Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN 2

KONTROL PNEUMATIK DAN ELEKTROPNEUMATIK


2.1 TUJUAN PERCOBAAN
a. Mahasiswa dapat menjelaskan simbol dan fungsi komponen kontrol
pneumatik dan elektropneumatik.
b. Mahasiswa dapat merencanakan dan merangkaian sistem kontrol
pneumatik dan elektropneumatik sesuai deskripsi kontrol yang diinginkan.
2.2 TEORI DASAR
Pneumatik

berhubungan

dengan

penggunaan

udara

terkompresi.

Umumnya udara terkompresi ini digunakan untuk melakukan pekerjaan mekanik,


yaitu untuk menghasilkan gerak mekanik dan untuk membangkitkan gaya. Gaya
gerak pneumatik bertugas untuk mengkonversikan energi yang tersimpan dalam
udara terkompresi menjadi suatu gerakan mekanik. Silinder merupakan penggerak
pneumatik yang umum digunakan.
Sistem pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan
perangkat keras dan aliran sinyal/energi. Gambar 2.1 memperlihatkan komponenkomponen utama sistem kontrol pneumatik dan aliran sinyal/energinya

Gambar 2.1 Komponen-komponen utama sistem pneumatik dan aliran


sinyal/energinya.

Kelompok B

Gambar 2.2 Pemipaan/distribusi udara kompresi.

Gambar 2.3 Unit pelayanan udara.

Kelompok B

Jika sistem kontrol pneumatik tersebut rumit dan terdiri atas beberapa
elemen kerja, rangkaian kontrol harus dibagi ke dalam rangkaian rantai kontrol
yang terpisah. Satu rantai bisa dibentuk untuk setiap fungsi grup. Menurut Croser
(1994), sistem penomoran tiap elemen dalam gambar rangkaan bertalian dengan
nomor grup dengan kriteria sebagai berikut:
1.

: Catu daya
1, 2, 3, dst.

: Nomor dari tiap grup mata rantai kontrol

1.0, 2.0, dst.

: Elemen kerja (aktuator)

.1

: Elemen kontrol

.01, .02, dst.

: Elemen ang dipasang antara elemen kontrol dan elemen


kerja

.2, .4, dst.

: Elemen yang mengaktifkan selinder bergerak keluar

.3, .5, dst.

: Elemen yang mengaktifkan selinder bergerak masuk.

Sedangkan sistem penomoran yang digunakan untuk menandai katup kontol arah
(KKA) sesuai dengan DIN ISO 5599 (draft), adalah seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Sistem penomoran yang digunakan dalam pneumatik sesuai
dengan standar DIN ISO 5599 (Croser, 1994)
Lubang /sambungan
Lubang tekanan

Sistem angka
1

Sistem Huruf
P

Lubang pembuangan

R (katub 3/2)

Lubang pembuangan

5,3

R,S (katub 5/2)

Keluaran

2,4

B,A

Membuka aliran dari 1 ke 2

12

Z (katub 3/2)

Membuka aliran dari 1 ke 2

12

Y (katub 5/2)

Membuka aliran dari 1 ke 4

14

Z (katub 5/2)

Menutup aliran

10

Z,Y

81,91

Pz

Saluran pengaktifan:

Pilot udara tambahan

Kelompok B

Kontrol elektropneumatik mempunyai bagian kontrol sinyal yang terdiri dari


komponen-komponen elektik, misalnya tombol input elektrik, saklar prosimitas,
relai, atau kontroler logis yang dapat diprogram. Menurut Prede (2000), kontroler
elektropneumatik mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan
sistem kontrol pneumatik, antara lain:
-

keandalan yang tinggi (lebih sedikit bagian bergerak yang dapat terkena
keausan oleh pemakaian),

perencanaan dan pengujian yang lebih sederhana, terutama untuk kontrol


yang rumit,

upaya instalasi yang lebih rendah, terutama ketika menggunakan komponenkomponen yang modern, dan
- perubahan informasi yang lebih mudah di antara beberapa kontroler.

Gambar 2.4 memperlihatkan sebuah solenoid valve/katup kontol arah

dan

simbolnya yang penomorannya sesuai dengan DIN ISO 5599 pada Tabel 2.1.

Kelompok B

Gambar 2.4 Katup 5/2 double solenoid.


