Anda di halaman 1dari 43

Anggota Kelompok 3:

Khairani Putri Nabillah


Rahmatul Sakinah
Tri Wahyuni Fajriah
Zhafirah Muharani
Nasution
Claudia Florencita
FKG
2015
Ediharsi

Ejaan Yang Disempurnak


(EYD)
Penulisan Huruf
Penggunaan Huruf

Ejaan adalah seperangkat aturan


tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa
tulis.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan


Ejaan yang Disempurnakan (EYD). EYD
mulai diberlakukan tanggal 16 Agustus
1972. Ejaan yang ketiga dalam sejarah
bahasa Indonesia ini memang merupakan
upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya
yang sudah dipakai selama 25 tahun
yang dikenal dengan nama Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP
dan K Republik Indonesia pada saat ejaan
itu diresmikan pada tahun 1947)

Ejaan pertama Bahasa Indonesia


adalah Ejaan van Ophujisen
(nama seseorang guru besar
Belanda yang juga pemerhati
Bahasa), diberlakukan pada
tahun 1901. Ejaan van Ophujisen
baru diganti setelah dua tahun
Indonesia merdeka.

Perubahan Pemakaian Huruf dalam


Tiga Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Van
Ophuijesen
(1901-1947)

Ejaan Republik.
(ejaan Soewandi)
(1947-1972)

Ejaan Yang
Disempurnakan
(mulai 16 Agustus
1972)

Choesoes

Chusus

Khusus

Djoemat

Djumat

Jumat

Jani

Jakni

Yakni

Pajoeng

Pajung

Payung

Tjoetjoe

Tjutju

Cucu

soenji

Sunji

sunyi

Ruang Lingkup Ejaan yang


Disempurnakan
Mencakupi 5 aspek :
1. penggunaan huruf
2. penulisan huruf
3. penulisan kata
4. penulisan unsur serapan
5. pemakaian tanda baca

Pemakaian huruf
Membicarakan masalah yang
mendasar dari suatu bahasa.
Yaitu : (1) abjad
(2) vokal
(3) konsonan
(4) pemenggalan kata
(5) nama diri
1.

2. Penulisan huruf
Membicarakan jenis huruf yang
dipakai, meliputi :
(1) huruf kapital
(2) Huruf miring

2.2.1 Pemakaian Huruf


2.2.1.1 Abjad,Vokal dan Konsonan

Abjad Bahasa Indonesia menggunkan


26 huruf.
Perhatikan lafal setiap huruf :

Huruf

Lafal

Huruf

Lafal

Huruf

Lafal

Aa
Bb

[a]
[be]

Jj
Kk

[je]
[ka]

Ss
Tt

[es]
[te]

Cc

[ce]

Ll

[el]

Uu

[u]

Dd

[de]

Mm

[em]

Vv

[ve]

Ee

[e]

Nn

[en]

Ww

[we]

Ff

[ef]

Oo

[o]

Xx

[eks]

Gg

[ge]

Pp

[pe]

Yy

[ye]

Hh

[ha]

Qq

[ki]

Zz

[zet]

Ii

[i]

Rr

[er]

Dalam abjad terdapat lima huruf vokal (v) yaitu


a,i,u,e,o. Sisanya adalah konsonan (k) sebanyak
21 huruf . Disamping 26 huruf .
Dalam Bahasa Indonesia juga digunakan
gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat
pasang :
kh seperti dalam kata khusus,akhir
ng seperti dalam kata ngilu,bangun
sy seperti dalam kata syair.asyik
Setiap pasangan it menghasilkan satu fonem
atau satu bunyi yang dapat membedakan arti.
Karena itu, kh,g,sy masing masing di hitung
sebagai satu k (konsonan)

Contoh :
akhir
=vkvk
anyaman=v k v k

ngilu= k v k v
syair= k v k v

Dalam uraian v-k diatas, meskipun jumlah


hurufnya 5 tetapi jumlah v dan k dalam
setiap kata hanya 4.
selain gabungan dua konsonan,tetapi
juga ada gabungan dua vokal disebut
Diftong
Diftong terjadi jika dua vokal yang
berurutan harus dalam satu suku kata
menciptakan bunyi luncuran ( bunyi yang
berubah kualitasnya ) yang berbeda dengan
lafal aslinya .

