Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FITOKIMIA II
Oleh :
NURJANAH
NIM. J1E113018
Kelompok VII (Shift II)
LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA II
Oleh :
NURJANAH
NIM. J1E113018
Kelompok VII (Shift II)
Mengetahui
I.
TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa memahami dan terampil
melakukan isolasi tanin, dan melakukan identifikasi hasil isolasi secara
II.
kualitatif.
DASAR TEORI
Secara kimia tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan yaitu tanin
terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis mengandung ikatan
ester yang dapat terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer.
Asam elagat merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis
beberapa tanin yang sesungguhnya merupakan ester asam heksaoksidifenat.
Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada
seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin
terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan
(Robinson, 1995).
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu jenis
tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman ini
banyak dimanfaatkan mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, diabetes,
rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi berdarah, jerawat, diare
sampai tekanan darah tinggi. Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung
flavonoid, saponin, triterpenoid dan tannin. Tanin dapat diisolasi dari daun
belimbing wuluh menggunakan metode maserasi, sedangkan salah satu cara
untuk memisahkan senyawa tannin adalah dengan kromatografi lapis tipis
preparatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eluen terbaik dalam
pemisahan senyawa tanin dari daun belimbing wuluh dengan kromatografi
lapis tipis (KLT) dan mengetahui jenis senyawa tanin yang terdapat dalam
daun belimbing wuluh (Hayati et al, 2010).
Secara struktur tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat
molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksil dan beberapa gugus yang
bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang
efektif dengan protein dan beberapa makromoleku (Harvart, 1981). Sebagai
salah satu tipe dari senyawa metabolit sekunder, tanin mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
sebesar 0,61 diduga merupakan senyawa tanin. Hal ini diperkuat oleh
Harborne yang menyatakan bahwa tanin dapat dideteksi dengan sinar UV
pendek berupa noda yang berwarna lembayung, selain itu didukung
dengan Rf dari ekstrak tanaman mimosa (tanin tinggi) dengan harga Rf
sebesar 0,62 (Hayati et al, 2010).
III. ALAT & BAHAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bejana
kromatografi, corong gelas, erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 ml,
perangkat alat maserator dan piring petri.
III.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam
asetat, aseton, etil asetat, daun belimbing wuluh, kloroform, lempeng
KLT silica gel GF 254, N-butanol dan pereaksi semprot AlCl3.
IV.
PROSEDUR KERJA
Daun belimbing wuluh
Ditimbang 50 gram
evaporator
Dipanaskan diatas waterbath pada
suhu 40o-50oC
Daun belimbing wuluh
Kloroform
Dilakukan ekstraksi dengan menggunakan
corong pisah hingga terdapat dua lapisan
Lapisan air
Diekstraksi
Etilasetat
Ditambahkan
Lapisan air
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Danarto, Y.C., S.A. Prihananta dan Z.A. Pamungkas. 2011. Pemanfaatan Tanin
dari Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti Gugus Fenol pada Resin Fenol
Formaldehid. Pengembangan Tekonologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia,. Yogyakarta.
Etherington, R. 2002. A. Dictionary Of Descriptive Terminology. Vegetable Tanin,
New York.
Giner-chavez, B. I. C. A. 2001. Tannins : Chemical Struktual The Struktur Of
Hyrolysable Tannins. Corrert University, USA.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. ITB, Bandung.
Harvart. 1981. Tannins : Definition. Animal Saence Webmaster. Corrert
University, Cambridge.
Hayati, E.K., A.G. Fasyah dan L. Saadah. 2010. Fraksinasi dan Identifikasi
Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.). Jurnal
Kimia : 4 (2) halaman 2-3.
Guether, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Universitas Indonesia, Jakarta.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB, Bandung.
Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Townshend, A. 1995. Encyclopedia of Analytical Science Volume 2. Academic
Press Inc, London.