Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-5

Karakteristik Dioda (E9)


Annisa Nurul Aini, Rozaq Alfan W, Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: annisa@tantowi.com
AbstractHad been done an experiment
titled Characteristic of Dioda and had a purpose to
obtain a characteristic of dioda. The principle of
dioda is making a current in a same direction. And
after doing this experiment, we got the result that
diode has characteristic as a one way current maker
because diode could stop another way of current
flow. So that the current only could flow in one way.
And the function of the capacitor is as a filter to
smooth the ripple of the graphics even though
halfwave or fullwave. And the fundamental
function of power supply is a power supplier which
gave an energy to the circuit.
KeywordsBreakdown, Dioda, Forward
Bias, Rectifier, Reverse Bias.
I.

ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873,


sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874
oleh peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun[1].

PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah

terlepas dari rangkaian elektronika. Mulai dari televisi,


kulkas, kipas angin, dan lain sebagainya. Peralatan
elektronika itu sendiri bergantung pada sebuah piranti
bernama dioda. Dioda merupakan piranti kecil yang
memiliki kemampuan untuk menyearahkan arus. Oleh
karena itu, dilakukanlah percobaan ini agar dapat
menentukan karakteristik dioda.

Gambar 1. Simbol Dioda dan Dioda

Dioda adalah komponen aktif yang memiliki


dua kutub dan bersifat semikonduktor. Dioda juga bisa
dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus
dari arah sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki
karakter yang sempurna, melainkan memiliki karakter
yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek
yang tidak linier dan seringkali tergantung pada
teknologi
yang
digunakan
serta
parameter
penggunaannya. Awal mulanya dioda adalah sebuah
piranti kristal Cats Wahisker dan tabung hampa.
Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat
dari bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan
Germanium. Di karenakan pengembangannya yang
dilakukan
secara
terpisah,
dioda
kristal
(semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan
dioda termionik. Dioda termionik pertama kali

Gambar 2. Maccam-Macam Dioda.

Dioda sendiri teridir dari berbagai macam,


antara lain Light Emiting Dioda (Dioda Emisi Cahaya)
yakni dioda yang sering disingkat LED ini merupakan
salah satu piranti elektronik yang menggabungkan dua
unsur yaitu optik dan elektronik yang disebut juga
sebagai
Opteolotronic.dengan
masing-masing
elektrodanya berupa anoda (+) dan katroda (-), dioda
jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna nya. Ada
pula Dioda Photo (Dioda Cahaya), yakni dioda yang
peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada daerahdaerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu
saja yang dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat
dengan menggunakan bahan dasar silikon dan
geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan
untuk alarm, pita data berlubang yang berguna sebagai
sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter). Dioda
Varactor (Dioda Kapasitas) merupakan dioda yang
unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan
yang diberikan kepada dioda ini, contohnya jika
tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya
akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan
tegangan yang rendah akan semakin besar
kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan
suara pada televisi, dan pesawat penerima radio. Dioda
Rectifier (Dioda Penyearah)
merupakan dioda
penyearah arus atau tegangan yang diberikan,
contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan
sehingga menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis
ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai
dengan kapasitas tegangan yang dimiliki. Dan Dioda
Zener yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-5


tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan,
sesuai dengan kapasitas dari dioda tersebut, contohnya
jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika
tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya,
maka tegangan yang dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi
jika tegangan yang diterima lebih kecil dari
kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan
tegangan sesuai dengan inputnya[1].

Gambar 3. Rangkaian Dioda dengan Grafiknya.

Karakteristik Dioda dapat diketahui dengan


cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc
dan sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian
tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda
dengan variasi sumber tegangan yang diberikan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah
komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda)
yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya
tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik
mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus
dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat
dari Germanium (Ge) dan Silikonatau Silsilum (Si).
Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai;
pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator,
pengendali frekuensi, indikator, dan switch. Apabila
dioda biasa dioperasikan dalam bias maju, maka dioda
tersebut dapat beroperasi 0,7 V atau lebih, bergantung
dari bahannya. Tetapi apabila dioda tersebut
dioperasikan mundur (bias mundur), maka dioda
tersebut akan rusak atau mengalami breakdown.
Berikut apabila ditampilkan pada sebuah grafik[2].

Gambar 4. Grafik Dioda[2].

Ketika kaki anoda disambungkan ke kutub


positif dan katoda disambungkan ke kutub negatif
baterai, kita mengatakan bahwa dioda diberikan bias

maju atau forward biased. Sebuah dioda hanya akan


menghantarkan arus listrik (menyalakan lampu)
apabila diberi bias maju. Ketika sebuah dioda
disambungkan dengan polaritas yang terbalik, dimana
kaki katodanya disambungkan ke kutub positif dan
kaki anodanya disambungkan ke kutub negatif, kita
mengatakan bahwa dioda diberikan bias mundur
atau reverse biased. Sebuah dioda tidak akan
menghantarkan arus listrik (tidak menyalakan lampu)
apabila diberi bias mundur. Untuk tegangan positif,
arus akan mengalir pada tegangan pemicu berapapun
nilai arus yang dihantarkan. Sebaliknya untuk tegangan
negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus namun ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt
baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat
menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
deplesi[2].
Agar tegangan penyearahan gelombang AC
lebih rata dan menjadi tegangan DC, maka dipasang
filter kapasitor pada bagian output.

