Analisis Tingkat Kesehatan BPR (Uas)
Analisis Tingkat Kesehatan BPR (Uas)
(Studi pada PT. Eka Dana Utama Malang, Periode Maret 2014 Juni 2015 )
Memenuhi Mata Kuliah :
Seminar Perbankan
Dosen Pembimbing :
Tyas Danarti Hascaryani, ME
Disusun Oleh :
Yuslim Arli Nadiarsyah
135020400111019
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Kesehatan Bank ........................................................................................................ 5
2.1.1 Laporan Keuangan BPR ...................................................................................... 6
2.1.2 Metode RGEC ...................................................................................................... 10
2.2 Penelitian Yang Relevan .......................................................................................... 12
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 14
BAB III Metode Penelitian
3.1 Definisi Operasional Variable Penelitian ................................................................... 15
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 17
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................................... 17
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 17
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 18
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 18
BAB IV Hasil Penelitian & Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................ 22
4.2 Pembahasan ............................................................................................................ 27
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 34
5.2 Saran ....................................................................................................................... 34
LAMPIRAN .................................................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam
bidang perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian).
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk
menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dana
yang merupakan sarana vital bagi proses pertumbuhan perekonomian akan menjadi lebih
produktif melalui perbankan. Bank menjadi industri jasa yang dipercaya sebagai perantara
antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dan
memerlukan dana.
Dilihat dari segi fungsinya, dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah Bank
Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Yang kedua adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah,
tetapi tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan lembaga
perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang No. 10 tahun 1998.
Keberadaan BPR sangat membantu usaha mikro, kecil dan menengah karena
kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan
masyarakat di pedesaan. Tapi dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat,
tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan saja tetapi juga mencakup
pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah
perkotaan (Malayu: 2006). Perkembangan BPR di Indonesia selama kurun waktu tahun
Desember 2008 sampai dengan Januari 2013 dapat terlihat dalam tabel berikut:
Jumlah BPR terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Per Desember 2012,
jumlah BPR menjadi 1.653 unit atau berkurang menjadi 1.635 pada Desember 2013. Terus
berkurangnya jumlah BPR menunjukan industri ini dihuni BPR-BPR yang tak sehat.
Bank Pekreditan Rakyat (BPR) yang merupakan bagian dari sistem Perbankan harus
sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat supaya bisa berkontribusi maksimal dalam
menggerakan perekonomian secara keseluruhan. Perkembangan usaha BPR yang terus
menunjukkan kinerja yang positif, didorong oleh tiga faktor utama yaitu kebijakan pemerintah
yang memberikan peluang pendirian BPR, deregulasi perbankan yang memperbesar ruang
gerak BPR dan besarnya kebutuhan masyarakat terutama di daerah pinggiran kota dan
pedesaan terhadap jasa pelayanan perbankan. Kontribusi BPR akan semakin nyata jika
BPR dalam kondisi sehat dan kuat. Penilaian kesehatan BPR telah menjadi indikator penting
dalam upaya peningkatan kinerja bank.
Kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kualitas atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi kinerja suatu bank.
Upaya untuk
mengembalikan
dalam menyikapi kebijakan API. Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah RGEC yang terdiri dari Risk atau
resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaian
menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan
kesehatan bank semakin baik.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk
menganalisis kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan metode RGEC yang terdiri dari Risk
atau resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dengan judul
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BPR EKA DANA UTAMA DENGAN
METODE RGEC (PERIODE Maret 2014 Juni 2015)
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan
kebijakan perbankan selanjutnya.
3
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para pemilik dana untuk
menyimpan uangnya pada bank yang memiliki kondisi sehat, karena akan
memberikan jaminan bahwa dalam kurun waktu tertentu dana yang disimpan dalam
keadaan aman. Dan bagi bankbank lain, penelitian ini dapat dijadikan masukan
dalam melakukan hubungan koresponden yang akan memudahkan bank tersebut
untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Predikat
81-100
Sehat
66 - < 81
Cukup sehat
51 - < 66
Kurang sehat
0 < 51
Tidak sehat
Aset lain-lain.
b. Passiva
Passiva (kewajiban) adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa
lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi. Pos-pos kewajiban yang
umum dimiliki oleh BPR adalah sebagai berikut:
Kewajiban segera;
Utang bunga;
Utang pajak;
Simpanan;
Simpanan dari bank lain;
Pinjaman diterima;
Dana setoran modal kewajiban;
Kewajiban imbalan kerja;
Pinjaman subordinasi;
Modal pinjaman;
Kewajiban lain-lain.
c. Modal
Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi
semua kewajiban. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi
pos-pos ekuitas, misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba,
cadangan umum, dan cadangan tujuan yang disajikan dalam pospos terpisah.
Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan
nonoperasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi BPR adalah sebagai
berikut:
a. Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan
utama BPR. Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bunga dan
pendapatan operasional lainnya.
b. Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang
lazim sebagai usaha BPR.
c. Pendapatan non-operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari
kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR.
d. Beban non-operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang
bukan merupakan kegiatan utama BPR.
e. Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang
diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.
setara
kas.
Aktivitas
pendanaan
(financing)
adalah
aktivitas
yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Kas
adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum. Setara kas adalah penempatan dana
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek.
wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat
kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas
aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Bagi
perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah
satu sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank
Indonesia. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu:
sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Tabel 1. Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit
Predikat
81-100
Sehat
66 - < 81
Cukup sehat
51 - < 66
Kurang sehat
0 < 51
Tidak sehat
tersebut
di
atas
mengisyaratkan
bahwa
perusahaan
hendaknya
dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
C. Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.
Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas yang terus meningkat diatas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini
meliputi juga hal-hal seperti: a) Rasio laba terhadap Total Aset (ROA), dan b)
Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
D. Permodalan (Capital)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI.
Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan
untuk tahun 2002 minimal harus 8%. Bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8% harus
segera memperoleh perhatian dan penanganan yang cukup serius untuk segera
diperbaiki. Penambahan CAR untuk mencapai seperti yang ditetapkan memerlukan waktu
sehingga pemerintah pun memberikan waktu sesuai dengan ketentuan. Apabila sampai
waktu yang telah ditentukan, target CAR tidak tercapai, maka bank yang bersangkutan
akan dikenakan sanksi.
Good
Corporate
Governance,
Earnings,
dan
Capital). (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2011- 2013) disusun
oleh Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula (2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia
dengan menggunakan metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
12
pada periode 2011-2013 secara keseluruhan sehat. Faktor Risk Profile yang dinilai
melalui NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash Ratio secara keseluruhan menggambarkan
pengelolaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik. Faktor Good Corporate
Governance BRI sudah memiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan dengan
sangat baik. Faktor 29 Earnings atau Rentabilitas yang penilaiannya terdiri dari ROA
dan NIM mengalami kenaikan dan hal ini menandakan bertambahnya jumlah aset
yang dimiliki BRI diikuti dengan bertambahnya keuntungan yang didapat oleh BRI.
Dengan menggunakan indikator CAR, peneliti membuktikan bahwa BRI memiliki
faktor Capital yang baik, yaitu diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terdapat
pada metode pendekatan yang digunakan yaitu metode RGEC. Persamaan yang
lain yaitu penelitiannya sama-sama di PT Bank Rakyat Indonesia. Selain itu
persamaan yang lain yaitu periode yang digunakan pada periode 2011-2013.
Sedangkan untuk perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada
Risk Profile, di penelitian terdahulu menggunakan NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash
Ratio, sedangkan penelitian ini menggunakan NPL dan LDR.
B. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). (Studi pada PT.Bank
Central Asia, Tbk Periode 2010-2012). Disusun oleh Khisti Minarrohmah,
Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula (2014). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Central Asia dengan menggunakan
metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank pada periode 2011-2013
secara keseluruhan sangat sehat, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat
nilai NPL, BCA memiliki rasio <2%. NPL BCA pada tahun 2011 merupakan tahun
dimana BCA mengalami tingkat risiko paling rendah yaitu 1,26%. Pada tahun
2010 dan 2012 risiko kredit BCA mengalami peningkatan dikarenakan banyaknya
kredit yang dikategorikan macet sedangkan kredit yang diberikan juga meningkat.
Berdasarkan dari faktor permodalan yang dianalisis dengan risiko CAR, BCA
mengalami penurunan CAR pada tahun 2010. Pada tahun 2011 CAR BCA
mengalami penurunan yang signifikan dikarenakan aktiva bank yang mengandung
risiko mengalami kenaikan cukup besar yang tidak diimbangi juga dengan
kenaikan total modal yang cukup besar.
13
Risk Profile
Good Corporate
Goverment
14
Earning Capital
BAB III
METODE PENELITIAN
15
d. Risiko opersional
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau
tidak
memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari
kejadian eksternal.
e. Risiko hukum
Risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau ketidakpastian dari
pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum atau peraturan.
f. Risiko stratejik
Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
g. Risiko kepatuhan
Risiko
yang
disebabkan
oleh
ketidakpatuhan
suatu
bank
untuk
akibat
menurunnya
tingkat
kepercayaan
stakeholder
yang
GCG
mencerminkan
bagian
manajemen
dari
CAMELS
namun
telah
16
3. Earning
Earning adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi rentabilitas. Indikator
penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Assets), NIM (Net Interest Margin),
komponen laba actual terhadap proyeksi anggaran dan kemampuan komponen laba
dalam meningkatkan permodalan. Karaktristik bank dari sisi rentabilitas adalah kinerja
bank dalam menghasilkan laba, kestabilan komponen-komponen yang mendukung core
earning, dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba di
masa depan.
