, pranata keagamaan dan sebagainya. Sejajar dengan adanya beragam pranata itu ada
juga norma ilmiah, pendidikan, politik, peradailan, ekonomi, keindahan, estetika, keagamaan
dan sebagainya.
Dalam masyarakat yang sederhana, jumlah pranata dan norma masih sedikit. Maka,
satu orang ahli dapat mencakup pengetahuan mengenai semua norma dalam banyak pranata.
Sebaliknya, dalam masyarakat yang kompleks dimana jumlah pranatanya sangat banyak dan
jumlah pranatanya juga sangat besar seorang ahli adat tidak dapat lagi menguasai seluruh
pengetahuan, ada ahli khusuh masing masing norma dan pranata.
Ahli sosiolog W.G Sumner norma golongan pertama disebut mores yang berarti adat
istiadat dalam arti khusus, norma golongan kedua folkways yang berarti tata cara. Perbedaan
adat dengan hukum adat atau ciri-ciri dasar dari hukum dan hukum adat dibagi menjadi
beberapa golongan. Golongan pertama tidak ada aktivitas hukum dalam dalam masyarakat
yang tidak bernegara, golongan kedua tidak mengkhususkan definisi mereka tentang hukum,
hanya kepada hukum dalam masyarakat bernegara dengan satu sistem alat-alat kekuasaan
saja .

Batas-batas antara adat dan hukum adat yang singkatnya berbunyi sebagai berikut :
1. Hukum adalah suatu aktivitas didalam rangka suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi
pengawasan sosial . seorang peneliti harus mencari empat ciri dari hukum , atau atributes of
law.
2.
Attributes yang terutama disebut attribute of authority . Atribut otoritas atau kekuasaan
menentukan bahwa aktivitas kebudayaan yang disebut hukum itu adalah yang diberi
wewenang dalam masyarakat.
3. Attribute yang kedua disebut attribute of intention of universal application . attribute ini
menentukan bahwa keputusan dari pihak yang berkuasa itu harus dimaksutkan sebagai
keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang.
4. Attribute yang ketiga disebut attribute of obligation. Keputusan dari penguasa harus
mengandung perumusan pihak kesatu terhadap pihak kedua.pihak kesatu dan dua harus
terdiri dari individu yang hidup.
5. Attribute yang keempat disebut attribute of sanction, keputusan dari pihak berkuasa itu harus
dikuatkan dengan sanksi.

D. Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan ada 7, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bahasa
Sistem pengetahuan
Organisasi sosial
Sistem peralatan hidup dan tekhnologi
Sistem mata pencaharian hidup
Sistem religi
Kesenian

E. Integrasi Kebudayaan
1. Metode Holistik
Istilah holistik digunakan untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati
suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.konsep untuk menganalisis
masalah integrasi kebudayaan, yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur-unsur kebudayaan, fokus
kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian umum.

2. Pikiran Kolektif
5

Antropolog Prancis, E. Durkheim, mengembangkan konsep representations


collectives ( pikiran-pikiran kolektif) dalam sebuah karangan yang berjudul Representation
Individuallism et Representations Collectives. Ia beranggapan bahwa aktivitas-aktivitas dan
proses-proses rohaniah terjadi dalam organ fisik manusia khususnya berkonsep pada otak dan
syarafnya.

3. Fungsi Unsur-unsur Kebudayaan


Seorang sarjana antropologi, M.E. Spiro bahwa dalam karangan ilmiah terdapat tiga
cara pemakaian kata fungsi , yaitu :
a. Menerangkan fungsi itu sebagai hubungan antara sesuatu hal dengan suatu tujuan tertentu.
b. Menerangkan kaitan antara satu hal dengan hal yang lain
c. Menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal dengan hal-hal lain dalam satu sistem
terintegrasi.

4. Fokus Kebudayaan
Yaitu istilah yang pertama kali dikemukakan oleh M.J. Herskovits.

5. Etos Kebudayaan
Suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu watak khas tertentu yang
tampak. Watak khas itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, seriong tampak pada tingkah
laku warga masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan benda budaya hasil
kebudayaan mereka.

6. Kepribadian umum
Kepribadian umum yang dominan dalam kebudayaan itu . artinya, perhatian terhadap
kepribadian atau watak yang ada pada sebagian besar dari individu yang hidup dalam
kebudayaan itu.

Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan

Semua konsep yang dibutuhkan apabila ingin menganalisis proses-proses pergeseran


masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapanan penelitian ilmu antropologi disebut dinamika
social (social dynamics).
Konsep konsep yang terpenting ada mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga yaitu
internalisasi, sosialisasi, dan enkultuasi.

B. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri


1. proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses panjang sejak individu dilahirkan sampai ia hampir
meninggal. Individu belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat,
napsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
2. Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan
sisitem social. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya
belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang
menduduki beraneka macam peranan social yang mungkin ada dalam kehidupan sehari hari.
3 Proses Enkulturasi
Istilah enkulturasi adalah pembudayaan . proses enkulturasi adalah proses seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat, system
norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi ini dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga masyarakat, dimulai
dari lingkungan keluarga, kemudian teman-teman bermain.

Anda mungkin juga menyukai