Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BPR

(Studi pada PT. Eka Dana Utama Malang, Periode Maret 2014 Juni 2015 )
Memenuhi Mata Kuliah :
Seminar Perbankan
Dosen Pembimbing :
Tyas Danarti Hascaryani, ME

Disusun Oleh :
Yuslim Arli Nadiarsyah
135020400111019

Keuangan dan Perbankan


Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2015

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Kesehatan Bank ........................................................................................................ 5
2.1.1 Laporan Keuangan BPR ...................................................................................... 6
2.1.2 Metode RGEC ...................................................................................................... 10
2.2 Penelitian Yang Relevan .......................................................................................... 12
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 14
BAB III Metode Penelitian
3.1 Definisi Operasional Variable Penelitian ................................................................... 15
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 17
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................................... 17
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 17
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 18
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 18
BAB IV Hasil Penelitian & Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................ 22
4.2 Pembahasan ............................................................................................................ 27
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 34
5.2 Saran ....................................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36

LAMPIRAN .................................................................................................................... 37

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam
bidang perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian).
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk
menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dana
yang merupakan sarana vital bagi proses pertumbuhan perekonomian akan menjadi lebih
produktif melalui perbankan. Bank menjadi industri jasa yang dipercaya sebagai perantara
antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dan
memerlukan dana.
Dilihat dari segi fungsinya, dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah Bank
Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Yang kedua adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah,
tetapi tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan lembaga
perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang No. 10 tahun 1998.
Keberadaan BPR sangat membantu usaha mikro, kecil dan menengah karena
kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan
masyarakat di pedesaan. Tapi dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat,
tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan saja tetapi juga mencakup
pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah
perkotaan (Malayu: 2006). Perkembangan BPR di Indonesia selama kurun waktu tahun
Desember 2008 sampai dengan Januari 2013 dapat terlihat dalam tabel berikut:

Jumlah Bank dan Kegiatan Usaha BPR di Indonesia


bulan Desember 2008 Desember 2013

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia,Desember 2013

Jumlah BPR terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Per Desember 2012,
jumlah BPR menjadi 1.653 unit atau berkurang menjadi 1.635 pada Desember 2013. Terus
berkurangnya jumlah BPR menunjukan industri ini dihuni BPR-BPR yang tak sehat.
Bank Pekreditan Rakyat (BPR) yang merupakan bagian dari sistem Perbankan harus
sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat supaya bisa berkontribusi maksimal dalam
menggerakan perekonomian secara keseluruhan. Perkembangan usaha BPR yang terus
menunjukkan kinerja yang positif, didorong oleh tiga faktor utama yaitu kebijakan pemerintah
yang memberikan peluang pendirian BPR, deregulasi perbankan yang memperbesar ruang
gerak BPR dan besarnya kebutuhan masyarakat terutama di daerah pinggiran kota dan
pedesaan terhadap jasa pelayanan perbankan. Kontribusi BPR akan semakin nyata jika
BPR dalam kondisi sehat dan kuat. Penilaian kesehatan BPR telah menjadi indikator penting
dalam upaya peningkatan kinerja bank.
Kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kualitas atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi kinerja suatu bank.

Upaya untuk

mengembalikan

kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan diperlukan suatu penilaian tingkat


kesehatan bank, penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan untuk mengetahui kredibilitas
suatu bank dan salah satu indikator penilaian kinerja manajemen perbankan. Selain itu juga
penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dalam upaya menetapkan strategi yang bagus
2

dalam menyikapi kebijakan API. Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah RGEC yang terdiri dari Risk atau
resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaian
menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan
kesehatan bank semakin baik.

Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk
menganalisis kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan metode RGEC yang terdiri dari Risk
atau resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dengan judul
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BPR EKA DANA UTAMA DENGAN
METODE RGEC (PERIODE Maret 2014 Juni 2015)

1.2 Rumusan Masalah


Sehubungan dengan latar belakang diatas, penelitian ini akan menilai tingkat
kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan metode RGEC. Masalah yang diteliti,
selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah tingkat
kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan menggunakan metode RGEC selama periode
maret 2014 juni 2015 berada dalam kondisi sehat?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan BPR Eka Dana Utama
selama periode Maret 2014 Juni 2015 dengan menggunakan metode RGEC.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Sebagai tolok ukur bagi manajemen BPR Eka Dana Utama untuk menilai apakah
pengelolaan bank sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan dan sebagai acuan untuk menentukan strategi usaha dan kebijakan
dimasa akan datang.

