Anda di halaman 1dari 10

Diferential Count (Hitung Jenis Leukosit)

Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang
diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop
dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih
dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan persentase jumlah
dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/L.
Hitung jenis leukosit dilakukan pada counting area, mula-mula dengan pembesaran 100x
kemudian dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi. Pada hitung jenis leukosit
hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu diperhatikan hapusan darah harus cukup tipis
sehingga eritrosit dan leukosit jelas terpisah satu dengan yang lainnya, hapusan tidak boleh
mengandung cat, dan eritrosit tidak boleh bergerombol (Ripani,2010).
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total (sel/l).
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari
netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga
bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan ke lapangan lain.
Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.
Bila pada hitung jenis leukosit, diperoleh eritrosit berinti lebih dari 10 per 100 leukosit,
maka jumlah leukosit/l perlu dikoreksi. Berikut ini merupakan beberapa hasil yang mungkin
diperoleh pada hitung jenis leukosit:
Netrofilia
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil melebihi nilai normal. Penyebab
biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat, gangguan metabolik
seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan kelainan mieloproliferatif.
Banyak faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab
infeksi, virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan. Infeksi oleh
bakteri seperti Streptococcus hemolyticus dan Diplococcus pneumonine menyebabkan
netrofilia yang berat, sedangkan infeksi oleh Salmonella typhosa dan Mycobacterium
tuberculosis tidak menimbulkan netrofilia. Pada anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi
dari pada orang dewasa. Pada penderita yang lemah, respons terhadap infeksi kurang
sehingga sering tidak disertai netrofilia. Derajat netrofilia sebanding dengan luasnya jaringan
yang meradang karena jaringan nekrotik akan melepaskan leukocyte promoting substance
sehingga abses yang luas akan menimbulkan netrofilia lebih berat daripada bakteremia yang
ringan. Pemberian adrenocorticotrophic hormone (ACTH) pada orang normal akan
menimbulkan netrofilia tetapi pada penderita infeksi berat tidak dijumpai netrofilia.

Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya granulosit


muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri atau shift to the left.
Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai netrofilia ringan
dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi berat dijumpai netrofilia berat
dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai
banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang
kurang.
Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering
dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi
toksik. Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada inti maupun
sitoplasma
Eosinofilia
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil melebihi nilai normal.
Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang dilepaskan pada reaksi
antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain
dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, infeksi dan infestasi parasit, kelainan
hemopoiesis seperti polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik.
Basofilia
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil melebihi nilai normal. Basofilia
sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik. Pada penyakit alergi
seperti eritroderma, urtikaria pigmentosa dan kolitis ulserativa juga dapat dijumpai basofilia.
Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan histamin dari granulanya.
Limfositosis
Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah limfosit melebihi
nilai normal. Limfositosis
dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti morbili,
mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis dan oleh
kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan makroglobulinemia primer.
Monositosis
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit melebihi nilai normal.
Monositosis dijumpai pada penyakit mieloproliferatif seperti leukemia monositik akut dan
leukemia mielomonositik akut; penyakit kollagen seperti lupus eritematosus sistemik dan
reumatoid artritis; serta pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa
maupun jamur.
Perbandingan antara monosit : limfosit mempunyai arti prognostik pada tuberkulosis.
Pada keadaan normal dan tuberkulosis inaktif, perbandingan antara jumlah monosit dengan
limfosit lebih kecil atau sama dengan 1/3, tetapi pada tuberkulosis aktif dan menyebar,
perbandingan tersebut lebih besar dari 1/3.
Netropenia

Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari nilai normal.
Penyebab netropenia dapat dikelompokkan atas 3 golongan yaitu meningkatnya pemindahan
netrofil dari peredaran darah, gangguan pembentukan netrofil dan yang terakhir yang tidak
diketahui penyebabnya.
Termasuk dalam golongan pertama misalnya umur netrofil yang memendek karena drug
induced. Beberapa obat seperti aminopirin bekerja sebagai hapten dan merangsang
pembentukan antibodi terhadap leukosit. Gangguan pembentukan dapat terjadi akibat radiasi
atau obat-obatan seperti kloramfenicol, obat anti tiroid dan fenotiasin; desakan dalam sumsum tulang oleh tumor. Netropenia yang tidak diketahui sebabnya misal pada infeksi seperti
tifoid, infeksi virus, protozoa dan rickettisa; cyclic neutropenia, dan chronic idiopathic
neutropenia.
Limfopenia
Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari nilai normal.
Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun seperti pada penyakit Hodgkin,
sarkoidosis; penghancuran yang meningkat yang dapat disebabkan oleh radiasi,
kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis; dan kehilangan yang meningkat seperti pada thoracic
duct drainage dan protein losing enteropathy.
Eosinopenia dan lain-lain
Eosinopenia terjadi bila jumlah eosinofil kurang dari nilai normal. Hal ini dapat dijumpai
pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi berat; juga dapat terjadi
pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid.
Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang
jumlah monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian, jumlah basofil,
eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna dalam klinik. Pada hitung
jenis leukosit pada pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.

