09e00085 PDF
09e00085 PDF
KARYA ILMIAH
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
Disetujui di
Medan, Juli 2008
Diketahui
Program studi D-3 Kimia Industri
FMIPA USU
Ketua,
Pembimbing
PERNYATAAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Juli 2008
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
PENGHARGAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi-rabbilalamin penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, serta
salawat dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besasr Muhammad saw
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar Ahli Madya pada program Diploma 3 Kimia Industri di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu, dan pengetahuan, tetapi
penulis berharap karya ilmiah ini dapat berguna bagi penulis dan semua pihak yang
membaca karya ilmiah ini khususnya serta bagi lingkung Universitas Sumatera Utara
pada umumnya. Penulis mengucapkan terimakasih atas segala kritik dan saran yang
membangun untuk karya ilmiah ini.
Selama penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan dorongan,
bantuan, dan petunjuk dari semua pihak, mak pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ayahanda Edi Suwanto Dalimunthe, Ibunda Sri Sukmawaty,dan adik-adik saya
Anggi Suwanti Dalimunthe, Dinda Wintasari Dalimunthe.
2. Bapak Prof. Dr. H. Zul Alfian M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyelesaikan
karya ilmiah ini.
3. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku dosen Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu DR. Rumondang Bulan. MS, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Erwin Nasution, selaku pembimbing lapangan.
6. Teman-teman PKL, Anggia Murni, Fitria Permatasari, danMila Amelia.
7. Seluruh teman-teman angkatan 2005 Jurusan Kimia Industri FMIPA USU.
Penulis memanjatkan doa kehadirat Allah swt, semoga amal kebaikan mereka diberi
balasan yang setimpal, amin ya robbal alamin.
ABSTRAK
Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene dengan nama kimia cis-1,4 poliisoprena.
Salah satu produk dari karet adalah benang karet. Bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan benang karet adalah: lateks pekat. Penentuan kandungan padatan total (TSC)
pada lateks pekat bertujuan untuk mendapatkan parameter mutu yang sesuai untuk
menghasilkan benang karet yang berkualitas. Salah satu parameter tersebut adalah
kekuatan tarik (tensile strength). Jika kadar TSC terlalu tinggi, maka kekuatan tarik
benang karet yang dihasilkan juga semakin besar, maka benang karet akan menjadi lebih
keras sehingga tidak nyaman digunakan. Dan jika kadar TSC rendah maka kekuatan tarik
benang karet akan semakin rendah sehingga benang karet yang dihasilkan akan mudah
sobek dan melar jika digunakan.
Untuk menentukan kadar TSC lateks pekat, yang digunakan untuk produk benang karet
adalah dengan pemanasan. Telah dilakukan dengan metode volumetric dimana dilakukan
pemanasan selama 3 jam. Kadar TSC yang diperoleh dari hasil analisis setiap hari selama
pengambilan dan dilakukan 2 kali perlakuan.
Berdasarkan standart mutu PT Industri Karet Nusantara, maka kadar TSC yang terdapat
pada lateks pekat dengan Medium Amoniak: 61,3% - 62%. Dalam hal ini, kadar TSC di
Rubber Thread Factory (RTF) PT Industri Karet Nusantara telah sesuai dengan standart.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRACT
Natural rubber is an polymer from isoprene by the name of chemistry of Cis 1,4
polisoprena. One of product from this rubber is Rubber Thread. Raw material originally
used is latex. TSC ( Total Solid Content ) determination of latex is to be done to obtain
the quality parameters which adjust to produce a good quality for produced products.
The one of the parameters is stensile strength. If the TSC too high, then the tensile
strength of rubbet Thread Produced larger, so that Rubber thread will be stiff. While if
when low TSC, tensile strength also will lower, so rubber thread produced will easy to
tear and loosen of if when pulled.
