PENDAHULUAN
Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, dimana
terjadi peningkatan kasus gizi buruk di berbagai daerah mengakibatkan masalah KVA muncul
kembali. Berdasarkan laporan dari beberapa propinsi antara lain dari NTB dan Sumatera
Selatan menunjukkan munculnya kembali kasus Xeroftalmia mulai dari tingkat ringan sampai
berat bahkan menyebabkan kebutaan. Data laporan baik dari SP2TP maupun data dari survei
tidak mendukung, karena selama ini kasus xeroftalmia tidak dilaporkan secara khusus dan
dianggap sudah bukan menjadi prioritas masalah kesehatan di Indonesia. Ibarat fenomena
gunung es dikhawatirkan kasus xeroftalmia masih banyak di masyarakat yang belum
ditemukan dan dilaporkan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu, penting sekali untuk
mendeteksi secara dini dan menangani kasus xeroftalmia ini dengan cepat dan tepat agar
tidak terjadi kebutaan seumur hidup yang berakibat menurunnya kualitas sumber daya
manusia (Dapartemen Kesehatan RI, 2003).