2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan
kebijakan perbankan selanjutnya.
3

3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para pemilik dana untuk
menyimpan uangnya pada bank yang memiliki kondisi sehat, karena akan
memberikan jaminan bahwa dalam kurun waktu tertentu dana yang disimpan dalam
keadaan aman. Dan bagi bankbank lain, penelitian ini dapat dijadikan masukan
dalam melakukan hubungan koresponden yang akan memudahkan bank tersebut
untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KESEHATAN BANK


Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan
wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat
kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas
aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Bagi
perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah
satu sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank
Indonesia. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu:
sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Tabel 1. Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit

Predikat

81-100

Sehat

66 - < 81

Cukup sehat

51 - < 66

Kurang sehat

0 < 51

Tidak sehat

Sumber : Lukman Dendawijaya (2005:256)


Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat,
kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina
bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus
dijalankan atau bahkan dihentikan operasinya. Dengan semakin meningkatnya
kompleksitas usaha dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang
mungkin timbul dari operasional bank. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun
untuk mengatahui apakah ada peningkatan atau penurunan.

2.1.1 Laporan Keuangan BPR


Laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bertujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.
Selain itu laporan keuangan BPR juga bertujuan untuk membantu pengambilan
keputusan (Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat: 2010). Komponen laporan
keuangan BPR untuk tujuan umum terdiri dari:
A. Neraca
Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir
periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat
minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan
transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan. Dalam laporan neraca terdiri atas dua
sisi yaitu aktiva di sebelah kiri dan passiva ditambah modal di sebelah kanan.
a. Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan.
Pos-pos aktiva yang umum dimiliki oleh BPR adalah sebagai berikut:
Kas;
Kas dalam valuta asing;
Sertifikat Bank Indonesia;
Pendapatan bunga yang akan diterima;
Penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito);
Restrukturisasi Kredit;
Agunan yang diambil alih;
Aset tetap dan inventaris;
Aset tidak berwujud;

Aset lain-lain.

b. Passiva
Passiva (kewajiban) adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa
lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi. Pos-pos kewajiban yang
umum dimiliki oleh BPR adalah sebagai berikut:
Kewajiban segera;
Utang bunga;
Utang pajak;
Simpanan;
Simpanan dari bank lain;
Pinjaman diterima;
Dana setoran modal kewajiban;
Kewajiban imbalan kerja;
Pinjaman subordinasi;
Modal pinjaman;
Kewajiban lain-lain.

c. Modal
Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi
semua kewajiban. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi
pos-pos ekuitas, misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba,
cadangan umum, dan cadangan tujuan yang disajikan dalam pospos terpisah.
Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan

pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan


pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perseroan
untuk membagikan atau menggunakan ekuitas.

B. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan
beban BPR dalam suatu periode. Penghasilan terdiri dari pendapatan operasional dan
pendapatan nonoperasional.

Beban terdiri dari beban operasional dan beban

nonoperasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi BPR adalah sebagai
berikut:
a. Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan
utama BPR. Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bunga dan
pendapatan operasional lainnya.
b. Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang
lazim sebagai usaha BPR.
c. Pendapatan non-operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari
kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR.
d. Beban non-operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang
bukan merupakan kegiatan utama BPR.
e. Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang
diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.

C. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan ekuitas
BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan BPR
selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang
berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran
dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan
BPR selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas BPR antara lain meliputi:
a. Modal saham, misalnya penambahan modal saham
8

b. Laba/rugi yang belum direalisasi dalam Sertifikat Bank Indonesia


c. Surplus revaluasi aset tetap
d. Dana setoran modal ekuitas
e. Saldo laba (laba ditahan).

D. Laporan Arus Kas


Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan BPR (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas investasi (investing)
adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk

setara

kas.

Aktivitas

pendanaan

(financing)

adalah

aktivitas

yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Kas
adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum. Setara kas adalah penempatan dana
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek.

E. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan
keuangan BPR. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran
umum BPR, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan
informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan
keuangan.
Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan
9

wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat
kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas
aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Bagi
perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah
satu sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank
Indonesia. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu:
sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Tabel 1. Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit

Predikat

81-100

Sehat

66 - < 81

Cukup sehat

51 - < 66

Kurang sehat

0 < 51

Tidak sehat

Sumber : Lukman Dendawijaya (2005:256)

2.1.2 METODE RGEC


A. Profil Risiko (Risk Profile)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Pasal 7 Profil risiko (risk
profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 risiko, yaitu: risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan
dan, risiko reputasi.
Risiko inheren adalah risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang
dapat dikuantifikasi maupun tidak dapat dikuantifikasi, yang berpotensi mempengaruhi
posisi keuangan bank. Inheren Risk dapat berupa parameter yang bersifat ex-post (telah
terjadi) maupun parameter yang bersifat ex-ante (belum terjadi). Kualitas penerapan
manajemen (Risk Control System) merupakan penjabaran dari penerapan Basel II Pilar 2
(terdiri dari 4 pilar utama). Supervisoryreview yang telah dijabarkan di perbankan
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Tentang Penerapan Manajamen Risiko.
10