To determine the TSC of latex which used for rubber thread with heated. It was done with
volumetric method when heating during 3 hours. To get the TSC concentrated from
analysis result. Everyday during 4 times taking over and doing 3 times. The based of
quality rubber thread factory standart, thats why TSC of latex concentrated at medium
ammoniac is 61,3% - 62%. In this case, TSC concentrated at rubber thread factory to
match with standart.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
ii
Pernyataan
iii
Penghargaan
iv
Abstrak
Abstract
vi
Daftar Isi
vii
Daftar Tabel
ix
Daftar Lampiran
Bab
Bab
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
1.2
Permasalahan
1.3
Batasan Permasalahan
1.4
Tujuan
1.5
Manfaat
Tinjauan Pustaka
2.1
10
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
11
Komposisi Lateks
12
12
14
2.3
16
2.4
17
2.5
20
Metodologi Analisis
22
3.1
Alat Alat
22
3.2
Bahan Bahan
22
3.3
Prosedur Analisa
22
24
4.1
Data
24
4.2
Perhitungan
26
4.3
Pembahasan
28
29
5.1
Kesimpulan
29
5.2
Saran
29
2.2
Bab
Bab
Bab
Daftar Pustaka
30
Lampiran
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Komposisi Lateks
Tabel 2.2
Tabel 4.1
14
19
24
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
31
32
33
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di dunia. Karet diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1876 yang berasal dari lembah Amazon, Brazil. Saat ini karet
Havea di Indonesia sudah merupakan tanaman perkebunan yang cukup luas dan
merupakan sumber devisa bagi negara.
Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat. Negara Indonesia
termasuk produsen karet alam kedua setelah Malaysia, akan tetapi usaha perkaretan di
Indonesia masih tergolong terbelakang, bila dibandingkan dengan perkembangan
produksi dan kemajuan teknologi di Negara lain.
Pabrik industri karet PT. Industri Karet Nusantara Medan merupakan salah
satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang memproduksi barang jadi
karet seperti, karet gelang, benang karet dan sarung tangan dengan menggunakan lateks
sebagi bahan bakunya.
Proses pembuatan benang karet berlangsung dalam beberapa unit proses, yaitu:
compounding inactiva, compounding active, compounding cooling, feeding system,
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
header capillary, acid bath, drying oven, talcum area, ribboning, curing, cooling drum,
receiving, boxes weighing, packing, market customer.
Para konsumen sangat menginginkan benang karet dengan kualitas yang baik.
Oleh karena itu setiap pabrik benang karet mengusahakan agar produk yang dihasilkan
tidak melar atau kendor, tetapi juga tidak terlalu kaku. Ini berarti kekuatan tarik ( Tensile
Strength ) benang karet harus sesuai dengan parameter mutu yang ditetapkan, sehingga
produk yang dihasilkan dapat terjual seluruhnya dan konsumen merasa nyaman
menggunakannya.
Standart mutu merupakan hal yang paling penting untuk batas-batas nilai
suatu unsur baik atau tidak. Baiknya mutu suatu produk apabila telah dilakukan pengujian
terhadap sample tersebut, hasil yang diperoleh kemudian akan dibandingkan dengan
standart mutu yang ditetapkan. Dari hasil perbandingan ini akan diketahui bagaimana
mutu dari sample tersebut.
Parameter-parameter yang dianalisis pada produksi benang karet di pabrik
industri karet PT. Karet Nusantara adalah:
a. Penentuan TSC ( Total Solid Content )
b. Penentuan DRC ( Dry Rubber Content )
c. Penentuan VFA ( Volatile Fatty Acid )
d. Penentuan Alkalinity ( NH8 )
e. Penentuan MST ( Mechanical Stability Time )
f. Penentuan KOH Number
g. Penentuan Viskositas
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Seperti yang tercantum diatas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah:
TSC ( Total Solid Content ) atau kandungan zat padatan total pada lateks pekat. bila TSC
rendah, maka kekuatan tarik benang karet semakin rendah mengakibatkan benang karet
akan melar dan mudah koyak. Sebaliknya bila TSC lateks semakin tinggi, kekuatan tarik
benang karet juga akan semakin tinggi. hal ini akan berakibat buruk bagi perusahaan yang
bersangkutan karena akan memakan biaya yang cukup besar.
Pabrik telah menetapkan beberapa standart mutu, bahwa untuk menghasilkan
benang karet yang baik khususnya memiliki kekuatan tarik yang baik, maka kandungan
padatan total ( TSC ) lateks pekat haruslah sesuai standart yaitu: 61,3% - 62%. Sehingga
apabila standart tersebut dapat terpenuhi maka benang karet yang dihasilkan akan
memiliki kekuatan tarik yang baik.