Pergeseran Leukosit (Leukocytes Shift)

Leukosit adalah sel yang berperan dalam sistem imun manusia. Sel ini sering digunakan
untuk pemeriksaan keadaan imunitas pasien dan menjadi tolak ukur untuk pemberian
antibiotik.
Teman-teman tentunya sering mendengar istilah pergeseran leukosit, bukan? Shift to the left
atau Shift to the right. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai pergeseran
leukosit tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita bahas satu persatu dari mulai
pembentukan leukosit dan pemeriksaanya. Semoga bermanfaat.

Komponen darah
Secara garis besar, darah terdiri dari 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel darah. Sel
darah terdiri dari 3 jenis sel utama yaitu eritrosit (erithrocytes), atau dalam bahasa Indonesia
disebut sel darah merah; leukosit (leukocytes), atau dalam bahasa Indonesia disebut sel darah
putih; dan trombosit (platelets), atau dalam bahasa Indonesia disebut keping darah.

Asal mula leukosit


Semua sel darah terlahir dari hematopoietic stem cell di sum-sum tulang (bone marrow). Sel
hematopoietic tersebut kemudian membelah diri dan mengalami proses pematangan hingga
akhirnya menjadi sel-sel darah.

Gambar milik A. Rad

Jenis-jenis leukosit
Leukosit adalah sel yang merupakan bagian dari sistem imun manusia. Leukosit secara garis

besar terdiri dari 5 jenis sel. Berikut adalah sel-sel leukosit berdasarkan persentasenya di
darah:

Neutrofil (Neutrophils) 72%


Limfosit (Lymphocytes) 30%
Monosit (Monocytes) 5.3%
Eosinofil (Eosinophils) 2,3%
Basofil (Basophils) 0,4%

Kelima sel-sel tersebut memiliki berbagai macam bentuk berdasarkan tingkat kematangan
dan fungsinya, sehingga jika dijabarkan satu persatu, jenis-jenis sel leukosit akan menjadi
banyak. Selanjutnya, untuk mempermudah pembaca, saya hanya akan berfokus pada kelima
sel tersebut saja.
Neutrofil, eusinofil, dan basofil disebut juga sebagai granulosit (granulocytes) karena
memiliki granul didalam sitoplasma selnya sehingga jika dilihat dibawah mikroskop, selnya
tampak berbintik. Selain itu, ketiga sel tersebut juga disebut sebagai sel polymorphonuclear
(PMN) karena memiliki bentuk inti sel (nucleus) yang beragam.
Limfosit dan monosit disebut sebagai agranulosit (agranulocytes) karena tidak memiliki
granul. Kedua sel ini juga disebut dengan mononuclear (MN) karena bentuk inti selnya tidak
beragam.
Untuk fungsi dan karakteristiknya sel leukosit, bisa dilihat pada tabel berikut:

Pemeriksaan hitung jenis leukosit


Untuk mengetahui jumlah sel leukosit, butuh dilakukan penghitungan terhadap sel-sel
tersebut. Penghitungan leukosit ini dilakukan dengan pemeriksaan hitung jenis menggunakan
kamar hitung atau mesin hitung otomatis (automated hematology analyzer).
Pemeriksaan hitung jenis ini sering disebut juga differential blood count, diff. count, atau
complete blood cell count (CBC). Berdasarkan situs Medscape, tujuan dilakukannya
pemeriksaan hitung jenis ini adalah:
The differential count is used to assess the bodys response to certain benign conditions such
as acute and chronic infections, inflammatory conditions, allergic reactions, and
immunodeficiency states and various hematologic malignancies such as leukemias and
lymphomas. It is also used to monitor the response to chemotherapy, growth factors, and
immunosuppressive therapies.

Apa itu pergeseran leukosit?


Pergeseran leukosit (leukocytes shift) menunjukan adanya sel leukosit yang dominan di dalam
darah berdasarkan tingkat kematangannya. Apakah itu sel leukosit yang sudah matang
(mature) atau yang masih muda (immature). Pergeseran leukosit ini bisa diketahui melalui
pemeriksaan hitung jenis.
Istilah shift (pergeseran) ini lebih digunakan untuk melihat sel granulosit saja, lebih
spesifiknya neutrofil, karena jumlahnya yang paling banyak dibandingkan leukosit lain.
Pergeseran yang terjadi bisa bergeser ke kiri (shift to the left) maupun bergeser ke kanan
(shift to the right).
Untuk lebih memahami istilah "shift" ini, kita harus memahami proses pematangan neutrofil.
Urutannya bisa dilihat pada gambar hematopoesis diatas atau pada gambar dibawah ini,
pertama mulai dari myeloblast, promyelocytes, myelocytes, metamyelocytes, band neutrophil
(neutrofil batang), hingga menjadi segmented neutrophil (neutrofil segmen).