B. Good Corporate Governance


a) Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Brigham & Houston (2006) para manajer diberi kekuasaan oleh pemilik
perusahaan yaitu pemegang saham untuk membuat keputusan dimana hal ini
menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency
theory). Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketka satu atau lebih individu
yang disebut sebagai principal menyewa indvisu atau organisasi lain yang disebut
sebagai agen untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk
membuat keputusan kepada agen tersebut.
b) Stewardship Theory Teori
Stewardship menurut Brigham & Houston (2006) mengasumsikan hubungan yang
kiat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi
dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan
demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari stewardship adalah manajer
meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik.
c) Stakeholder Theory
Menurut Brigham & Houston (2006) Stakeholder adalah semua pihak baik internal
maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun
dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan
stakeholder

tersebut

di

atas

mengisyaratkan

bahwa

perusahaan

hendaknya

memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan


dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan
yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan
stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi
stakeholder.
d) Pengertian dan Konsep Dasar GCG
Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 penilaian
terhadap faktor GCG sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf b merupakan penilaian
terhadap manajemen bank atas prinsip-prinsip GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG
tersebut diantaranya: keterbukaan, akuntabilitas, tanggungjawab, indepedensi serta
kewajaran. Forum for Corporate Governance (FCGI) dalam publikasi yang pertamanya
(dalam Jurnal Nominal/Volume 1 Nomor 1/Tahun 2012) menggunakan definisi Cadbury
Committee yaitu seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
11

dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.

C. Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.
Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara
rentabilitas yang terus meningkat diatas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini
meliputi juga hal-hal seperti: a) Rasio laba terhadap Total Aset (ROA), dan b)
Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

D. Permodalan (Capital)
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI.
Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, maka CAR perbankan
untuk tahun 2002 minimal harus 8%. Bagi bank yang memiliki CAR dibawah 8% harus
segera memperoleh perhatian dan penanganan yang cukup serius untuk segera
diperbaiki. Penambahan CAR untuk mencapai seperti yang ditetapkan memerlukan waktu
sehingga pemerintah pun memberikan waktu sesuai dengan ketentuan. Apabila sampai
waktu yang telah ditentukan, target CAR tidak tercapai, maka bank yang bersangkutan
akan dikenakan sanksi.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN


A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk
Profile,

Good

Corporate

Governance,

Earnings,

dan

Capital). (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2011- 2013) disusun
oleh Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula (2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Rakyat Indonesia
dengan menggunakan metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
12

pada periode 2011-2013 secara keseluruhan sehat. Faktor Risk Profile yang dinilai
melalui NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash Ratio secara keseluruhan menggambarkan
pengelolaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik. Faktor Good Corporate
Governance BRI sudah memiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan dengan
sangat baik. Faktor 29 Earnings atau Rentabilitas yang penilaiannya terdiri dari ROA
dan NIM mengalami kenaikan dan hal ini menandakan bertambahnya jumlah aset
yang dimiliki BRI diikuti dengan bertambahnya keuntungan yang didapat oleh BRI.
Dengan menggunakan indikator CAR, peneliti membuktikan bahwa BRI memiliki
faktor Capital yang baik, yaitu diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terdapat
pada metode pendekatan yang digunakan yaitu metode RGEC. Persamaan yang
lain yaitu penelitiannya sama-sama di PT Bank Rakyat Indonesia. Selain itu
persamaan yang lain yaitu periode yang digunakan pada periode 2011-2013.
Sedangkan untuk perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada
Risk Profile, di penelitian terdahulu menggunakan NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash
Ratio, sedangkan penelitian ini menggunakan NPL dan LDR.
B. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). (Studi pada PT.Bank
Central Asia, Tbk Periode 2010-2012). Disusun oleh Khisti Minarrohmah,
Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula (2014). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Central Asia dengan menggunakan
metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank pada periode 2011-2013
secara keseluruhan sangat sehat, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat
nilai NPL, BCA memiliki rasio <2%. NPL BCA pada tahun 2011 merupakan tahun
dimana BCA mengalami tingkat risiko paling rendah yaitu 1,26%. Pada tahun
2010 dan 2012 risiko kredit BCA mengalami peningkatan dikarenakan banyaknya
kredit yang dikategorikan macet sedangkan kredit yang diberikan juga meningkat.
Berdasarkan dari faktor permodalan yang dianalisis dengan risiko CAR, BCA
mengalami penurunan CAR pada tahun 2010. Pada tahun 2011 CAR BCA
mengalami penurunan yang signifikan dikarenakan aktiva bank yang mengandung
risiko mengalami kenaikan cukup besar yang tidak diimbangi juga dengan
kenaikan total modal yang cukup besar.