Melihat hal-hal tersebut diatas, penulis sangat tertarik untuk membahas masalah
tersebut. Dan dengan masalah itu penulis mengambil judul:
Penentuan Kandungan Padatan Total ( %TSC ) Lateks Pekat dan Pengaruhnya
Terhadap Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT.IKN Medan .
1.2.
Permasalahan
Salah satu parameter yang dianalisis pada produksi benang karet adalah: Penentuan TSC
pada lateks pekat. Kadar TSC pada lateks pekat sangat berpengaruh pada kekuatan tarik
benang karet yang dihasilkan.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Lateks dengan TSC yang tinggi, akan menghasilkan benang karet dengan
kekuatan tarik ( Tensile Strength ) yang semakin besar. Hal ini tentu saja akan berakibat
buruk bagi perusahaan yang bersangkutan karena akan memakan biaya yang cukup besar
selama proses produksi, disamping itu konsumen tidak akan menyukai benang karet yang
kaku. Sedangkan bila TSC rendah, benang karet yang dihasilkan akan mudah koyak dan
melar bila ditarik, sehingga perlu adanya penetapan kandungan TSC lateks pekat yang
sesuai dan baik.
1.3.
Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis membatasi penulisan karya ilmiah ini hanya pada pemeriksaan
kadar TSC lateks pekat dan pengaruhnya terhadap kekuatan tarik benang karet yang
dihasilkan.
1.4.
Tujuan
1.5.
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk meningkatkan standart
mutu dengan menetapkan kandungan Padatan Total ( TSC ) yang sesuai, sehingga
diperoleh kekuatan tarik ( Tensile Strength ) benang karet yang sesuai.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bahan baku untuk pembuatan benang karet pada P.T. Industri Karet Nusantara Medan
adalah: Lateks DRC 60% ( lateks pekat hasil pemusingan ) yang berasal dari pusat
pengolahan karet ( PPK ) PT. Perkebunan Nusantara III di Kebun Rambutan dan
Membang Muda.
Pada umumnya lateks yang dihasilkan dari kebun adalah High Amoniak yang
kadarnya sekitar 0,55% 0,75%, sedangkan lateks yang dipakai di Rubber Thread
Factory ( RTF ) adalah Medium Amoniak yang kadarnya: 0,40% 0,54%. Sebagai bahan
pemantap ditambah Larutan Ammonium Laurat 20% dengan dosis 4 5 ml/L. Lateks
pekat inilah yang dipakai sebagai bahan baku yang digunakan untuk pembuatan benang
karet, sebelum lateks digunakan dalam proses produksi, lateks tersebut terlebih dahulu
dipekatkan dan disebut lateks pekat.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Lateks adalah cairan berwarna putih susu yang merupakan sistem koloid yang
kompleks yang terdiri dari partikel-partikel karet dan partikel bukan karet. Sebelum
terkontaminasi atau tercampur dengan bahan-bahan lain lateks mempunyai pH normal,
yaitu: 6,9 7,0, cair dan bersifat kolloid yang stabil.
Lateks merupakan salah satu bahan baku yang digunakn untuk pembuatan benang
karet, sebelum lateks digunakan dalam proses produksi, lateks tersebut terlebih dahulu
dipekatkan dan disebut lateks pekat.
Lateks yang telah dipekatkan mempunyai Kadar Karet Kering ( KKK ) 60% dan
berupa cairan yang mantap.
Tujuan dari pemekatan lateks antara lain:
1. Untuk memperoleh kadar karet kering sekitar 60%
2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi
3. Untuk mengetahui jumlah air yang ditambahkan pada pengenceran lateks
sampai kadar yang dikehendaki.
A. Faktor Faktor yang mempengaruhi Kualitas Lateks
1. Iklim
Musim hujan akan mendorong terjadinya prokoagulasi, sedangkan musim
kemarau akan mengakibatkan keadaan lateks menjadi tidak stabil.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
2. Alat alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan ( baik yang
terbuat dari aluminium maupun yang terbuat dari baja tahan karet ). Peralatan
yang digunakan harus dijaga kebersihannya agar kualitas lateks tetap terjaga.
