Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FARMASETIK

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN I


PERCOBAAN

TABLET KONVENSIONAL
(ANALGETIK)
FORMULA

KYSELINASIC TABLET

OLEH:
NAMA

: BESSE SURWANTI

NIM

: 70100111018

KELAS

: FARMASI A

KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN

: REZKIYANA MULYA

SAMATA-GOWA
2013

FORMULA TEKNO I
I.

Formula Asli
Tablet Analgetik

II.

Rancangan Formula
Nama Produk
: Kyselinasic Tablet
Jumlah Produk
: 50 tablet
Tanggal Formulasi : 2 Mei 2013
Tanggal Produksi
: 2 Mei 2014
Nomor Registrasi
: DBL 1322207810A1
Nomor Batch
: M051080
Komposisi
: Tiap tablet mengandung :
Asam Asetil Salisilat
Amylum Solani
Talcum

III.

IV.

500 mg
7%
46 mg

Master Formula
Diproduksi
Oleh

Tanggal
Formula

Tanggal
Produksi

Dibuat
Oleh

CS
Farma
Kode
Bahan
01-As

2 Mei 2013

2 Mei 2014

Besse
Surwanti

Asetosal

02-As

Amylum Solani

03-Tc

Talcum

Nama Bahan

Disetujui
Oleh
Rezkiyana
Mulya

Kegunaan

Per Dosis

Per Batch

Zat aktif
(analgetik)
Zat pengisi
Zat pengikat
Zat penghancur
Zat pelincir

500 mg

25000 mg

54 mg

2700 mg

46 mg

2300 mg

Alasan Pembuatan Produk


Analgetik adalah senyawa

yang

dalam

dosis

terapeutik

meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi


umum. Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja dan efek samping
analgetika dibedakan dalam dua kelompok yaitu : analgetika yang
berkhasiat kuat, bekerja pada pusat ( hipoanalgetika, kelompok opiate )
analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang ), bekerja terutama pada

perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat


antiinflamasi dan antireumatik ( Mutschler,Ernst.1991 : 177 )
Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid
(AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan
juga digunakan tanpa resep dokter . Obat-obat ini merupakan suatu
kelompok obat yang heterogen , secara kimia. Walaupun demikian obatobat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun
efek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat
golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin. (Departemen
Farmakologi dan Terapeutik. 2011 : 230 )
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan
hilangnya panas. Alat pengukur suhu tubuh berada dihipotalamus. Pada
keadaan demam keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke
normal oleh obat mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh
pada keadaan patologik diawali penglepasan suatu zat pirogen endogen
atau sitokinin yang memacu penglepasan PG yang berlebihan di daerah
preoptik hipotalamus. Selain itu PGE 2 terbukti menimbulkan demam
setelah diinfuskan ke ventrikel serebral atau disuntikkan ke daerah
hipotalamus (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011 : 232-233 ).
Aspirin ( Asam Asetil Salisilat ) dan natrium salisilat merupakan
sediaan yang paling banyak digunakan. Aspirin tersedia dalam bentuk
tablet 100 mg untuk anak dan tablet 500 mg untuk dewasa (Departemen
Farmakologi dan Terapeutik. 2011 : 237 ).
Farmakodinamik, Salisilat khususnya asetosal merupakan obat
yang banyak digunakan sebagai analgesic, antipiretik dan anti-inflamasi.
Aspirin dosis terapi bekerja terapi bekerja cepat dan efektif sebagai
antipiretik. Dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik
sehingga pada keracunan berat terjadi demam dan hyperhidrosis
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011 : 234 ).
Efek terhadap pernapasan. Efek salisilat pada pernapasan penting
dimengerti, karena pada gejala pernapasan tercermin seriusnya gangguan

keseimbangan asam-basa dalam darah. Salisilat merangsang pernapasan,


baik langsung maupun langsung. Pada dosis terapi salisilat mempertinggi
komsumsi oksigen dan produksi Co2 peninggian PCO2 akan merangsang
pernapasan sehingga pengeluaran CO2 melalui alveoli bertambah dan
PCO2 dalam plasma turun. Meningkatnya ventilasi ini pada awalnya
ditandai dengan pernapasan yang lebih dalam sedangkan frekuensi hanya
sedikit bertambah, misalnya pada latihan fisik atau menghisap banyak
CO2. Lebih lanjut salisilat yang mencapai medulla, merangsang langsung
pusat pernapasan sehingga terjadi hiperventilasi dengan pernapasan yang
dalam dan cepat. Pada keadaan intoksikasi, hal ini berlanjut menjadi
alkalosis respirator (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011 :
234-235 ).
Efek terhadap saluran cerna, efek iritasi saluran cerna telah
dibicarakan diatas. Perdarahan lambung yang berat dapat terjadi pada
dosis besar dan pemberian kronik (Departemen Farmakologi dan
Terapeutik. 2011 : 235 ).
Farmakokinetik. pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi
dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus
halus bagian atas. Kadar tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah
pemberian. Kecepatan absorbsinya tergantung dari kecepatan disentegrasi
dan disolusi tablet. pH permukaan mukosa dan waktu pengosongan
lambung. (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011 : 235 )
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran juga tidak
menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis atau
antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat anti nyeri,
melainkan juga pada demam (infeksi virus atau kuman, selesma, pilek)
dan peradangan seperti reumatik dan encok (Tjay Tan Hoan. 2007: 314).
Alasan Penambahan Bahan
1. Zat aktif

