ang pada umumnya ditambah dengan bahan pengikat air yang dapat menurunkan
daya ikat air produk, sehngga pertumbuhan mikroorganisme terhambat (Purnomo,
1996). Dalam proses pembuatan dilakukan beberapa tahap diantaranya
mempersiapkan daging, daging yang digunakan adalah daging yang tidak
mengandung lemak, kemudian daging sebanyak 1 kg dibekukan dalam freezer
selam 24 jam. Setelah beku, daging dikeluarkan dari freezer dan diiris-iris dengan
cara memotong serat daging dengan ketebalan 2-3 mm. Selanjutnya daging
ditimbang dan dilakukan uji organoleptik (warna, bau dan tekstur). Kemudian
timbang bumbu dengan komposisi ketumbar 30 gr, garam 40 gr, lengkuas 50 gr,
bawang putih 80 gr, bawang merah 60 gr, asam 80 gr dan gula merah atau gula
pasir 400 gr (sesuai perlakuan). Bumbu yang telah siap dihaluskan lalu dicampur
dengan irisan daging secara merata. Jangan lupa untuk mencicipi rasa daging, bila
setelah dirasakan ada bumbu yang masih kurang maka dilakukan penambahan
bumbu dan catat berat bumbu yang ditambahkan. Diamkan selama 30 menit
supaya bumbu meresap. Dengan catatatan menggunakan handscoon pada saat
mencampur daging dengan bumbu untuk menjaga higienitas. Selanjutnya irisan
daging disusun diatas tampah dan dijemur di bawah panas matahari sampai
kering.
Penambahan garam berfungsi sebagai pengawet karena dalam jumlah yang
cukup, garam dapat menyebabkan autolisis dan pembusukan serta plasmolisis
pada mikroba (Soeparno, 1994). Garam berinteraksi dengan protein daging
selama pemanasan, sehingga protein membentuk massa yang kuat, dapat menahan
air, dan membentuk tekstur yang baik. Selain itu, garam memberi cita rasa asin
pada produk, serta bersama-sama senyawa fosfat, berperan dalam meningkatkan
daya menahan air dan meningkatkan kelarutan protein serabut daging. Garam juga
bersifat
bakteriostatik
dan
bakteriosidal,
sehingga
mampu
menghambat
Teknik
Sumber :
Anonim. 2008. Karakteristik Daging. Blog at WordPress.com. diakses 20 april
2016
Muchtadi, T.R, dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Petunjuk
Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.