3. Pengaruh pH
Perubahan pH dapat terjadi dengan penambahan asam, basa atau karena
penambahan elektrolit. Dengan penurunan pH maka akan mengganggu kestabilan
atau kemantapan lateks akibatnya lateks akan menggumpal.
4. Pengaruh Jasad Renik
Setelah lateks keluar dari pohon, lateks itu akan segera tercemar oleh jasad renik
yang berasal dari udara luar atau dari peralatan-peralatan yang digunakan.
Jasad renik tersebut mula-mula akan menyerang karbohidrat terutama gula yang
terdapat dalam serum dan menghasilkan asam lemak yang mudah menguap ( asam
lemak eteris ).
Terbentuknya asam lemak eteris ini secara perlahan-lahan akan menurunkan pH
lateks akibatnya lateks akan menggumpal. Sehingga semakin tinggi jumlah asamasam lemak eteris, semakin buruk kualitas lateks.
5. Pengaruh Mekanis
Jika lateks sering tergoncang akan dapat mengganggu gerakan Brown dalam
sistem colloid lateks, sehingga partikel mungkin akan bertubrukan satu sama
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Komposisi Lateks
b. Protein
Protein didalam lateks mencapai 1,3% - 1,7%. Didalam pembuatan benang karet,
konsentrasi protein yang ada harus diturunkan menjadi sekecil mungkin, karena sifat
protein yang sangat berperan terhadap kestabilan kolloid.
c. Lipida
Lipidan yang terdapat didalam lateks sekitar 1,5% - 1,7% yang terdiri dari gliserida,
sterol dan fosfolipida. Seluruh senyawa ini tidak larut dalam air dan terdapat didalam fase
karet dengan jumlah sedikit didalam fraksi bawah dan fraksi frey wessling.
d. Konstituen Lain
Asam Amino didalam lateks yang telah diidentifikasi sebanyak 19 asam amino.
Nukleotida yang terkandung didalam lateks adalah penting sebagai ko-faktor dan zat
intermediat didalam proses biosintetis. Konsentrasi total dari ion-ion anorganik adalah
0,5%. Ion-ion anorganik tersebut diantaranya K, Mg, Cu, Fe, Na, Ca.
Komposisi ini bervariasi tergantung pada jenis tanaman, unsur tanaman, musim,
sistem deres dan pengguna stimulan.
Perbandingan dari masing-masing persenyawaan atau unsur tersebut diatas secara
umum dapat terlihat seperti dibawah ini:
Tabel. 2.1. Komposisi Lateks
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
No
Nama Bahan
Kadar
Air
55 70%
25 45%
Protein
1,3 -1,7%
Lipida
1,5 1,8%
Inositol
1,5 1,8%
Karbohidrat
1,5 1,8%
0,12 0,25%
Mg
0,01 0,12%
Cu, Fe
0,02 0,15%
10
Na, Ca
0,02 0,15%
11
0,02 0,28%
a. Fraksi Karet
Bagian dari lateks yang mempunyai nilai ekonomi adalah partikel karet, sehingga
semua teknik pengolahan bertujuan untuk menjaga agar sifat-sifat partikel ( butir ) karet
tersebut tidak dirusak oleh factor luar atau bahan lain.
Partikel karet adalah merupakan persenyawaan cis 1,4 polyisoprena, dan tidak
larut dalam air. Tiap partikel berukuran 0,01 3 um tetapi yang terbanyak adalah yang
berukuran 0,4 um. Partikel karet yang berukuran > 0,4 um hanya 4% saja.
Di dalam lateks, partikel-partikel karet bersifat sebagai kolloid, dan tiap partikel
diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri dari protein dan lipida. Lapisan protein
dan lipida itu berfungsi sebagai pemantap
b. Fraksi Serum
Fraksi serum disebut juga serum C ( centrifuged serum ). Di dalam fraksi serum
terlarut berbagai ion anorganik seperti K+, Cu2+, PO4, dan CO3. Disamping ion-ion
tersebut diatas, di dalam serum C terdapat juga karbohidrat, protein, air, inositol yang
merupakan sumber utama untuk pembentukan asam-asam lemak yang mudah menguap (
asam lemak eteris ).
c. Fraksi Frey Wyssling
Fraksi ini terdiri dari partikel-partikel berwarna kuning yang mula-mula ditemukan
oleh Frey Wyssling, sehingga disebut partikel Frey Wyssling. Ukuran partikel dan berat
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
jenisnya lebih besar dari partikel karet dan bentuknya seperti bola. Berwarna kuning yang
disebabkan kadar keratenoidnya yang cukup tinggi.