Zat aktif yang digunakan pada tablet Analgetik ini adalah Asetosal
dengan beberapa alasan:
a. Asam Asetil Salisilat merupakan sediaan yang paling banyak
digunakan sebagai analgesic (Departemen Farmakologi dan
Terapeutik. 2011: 237 )
b. Asetosal juga efektif profilaksis serangan stroke kedua setelah
menderita

TIA

(Transient

Ischaemic

Attack,

serangan

kekurangan darah sementara di otak) (Tjay Tan Hoan. 2007:


316).
c. Asam Asetil Salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai suatu
persentase

yang

tinggi

setelah

pemberian

secara

oral

(Mutschler,Ernst.1991 : 198)
d. Aspirin dapat berfungsi juga sebagai obat Migran ( Martindale)
2. Zat tambahan
a. Amylum Solani
Berikut adalah alasan penggunaan Amylum Solani :
1. Pati tidak mempunyai incompability ( excipient : 522 )
2. Memudahkan penetrasi air melalui pori-pori ke bagian
dalam tablet, yang menyebabkan percepatan kehancuran
( R.Voight : 206-207)
3. Harganya juga paling murah biasanya digunakan dengan
konsentrasi 5-20% dari berat tablet ( Lachman:702)
b. Talcum
Berikut ini beberapa alasan penggunaan Talcum:
1. Sebagai bahan pelincir yang menonjol, menarik
perhatian adalah talk. Dia memiliki tiga keuntungan
karenanya bahwa dia dapat berfungsi sebagai bahan
pengatur aliran, sebagai bahan pelican dan sebagai
bahan pemisah bentuk ( R. Voight : 201 ).
2. Mengurangi gesekan logam ( stempel di dalam lubang
ruang cetak) dan gesekan tablet ( atau masa yang
ditabletasi)

dengan

logam

dan

memudahkan

pengeluaran tablet (Voight, Rudolf 1984:204 )


3. Ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa ( Syamsuni.2006:172 )

V.

Uraian Bahan
1. Asetosal ( Dirjen POM. 1979 : 43 )
Nama resmi
: ACIDUM ACETYLSALICYLICUM
Nama lain
: Asam Asetil Salisilat, Asetosal, Asam-OAsetoksikarbonat, Acetosalum, Acital,
Acetylinum, Euthermine, Empyrine,Sanaperinum.
Rumus Struktur
:

Berat Molekul
Pemerian

: 180, 16
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,

Kelarutan

tidak berbau atau hamper tidak berbau, rasa asam.


: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam
etanol ( 95 %) P, larut dalam kloroform P, dan
Mekanisme
dalam
eter P. kerja, Aspirin menghambat
dengan menggunakan asetilasi gugus aktif

Farmakologi

serin 530 dari COX-1. Trombosit sangat


rentan

terhadap

penghambatan

enzim

karena trombosit tidak mampu mensintesis


enzim baru.
Farmakokinetik.

pada

pemberian

oral,

sebagian salisilat disbsorbsi dengan cepat


dalam bentuk utuh di lambung, tetapi
sebagian besar di usus halus bagian atas.
Kadar tertinggi dicapai kira-kira 2 jam
setelah pemberian. Kecepatan absorbsinya
tergantung dari kecepatan disentegrasi dan
disolusi tablet. pH permukaan mukosa dan
waktu pengosongan lambung.
Farmakodinamik,

Salisilat

khususnya

asetosal merupakan obat yang banyak


digunakan sebagai analgesic, antipiretik
dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi
Penyimpan

: Dalam
Wadah
tertutup
baik.cepat dan efektif
bekerja
terapi
bekerja
sebagai antipiretik. Dosis toksik obat ini
justru memperlihatkan efek piretik sehingga
pada keracunan berat terjadi demam dan
hyperhidrosis

Kegunaan
Dosis

: Analgetikum
: Dosis untuk orang dewasa 325 mg-650 mg

diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam.


Dosis Maksimum : 1 g sekali, 8 g sehari
2. Pati Kentang ( Dirjen POM. FI III : 108 & excipient : 522 )
Nama Resmi
: AMYLUM SOLANI
Nama Lain
: Pati kentang
Rumus Molekul :

Pemerian
Kelarutan

: Serbuk halus putih, tidak berbau.


