Anda di halaman 1dari 22

Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya

fungsi dari banyak organ tubuh. Bersamaan dengan itu meningkat


pula insiden penyakit seperti coronary arterial disease (CAD), penyakitpenyakit serebrovaskular, penyakit ginjal dan paru. Hal ini akan
menyebabkan semakin cepatnya tubuh kehilangan fungsi-fungsi
organnya.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah, menunda, atau
menemukan dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau
gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit yang muncul
untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan
primer,
sekunder,
dan
tersier.
Pencegahan

Primer

Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk


menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan
kesehatan.
Pencegahan
penyakit
(kardiovaskular)

jantung

dan

pembuluh

Stop merokok,
Turunkan kolesterol,

Obati tekanan darah tinggi,

Latihan jasmani yang bersifat aerobik,

Pelihara berat badan ideal,

Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan,

Kelola dan kurangi stres.

Pencegahan penyakit kanker

Stop merokok,
Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan,

Diet tinggi serat, rendah lemak,

Pemeriksaan pap smear.

darah

Pencegahan kecelakaan (injury)

Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt),


Lakukan upaya pengamanan rumah,

Cegah jatuh,

Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan


hukumnya,

Pencegahan penyakit paru kronik

Stop merokok.

Pencegahan osteoporosis

Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,


Suplementasi kalsium,

Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing).

Pencegahan penyakit infeksi

Imunisasi : influenza dan pneumonia.

Pencegahan

Sekunder

Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk


deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat
dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula.

Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan


payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi,
dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia
40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun.
Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang
dewasa setelah usia 40 tahun.

Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5


tahun.

Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai


dengan 70 tahun.

Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.

Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan


pemeriksaan urin lengkap.

Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG


tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah
jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke
dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter
dalam membuat penilaian klinis.

Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40


tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.

Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona


setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun.

Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50


tahun.

Pengkajian fungsi fisik dan mental.

Pencegahan

Tersier

Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus


dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan
dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan
yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk
itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakitpenyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan
kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian
pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu
bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa
bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit
menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi
yang
tidak
jarang
sampai
mengancam
nyawa.
Tips

untuk

Tetap

Sehat

di

Masa

Tua

Berikut ini beberapa tips untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik
dan sehat bagi para lansia:

Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi


sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi
untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan
komposisi makan dengan aktivitas dan kegiatan agar tidak
berlebihan yang bisa memicu kegemukan (menjadi faktor risiko
berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.
Pertahankan berat badan anda tetap ideal.

Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai kemampuan,


seperti berjalan, lari, berenang, dansa, bersepeda atau senam.

Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif,


atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan anda,
hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif).

Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih


dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah
dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan
hormon tersebut.

Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan


dokter untuk membuat program dan strategi agar anda dapat
berhenti merokok.

Selalu menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari


kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri
terutama
bagi
anda
yang
sudah
memiliki
gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, dan pendengaran.

Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan sex anda. Pelajari


dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan
kehidupan sex anda.

Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu pendengaran jika anda


memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda dapat lebih
jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan
anda.

Rawatlah
gigi
memerlukannya.

Selalu waspada dengan segala gejala penyakit dan berobatlah


untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti.

anda,

gunakan

gigi

palsu

jika

anda

Gunakan obat-obatan hanya dengan resep dokter. Sebaiknya


anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin
mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.

Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan melakukan


aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk
berkonsultasi dengan dokter anda.

Minum 6-8 gelas air putih setiap hari.

Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat melatihnya


dengan memecahkan soal-soal matematika, mengisi teka-teki
silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis,
berkhayal, dan menciptakan sesuatu.

Rencanakan keuangan anda untuk menjamin keamanan hari tua


anda selanjutnya.

Terimalah segala perubahan yang terjadi pada diri anda. Selalu


berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah temanteman baru.

Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah hidup menjadi


lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan sosial.

Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk berjemur sinar


matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan.
Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan
cukup vitamin D dari sinar matahari.

Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat dan lakukan kegiatankegiatan sosial, hal ini tidak hanya menguntungkan fisik tapi juga
mental, seperti menimbulkan rasa gembira dan merangsang
stimulus otak.

Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama cucu-cucu anda, jika


memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau berkebun.

Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda.

Melakukan pemeriksaan berkala sejak berusia 40 tahun,


terutama jika memiliki faktor risiko penyakit tertentu dari
keluarganya.

Tips

Menu

Sehat

Untuk

Lansia

Nutrisi yang baik salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
agar tetap sehat di usia baya. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menu bagi lansia adalah :

Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang


seperti pedas, atau asam karena dapat mengganggu kesehatan
lambung dan alat pencernaan. Mengurangi pemakaian garam
yakni tidak lebih dari 4 gram perhari untuk mengurangi risiko
tekanan darah tinggi.
Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar
kolesterol darah tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang
berkalsium tinggi seperti susu dan ikan. Pada lanjut usia
khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu mengonsumsi
kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.

