kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain itu juga sering dipakai
sebagai suatu kebudayaan yang mempunyai system tekhnologi, ilmu pengetahuan, seni
bangunan, seni rupa, dan system kenegaraan dari masyarakat kota yang maju dan kompleks.
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan
sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3. Wujud kebudayaan manusia sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba
ataau difoto.
Wujud kedua dari kebudayaan disebut system social, mengenai tindakan berpola dari manusia itu
sendiri, dapat diobservasi, difoto, dan didokumentasikan.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Berupa seluruh hasil fisik dan aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat, dapat dilihat, diraba, dan difoto.
C. Adat Istiadat
1. Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi
Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari
adat-istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai
suatu yang ada dslam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap
bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman
yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat tadi. Nilai budaya
itu bersifat sangat umum, mempunyai ruang lingkup yang luas dan biasanya sulit diterangkan
secara rasional dan nyata.
Menurut C.Kluckhohn tiap sistem nilai budaya dalam kebudayaan mengandung lima
masalah dasar dalam kehidupan manusia.
1.
2.
3.
4.
5.
Presepsi manusia tentang waktu yaitu orientasi kemasa lalu, masa kini, dan masa depan.
Pandangan manusia terhadap alam yaitu manusia tunduk kepada alam yang dahsyat, menjaga
keselarasan dengan alam, dan manusia itu sendiri berusaha menguasai alam.
Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya yaitu orientasi kolateral (horisontal), rasa
ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong-royong), orientasi vertikal rasa
ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat, dan individualisme menilai tinggi
usaha atas kekuatan sendiri.
adalah
aturan-aturan
untuk
bertindak
bersifat
khusus,
sedangkan
perumusannya bersifat amat terperinci, jelas, tegas, dan tidak meragukan. Apabila norma
tersebut terlalu luas cakupannya dan terlampau kabur perumusannya, maka norma tersebut
tidak dapat mengatur tindakan individu dan membingungkan individu tersebut.
Norma dapat digolongkan kedalam pranata yang ada di masyarakat. Seperti pranata
ilmiah, pranata pendidikan, pranata peradilan, pranata ekonomi, pranata estetika atau
kesenian, pranata keagamaan dan sebagainya. Sejajar dengan adanya beragam pranata itu ada
juga norma ilmiah, pendidikan, politik, peradailan, ekonomi, keindahan, estetika, keagamaan
dan sebagainya.
Dalam masyarakat yang sederhana, jumlah pranata dan norma masih sedikit. Maka,
satu orang ahli dapat mencakup pengetahuan mengenai semua norma dalam banyak pranata.
Sebaliknya, dalam masyarakat yang kompleks dimana jumlah pranatanya sangat banyak dan
jumlah pranatanya juga sangat besar seorang ahli adat tidak dapat lagi menguasai seluruh
pengetahuan, ada ahli khusuh masing masing norma dan pranata.
Ahli sosiolog W.G Sumner norma golongan pertama disebut mores yang berarti adat
istiadat dalam arti khusus, norma golongan kedua folkways yang berarti tata cara. Perbedaan
adat dengan hukum adat atau ciri-ciri dasar dari hukum dan hukum adat dibagi menjadi
beberapa golongan. Golongan pertama tidak ada aktivitas hukum dalam dalam masyarakat
yang tidak bernegara, golongan kedua tidak mengkhususkan definisi mereka tentang hukum,
hanya kepada hukum dalam masyarakat bernegara dengan satu sistem alat-alat kekuasaan
saja .
Batas-batas antara adat dan hukum adat yang singkatnya berbunyi sebagai berikut :
1. Hukum adalah suatu aktivitas didalam rangka suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi
pengawasan sosial . seorang peneliti harus mencari empat ciri dari hukum , atau atributes of
law.
2.
Attributes yang terutama disebut attribute of authority . Atribut otoritas atau kekuasaan
menentukan bahwa aktivitas kebudayaan yang disebut hukum itu adalah yang diberi
wewenang dalam masyarakat.
3. Attribute yang kedua disebut attribute of intention of universal application . attribute ini
menentukan bahwa keputusan dari pihak yang berkuasa itu harus dimaksutkan sebagai
keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang.
4. Attribute yang ketiga disebut attribute of obligation. Keputusan dari penguasa harus
mengandung perumusan pihak kesatu terhadap pihak kedua.pihak kesatu dan dua harus
terdiri dari individu yang hidup.
5. Attribute yang keempat disebut attribute of sanction, keputusan dari pihak berkuasa itu harus
dikuatkan dengan sanksi.
D. Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan ada 7, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bahasa
Sistem pengetahuan
Organisasi sosial
Sistem peralatan hidup dan tekhnologi
Sistem mata pencaharian hidup
Sistem religi
Kesenian
E. Integrasi Kebudayaan
1. Metode Holistik
Istilah holistik digunakan untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati
suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.konsep untuk menganalisis
masalah integrasi kebudayaan, yaitu pikiran kolektif, fungsi unsur-unsur kebudayaan, fokus
kebudayaan, etos kebudayaan, dan kepribadian umum.
2. Pikiran Kolektif
5
4. Fokus Kebudayaan
Yaitu istilah yang pertama kali dikemukakan oleh M.J. Herskovits.
5. Etos Kebudayaan
Suatu kebudayaan sering memancarkan keluar suatu watak khas tertentu yang
tampak. Watak khas itu dalam ilmu antropologi disebut ethos, seriong tampak pada tingkah
laku warga masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan benda budaya hasil
kebudayaan mereka.
6. Kepribadian umum
Kepribadian umum yang dominan dalam kebudayaan itu . artinya, perhatian terhadap
kepribadian atau watak yang ada pada sebagian besar dari individu yang hidup dalam
kebudayaan itu.