Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman
dan tentram.
Tugas seorang perawat :
1. Tugas utamanya adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya sakit
2. Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadinya di RS
3. Lingkungan adalah semua faktor baik fisik maupun psikososial yang mempengaruhi
Temperatur
Kelembapan
Cedera / jatuh
Kesalahan prosedur
Peralatan medik
Radiasi
Keracunan inhalasi
Elektrik syok
Asfiksia dan kebakaran
3. Pencegahan Kecelakaan di Rumah Sakit
a) Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan.
b) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur
c) Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik,
menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan.
d) Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda
e) Menghindari kecelakaan :
o Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
o Tempat tidur dalam keadaan rendah dan ada penghalang pada pasien yang
gelisah
o Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau
o Meja yang mudah dijangkau
menuju ke perabot rumah, berjalan, dll. Bayi berkembang pada kurun yang berbeda, mungkin
ia belajar berguling pada usia tiga tahun atau paling lambat enam bulan. Dengan demikian,
setiap tahap perkembangan bayi satu dengan yang lain berbeda. Oleh sebab itu, cedera yang
sering kali terjadi berhubungan dengan usia dan jenis perkembangannya.
b. Jenis kelamin
Kematian lebih banyak terjadi pada masa-masa awal kehidupan dan lebih banyak pada anak
laki-laki di semua umur, yaitu 1,3 kali lebih banyak pada usia satu bulan pertama dan 1,6 kali
lebih banyak pada anak-anak di usia sekolah. Banyak kajian yang menunjukkan bahwa anak
laki-laki lebih rawan terhadap kecelakaan daripada perempuan, mungkin hal ini disebabkan
karena anak laki-laki lebih aktif dan berani mengambil resiko daripada anak perempuan.
c. Keadaan psikologis anak
Kecelakaan pada anak kebanyakan terjadi dikarenakan anak dalam kondisi kelelahan, lapar,
tidak enak badan atau frustasi ketika mereka dalam keadaan stress (Espeland, 2005).
Temperamen dan motivasi juga berperan terjadinya kecelakaan. Anak yang bertemperamen
persisten akan selalu kembali kepada sesuatu yang dilarang. Anak yang aktivitasnya tinggi
akan sering terbentur atau lecet dibandingkan anak yang kurang aktif. Sedangkan motivasi
mencerminkan anak untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan baik. Keinginan untuk
mandiri mendorong anak ingin melakukan sesuatu walaupun secara fisik belum mampu,
seperti memanjat pohon atau bersepeda jauh-jauh dari rumah.
Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor penyebab kecelakaan tersering. Cedera pada anak dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja. Sampai umur empat tahun anak belum memiliki kemampuan
mendeteksi bahaya. Setiap saat bahaya dapat mengintai si kecil, mulai dari tempat bermain,
tempat tidur, mainan di sekitar rumah, cuaca, serangga, dan hewan lain, serta tumbuhan.
b. Keadaan psikologis orang yang mengasuh
Penelitian telah menunjukkan bahwa kecelakaan pada anak dikarenakan ibu yang sedang
hamil, pada hari menjelang menstruasi atau ketika mereka sedang capek. Keadaan stress yang
terjadi pada keluarga seperti menanti kelahiran sang bayi, sakit dan lain sebagainya juga bisa
menjadikan kecelakaan beresiko tinggi.
c. Keadaan sosial
Resiko kecelakaan dapat juga dipengaruhi oleh keadaan sosial. Anak dari keluarga besar
dengan perumahan buruk, yang sebagaian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan hanya
diawasi oleh anak yang sedikit lebih besar, berada dalam bahaya besar; dan ibu yang merawat
anak kecil pada blok menara tanpa halaman atau tempat bermain tertutup memiliki masalah
yang pelik.
Jenis Kecelakaan
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga usia di bawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Anak kecil mempelajari
lingkungannya melalui penjelajahan, terutama dengan menggunakan indera perasa dan
sentuhan mereka. Ketika anak tumbuh, bahaya yang mereka hadapi akan berubah akibat
perkembangan kemampuan. Jenis cedera yang terjadi sering kali berhubungan langsung
dengan usia anak dan tingkat perkembangannya.
Apa yang seharusnya diketahui oleh keluarga dan masyarakat tentang: PENCEGAHAN
KECELAKAAN
1. Banyak kecelakaan yang serius dapat dicegah jika orang tua atau siapa pun yang
menjaga anak berhati-hati dan menjaga keamanan lingkungan mereka.
2. Anak balita sangat berisiko jika berada di jalan. Awasi dan ajarilah perilaku aman di
jalan setelah anak dapat berjalan.
3. Anak dapat tenggelam dalam waktu kurang dari dua menit walaupun airnya tidak
terlalu dalam. Jangan biarkan anak sendirian di sekitar air.