Setelah pemusingan dilakukan, partikel Frey Wyssling biasanya terletak dibawah
partikel karet dan diatas fraksi dasar ( lutoid ). Tetapi kadang-kadang juga teradsorbsi
pada permukaan lutoid atau pun pada prmukaan partikel karet.
Bila partikel Frey Wyssling teradsorbsi pada lutoid, maka akan kelihatan lutoid
menjadi berwarna kuning.
d. Fraksi Dasar
Fraksi dasar pada umumnya terdiri dari partikel-partikel lutoid sehingga fraksi dasar
ini sering juga disebut lutoid. Lutoid itu bersifat kental seperti gelatin yang diselubungi
oleh membrane semi permeabel.
Partikel lutoid mempunyai diameter 2 5 um, dan berat jenisnya lebih besar dari
berat jenis partikel karet, sehingga pada pemusingan partikel-partikel lutoid berkumpul
dibagian bawah ( dasar ).
( Tampubolon,M, 2005 )
2.3.
oleh suatu sample sebelum sample tersebut rusak . Kekuatan tarik mengacu kepada
ketahanan terhadap tarikan. Kekuatan tarik ( Tensile Strenghth ) dapat didefinisikan
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
sebagai hasil bagi dari beban maksimum dengan permukaan sample. Tujuang dari
kekuatan tarik adalah untuk menentukan kekuatan yang dibutuhkan untuk menarik suatu
sample sampai putus. Pada saat ini kekuatan tarik dapat diukur dengan menggunakan alat
yang canggih yaitu: Tensometer. Pada saat ini tensile strenghth dapat langsung diperoleh
secara digital dengan cara memasukkan sample kedalam alat tersebut, maka akan ditarik
sampai putus dan cara otomatis parameter mutu yang diinginkan kekuatan tarik ( Tensile
Strength ) langsung diperoleh.
2.4.
dikatakan baik atau tidak. Baiknya mutu suatu hasil analisis apabila telah dilakukan
pengujian terhadap sample tersebut, hasil yang diperoleh kemudian akan dibandingkan
dengan standart mutu yang ditetapkan. Dari hasil perbandingan ini akan diketahui
bagaimana mutu dari sampel tersebut.
Parameter-parameter mutu lateks pekat yang dianalisis pada produksi benang karet di
PT. Industri Karet Nusantara-Medan adalah:
A. Kadar Karet Kering ( Dry Rubber Content )
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Kadar karet kering adalah banyaknya kadar karet kering yang terdapat didalam lateks
yang digumpalkan dengan asam, digiling dan kemudian dikeringkan pada suhu 700C
selama 16 jam atau pada suhu 1000C selama 2 jam. Kadar karet kering ( DRC ) pada
lateks pekat dengan Medium Amoniak adalah 60%.
B. Jumlah Padatan Total ( Total Solid Content )
Jumlah padatan total adalah banyaknya zat padat yang terdapat didalam lateks yang
tidak dapat menguap bila dikeringkan pada suhu 700C selama 16 jam atau pada
suhu1000C selama 2 jam. Jumlah padatan total yang terdapat pada lateks pekat adalah
61,3% - 62%.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Bilangan asam lemak yang mudah menguap adalah jumlah asam lemak yang mudah
menguap berantai pendek yang terdapat dalam lateks pekat yang mengandung 100 gram
padatan total. Bilangan asam lemak mudah menguap pada lateks pekat adalah sekitar
0,020%. Bilangan VFA menunjukkan tingkat kebusukan lateks pekat. Semakin tinggi
bilangan VFA akan semakin buruk kualitas lateks pekat tersebut.
F. Bilangan KOH
Jumlah gram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak dalam lateks
pekat yang mengandung 100 gram padatan total.