13

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada tujuan


penelitiannya mengetahui tingkat kesehatan bank. Selain itu persamaan terdapat
pada metode yang digunakan yaitu RGEC. Perbedaan penelitian terdahulu
dengan penelitian ini yaitu pada bank nya yaitu penelitian terdahulu melakukan
penelitian di PT. Bank Central Asia, sedangkan penelitian ini di PT. Bank Rakyat
Indonesia. Selain itu penelitian juga terletak pada periode yang digunakan,
penelitian terdahulu menggunakan periode 2010-2012, sedangkan penelitian ini
menggunakan periode 2011-2013.

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Tingkat Kesehatan BPR

Risk Profile

Good Corporate
Goverment

14

Earning Capital

BAB III
METODE PENELITIAN

3. 1 DEFINISI OPERSIONAL VARIABLE PENELITIAN


Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam
menjalankan kegaiatan operasional perbankan secara normal dan kemampuan bank
dalam kewajibannya. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank sangat penting untuk
mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya bankbank yang benarbenar
sehat saja yang dapat melayani masyarakat. Peraturan tentang penilaian kesehatan bank
terdapat pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indicator adalah RGEC yang terdiri dari Risk atau
risiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaiaan
menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan
kesehatan bank semakin baik. RGEC sebagai indikator yang terdiri dari :
1. Risk profile
Penilaian terhadap resiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu:
a. Risiko kredit
Risiko pinjaman tidak kembali sesuai dengan kontrak, seperti penundaan,
pengurangan pembayaran suku bunga dan pinjaman pokonya, atau tidak
membayar pinjamannya sama sekali.
b. Risiko pasar
Suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena
pergerakan pada faktorfaktor pasar.
c. Risiko likuiditas
Risiko kekurangan likuiditas terjadi karena adanya rush penarikan dana
secara serentak yang dapat mengakibatkan kebangkrutan bank.

15

d. Risiko opersional
Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau

tidak

memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari
kejadian eksternal.
e. Risiko hukum
Risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau ketidakpastian dari
pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum atau peraturan.
f. Risiko stratejik
Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
g. Risiko kepatuhan
Risiko

yang

disebabkan

oleh

ketidakpatuhan

suatu

bank

untuk

melaksanakan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku, dan


h. Risiko reputasi
Risiko

akibat

menurunnya

tingkat

kepercayaan

stakeholder

yang

bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.


Masingmasing bagian dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu tingkat risiko inheren
dan kualitas penerapan manajemen risiko. Sehingga penilaian untuk resiko terdapat 16
penilaian. Meninjau tingkat risiko terbagi atas 5 tingkat. Semakin kecil poin yang diterima
maka kesehatan bank dari sisi risiko tersebut semakin baik.

2. Good Corporate Governance


Good Corpotrate Governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip
GCG.

GCG

mencerminkan

bagian

manajemen

dari

CAMELS

namun

telah

disempurnakan. Bank memperhitungkan dampak GCG perusahaan pada kinerja GCG


bank dengan mempertimbangkan signifikan dan materialitas perusahaan anak dan atau
signifikasi kelemahan GCG perusahaan anak.

16

3. Earning
Earning adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi rentabilitas. Indikator
penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Assets), NIM (Net Interest Margin),
komponen laba actual terhadap proyeksi anggaran dan kemampuan komponen laba
dalam meningkatkan permodalan. Karaktristik bank dari sisi rentabilitas adalah kinerja
bank dalam menghasilkan laba, kestabilan komponen-komponen yang mendukung core
earning, dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba di
masa depan.

4. Capital
Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal dan
kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko yang
disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik,
skala usaha dan kompleksitas usaha bank.

3. 2

JENIS PENELITIAN
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembankan dan menggunakan
model-model sistematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena
alam.

3. 3

SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN


Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah BPR Eka Dana Utama. Objek

penelitian ini adalah laporan keuangan publikasi BPR Eka Dana Utama selama periode
Maret 2014 Juni 2015.

3.4

JENIS DAN SUMBER DATA


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti seacara tidak langsung
melalui media perantara. Sumber data adalah laporan keuangan BPR Eka Dana Utama
selama periode Maret 2014 Juni 2015 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
17

3.5

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik

pengumpulan

data

dalam

penelitian

ini

menggunakan

metode

dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat


atau menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian.