Gambar 5. Rangkaian dengan Filter Kapasitor[3].

Fungsi kapasitor pada rangkaian di atas untuk menekan


riple yang terjadi dari proses penyearahan gelombang
AC. Setelah dipasang filter kapasitor, maka output dari
rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan
menjadi tegangan DC (Direct Current)[3].
II.
METODOLOGI
A. Alat
Terdapat beberapa peralatan yang digunakan
dalam percobaan ini, yaitu diode 1n4001, trafo CT,
project board, kabel, osiloskop, resistor, dan kapasitor.
Alat-alat tersebut memiliki fungsi masing-masing,
yakni, diode 1n4001 berfungsi sebagai penyearah arus.
Trafo CT yang digunakan untuk pengukuran atau
metering dan kontrol atau rele, perbedaan penggunaan
ini mempengaruhi pilihan kelas trafo atau digunakan
untuk mendeteksi arus dengan sistem isolasi, sehingga
arus primer tidak berhubungan langsung dengan
sekunder.
Dalam
CT
biasanya
disebutkan
Ratio/Nominal Arus dan tegangan isolasi. Ada pula
project board yang digunakan untuk sirkuit mini
tempat dirangkainya piranti-iranti listrik yang
digunakan. Kabel, untuk menguhubungkan satu piranti
ke piranti lain. Osiloskop berfungsi untuk

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-5


memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat
dan dipelajari. Resistor berfungsi sebagai penghambat
arus dan pengatur tegangan, serta kapasitor dipasang
agar tegangan penyearahan gelombang AC lebih rata
dan menjadi tegangan DC.
B. Rangkaian Alat
Terdapat empat rangkaian yang akan digunakan
pada percobaan ini, yaitu rangkaian fullwave dengan
kapasitor dan tanpa kapasitor, serta rangkaian halfwave
dengan kapasitor dan tanpa kapasitor. Berikut gambargambar rangkaian tersebut.

Gambar 6. Rangkaian Fullwave Tanpa Kapasitor.

Gambar 9. Rangkaian Halfwave dengan Kapasitor.

C. Langkah Kerja
Terdapat dua percobaan pada praktikum ini,
sehingga terdapat dua langkah kerja. Untuk percobaan
pertama, langkah yang harus dilakukan adalah alat
dirangkai seperti pada gambar 4 dan power supply
dinyalakan. Langkah ketiga yaitu, tegangan keluaran
power supply diatur 5 V serta tegangan yang masuk
pada diode diatur sebesar 0V dengan diubahnya
resistor variable. Langkah kelima yaitu, tegangan pada
resistor diamati. Kemudian tegangan pada diode
dinaikkan secara perlahan dengan cara diubahnya
hambatan pada resistor variable. Lalu tegangan pada
resistor diamati. Langkah kedelapan, posisi diode
diubah secara terbalik dan tegangan pada resistor
diamati. Selanjutnya, diode diganti dengan yang lain
dan hal yang sama dilakukan dengan langkah pertama
hingga kedelapan.
Sedangkan untuk percobaan kedua, pada
percobaan ini digunakan diode 1n4001 dan alat-alat
dirangkai seperti pada gambar 6. Kemudian power
supply dinyalakan dan tegangan keluaran pada power
supply diatur 12 V. Langkah kelima yaitu, sinyal pada
osiloskop diamati dan langkah yang terakhir adalah
rangkaian diubah untuk setiap gambar pada percobaan
2 dan sinyal yang dihasilkan oleh osiloskop diamati.
Untuk mempermudah percobaan, berikut dibuatlah
flowchart.
Start

Alat dirangkai seperti pada gambar 4.


Power supply dinyalakan dan Vout diatur
5V.
Tegangan diode diatu 0V dan tegangan
pada resistor diamati.
Gambar 7. Rangkaian Fullwave dengan Kapasitor.

Tegangan diode dinaikkan dan


tegangan pada resistor diamati.
Posisi diode dibalik dan tegangan pada
resistor diamati.

Gambar 8. Rangkaian Halfwave Tanpa Kapasitor.

Diganti dengan
diode yang lain.

Tidak
End
Gambar 10. Flowchart pada Percobaan Pertama.

Ya

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-5

Start
Digunakan diode 1n4001.
Alat dirangkai seperti pada gambar 6.
Power supply dinyalakan dan Vout diatur
12V.
Sinyal pada osiloskop diamati.
Gambar 14. Grafik Osiloskop Rangkaian Halfwave Tanpa Kapasitor.

Diganti dengan
diode yang lain.

Ya

Tidak

End
Gambar 11. Flowchart pada Percobaan Kedua.

III.
PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari percobaan diode yang didapatkan, diperoleh
sinyal-sinyal pada osilator seperti pada empat gambar
di bawah ini.

Gambar 12. Grafik Osiloskop Rangkaian Fullwave Tanpa Kapasitor.