4. Capital
Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal dan
kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko yang
disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik,
skala usaha dan kompleksitas usaha bank.
3. 2
JENIS PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembankan dan menggunakan
model-model sistematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam.
3. 3
penelitian ini adalah laporan keuangan publikasi BPR Eka Dana Utama selama periode
Maret 2014 Juni 2015.
3.4
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti seacara tidak langsung
melalui media perantara. Sumber data adalah laporan keuangan BPR Eka Dana Utama
selama periode Maret 2014 Juni 2015 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
17
3.5
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
metode
3.6
menggunakan
indikator
yaitu
faktor
risiko
kredit
dengan
menggunakan rumus NPL dan risiko likuiditas dengan rumus LDR, LAR, dan
Cash Ratio.
a. Risiko Kredit
Dengan menghitung rasio Non Performing Loan:
18
b. Risiko Likuiditas
Dengan menghitung rasio-rasio sebagai berikut:
1) Loan to Deposit Ratio (LDR)
telah
disempurnakan.
Bank
memperhitungkan
dampak
GCG
3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Return on Assets (ROA)
19
20
4. Capital
Capital
atau
permodalan
yaitu
metode
penilaian
bank
berdasarkan
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Peneltian
1. Penilaian Kesehatan Bank
Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan
bank dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Penilaian kesehatan bank
sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya
bankbank yang benarbenar sehat saja yang dapat melayani masyarakat.
Penilaian kesehatan bank dilakukan dengan menilai beberapa faktor yang
indikator sehat atau tidaknya suatu bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penilaian kesehatan bank
meliputi faktorfaktor sebagai berikut :
a. Risiko (Risk)
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank
ditinjau dari aspek risk profile masing-masing dibahas dalam perhitungan
sebagai berikut :
1) Risiko Kredit
Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko kredit dihitung
menggunakan rasio NPL (Non Performing Loan).Rasio keuangan ini
menerangkan bahwa NPL (Non Performing Loan) diperoleh dari kredit
bermasalah yaitu kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong
kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total kredit kepada
pihak ketiga bukan bank.
2) Risiko Likuiditas
a) LDR (Loan to Deposit Ratio)
Rasio keuangan ini menerangkan bahwa LDR digunakan untuk
menilai likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan antara jumlah
kredit yang diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman
yang diterima, tidak termasuk pinjaman sub ordinari. Kredit yang diberikan
tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga adalah giro,
tabungan, simpanan berkala, dan sertifikat deposito.
1) Risiko Kredit
Bank Rakyat Indonesia mampu menghadapi risiko
kredit dengan cara mengatasi risiko akibat kegagalan
debitur dan pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada
seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung pada
kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau
kinerja peminjam dana (borrower).
23
2) Risiko Pasar
Dalam menghadapi risiko pasar, Bank Rakyat
Indonesia mampu menempatkan risiko pada posisi
neraca dan rekening administratif termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan haga option secara baik.
3) Risiko Likuiditas
Dalam
menghadapi
risiko
likuiditas,
Bank
Rakyat
4) Risiko Operasional
Dalam menghadapi risiko operasional, Bank Rakyat
Indonesia
mampu
dalam
menangani
risiko akibat
5) Risiko Hukum
Dalam menghadapi risiko hukum, Bank Rakyat Indonesia
mampu mengatasi risiko yang timbul akibat tuntutan
hukum dan kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga
dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan
perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak atau agunan yang tidak memadai.
24
6) Risiko Stratejik
Dalam
menghadapi
risiko
stratejik,
Bank
Rakyat
keputusan
keputusan
stratejik
atau
pelaksanaan
suatu
kegagalan
dalam
serta
tugasnya
melayani
nasabah
serta
7) Risiko Kepatuhan
Dalam menghadapi risiko kepatuhan, Bank Rakyat
Indonesia mampu mengatasi risiko yang timbul akibat
bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundangundangan dan ketentuan yang berlaku.
8) Risiko Reputasi
Dalam
menghadapi
risiko
reputasi,
Bank
Rakyat
yaitu
Governance
Structure,
Governance
Process,
dan
Margin
Pendapatan
(NIM),
dan
Operasional
rasio
Beban
(BOPO).