4. Anak-anak harus dijauhkan dari api, kompor, lampu, korek api dan peralatan
listrik. Jatuh dari ketinggian penyebab utama cedera pada anak.
5. Anak-anak suka memanjat. Karena itu pagar, tangga, balkon, atap, jendela dan tempat
bermain harus dibuat aman agar anak tidak jatuh atau cedera.
6. Racun, obat-obatan, pemutih, cairan kimia dan cairan pembakar seperti bensin
atau minyak tanah tidak boleh disimpan dalam botol minuman. Semua cairan dan
racun harus disimpan dengan tanda yang jelas dan jauh dari penglihatan dan
jangkauan anak. Pisau, gunting, benda-benda tajam dan pecahan kaca dapat
menyebabkan luka serius.
7. Kantong plastik dapat menyebabkan anak kehabisan nafas. Benda-benda tersebut
harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Anak kecil suka memasukkan benda ke
dalam mulutnya. Jauhkanlah benda-benda kecil seperti koin, kelereng, kancing, bijibijian dan manik-manik dari jangkauan anak-anak agar tidak tertelan.
8.
9. Anak-anak senang bermain dengan benda di sekitarnya dan seringkali tidak
menyadari bahwa benda tersebut adalah bahan peledak yang masih aktif. Beritahukan
kepada anak jika menemukan benda asing di tempat bermain, agar jangan
menyentuhnya dan segera melaporkan kepada orang tua.
10. Anak anak harus dikenalkan secara dini budaya tertib berlalulintas di jalan raya
Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang
terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau
berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan, atau berbagai keadaan yang
tidak diinginkan.(http://.en.wikipedia.org/wiki/safety). Menurut Craven:2000 keamanan tidak
hanya mencegah rasa sakit dan cedera tetapi juga membuat individu merasa aman dalam
aktifitasnya. Keamanan dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan umum.
Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman
kecelakaan dan cedera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis.
Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang
mengancam kesehatan fisik, yang pada pembahasan ini akan difokuskan pada providing for
safety atau memberikan lingkungan yang aman.
B. KARAKTERISTIK KEAMANAN
1. Usia
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan
pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya yang
mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus tindakan
pencegahannya.
2. Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan
kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan
dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif
berbahaya.
3. Status mobilisasi
otot,
gangguan
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan
seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki
resiko tinggi untuk cedera.
5. Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan
berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan
kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar, klien
disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan hipnotik.
6. Status emosional
Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya
lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan
kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan
bereaksi terhadap stimulus lingkungan.
7. Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga
beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta
huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.
Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada
dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap
individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.
9. Faktor lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera
baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan.
Beberapa bahaya yang sering mengancam klien baik yang berada di tempat pelayanan
kesehatan, rumah, maupun komunitas diantaranya:
1. Api /kebakaran
Api adalah bahaya umum baik di rumah maupun rumah sakit. Penyebab kebakaran yang
paling sering adalah rokok dan hubungan pendek arus listrik. Kebakaran dapat terjadi jika
terdapat tiga elemen sebagai berikut: panas yang cukup, bahanbahan yang mudah terbakar,
dan oksigen yang cukup.
Scald adalah luka bakar yang diakibatkan oleh cairan atau uap panas, seperti uap air panas.
Burn adalah luka bakar diakibatkan terpapar oleh panas tinggi, bahan kimia, listrik, atau agen
radioaktif. Klien dirumah sakit yang berisiko terhadap luka bakar adalah klien yang
mengalami penurunan sensasi suhu dipermukaan kulit.
3. Jatuh
Terjatuh bisa terjadi pada siapa saja terutama bayi dan lansia. Jatuh dapat terjadi akibat lantai
licin dan berair, alat-alat yang berantakkan, lingkungan dengan pencahayaan yang kurang.
4. Keracunan
Racun adalah semua zat yang dapat mencederai atau membunuh melalui aktivitas kimianya
jika dihisap, disuntikkan, digunakan, atau diserap dalam jumlah yang cukup sedikit.
Penyebab utama keracunan pada anak-anak adalah penyimpanan bahan berbahaya atau
beracun yang sembarangan, pada remaja adalah gigitan serangga dan ular atau upaya bunuh
diri. Pada lansia biasanya akibat salah makan obat (karena penurunan pengelihatan) atau
akibat overdosis obat (karena penurunan daya ingat).
5. Sengatan listrik
Sengatan listrik dan hubungan arus pendek adalah bahaya yang harus diwaspadai oleh
perawat. Perlengkapan listrik yang tidak baik dapat menyebabkan sengatan listrik bahkan
kebakaran, contoh: percikan listrik didekat gas anestesi atau oksigen konsentrasi tinggi. Salah
satu pencegahannya adalah dengan menggunakan alat listrik yang grounded yaitu bersifat
mentransmisi aliran listrik dari suatu objek langsung kepermukaan tanah.