Gambar 13. Grafik Osiloskop Rangkaian Fullwave dengan


Kapasitor.

Gambar 15. Grafik Osiloskop Rangkaian Halfwave dengan


Kapasitor.

B. Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan dan didapatkan
grafik-grafik untuk tiap-tiap ketentuan, dapat kita
ketahui bahwa saat anoda dihubungkan ke kutub positif
dan katoda dihubungkan ke kutub negatif baterai, maka
dioda diberi bias maju atau forward biased. Sedangkan
dioda hanya akan menghantarkan arus listrik apabila
diberi bias maju. Apabila dioda disambungkan dengan
polaritas
yang
terbalik,
dimana
katodanya
disambungkan ke kutub positif dan anodanya
disambungkan ke kutub negatif, kita mengatakan
bahwa dioda diberikan bias mundur atau reverse
biased. Sebuah dioda tidak akan menghantarkan arus
listrik (tidak menyalakan lampu) apabila diberi bias
mundur. Untuk tegangan positif, arus akan mengalir
pada tegangan pemicu berapapun nilai arus yang
dialirkan. Sebaliknya, untuk tegangan negatif dioda
tidak dapat mengalirkan arus namun dibatasi. Sampai
Puluhan bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,
dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron
yang terbentuk di lapisan deplesi atau rusak.
Sinyal halfwave pada saat rangkaiannya normal,
berupa gelombang sinus normal yang terdiri dari perut
dan simpul. Dimana sinus positif merupakan nilai input
dan sinus negatif adalah nilai output. Rangkaian
halfwave tidak memerlukan transformator CT.
Sehingga hanya dua kumparan dengan pembatas di
tengahnya. Saat diberikan kapasitor yang berfungsi
sebagai filter, bentuk grafik halfwave menjadi satu

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR/1114-094/1-5


bukit tanpa lembah dan grafiknya tidak mencapat
bagian dasar. Sehingga, saat mencapai titik puncak,
grafik naik kembali ke puncak selanjutnya. Hal ini
terjadi karena rangkaian bagian bawah pada halfwave
adalah open circuit, sehingga tidak ada arus atau
tegangan yang mengalir. Sehingga grafik pada bagian
lembah atau outputnya tidak ada.
Sedangkan untuk sinyal fullwave pada saat
rangkaian normal, grafik yang terbentuk adalah grafik
tanpa lembah, sehingga hanya terdapat bukit-bukit di
mana bukit-bukit tersebut adalah output. Saat
menggunakan transformator CT, diperlukan dua dioda
di mana bagian tengah kedua dioda terdapat
transformatornya. Saat diberi kapasitor, grafik fullwave
tersebut hampir sama seperti grafik halfwave saat ada
kapasitor. Grafiknya hanya ada bukit, di mana
grafiknya tidak mencapai dasar, tetapi saat mencapai
titik puncak, grafik naik secara langsung ke puncak
berikutnya, dan jaraknya lebih dekat dari pada grafik
halfwave dengan kapasitor.
Pada percobaan
ini, terdapat beberapa
rangkaian yang disambungkan dengan kapasitor.
Kapasitor pada rangkaian ini berfungsi sebagai filter
yang menyebabkan output dari gelombang pada
rangkaian serupa dengan grafik saat rangkaian berarus
DC. Hal ini terjadi karena kapasitor dapat menekan
riple yang terjadi dari proses penyearah gelombang
AC. Sehingga, bentuk grafik pada rangkaian filter
kapasitor memberikan bentuk linier negatik pada grafik
hiperpoba, tetapi sesudah melalui titik puncak, grafik
seperti terangkat dan tidak turun ke bawah, melainkan
naik lagi dan menyambung ke titik puncak pada
gelombang selanjutnya.
IV.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, data ditarik
kesimulan bahwa dioda memiliki karaketeristik sebagai
penyearah arus. Dioda dapat menyearahkan arus karena
diode mampu menhambat arus dari sisi lain, sehingga
arus tersebut hanya dapat melalui satu arah. Saat
rangkaian dioda diberi kapasitor, kapasitor tersbeut
berfungsi sebagai filter untuk memperhalus ripple. Dan
fungsi dasar dari power supply adalah sebagai sumber
tegangan DC yang mampu memberi energi kepada
rangkaian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Rozaq Alfan selaku
asisten laboratorium yang bersedia membagi ilmunya
kepada kelompok 5. Terima kasih pula kepada Bapak
Endarko selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami untuk mempelajari Elektronika
Dasar lebih dalam lagi. Dan terima kasih untuk temanteman satu kelompok, Silvia, Haidar, Levina, Azmi,
Firsta, Doni, Herliansyah, Ryan, dan Yishar, yang
bersedia membantu dalam menyelesaikan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

Riedel, Nelsson,Electric Circuits 9th Edition, Pearson. New


Jersey(2011)
Charles K.Alexander, Matthew N. O. Sadiku, Fundamental of
Electric Circuit, McGraw-Hill Companies. New York (2009)

[3]

Budianto,Joko,Panduan
Grafika. Surakarta(1994)

Rangkaian

Elektronika,Citra

Anda mungkin juga menyukai