3.6

TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis laporan keuangan

dengan menggunakan pendekatan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011


tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan
sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko menggantikan penilaian
CAMELS. Penilaian terhadap faktor-faktor RGEC terdiri dari:

1. Profil Risiko (Risk Profile)


Penilaian terhadap risiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko
kepatuhan dan risiko reputasi. Dalam penelitian ini mengukur faktor risk profile
dengan

menggunakan

indikator

yaitu

faktor

risiko

kredit

dengan

menggunakan rumus NPL dan risiko likuiditas dengan rumus LDR, LAR, dan
Cash Ratio.

a. Risiko Kredit
Dengan menghitung rasio Non Performing Loan:

Tabel1.Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit

18

b. Risiko Likuiditas
Dengan menghitung rasio-rasio sebagai berikut:
1) Loan to Deposit Ratio (LDR)

Tabel 2. Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Likuiditas

2. Good Corporate Governance


Good Corpotrate Governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan
prinsip-prinsip GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen dari CAMELS
namun

telah

disempurnakan.

Bank

memperhitungkan

dampak

GCG

perusahaan pada kinerja GCG bank dengan mempertimbangkan signifikan


dan materialitas perusahaan anak dan atau signifikasi kelemahan GCG
perusahaan anak.

3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Return on Assets (ROA)

19

Table 4. Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas


(ROA)

b. Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)


Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

Table 5. Kriteria Pengukuran Rasio BOPO

20

4. Capital
Capital

atau

permodalan

yaitu

metode

penilaian

bank

berdasarkan

permodalan yang dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital Adequacy


Ratio (CAR).

21

BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Peneltian
1. Penilaian Kesehatan Bank
Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan
bank dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Penilaian kesehatan bank
sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya
bankbank yang benarbenar sehat saja yang dapat melayani masyarakat.
Penilaian kesehatan bank dilakukan dengan menilai beberapa faktor yang
indikator sehat atau tidaknya suatu bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penilaian kesehatan bank
meliputi faktorfaktor sebagai berikut :
a. Risiko (Risk)
Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank
ditinjau dari aspek risk profile masing-masing dibahas dalam perhitungan
sebagai berikut :
1) Risiko Kredit
Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko kredit dihitung
menggunakan rasio NPL (Non Performing Loan).Rasio keuangan ini
menerangkan bahwa NPL (Non Performing Loan) diperoleh dari kredit
bermasalah yaitu kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong
kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total kredit kepada
pihak ketiga bukan bank.

Table. 6 Bobot PK Komponen NPL (Non Performing Loan)


NPL
Bulan
Jumlah (%) Peringkat Keterangan
Juni 2015
5
3
cukup sehat
Maret 2015
6
4
kurang sehat
Desember 2014
7
4
kurang sehat
September 2014
7
4
kurang sehat
Juni 2014
8
4
kurang sehat
Maret 2014
7
4
kurang sehat
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
22

2) Risiko Likuiditas
a) LDR (Loan to Deposit Ratio)
Rasio keuangan ini menerangkan bahwa LDR digunakan untuk
menilai likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan antara jumlah
kredit yang diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman
yang diterima, tidak termasuk pinjaman sub ordinari. Kredit yang diberikan
tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga adalah giro,
tabungan, simpanan berkala, dan sertifikat deposito.

Table 7. Bobot PK Komopnen LDR ( Loan to Deposite Ratio)


LDR
Bulan
Jumlah (%) Peringkat Keterangan
Juni 2015
92
3
Cukup Sehat
Maret 2015
90
3
Cukup Sehat
Desember 2014
88
3
Cukup Sehat
September 2014
91
3
Cukup Sehat
Juni 2014
93
3
Cukup Sehat
Maret 2014
93
3
Cukup Sehat
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek risk profile pada BPR.
Eka Dana Utama pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2015 cukup
sehat walaupun terdapat kelemahan yang terlalu signifikan. Hal ini
mencerminkan bahwa bank stabil dalam menjalankan perannya dalam
menghadapi 8 risk profile yang dijelaskan sebagai berikut :

1) Risiko Kredit
Bank Rakyat Indonesia mampu menghadapi risiko
kredit dengan cara mengatasi risiko akibat kegagalan
debitur dan pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada
seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung pada
kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau
kinerja peminjam dana (borrower).

23

2) Risiko Pasar
Dalam menghadapi risiko pasar, Bank Rakyat
Indonesia mampu menempatkan risiko pada posisi
neraca dan rekening administratif termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk
risiko perubahan haga option secara baik.

3) Risiko Likuiditas
Dalam

menghadapi

risiko

likuiditas,

Bank

Rakyat

Indonesia sedikit kurang mampu untuk memenuhi


kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan
arus kas, dan dari aset likuid berkualitas tinggi yang
dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan
kondisi keuangan bank, tetapi hal ini tidak signifikan
mempengaruhi lebih lanjut.