: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam

etanol ( 95% ) P.
Incompability
:Range
: Pengisi ( 5-75% )
Pengikat ( direct compression 5-20% )
Pengikat ( wet granulation 5-10% )
Penghancur ( 5-10 % )
Kegunaan
: Sebagai bahan Pengisi, Penghancur dan pengikat
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutu baik
3. Talk ( Dirjen POM. FI III : 591-592 )
Nama Resmi
: TALCUM
Nama Lain
: Talk, Talkum Venetum, Speekteen powder.
Rumus Moleku
: M6(SI2O3)4(OH)4)
Pemerian
: Serbuk Hablur, Sangat halus licin, dan mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna putih
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Incompabitas

atau putih kelabu


: Tidak larut dalam hamper semua pelarut
: Dalam wadah tertutup baik
: sebagai zat pelincir
: Kebanyakan talk ditemui mengandun sedikit besi,
oleh karena itu penggunaan talk harus berharihari pada beberapa formulasi yang mengandung

suatu obat yang penguraiannya dikatalisis oleh


adanya besi ( lachman : 703 )
VI.

Perhitungan Bahan
1. Per Dosis
a. Asam Asetil Salisilat
b. Talkum
c. Amylum Solani

9
100

500 mg
46 mg
x 600 mg

54

mg
2. Per Batch
a. Asam Asetil Salisilat
500 mg x 50 tablet
= 25000 mg
b. Amylum Solani
54 mg x 50 tablet
= 2700 mg
c. Talcum
46 mg x 50 tablet
= 2300 mg

VII.

Cara Kerja
Metode pembuatan Kyselinasic Tablet ini adalah dengan cetak
langsung. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang zat aktif dan zat tambahannya.
3. Menghaluskan dan mencampur zat aktif atau obat dengan zat
tambahannya.
4. Dikempa tablet pada mesin pencetak tablet.
5. Dibersihkan tablet yang telah jadi, dan dimasukkan ke dalam wadah
botol gelap yang telah diberi etiket obat.
6. Dimasukkan botol ke dalam wadah obat dan dimasukkan brosur obat.

Daftar Pustaka

Anief.Moh.1987. Ilmu Meracik Obat. UGM : Yogyakarta


Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press : Jakarta
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011. Farmakologi dan Terapi. FK UI :
Jakarta
Dirjen Pom. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ke Tiga. Depkes RI : Jakarta
Lachman, Leon. 2007.Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI : Jakarta
Mutschler, Ernst. 1991.Dinamika Obat. ITB : Bandung
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2010. Obat-obat Penting. Elex
Media Komputindo : Jakarta
Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. RPS Publishing: Great Britain
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. RPS Publishing: Great Britain

Lampiran 3. Brosur

Lampiran 2. Etiket

KYSELINASIC

Komposisi per
TabletPenyimpanan
tablet @ 600 mg
Simpan di tempat
Isi 50 tablet @ 600 mg
Asetosal......................
50 Tablet @ 600 mg
sejuk dan kering,
.500kyselina
mg
terlindung dari
Komposisi:Tiap
Tablet mengandung Asetosal 500 mg

Indikasi demam, mengobati sakit


cahaya.
Indikasi:menurunkan
seperti sakit kepala, nyeri
KYSELINASIC

Obat
Demam
sendi, nyeri
haid,
neuralgia dan miagilya.
Tablet
Kontraindikasi:Tidak dianjurkan pada wanita hamil, anak-anak , pasien penderita
Jelas,
kerusakanKeterangan
hati berat, hipoprottrombonea,
hemophilia.
PT. CS FARMA
Lihat Brosur saluran
!
Efek samping:Gangguan
cerna. Makassar - Indonesia
Peringatan dan Perhatian :
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
Tidak diperkenankan untuk anak-anak
Bila terjadi icterus pemberian aspirin harus dihentikan karena dapat terjadi nekrosis hati yang fatal
Tidak dibolehkan pada penderita kerusakan hati berat
Kemasan: 50 tablet @ 600 mg
No. Reg
: DBL 1322207810A1

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SERTA JAUH DARI ANAK-ANAK

Diproduksi Oleh:
PT. CS Farma
Makassar - Indonesia

Lampiran 1. Wadah

KYSELINASIC

KYSELINASIC Tablet

KYSELINASIC Tablet
Aturan pakai

Komposisi per tablet @ 600 mg


Asetosal.500 mg

Netto : 50 tablet

Indikasi
OBAT DEMAM

Netto : 50 tablet

Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya, dan jangkauan anak-anak

Kontraindikasi
Wanita hamil, anak-anak, dan pasien penderita kerusakan hati berat

Diproduksi Oleh:
PT. CS FARMA
Makassar -Indonesia

Dewasa :
3 x 1 sehari

Keterangan Jelas, Lihat Brosur!

Diproduksi Oleh:
PT. CS FARMA
Makassar -Indonesia

No. Reg: DBL 1322207810A1


No. Batch: M051080

Anda mungkin juga menyukai