6. Suara bising
Suara bising adalah bahaya yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi pendengaran,
tergantung dari: tingkat kebisingan, frekuensi terpapar kebisingan, dan lamanya terpapar
kebisingan serta kerentanan individu. Suara diatas 120 desibel dapat menyebabkan nyeri dan
gangguan pendengaran walaupun klien hanya terpapar sebentar. Terpapar suara 85-95 desibel
untuk beberapa jam per hari dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang progressive.
Suara bising dibawah 85 desibel biasanya tidak mengganggu pendengaran.
7. Radiasi
Cedera radiasi dapat terjadi akibat terpapar zat radioaktif yang berlebihan atau pengobatan
melalui radiasi yang merusak sel lain. Zat radioaktif digunakan dalam prosedur diagnoostik
seperti radiografi, fluoroscopy, dan pengobatan nuklir. Contoh isotop yang sering digunakan
adalah kalsium, iodine, fosfor.
9. Lain-lain
kecelakaan bisa juga disebabkan oleh alat-alat medis yang tidak berfungsi dengan baik
(equipment-related accidents) dan kesalahan prosedur yang tidak disengaja (procedurerelated equipment).
E. PENGKAJIAN
Pengkajian klien dengan resiko injuri meliputi: pengkajian resiko (Risk assessment tools) dan
adanya bahaya dilingkungan klien (home hazards appraisal). Pengkajian Resiko
a) Jatuh
b) Riwayat kecelakaan
Beberapa orang memiliki kecenderungan mengalami kecelakaan berulang, oleh karena itu
riwayat sebelumnya perlu dikaji untuk memprediksi kemungkinan kecelakaan itu terulang
kembali
c) Keracunan
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan. Pengkajian meliputi
seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya keracunan dan upaya
pencegahannya.
d) Kebakaran
Beberapa penyebab kebakaran dirumah perlu ditanyakan tentang sejauh mana klien
mengantisipasi resiko terjadi kebakaran, termasuk pengetahuan klien dan keluarga tentang
upaya proteksi dari bahaya kecelakaan akibat api.
Pengkajian Bahaya
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur, kamar tidur,
pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah dalam keadaan aman atau dapat
mengakibatkan kecelakaan.
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang cukup tinggi,
banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan meninggal. Bahaya yang
menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit untuk diperbaiki, oleh karena itu
diperlukan pengkajian yang spesifik tentang keadaan rumah yang terstuktur. Contoh
pengkajian checklist pencegahan jatuh pada lansia yang dikeluarkan oleh Departemen
kesehatan dan pelayanan masyarakat Amerika.
F. DIAGNOSA
Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA adalah
Resiko tinggi terjadinya cedera (High risk for injury). Seorang klien dikatakan mengalami
masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila kondisi lingkungan dan adaptasi
atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan cedera.
Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akivat terpapar, atau
tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat menyebabkan keracunan.
Resiko terjadinya sufokasi: adanya resiko kecelakaan yang menyebabkan tidak adekuatnya
udara untuk proses bernafas.
Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada jaringan (ms.
Luka, luka bakar, atau fraktur).
Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.
Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap produk yang
terbuat dari lateks.
Resiko terjadinya aspirasi: klien beresiko akan masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi
orofaringeal, benda padat atau cairan kedalam saluran pernafasan.
Resiko terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko terhadap
kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem muskuloskeletal yang direncanakan atau
tidak dapat dihindari.
Contoh kasus:
Tn. ED, 70 tahun tinggal seorang diri dirumahnya. Klien memiliki riwayat glaukoma
sehingga klien harus menggunakan obat tetes mata dua kali sehari. Klien mengatakan sulit
memfokuskan penglihatan, kehilangan penglihatan sebelah, dan tidak bisa melihat dalam
gelap.
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat)
G. PERENCANAAN
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu: Pendidikan
kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar lebih aman.
Diagnosa: Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu
melihat)
Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh) tidak
terjadi
Kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi lingkungan dan
pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien mampu:
3. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
Intervensi:
3. Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat tidur, dll)
sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1
5. Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaan yang baik,
memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahaya ditempat yang aman)
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera adalah membantu
klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu melakukan tindakan menjaga keamanan.
Kriteria hasil yang lebih spesifik diantaranya Klien mampu: mengidentifikasi bahaya
lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan
preventif atas bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri
dari cidera.