4) Risiko Operasional
Dalam menghadapi risiko operasional, Bank Rakyat
Indonesia

mampu

dalam

menangani

risiko akibat

ketidakcukupan dan tidak berfungsinya proses internal


kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
bank. Sumber risiko operasional ini dapat disebabkan
antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sitem,
dan juga kejadian eksternal yang mungkin dialami oleh
bank dalam menjalankan kegiatan usahanya.

5) Risiko Hukum
Dalam menghadapi risiko hukum, Bank Rakyat Indonesia
mampu mengatasi risiko yang timbul akibat tuntutan
hukum dan kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga
dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan
perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak atau agunan yang tidak memadai.

24

6) Risiko Stratejik
Dalam

menghadapi

risiko

stratejik,

Bank

Rakyat

Indonesia mampu mengatasi ketidaktepatan dalam


mengambil

keputusan

keputusan

stratejik

atau

pelaksanaan

suatu

kegagalan

dalam

serta

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis karena


bank memiliki 9 Perilaku Budaya Perusahaan dalam
menjalankan

tugasnya

melayani

nasabah

serta

mencapai tujuan perusahaan.

7) Risiko Kepatuhan
Dalam menghadapi risiko kepatuhan, Bank Rakyat
Indonesia mampu mengatasi risiko yang timbul akibat
bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundangundangan dan ketentuan yang berlaku.
8) Risiko Reputasi
Dalam

menghadapi

risiko

reputasi,

Bank

Rakyat

Indonesia mampu tetap menjaga tingkat kepercayaan


stakeholder terhadap bank dari persepsi negatif yang
mampu menjatuhkan reputasi bank.

b. Good Corporate Governance


Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia GCG didasarkan pada 3 aspek
utama

yaitu

Governance

Structure,

Governance

Process,

dan

Governance Outcomes. Governance Structure mencakup pelaksanaan


tugas dan tanggungjawab Komisaris dan Direksi serta kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup penerapan
fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan
fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk
sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan
dana besar, serta sistem rencana strategis bank. Governance Outcomes
mencakup transparasi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan
pelaksanaa GCG dan pelaporan internal. Penerapan GCG yang memadai
25

sangat diperlukan dalam pengelolaan perbankan mengingat SDM yang


menjalankan bisnis perbankan merupakan faktor kunci yang harus
memiliki integritas dan kompetensi yang baik.
c. Rentabilitas (Earning)
Faktor rentabilitas terdiri atas 4 komponen penilaian, yaitu
rasio Return On Asset (ROA), rasio Return On Equity (ROE), rasio Net
Interest

Margin

Pendapatan

(NIM),

dan

Operasional

rasio

Beban

(BOPO).

Tetapi

Operasional
disini

terhadap

saya

hanya

menghitungan untuk rasio ROA dan NIM saja.Rasio pertama adalah rasio
Return On Asset (ROA). Rasio ini dihitung untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini berarti
manajemen

bank

kurang

mampu

dalam

mengelola

aset

untuk

meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.

Table 8. Bobot PK Komponen ROA


ROA
Bulan
Jumlah (%) Peringkat
Keterangan
Juni 2015
3
1 sangat sehat
Maret 2015
2
1 sangat sehat
Desember 2014
8
1 sangat sehat
September 2014
6
1 sangat sehat
Juni 2014
3
1 sangat sehat
Maret 2014
2
1 sangat sehat
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
Rasio kedua adalah rasio Biaya operasional dihitung berdasarkan
penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya.
Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan
bunga dan total pendapatan operasional lainnya.

Tabel 9. Bobot PK Komponen BOPO


BOPO
Bulan
Jumlah (%) Peringkat Keterangan
Juni 2015
75
sehat
Maret 2015
77
sehat
Desember 2014
74
sehat
September 2014
72
sehat
Juni 2014
77
sehat
Maret 2014
75
sehat
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015
26

d. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (Capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital AdequacyRatio (CAR).