Tetapi
Operasional
disini
terhadap
saya
hanya
menghitungan untuk rasio ROA dan NIM saja.Rasio pertama adalah rasio
Return On Asset (ROA). Rasio ini dihitung untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini berarti
manajemen
bank
kurang
mampu
dalam
mengelola
aset
untuk
d. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (Capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital AdequacyRatio (CAR).
4.2
Pembahasan
a. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana
Utama dengan metode RGEC Periode Maret 2014.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Maret 2014
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
kurang sehat
LDR
93
Cukup Sehat
Kurang
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
75
CAR
35
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
Sehat
sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sangat
Sehat
Cukup Sehat
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
kurang sehat
LDR
93
Cukup Sehat
Kurang
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
77
CAR
33
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
Sehat
sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sangat
Sehat
Cukup Sehat
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
kurang sehat
LDR
91
Cukup Sehat
Kurang
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
72
CAR
38
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
sehat
Sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sangat
Sehat
Cukup Sehat
tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil
Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 7 dan 91. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 6 dan 72. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 38 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
kurang sehat
LDR
88
Cukup Sehat
Kurang
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
74
CAR
37
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
Sehat
Sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sangat
Sehat
Cukup Sehat
30
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
kurang sehat
LDR
90
Cukup Sehat
Kurang
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
77
CAR
34
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
Sehat
Sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sehat
Cukup Sehat
31
f.
Komponen
faktor
Rasio
Rasio(%)
Peringkat
Kriteria
Keterangan
NPL
cukup sehat
LDR
92
Cukup Sehat
Cukup
Sehat
ROA
sangat sehat
BOPO
75
CAR
41
Profil Risiko
Rentabilitas
Permodalan
Sehat
Sehat
1
Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
sangat sehat
Sangat
sehat
Sehat
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut maka
Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan menggunakan
metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, Untuk periode Maret 2014 dapat disimpulkan
bahwa Bank BRI peringkat komposit CUKUP SEHAT, periode Juni 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT, untuk periode September 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT, untuk periode Desember 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT untuk periode Maret 2015 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT dan untuk periode Juni 2015 dengan
kesimpulan peringkat komposit SEHAT.
Tingkat Kesehatan Bank ditinjau dari aspek risk profile, earnings, good corporate
governance, dan capital pada BPR Eka Dana Utama periode Maret 2014, Juni 2014,
September 2014, Desember 2014, Maret 2015 dan Juni 2015 cukup sehat sehingga
dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan
kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian
antara lain profil risiko, rentabilitas, dan permodalan secara umum sangat baik.
5.2 Saran
Kesimpulan di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saransaran kepada BPR Eka Dana Utama terutama yang berkaitan dengan kesehatan bank,
saran yang dapat penulis berikan kepada pihak BPR Eka Dana Utama yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai bank perkreditan rakyat Eka Dana Utama harus
mampu
35
DAFTAR PUSTAKA
Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula. (2014). Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 13 No. 2 Agustus 2014. Universitas
Brawijaya.
Surat Edaran Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis
RGEC untuk Bank Umum.
36
LAMPIRAN
(Ribuan Rp.)
Keterangan
219,811
37
KL
Jumlah
219,811
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
35
c. LDR
93
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
128
g. BOPO
75
h. Cash Ratio
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
LULUK YANUARIANTINI
GATUT HENDROWARDONO
(Ribuan Rp.)
Keterangan
38
KL
Jumlah
324,992
324,992
-
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
33
c. LDR
93
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
121
g. BOPO
77
h. Cash Ratio
11
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI
(Ribuan Rp.)
39
Keterangan
1. Penempatan pada bank lain
KL
Jumlah
403,122
403,122
-
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
38
c. LDR
91
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
117
g. BOPO
72
h. Cash Ratio
14
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
LULUK YANUARIANTINI
GATUT HENDROWARDONO
40
(Ribuan Rp.)
Keterangan
KL
Jumlah
674,520
674,520
-
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
37
c. LDR
88
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
120
g. BOPO
74
h. Cash Ratio
21
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI
41
(Ribuan Rp.)
Keterangan
KL
Jumlah
466,818
466,818
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
34
c. LDR
90
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
117
g. BOPO
77
h. Cash Ratio
15
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA
KARTIKASARI
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI
42
(Ribuan Rp.)
Keterangan
KL
Jumlah
432,950
432,950
-
a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait
4. Rasio-Rasio (%)
a. NPL net
b. KPMM
41
c. LDR
92
d. ROA
e. KAP
f. PPAP
121
g. BOPO
75
h. Cash Ratio
14
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA
KARTIKASARI
Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)
Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI
43