Katup solenoid pada Gambar 2.4 adalah katup 5/2 double solonoid, sehingga pada
saat solenoid Z1 bertegangan maka udara bertekanan akan mengalir dari lubang 1
ke 4 yang jika dihubungkan dengan sebuah silinder dapat mengakibatkan piston
bergerak ke kanan. Hal sebaliknya yang akan terjadi jika solenoid Y1 yang
bertegangan,

udara bertekanan akan mengalir dari lubang 1 ke 2 yang jika

dihubungkan dengan sebuah silinder dapat mengakibatkan piston bergerak ke kiri.


Keuntungan Pneumatik

Fluida kerjanya mudah didapat tanpa biaya

Bersih dan kering

Tidak diperlukan pendinginan (penyegaran) fluida kerja

Biaya pemasangan murah

Dapat disimpan dengan baik (kemampuan udara mampat menyimpan


energi)

Tidak peka terhadap suhu

Aman terhadap kebakaran dan ledakan

Jaminan kerja besar

Rasional (menguntungkan)

Dapat dibebani lebih

Fluida kerjanya cepat

Udara pembuangan dapat digunakan lagi

Konstruksi kokoh.

Kerugian Pneumatik

Ketermampatan (udara),

Kegerbakan (volatile),

Bahaya pembekuan,

Kelompok B

Pelumasan udara mampat,

Ketakteraturan,

Biaya energi tinggi,

Gangguan suara (bising),

Kelembaban udara,

Kehilangan energi dalam bentuk kalor,

Gaya tekan terbatas,

Tidak ada sinkronisasi.

Secara umum kerja pneumatik dapat dibedakan menjadi beberapa bagian


antara lain :
a) Unit kerja kompressor

Udara isap

Udara Simpan

Udara Dimampatkan

Udara dialirkan

Unit penyaringan

Unit sistem

b) Unit pelayangan udara (Air Service Unit, ASU)


c) Terminal distributor
d) Katup - katup

Alat-alat bantu kontrol

Silinder kerja ganda

2.3 ALAT DAN BAHAN


1.Silinder Kerja Ganda :

Kelompok B

2. Katup Kontrol 3/2 NC


A
P R

3.Katup memori 5/2


A

R P S

4.Katup ON/OFF 2/2 :

5.Unit pelayanan udara / Air service unit (ASU) :

ASU

6.Elemen prosesor AND

2
1

Kelompok B

7. Kompressor
8. Selang plastik
9. Meja kerja / papan rangkaian
Keterangan :
5/2

= 5 jumlah saluran dan 2 jumlah posisi kontrol

A, B

= Saluran kerja

R, S

= Saluran buang

= Sumber udara bertekanan

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menyiapkan peralatan yang digunakan
2. Memasang semua katup pada meja percobaan
3. Memasang silinder kerja ganda pada meja percobaan
4. Merangkai selang (kapiler) pada katup - katup dan pada silinder kerja
ganda
5. Pastikan semua selang rapat pada posisinya
6. Membuka katup pada air service unit.
7. Mulailah mengamati proses kerja dari rangkaian pneumatik dengan
menekan tombol.
8. Percobaan selesai.
2.5 HASIL PERCOBAAN
2.5.1 Latihan 1
Sistem Kontrol Pneumatik
Permasalahan

Kelompok B

Sebuah torak silinder kerja ganda akan bergerak maju jika tombol S1
DAN S2 ditekan / dioperasikan. Torak kembali ke posisi semula apabila
tombol S3 ditekan.
Diminta :
a).Gambar rangkaian sistem pneumatik
b).Bahan dan komponen yang digunakan.
c).Rakit dan simulasikan gerak torak silinder sesuai permasalahan.
d).Prinsip kerja komponen pada rangkaian.

Solusi :
a). Gambar Rangkaian Sistem Pneumatik

14
5

2
1
2

12
3
1

1
2

b). Bahan dan komponen yang digunakan.

Papan rangkaian
Silinder kerja ganda
Katup memori 5/2

Kelompok B

( 1 buah )
( 1 buah )
9

Katup kontrol 3/2 NC


Fungsi logika AND
Selang plastik (kapiler)
Kompressor
Air service unit

( 3 buah )
( 1 buah )
(12 buah )

c).Rakit dan Simulasi Gerak Torak Silinder

Menyiapkan peralatan yang digunakan.