Tabel 10. Bobot PK Komponen CAR


CAR
Bulan
Jumlah (%) Peringkat
Keterangan
Juni 2015
41
1
sangat sehat
Maret 2015
34
1
sangat sehat
Desember 2014
37
1
sangat sehat
September 2014
38
1
sangat sehat
Juni 2014
33
1
sangat sehat
Maret 2014
35
1
sangat sehat
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

4.2

Pembahasan
a. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana
Utama dengan metode RGEC Periode Maret 2014.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Maret 2014

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

kurang sehat

LDR

93

Cukup Sehat

Kurang
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

75

CAR

35

Profil Risiko

Rentabilitas

Permodalan

Sehat
sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sangat
Sehat

Cukup Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit
tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
27

penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil


Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 7 dan 93. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 2 dan 75. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 35 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.

b. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana


Utama dengan metode RGEC Periode Juni 2014.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Juni 2014

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

kurang sehat

LDR

93

Cukup Sehat

Kurang
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

77

CAR

33

Profil Risiko

Rentabilitas

Permodalan

Sehat
sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sangat
Sehat

Cukup Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit
tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
28

penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil


Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 8 dan 93. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 3 dan 77. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 33%. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.

c. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana


Utama dengan metode RGEC Periode September 2014.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode September
2014

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

kurang sehat

LDR

91

Cukup Sehat

Kurang
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

72

CAR

38

Profil Risiko

Rentabilitas

Permodalan

sehat
Sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sangat
Sehat

Cukup Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,
kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit
29

tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil
Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 7 dan 91. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 6 dan 72. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 38 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.

d. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana


Utama dengan metode RGEC Periode Desember 2014.
Table 1. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Desember
2014

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

kurang sehat

LDR

88

Cukup Sehat

Kurang
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

74

CAR

37

Profil Risiko

Rentabilitas

Permodalan

Sehat
Sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sangat
Sehat

Cukup Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

30

kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit


tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil
Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 7 dan 88. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar

8 dan 74 . Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan


dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 37 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.

e. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana


Utama dengan metode RGEC Periode Maret 2015.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Maret 2015

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

kurang sehat

LDR

90

Cukup Sehat

Kurang
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

77

CAR

34

Profil Risiko

Rentabilitas
Permodalan

Sehat
Sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sehat

Cukup Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

31

kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit


tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas
penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil
Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam
mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR
yaitu 6 dan 90 . Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 2 dan 77. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 34 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya.

f.

Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana


Utama dengan metode RGEC Periode Juni 2015.
Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Juni 2015

Komponen
faktor

Rasio

Rasio(%)

Peringkat

Kriteria

Keterangan

NPL

cukup sehat

LDR

92

Cukup Sehat

Cukup
Sehat

ROA

sangat sehat

BOPO

75

CAR

41

Profil Risiko

Rentabilitas

Permodalan

Sehat
Sehat
1

Peringkat Komposit
Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

sangat sehat

Sangat
sehat

Sehat

Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 3 ,


karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,
32

kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit


tergolong tidak tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan
kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup sehat. Faktor
Profil Risiko cukup sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya
dalam mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan
LDR yaitu 5 dan 92. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba
melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang
dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio
sebesar 3 dan 75. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa
peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan
dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan
pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR
sebesar 41 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
dengan kesimpulan peringkat komposit 2, mencerminkan kondisi Bank yang
secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif
yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

33

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut maka
Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan menggunakan
metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, Untuk periode Maret 2014 dapat disimpulkan
bahwa Bank BRI peringkat komposit CUKUP SEHAT, periode Juni 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT, untuk periode September 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT, untuk periode Desember 2014 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT untuk periode Maret 2015 dengan
kesimpulan peringkat komposit CUKUP SEHAT dan untuk periode Juni 2015 dengan
kesimpulan peringkat komposit SEHAT.
Tingkat Kesehatan Bank ditinjau dari aspek risk profile, earnings, good corporate
governance, dan capital pada BPR Eka Dana Utama periode Maret 2014, Juni 2014,
September 2014, Desember 2014, Maret 2015 dan Juni 2015 cukup sehat sehingga
dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan
kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian
antara lain profil risiko, rentabilitas, dan permodalan secara umum sangat baik.

5.2 Saran
Kesimpulan di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saransaran kepada BPR Eka Dana Utama terutama yang berkaitan dengan kesehatan bank,
saran yang dapat penulis berikan kepada pihak BPR Eka Dana Utama yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai bank perkreditan rakyat Eka Dana Utama harus

mampu

meningkatkan kesehatan bank pada periode - periode berikutnya. Kesehatan


bank yang sangat sehat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat,
nasabah, karyawan pemegang saham, dan juga pihak lainnya.
2. Meningkatkan kesehatan bank untuk periode periode berikutnya tidak hanya
berfokus pada laporan keuangan, tetapi BPR Eka Dana Utama perlu juga
untuk mengembangkan usaha dengan pelayanan yang diberikan lebih aman,
mudah, dan juga cepat. Selain itu, pengaruh negatif yang signifikan dari
34

perubahan kondisi bank bisnis dan faktor eksternal lainnya hendaknya


menjadi tolak ukur dalam menyusun strategi pemasaran produk berikutnya.
3. Banyaknya faktor eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja
keuangan seperti faktor pemerintahan sebaiknya juga lebih diperhatikan untuk
meningkatkan kinerja keuangan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian
tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio
keuangan lainnya pada pengukuran tingkat kesehatan bank dengan metode
yang terbaru sesuai dengan Surat Edaran dari Otoritas Jasa Keuangan.