Untuk latihan kasus yang lain bisa dilihat dalam website berbahasa inggris:
http://wps.prenhall.com/chet_kozier_fundamentals_7/0,7865,764086-,00.html
H. IMPLEMENTASI
Implementasi berikut bersifat spesifik untuk beberapa bahaya tertentu (tidak berhubungan
dengan kasus):
Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau prediksi situasi
yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari dan memberikan pendidikan
kesehatan yang memberikan kekuatan bagi klien untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari
cedera secara mandiri. Aspek pendidikan kesehatan yang lebih spesifik sesuai rentang usia
klien dapat anda lihat pada Kozier, 2004: 674-675.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan perawat adalah memastikan bahwa ketiga elemen
tersebut dapat dihilangkan. Jika kebakaran sudah terjadi ada dua tujuan yang harus dicapai
yaitu: melindungi klien dari cedera dan membatasi serta memadakan api.
Upaya pencegahan: Memastikan nomor telpon darurat ada disemua pesawat, Mengatur
situasi sehingga alat-alat atau benda-benda yang tidak perlu tidak berada di lorong jalan,
Jika kebakaran terjadi: Mengevakuasi klien kearea yang aman, aktifkan alarm, jika api kecil
lakukan pemadaman dengan alat pemadam yang ada, tutup pintu dan jendela jika perlu
ketahui derajat kebakaran untuk menentukan jenis pemadam yang tepat.
Orientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi yang ada
Pasang pengaman tempat tidur terutama pada klien dengan penurunan kesadaran dan
gangguan mobilitas
Pasang pengaman tempat tidur dengan dilapisi kain tebal (mencegah nyeri saat terbentur)
Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat bila terjadi keracunan
melalui identifikasi adanya zat-zat beracun dirumah yang terkonsumsi, segera laporkan ke
institusi kesehatan terdekat serta menyebutkan nama dan gejala yang dialami klien, jaga klien
pada posisi tenang ke satu sisi atau dengan kepala ditempatkan diantara kedua kaki untuk
mencegah aspirasi.
Jika seseorang terkena macroshock (sengatan listrik yang cukup besar) jangan sentuh klien
tersebut sampai pusat listrik dimatikan dan klien aman dari arus listrik. Macroshock sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan luka bakar, kontraksi otot, dan henti nafas serta henti
jantung. Untuk mencegah macroshock gunakan mesin/alat listrik yang berfungsi dengan baik,
pakai sepatu dengan alas karet, berdirilah diatas lantai nonkonduktif, dan gunakan sarung
tangan non konduktif.
Kebisingan memiliki efek psikososial dan efek fisiologis. Efek psikososial seperti rasa
jengkel, tidur dan istirahat terganggu, serta gangguan konsentrasi dan pola komunikasi. Efek
fisiologis meliputi peningkatan nadi dan respirasi, peningkatan aktifitas otot, mual, dan
kehilangan pendengaran jika intensitas suara tepat. Kebisingan dapat diminimalisir dengan
memasang genting, dinding, dan lantai yang kedap suara; memasang gorden; memasang
karpet; atau memutar background music.
Tingkat bahaya radiasi tergantung dari: lamanya, kedekatan dengan sumber radioaktif, dan
pelindung yang digunakan selama terpapar radiasi. Upaya yang harus dilakukan oleh perawat
dalam hal ini adalah memakai baju khusus, memakai sarung tangan, mencuci tangan sebelum
dan sesudah memakai sarung tangan, dan membuang semua benda yang terkontaminasi.
Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan/aktifitas fisik klien
atau bagian tubuh klien. Restrain diklasifikasikan menjadi fisikal(physical) dan
kemikal(chemical) restrain. Fisikal restrain adalah restrain dengan metode manual atau alat
bantu mekanik, atau lat-alat yang dipasang pada tubuh klien sehingga klien tidak dapat
bergerak dengan mudah dan terbatas gerakannya. Kemikal restrain adalah restrain dalam
bentuk zat kimia neuroleptics, anxioulytics, sedatif, dan psikotropika yang digunakan untuk
mengontrol tingkahlaku sosial yang merusak.
Untuk melindungi klien dan mencegah masalah legal, perawat perlu mengikuti aturan
berikut:
2. Gunakan restrain hanya bila dibutuhkan untuk kesehatan dan keselamatan klien
Memilih restrain
4. Mudah dilepas/diganti
Macam-macam restrain
daerah sikut)
2. mummy restraints (pada bayi), crib nets (box bayi dengan penghalang)
I. EVALUASI
Melalui data yang dikumpulkan selama pemberian asuhan keperawatan perawat dapat
menilai apakah tujuan asuhan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perawat perlu
melakukan eksplorasi penyebabnya. Diantaranya perawat dapat menanyakan beberapa hal
berikut pada klien:
DAFTAR PUSTAKA
Craven & Hinrle. (2000). Pain perception and Management.
Fundamentals of nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. (2004). Pain Management.
Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson
prentice hall.
Taylor, Lillis, & Le Mone. (1997). Comfort.
Fundamentals of nursing: The art & Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia:
Lippincott.
Wilkinson,J.M. (2000). Nursing diagnosis handbook with NIC interventions and NOC
outcomes (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Health