Contoh Diftong :
a. Diftong ai dalam kata :
bantai dilafalkan {bantay}
ngarai dilafalkan {ngaray}
b. Diftong au dalam kata :
kacau dilafalkan { kacaw}
kerbau dilafalkan { kerbauw}
c. Diftong ol dalam kata :
toilet dilafalkan {toylet}
sepoi dilafalkan { sepoy }

Jika vokal ai,au,oi dalam kata yang


pelafalannya sama dengan huruf aslinya, itu
tidak dinamakan diftong. Contoh yang bukan
diftong :
mulai dilafalkan {mulai} bukan (mulay)
bau dilafalkan {bau} bukan (baw)
doi dilafalkan {doi} bukan (doy)
Untuk melafalkan singkatan kata (termasuk
singkatan asing selain akronim) yang diaca
huruf demi huruf ,jika penutur sedang
berbahasa Indonesia, pelafalannya harus
sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

Singkatan
AC

Lafal yang
Benar
[a-ce]

Lafal yang
Salah
[a-se]

ACC

[a-ce-ce]

[a-se-se]

CV

[ce-fe]

[se-fe],[si-fi]

MTQ

[em-te-ki]

[em-te-kyu]

RCTI

[er-ce-te-i]

[er-se-te-i]

TV

[te-fe]

[ti-fi]

TVRI

[te-fe-er-i]

[ti-fi-er-i]

WC

[we-ce]

[we-se]

Jadi, jika seseorang dalam berbahasa


asing seperti bahasa Inggris, Arab dan
lainnya maka singkatan itu harus
mengikuti pelafalan bahasa asing
tersebut.

2.2.1.2 Penggalan Kata


1)

Ketentuan pemenggalan kata dasar :


a. Jika ditengah kata dasar adalah
huruf
vokal yang beruntun,
pemenggalannya
dilakukan
diantara kedua huruf vokal itu.
misalnya :
di-a
do-a
ta-at

b. Jika di tengah kata ada huruf


konsonan, pemenggalan dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya :
ta-bu ka-wan
ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf
yang beruntun, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.

Misalnya :
ap-ril
swas-ta

an-dal

Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh,


dan sy tidak boleh dipisahkan.
Misalnya :
su-nyi
ha-ngat
makh-luk ma-syara-kat
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih
huruf konsonan yang beruntun,
pemenggalan dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.

Misalnya :
ab-sor-bsi
struk-si

kon-klu-si

in-

2. Imbuhan yang berupa awalan dan


akhiran, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk
serta pertikel yang biasanya ditulis
serangkai dengan kata yang
diimbuhinya, dapat dipenggal pada
imbuhannya.
Misalnya :
ba-ca-lah me-la-ri-kan pra-sa-

3. Jika suatu kata terdiri atas lebih


dari satu unsur bebas, dan salah
satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain,
pemenggalannya dapat
dilakukan :
(1) di antara unsur-unsur itu
atau
(2) pada unsur gabungan itu
sesuai dengan kaidah
pemenggalan kata.
Misalnya :

4. Khusus untuk kata yang mengandung


sisipan (-el, -em, -er, -in), pemenggalannya
dapat dilakukan dengan dua cara :
(1) mempertahankan sisipan dalam
satu suku kata sehingga sisipannya tidak
terpenggal (anggapan dasarnya adalah
kata bersisipan sebagai kata turunan
sehingga bersifat polimorfemis)
(2) tidak mempertahankan sisipan dalam
satu kata (anggapan dasarnya adalah kata
bersisipan bersifat monomorfemis karena
sudah membatu, dan sisipan sebagai
pembentuk kata sudah tidak produktif lagi)

Kata dasar

Kata
bersisipan

Pemenggal Pemenggal
an (1)
an (2)

tunjuk

telunjuk

telun-juk

te-lunjuk

getar

gemetar

geme-tar

ge-metar

gigi

gerigi

geri-gi

ge-rigi

sambung

sinambung

sinam-bung

si-nambung

2.2.1.3 Nama Diri


Cara penulisan nama diri (nama
orang, lembaga, tempat, jalan,
sungai, gunung, dan nama lainnya)
harus mengikuti EYD, kecuali jika ada
pertimbangan khusus yang
menyangkut segi adat, hukum, atau
sejarah.Atas dasar pertimbangan
khusus terutama yang menyangkut
sejarah, kita harus menuliskan huruf
sesuai dengan ejaan yang berlaku
saat peristiwa (fakta) itu terjadi.