Kiri atau kanan


Lalu mengapa bergeser ke kiri atau ke kanan? mengapa tidak bergeser ke atas atau ke bawah?
Istilah pergeseran ini timbul pada zaman dulu dimana pemeriksaan hitung jenis masih
dilakukan menggunakan mesin hitung jenis manual. Biasanya sel yang sudah mature akan
disimpan di kanan dan sel yang immature akan di simpan di kiri. Sehingga jika sel immature
meningkat jumlahnya, maka disebut bergeser ke kiri dan jika sel mature lebih meningkat
jumlahnya, maka disebut bergeser ke kanan.

Contoh mesin hitung jenis manual


Ada juga yang berpendapat lain mengenai istilah pergeseran ini. Pada buku-buku patologi
zaman dulu, proses hematopoietic stem cell menjadi sebuah sel leukosit matang dibuat dari
kiri ke kanan. Sehingga apabila sel immature meningkat, maka disebut bergeser ke kiri dan
apabila sel mature lebih meningkat, maka disebut bergeser ke kanan.

Shift to the left


Shift to the left, atau sering disebut juga left shift, adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukan peningkatan bentuk immature dari sel neutrofil. Shift to the left menandakan
adanya fase akut dari suatu proses imunologi, baik itu infeksi akut, inflamasi akut, ataupun
proses nekrosis akut.
Mengapa pada fase akut neutrofil immature meningkat di darah? Untuk mudahnya, saya akan
beri ilustrasi. Jika Singapura diserang oleh Indonesia, karena memiliki jumlah tentara yang
hanya sedikit dan untuk meningkatkan daya tahan Singapura, maka para prajurit yang masih
sekolah diikutsertakan untuk berperang.
Begitupun dengan neutrofil yang bekerja ketika ada serangan infeksi akut. Neutrofil yang
masih muda akan diikutsertakan "berperang" untuk memberi pertahanan ekstra. Oleh karena
itulah, jumlah neutrofil immature akan meningkat di darah.

Shift to the right


Shift to the right, atau sering disebut juga right shift, menunjukan peningkatan jumlah sel
mature neutrofil dibandingkan dengan jumlah sel immature-nya. Mengapa demikian? Shift to
the right terjadi akibat kerusakan "pabrik" pembuat sel darah di sum-sum tulang. Hal ini
menyebabkan jumlah sel yang immature mengalami penurunan produksi atau tidak
diproduksi sama sekali.
Yang sering salah kaprah adalah mengenai maksud dari shift to the right ini. Walaupun shift
to the left menunjukan tanda infeksi akut, akan tetapi shift to the right bukan kebalikannya
menunjukan infeksi kronis. Shift to the right merupakan tanda spesifik dari penyakit anemia
pernisiosa (pernicious anemia) dan keracunan radiasi (radiation sickness).
Pada pemeriksaan hitung jenis, jumlah sel neutrofil mature ini menjadi tampak meningkat
didarah. Sebetulnya jumlah sel neutrofil mature ini tetap. Akan tetapi, karena sel immaturenya menurun atau tidak ada, mengakibatkan sel yang mature tampak lebih banyak atau lebih

dominan.
Selain dari itu, akibat dari tidak adanya neutrofil immature, neutrofil mature bekerja lebih
ekstra dalam sistem pertahanan tubuh. Hal ini mengakibatkan sel-sel neutrofil mature
menjadi membesar menjadi neutrofil raksasa (giant neutrophil).

Kesimpulan

Pergeseran leukosit bisa diketahui melalui pemeriksaan hitung jenis leukosit.


Istilah pergeseran leukosit timbul pada zaman dulu ketika hitung jenis masih
dilakukan dengan alat hitung jenis manual. Bagian kiri diisi oleh sel muda dan bagian
kanan diisi oleh sel matang.
Pergeseran leukosit lebih menunjukan pergesaran neutrofil karena jumlahnya yang
paling banyak dibanding leukosit lain.
Shift to the left menunjukan jumlah sel neutrofil muda meningkat di darah. Hal ini
bisa terjadi karena infeksi akut, proses inflamasi akut, atau proses nekrosis jaringan
yang akut.
Shift to the right menunjukan jumlah sel neutrofil matang meningkat di darah. Hal ini
bisa terjadi karena anemia pernisiosa atau keracunan radiasi, dan BUKAN spesifik
menunjukan infeksi kronis.

Leukosit (Hitung total)


Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10
tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700
sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal hitung jenis

Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)


Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi
di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit
dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to
the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya,
luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan
infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain
keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Anda mungkin juga menyukai