(Ompusunggu,M, 1997)
Tabel 2.2. Tabel Spesifikasi Parameter Mutu Lateks Pekat Pusingan ( Centrifuge
N.R Concentrated Specifiction )
Spesifikasi
No
Parameter
TSC
STN
Klasifikasi
Amonia
Medium
Amonia
Tinggi
Amonia
Rendah
In spect
61,30
61,30
61,30
Out spect
<61,30
<61,30
<61,30
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
DRC
60
60
60
VFA
0,020
0,020
0,020
NH3
In spect
0,55-0,75
0,400,18-0,39
0,54
5005
MST
Second
In spect
500-2000
500-2000
2000
0,45-
KOH
In spect
0,45-0,85
0,45-0,80
0,80
2.5.
pH
Viskositas
cps
10,35-
10,30-
10,20-
10,80
10,60
10,50
25
25
25
menggunakan lateks pekat 60% adalah benang karet yang mempunyai sasaran mutu
produksi sebagai berikut:
1. Tingkat A yaitu mutu produksi yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan
perusahaan dan disepakati pelanggan, sasaran mutunya minimal 92,50%.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
a. Sifat fisik didalam atau diluar dari standar perusahaan atau pelanggan
b. Dalam satu pallet, maksimum 3 boks yang dua panjang ( satu ambungan )
c. Count, akhir, lebar pita dan warna harus sesuai
d. Benang tidak boleh kusut, lengket, pipih, bendol-bendol, benang besar-kecil, benang
bercampur warna dan benang kotor.
2. Tingkat B adalah mutu produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan
yang disepakati pelanggan. Sasaran mutunya maksimal 3,00%.
a. Sifat fisik didalam atau diluar dari standar perusahaan atau pelanggan
b. Maksimum lima sambungan
c. Coutt, akhir, warna harus sama tiap kotak
d. Stok lama yang jumlahnya diluar standar perusahaan
e. Tipe kotak yang digunakan 15kg, 25kg, 30kg, 40kg dan 45kg.
f. Identifikasi harus jelas, menggunakan bentuk lanjutan.
3. Wastage adalah mutu produksi yang tidak disepakati oleh pelanggan. Sasaran
mutunya maksimal 4,50%.
a. Sifat fisik diluar dari standar perusahaan atau pelanggan
b. Benang boleh kusut dan lengket
c. Benang tidak berbentuk pita
d. Identifikasi digonikan pada karung plastic dan dicatat beratnya dari setiap shif.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pemeriksaan antara lain pengujian visual,
pengujian phisik dan pengepakan.
BAB 3
METODOLOGI
3.1.
Alat Alat
Desikator
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Neraca Analisis
Oven
Cawan petrydish
Bad & Tatlock
Ohaus
3.2.
Bahan Bahan
Lateks Pekat
3.3.
Prosedur
Penentuan Total Solid Content ( TSC )
Bandingkan spesifikasinya
Keterangan:
A = Petrydish kosong
B = Petrydish + sampel basah
C = Petrydish + sampel kering
BAB 4
DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Data
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Tanggal
Perla Kode
Pengambi kuan
Petrydish
lan
13
Berat
Berat
Berat
Rata-
Petrydi
Lateks
Lateks
TSC
rata %
sh
basah
Kering
(gram)
(gram)
(gram)
HC
36,0825
3,4065
2,0923 61,42
POK
44,4029
3,2475
1,9933 61,38
41,5477
3,0584
1,8776 61,39
LK
36,3299
2,6905
1,6506 61,34
TSC
61,40
Februari
2008
13
Februari
2008
2
14
61,36
Februari
2008
14
Februari
2008
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
15
POK
44,4015
2,5220
1,5579 61,53
LA
36,3317
2,3073
1,4173 61,43
AL
36,3299
1,7189
1,0573 61,57
39,5483
1,9470
1,1972 61,49
37,9122
2,4421
1,5056 61,65
39,1160
2,6965
1,6641 61,71
61,48
Februari
2008
15
Februari
2008
4
16
61,50
Februari
2008
16
Februari
2008
5
17
61,68
Februari
2008
17
Februari
2008
4.2.
Perhitungan
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Berat Basah
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
2
= 61,36%
Data selengkapnya pada tabel 4.1.
4.3.