Contoh pemakaian biasa :


Rumahnya di Jalan Pajajaran
No.5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
Contoh pemakaian dengan
pertimbangan khusus yang
menyangkut sejarah :
Salah satu nama korban tahun 60an Pantja tjita.
Pamanku dosen Universitas
Padjajaran, Bandung.
Perkumpulan Boedi Oetomo didiran
pada tahun 1908

Perihal pemakaian huruf x


berlaku ketentuan khusus sebagai
berikut.
(1) Untuk penulisan nama diri, unsur
kimia, istilah ilmu pengetahuan,
dan simbol dalam matematika,
lambang huruf yang dipakai
adalah x.
Misalnya :
Alex, Mexico, Xerox (nama diri)
xenon, xantat (nama unsur
kimia)
sinar-x, (istilah ilmu

(2) Untuk penulisan kata-kata biasa yang


bukan nama diri, lambang huruf yang
dipakai adalah ks. Seperti pada tabel di
bawah
ini. yang
Penulisan
Penulisan yang
salah

benar

export

ekspor

extra

ekstra

complex

kompleks

taxi

taksi

telex

teleks

Untuk penulisan nama orang diberlakukan


ketentuan khusus yang tersendiri.Penulisan
nama seseorang harus mengikuti kebiasaan
orang yang mempunyai nama kendatipun
penulisannya menyalahi EYD.Karena itulah
ketentuannya disebut ketentuan khusus.
Contohnya, untuk menulis nama orang
yang dilafalkan [yudi], penulisannya bisa
lebih dari sepuluh macam dan semuanya
salah dalam penulisan EYD.Seperti :
- Judi -Yudhi - Judhy - Yoedhy
- Judy
- Yoedy - Yudhie - Yoedhie

Penulisan huruf
A. Hurf Kapital atau Huruf Balok
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata
pada awal kalimat . Misalnya :
Kami menggunakan barang produksi dalam
negri.
Siapa yang datang tadi malam?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan
langsung. Misalnya :
Adik bertanya, Kapan kita ke Taman
Safari?
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

Allah, Yang
Mahakuasa,Islam,Kristen,Alkitab,Alquran
,Weda,Injil.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar
kepada
hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur
nama gelar kehormatan,keturunan,dan
keagamaan
yang diikuti nama orang. Misalnya :
Haji Agus Salim,Imam Syafii,Nabi Ibrahim
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur
nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang,nama instansi,atau nama tempat.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama


nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama
orang atau nama instansi/tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur
nama orang.
Misalnya :
Albar Maulana
Kemala Hayati
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya :

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama


bangsa,suku bangsa,dan bahasa. Pada posisi di
tengah kalimat , yang dituiskan dengan huruf kapital
hanya huruf pertama nama bangsa,nama suku,dan
nama bahasa; sedangkan huruf pertama kata
bangsa,suku,dan bahas dituliskan dengan huruf kecil.
Penulisan yang salah :
Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang .
tempat bermukim Suku Melayu sejak
Penulisan yang benar :
Dalam hal ini bangsa Indonesia yang
tempat bermukim suku Melayu sejak
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa,suku,dan bahasa yang dipakai
sebagai
bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama


tahun,bulan,hari,hari raya,dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Saka
bulan November
Perang Diponegoro
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Perlombaan persenjataan nuklir membawa
risiko pecahnya perang dunia.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
khas dalam geografi.
Misalnya :

Salah

Benar

teluk Jakarta

Teluk Jakarta

gunung Semeru

Gunung Semeru

danau Toba

Danau Toba

selat Sunda

Selat Sunda

10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama


semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata yang bukan nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republic
beberapa badan hukum,
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap


unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Repulik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di
dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah Asas-Asas Hukum
Perdata.

13. Huruf kapital dipakai sebagai


huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Dr. doctor
M.A. master of arts
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. professor
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Sdr. saudara

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf


pertama penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Misalnya:
Kapan Bapak Berangkat? tanya Harto.
Adik bertanya, Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Silakan duduk, Dik! kata Ucok.
Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf
pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam
pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita semua harus menghormati bapak dan
ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah

15. Huruf kapital dipakai


sebagai huruf pertama kata
ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami
terima.

Huruf Miring
Huruf

miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan


nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan.
misalnya:
majalah Bahasa dan Sastra
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Rakyat.
Huruf

miring dalam cetakan dipakai untuk


menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata.
misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia buka menipu, tetapi ditipu.

Huruf

miring dalam cetakan dipakai


untuk menuliskan nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah
Carcinia mangostama.
Politik devide et impera pernah
merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain
diterjemahkan menjadi pandangan
dunia

Daftar pustaka

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG


DISEMPURNAKAN Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional 2000

https://mahasiswabelajar.wordpress.com/2011/09/12/
penggunaan-huruf-kapital-sesuai-dengan-eyd/
Finoza, Lamuddin. September 2010. Komposisi
Bahasa Indonesia. Jakarta; Diksi.

Anda mungkin juga menyukai