Memasang katup pada papan rangkaian dan memasang silinder kerja

ganda.
Merangkai selang / kapiler pada katup-katup dan silinder kerja ganda.
Pastikan semua selang rapat.
Membuka katup pada air service unit.
Mulai mengamati proses kerja dari rangkaian pneumatik dengan
menekan tombol.

d). Prinsip Kerja Komponen pada Rangkaian

Torak maju
Ketika tombol katup kontrol 3/2 NC (S1 dan S2) ditekan, maka udara
bertekanan akan masuk ke katup kontrol 3/2 NC melalui lubang 1 ke 2.
Udara bertekanan tersebut akan masuk ke gerbang AND dan dialirkan
menuju katup 5/2 melalui lubang 1 ke lubang 4. Karena adanya
perubahan posisi pada katup 5/2 maka udara bertekanan akan masuk
ke torak yang menyebabkan torak bergerak maju.

Torak mundur
Ketika tombol katup kontrol 3/2 NC (S3) ditekan, udara bertekanan
akan masuk ke katup kontrol 3/2 melalui lubang 1 ke 2. Udara
bertekanan tersebut akan masuk menuju katup 5/2 dari lubang 1 ke 2.
Maka udara bertekanan akan mendorong mundur torak silinder

2.5.2. Latihan 2
Sistem Kontrol Elektropneumatik
Permasalahan

Kelompok B

10

Sebuah silinder kerja ganda bergerak maju bila tombol S1 DAN S2


ditekan. Torak silinder kembali ke posisi awalnya bila salah satu tombol
tersebut dilepas.
Diminta :
a). Gambarkan rangkaian kontrol untuk sistem pneumatik dan sistem
listrik.
b). Bagaimana prinsip kerja aliran udara bertekanan dan aliran listrik pada
kedua rangkaian tersebut.

Solusi :
a). Gambar rangkaian
Gambar rangkaian kontrol untuk sistem pneumatik

2
12

Y
5

3
1

Kelompok B

Gambar rangkaian listrik

11

+24V

Y
0V

b). Prinsip Kerja Rangkaian

Rangkaian kontrol pneumatik


- Apabila tombol S1 dan S2 ditekan, maka saklar S1 dan S2 akan
terhubung sehingga solenoid bekerja dan mengubah posisi
katup. Udara dari ASU (air service unit)

akan mengalir ke

lubang 1 ke lubang 4 pada katup 5/2 double solenoid. Kemudian


udara dari lubang 4 mengalir ke lubang masukan pada selinder
-

kerja ganda sehingga torak bergerak maju.


Apabila salah satu tombol S1 atau S2 dilepas, maka saklar S1
atau S2 terbuka yang menyebabkan aliran udara bertekanan
pada katup solenoid akan terputus pada lubang 1 4. Sehingga
katup 5/2 akan kembali ke posisi normalnya dengan dibantu
oleh pegas. Dengan berubahnya posisi katup 5/2 tersebut, maka
udara bertekanan akan langsung masuk melalui lubang 1 ke
lubang 2 dan masuk ke sisi keluaran silinder yang menyebabkan
torak bergerak mundur.

Kelompok B

12

2.6 KESIMPULAN
2.6.1 Latihan 1
1. Perubahan posisi pada katup 5/2 dilakukan secara otomatis karena
adanya udara bertekanan yang masuk pada lubang 1ke lubang 4.
2. Perubahan posisi katup kontrol 3/2 NC di lakukan secara manual
dengan cara menekan tombol.
3. Dengan menggunakan prosessorAND apabila tombol S1 dan S2 atau
keduanya ditekan bersamaan, maka udara bertekanan akan mengalir
(ON)
2.6.2 Latihan 2
1.
Percobaan ini menggabungkan antara sistem pneumatik dengan
sistem listrik untuk menggerakkan torak silinder.
2. Torak silinder akan bergerak maju apabila tombol S1 dan S2 ditekan,
dan akan kembali ke posisi semula apabila salah satu tombol S1 atau
S2 dilepaskan.

Kelompok B

13

Kelompok B

14

Daftar Pustaka
-

Ir. Lewi, M.T. Job Sheet Praktikum Sistem Kontrol.


Jurusan Teknik Mesin. Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Ir. Simon Kaka, M.T Pneumatik
Elektropneumatik. Jurusan Teknik Mesin.

dan

Politeknik Negeri Ujung

Pandang.

Kelompok B

15

Anda mungkin juga menyukai