Pembahasan
Analisa dari penetapan TSC lateks alam yang diambil dari tabel 4.1 diperoleh
kadar rata-rata % TSC lateks alam pada tanggal 13 Februari 2008 sampai dengan 17
Februari 2008 adalah 61,40%, 61,36%, 61,48%, 61,50%, dan 61,68%. Dimana kadar TSC
lateks alam yang sesuai standart mutu di PT. Industri Karet Nusantara adalah 61,3 62%.
Ini menunjukkan bahwa kadar TSC lateks pekat pada tanggal 13 Februari 2008 sampai
dengan 17 Februari 2008 telah sesuai dengan standart mutu di PT. Industri Karet
Nusantara untuk menghasilkan mutu benang karet dengan kekuatan tarik yang baik.
Apabila kadar TSC diatas 62% maka kekuatan tarik (Tensile Strength) benang karet
yang dihasilkan juga akan semakin besar. Sehingga benang karet yang dihasilkan akan
menjadi lebih keras atau benang karet akan menjadi kaku. Sedangkan bila TSC dibawah
61,3%. Maka, kekuatan tarik ( Tensile Strength ) yang dihasilkan akan semakin kecil
akibatnya benang karet yang dihasilkan akan mudah melar bila ditarik.Sehingga benang
karet yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen karena
mutunya yang tidak baik.
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Kadar TSC dari lateks pekat di PT. Industri Karet Nusantara telah sesuai dengan
mutu standrat dari perusahaan yaitu 61,3 62 %. Sehingga benang karet yang dihasilkan
memiliki kekuatan tarik yang baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
5.2.
Saran
Diharapkan PT. Industri Karet Nusantara agar selalu menjaga kualitas dari total
solid content ( TSC ) sesuai dengan spesifikasi Internasional sehingga benang karet yang
dihasilkan di PT. Industri Karet Nusantara dapat diterima dipasar nasional dan
internasional. Selain itu parameter-parameter standart mutu lainnya seperti: pH,
Viskositas, Swelling Index, juga harus diperhatikan agar sesuai dengan standart PT.
Industri Karet Nusantara untuk menghasilkan benang karet dengan mutu yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Parameter
Satuan
Standart
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Min 61,30
Min 60,00
0,020
0,18 - 0,75
Detik
500 2000
Content ( TSC )
Kadar karet kering atau Dry Rubber Content
2
( DRC )
Asam lemak yang mudah menguap atau
3
Volatile Fatty Acid ( VFA )
4
Alkalinitas ( NH3 )
Waktu
kemantapan
mekanik
atau
0,45 0,80
pH ( temp. 250 C )
10,20 10,80
Viskositas
Cps
Min 25,00
Tanpa karet
Maks 2,00
10
Kadar koagulan
Maks 0,05
11
Kadar kotoran
Maks 0,10
12
Kadar Mg
ppm
110,50
13
Kadar Cu
ppm
8,00
14
Kadar Mn
ppm
8,00
15
Densitas
gr/cc
0,92 0,94
16
Warna
Putih
17
Bau
Baik
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009
Toleransi
Fillament Weight ( mg )
Exact Count
110 6%
Separability ( g )
15 22,5 30
Min 2600
Elonglation at break ( % )
Min 650
650 1250
1,00 1,85
10
-1, -6, -4
11
Min 50
12
28
13
Talcum Content ( % )
Maks 3,5%
14
Moisture Content ( % )
2, -4, -6, -8
15
Water Extract ( % )
1,30 0,55
16
Density
0,900 1,100
Green
Green
Modulus at
Modulus at
300%
500% (
Count
Elongation
Resistance
Schwartz
at Break
at Break
Value
(%)
( g/mm2)
( g/mm2)
( g/mm2)
g/mm2)
20 26
200 20
750 100
650
3000 3600
150 10
28 32
300 20
900 100
650
3000 3600
150 10
34 46
320 20
1000 100
650
3000 3600
150 10
48 70
380 20
1100 100
650
3000 3600
140 10
75 100
430 20
1200 100
650
2800 3400
130 10
105 - 110
430 20
1200 100
650
2600 - 3200
130 10
Vivi Handayani Dalimunthe : Penentuan Kandungan Padatan Total ( % Tsc ) Lateks Pekat Dan Pengaruhnya Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Karet Di PT. IKN Medan, 2008.
USU Repository 2009