Anda di halaman 1dari 7

JENIS JENIS ANTIKOAGULAN

ANTIKOAGULAN (ANTI PEMBEKU DARAH)


Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan
darah. Dalam pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab, biasanya tidak
langsung kita periksa apalagi kalau darah
tersebut berasal dari ruangan perawatan
atau rujukan dari laboratorium lain. Untuk keperluan itu maka kita gunakan suatu
zat untuk menjaga terjadinya pembekuan darah yang kita sebut sebagai
antikoagolansia.
Ada beberapa antikoagolansia yang banyak diguna
kan untuk pemeriksaan
laboratorium diantaranya adalag :
1.
EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid).
2.
Natrium Sitrat
3.
Heparin
4.
Natriun dan Kalium Oskalat.
1.
EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid).
EDTA yang dipakai yaitu dalam bentuk garam Natrium atau garam kaliumnya.
Garam
garam ini akan mengubah ion Ca menjadi bentuk yang bukan ion. Selain itu
EDTA juga mencegah trombocy bergumpal.
EDTA bisa dipakai dalam bentuk kering atau bentuk larutan dengan
perbandingannya sebagai berikut :
Kering
---
1 mg EDTA
: 1 ml darah
Larutan
---
1 ml EDTA 10%
: 5 ml darah
Catatan :

Kris Cahyo Mulyatno


ITD UA
Untuk EDTA dalam bentuk kering selama pencampuran harus digoyang
goyang beberapa saat, karena EDTA bentuk kering lambat larutnya.
2.
Natrium Sitrat 3,8%
Natrium sitrat ini

bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik, oleh


karena itu biasa digunakan dinas pemindahan darah (Dinas donor darah).
Antikoagulan ini biasa digunakan dalam bentuk larutan dan paling sering dipakai
untuk pemeriksaan laju endap darah dengan pendinginannya

1 volume Natrium
sitrat 3,8% : 4 volume darah.
3.
Heparin
Heparin bekerja seperti anti trombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk sel
sel darah tetapi tidak boleh digunakan untuk pembuatan sediaan hapusan karena
menyebabkan terjadinya
dasar yang biru kehitam
hitaman pada preparat yang
diwarnai dengan pewarna wright. Selain itu tidak mempunyai pengaruh osmotik
terhadap sel
sel darah sehingga bisa digunakan untuk penentuan resistensi eritrist
dan PVC.
Heparin biasanya digunakan dalam ben
tuk kering dengan perbandingannya
adalah : 1 mg Heparin : 1 ml darah. Tetapi dalam prakteknya Heparin ini jarang
sekali digunakan karena antikoagulan ini sangat mahal harganya.
4.
Natriun dan Kalium Oskalat.
Antikoagulan ini adalah campuran antara amonium
oskalat dengan kalium
oskalat menurut Paul dan Haller yang dikenal dengan campuran oskalat (double
oxalat).
Dipakai campuran oskalat ini karena amonium oskalat ini berpengaruh
terhadap eritrosit menjadi mengembang sedangkan kalium oskalat sendiri
mempeng
aruhi eritrosit menjadi mengkerut, sehingga untuk menjaga dari kondisi
yang demikian maka kedua antikoagulan ini dicampur menjadi satu sehingga disebut
campuran oksalat.

Kris Cahyo Mulyatno


ITD UA

Antikoagulan
Darah merupakan cairan yg penting di dlm tubuh, fungsi utamanya yaitu
sebagai alat pengangkut zat
zat di dlm tubuh. Darah terbentuk dari 2 bagian
utama, yaitu plasma darah (mengisi sekitar 55% dari darah) dan sel
sel
darah (mengisi sekitar 45% dari darah). Volume total darah orang dewasa
diperkirakan sekitar 6 liter atau 7%
8% dari berat tubuh.
Plasma merupakan cairan yg sangat komplek yg tdk hanya sebagai media
mengapungnya sel
sel darah, tapi berisi zat
zat yg terlarut yg terdiri dari air,
zat
zat makanan, gas, vitamin, dan sisa
sisa makanan.
ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara
mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang
diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibr
in dalam proses
pembekuan.
Ada beberapa antikoagulan yg banyak digunakan utk pemeriksaan
laboratorium, diantaranya ;
1
.
EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid)
,
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium
(kalium), mencegah ko
agulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi
kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang
lain, yaitu tidak mempengaruhi sel
sel darah, sehingga ideal untuk

pengujian hematologi.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2ED
TA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya
digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan
dalam bentuk cair.
Perbandingan bentuk kering kira
kira 1
1,5 mg EDTA untuk 1 ml darah,
kalau ben
tuk Cair kira
kira 50
l (kurang lebih 1 tetes)
EDTA 10% untuk 1
ml darah
2
.
Trisodium citrate dihidrat (Na
3

C
6

H
5

O
7

2 H
2

Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Antikoagulan


Trisodium sitrat dihidrat 3.2% bisa direkomendasikan untu
k pengujian
koagulasi dan agregasi trombosit dan penggunaannya adalah 1 bagian
citrate berbanding 9 bagian darah
O)
Sedangkan Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan
LED (laju endap darah) atau ESR (erythrocyte sedimentation rate) dan
peng
gunaannya adalah 1 bagian sitrat berbanding 4 bagian darah.
Kris Cahyo Mulyatno
ITD UA
Kris Cahyo Mulyatno
ITD UA
3
.
Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan

cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga


menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen.
Ada tiga macam heparin:
ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam
heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam
darah.
Konsentrasi dalam
penggunaan adalah 0,1

0,2 mg heparin kering untuk 1


ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena
menyebabkan latar belakang biru.
4
.
NH4 dan Ca Oxalat
Pertama
tama ammonium oxalat dicampurkan dgn Na oxalat dgn
perbandingan 3
: 2. Gunakan campuran tersebut sebagai antikoagulan dgn
perbandingan 2 mg campuran tad
i untuk 1 ml darah
Kris Cahyo Mulyatno
ITD UA
Kris Cahyo Mulyatno
ITD UA

Antikoagulan
Posted by Riswanto on Saturday, November 14, 2009
Labels: Pengumpulan Spesimen
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium
atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen
menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma, spesimen
harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus
dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot.
Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.
Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.
EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium), mencegah
koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki keunggulan
disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga
ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung
lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.
K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya harus
tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA
kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Setelah
darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan cara
membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari penggumpalan
trombosit dan pembentukan bekuan darah.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA (K2EDTA) dan
tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk
kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA
tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for
Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute).
Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup
lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 2 H2O )
Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2%
buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi
trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung
sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.

Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi proses
koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid. Pencampuran
dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut, karena
pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan
penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan.
Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa
maksimal 2 jam setelah sampling.
Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate
(ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian darah.
Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara menghentikan
pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari
fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin.
Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic fragility
test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 0.2 mg/ml darah.
Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang
biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan dicentrifuge
1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa
dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.
Oksalat

Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium.
Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan
adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.
Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium
oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan
cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa
darah stabil.

Anda mungkin juga menyukai