35

DAFTAR PUSTAKA
Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula. (2014). Analisis Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings, Capital) (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 13 No. 2 Agustus 2014. Universitas
Brawijaya.

Surat Edaran Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis
RGEC untuk Bank Umum.

Undang-undang. (1998). Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan

36

LAMPIRAN

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama
JL.MT HARYONO 131 A
Periode: Maret-2014
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan

1. Penempatan pada bank lain

219,811
37

KL

Jumlah
219,811

2. Kredit yang diberikan

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

3,670,282 153,000 1,500 212,855 4,037,637

3. Jumlah aset produktif

3,890,093 153,000 1,500 212,855 4,257,448

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

35

c. LDR

93

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

128

g. BOPO

75

h. Cash Ratio

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
LULUK YANUARIANTINI
GATUT HENDROWARDONO

Pemegang Saham Pengendali:

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama
JL.MT HARYONO 131 A
Periode: Juni-2014
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan

38

KL

Jumlah

1. Penempatan pada bank lain

324,992

2. Kredit yang diberikan

324,992
-

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

3,982,175 86,885 165,919 201,036 4,436,015

3. Jumlah aset produktif

4,307,167 86,885 165,919 201,036 4,761,007

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

33

c. LDR

93

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

121

g. BOPO

77

h. Cash Ratio

11

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI

Pemegang Saham Pengendali:


HADI SUTANTO

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama
JL.MT HARYONO 131 A
Periode: September-2014
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

39

Keterangan
1. Penempatan pada bank lain

KL

Jumlah

403,122

2. Kredit yang diberikan

403,122
-

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

3,650,850 149,154 15,830 220,582 4,036,416

3. Jumlah aset produktif

4,053,972 149,154 15,830 220,582 4,439,538

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

38

c. LDR

91

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

117

g. BOPO

72

h. Cash Ratio

14

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
LULUK YANUARIANTINI
GATUT HENDROWARDONO

Pemegang Saham Pengendali:


HADI SUTANTO

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama
JL.MT HARYONO 131 A
Periode: Desember-2014
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

40

(Ribuan Rp.)

Keterangan

1. Penempatan pada bank lain

KL

Jumlah

674,520

2. Kredit yang diberikan

674,520
-

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

3,796,435 50,119 53,175 272,620 4,172,349

3. Jumlah aset produktif

4,470,955 50,119 53,175 272,620 4,846,869

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

37

c. LDR

88

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

120

g. BOPO

74

h. Cash Ratio

21

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
KARTIKASARI
HANA IRAWATI KESUMA

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI

Pemegang Saham Pengendali:


HADI SUTANTO

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama
JL.MT HARYONO 131 A
Periode: Maret-2015
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

41

(Ribuan Rp.)

Keterangan

1. Penempatan pada bank lain

KL

Jumlah

466,818

2. Kredit yang diberikan

466,818

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

3,710,437 29,047 90,550 248,316 4,078,350

3. Jumlah aset produktif

4,177,255 29,047 90,550 248,316 4,545,168

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

34

c. LDR

90

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

117

g. BOPO

77

h. Cash Ratio

15

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA
KARTIKASARI

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI

Pemegang Saham Pengendali:


HADI SUTANTO

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan


PT. BPR Eka Dana Utama

42

JL.MT HARYONO 131 A


Periode: Juni-2015
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya

(Ribuan Rp.)

Keterangan

1. Penempatan pada bank lain

KL

Jumlah

432,950

2. Kredit yang diberikan

432,950
-

a. Kepada BPR
b. Kepada Bank Umum
c. Kepada non bank - pihak terkait
d. Kepada non bank - pihak tidak terkait

4,476,175 42,525 69,735 253,400 4,841,835

3. Jumlah aset produktif

4,909,125 42,525 69,735 253,400 5,274,785

4. Rasio-Rasio (%)

a. NPL net

b. KPMM

41

c. LDR

92

d. ROA

e. KAP

f. PPAP

121

g. BOPO

75

h. Cash Ratio

14

PENGURUS BANK

PEMILIK BANK

Dewan Komisaris:
HANA IRAWATI KESUMA
KARTIKASARI

Pemegang Saham:
FENY MARIA HALIM (40%)

Direksi:
GATUT HENDROWARDONO
LULUK YANUARIANTINI

Pemegang Saham Pengendali:


HADI SUTANTO

43

Anda mungkin juga menyukai