Memperbanyak
makanan
serat,
sayuran
pencernaan lancar dan tidak sembelit.

mentah

agar

Menggurangi
mengonsumsi
gula
dan
makanan
yang
mengandung karbohidrat tinggi agar gula darah normal
khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi
komplikasi lain.

Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi


makanan yang digoreng. Memperbanyak makanan yang diolah
dengan dipanggang atau direbus karena makanan mudah
dicerna.

Membuat masakan agar lunak dan mudah dikunyah sehingga


kesehatan gigi terjaga.

Penyakit Degeneratif pada Lansia


Mei

17

Penyakit Degeneratif Pada Pria Usia Lanjut Beberapa penyakit tertentu


seperti stroke, diabetes, dan kanker prostat biasanya dialami oleh pria
ketika mencapai usia 40 tahun ke atas. Tak dapat dipungkiri, beberapa
penyakit degeneratif memang dapat disebabkan oleh penuaan. Seperti
dilansir bodyandsoul.com, Jumat (16/3/2012), berikut adalah beberapa
macam penyakit pada pria yang seiring dialami sesuai pertambahan usia.
Usia 20 30 Tahun : Kecanduan alkohol dan obat-obatan, merokok,
mandul, penyakit menular seksual, dan gangguan mental.
Sebagian besar pria muda tidak memikirkan bagaimana kondisi
kesehatannya ketika berusia 50 tahun. Jika ingin tetap sehat di hari tua,
pikirkanlah tentang kesehatan diri sendiri sejak usia 20 dan 30-an tahun.
Kurangi minum alkohol, berhenti merokok, dan jagalah berat badan
dengan tetap aktif, kata Profesor Duncan Topliss, direktur Departemen
Endokrinologi dan Diabetes di Rumah Sakit Alfred di Melbourne.
Penyakit degeneratif pada pria usia lanjut. Pria yang memiliki riwayat
keluarga dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter minimal setahun sekali. Gangguan-ganguan
seksual juga sudah dapat dideteksi pada usia ini. Gejala seperti keluarnya
cairan dari saluran kemih, ejakulasi yang menyakitkan dan ruam pada
kulit penis bisa menunjukkan adanya penyakit menular seksual.
Jika testis mengeras atau kenyal, segera lakukan pemeriksaaan USG.
Kelainan pada ukuran testis bisa menunjukkan adanya gangguan

kesuburan dan perlu diperiksa, kata Profesor Peter Royce, direktur


urologi di Rumah Sakit Alfred.
Remaja akhir hingga usia awal 20-an tahun adalah periode di mana
banyak mengalami gangguan kesehatan mental. Sekitar tiga perempat
pria mengalami gangguan skizofrenia untuk pertama kalinya pada usia 25
26 tahun. Kecemasan dan depresi seringkali muncul ketika sedang
berjuang untuk membentuk hubungan, mengejar karir dan menjadi orang
tua baru.
Usia 40 50 Tahun : Penyakit jantung, diabetes, depresi, kanker usus,
kandung kemih dan ginjal.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol atau kelebihan berat
badan, segera periksakan diri untuk mengetahui gejala diabetes setelah
mencapai usia 45 tahun, kata Profesor Topliss.
Ketika mencapai usia 50 tahun ke atas, pria lebih besar risikonya
terserang kanker prostat dan kanker usus. Tanda-tanda kanker prostat
adalah kesulitan buang air kecil, sedangkan tanda-tanda kanker usus
adalah perdarahan pada anus dan susah buang air besar. Pemeriksaan
usus sebaiknya dilakukan pada usia 50, 55 dan 65 tahun dan setiap 2
tahun setelah mencapai usia 50 tahun. Pria berusia di atas 50 tahun
disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai perlunya menjalani
tes prostat.
Kanker kandung kemih dan kanker ginjal dapat menjadi masalah atau
penyakit degeneratif pada usia ini, teruatama pada pria perokok.
Gejalanya adalah adanya darah dalam air seni. Selain itu, penyakit
jantung dan serangan jantung juga bisa menjadi ancaman besar.
Jika mengalami nyeri dada yang tidak diketahui penyebabnya, segeralah
periska ke dokter, pada usia berapa pun. Sebab, rasa nyeri di dada dan

sesak napas adalah dua gejala utama serangan jantung, kata Profesor
Tony Dart, direktur pengobatan jantung di Rumah Sakit Alfred.
Risiko kanker kulit juga meningkat setelahPenyakit Degeneratif Pada Pria
Usia Lanjut Beberapa penyakit tertentu seperti stroke, diabetes, dan
kanker prostat biasanya dialami oleh pria ketika mencapai usia 40 tahun
ke atas. Tak dapat dipungkiri, beberapa penyakit degeneratif memang
dapat disebabkan oleh penuaan. Seperti dilansir bodyandsoul.com, Jumat
(16/3/2012), berikut adalah beberapa macam penyakit pada pria yang
seiring dialami sesuai pertambahan usia.
Usia 20 30 Tahun : Kecanduan alkohol dan obat-obatan, merokok,
mandul, penyakit menular seksual, dan gangguan mental.
Sebagian besar pria muda tidak memikirkan bagaimana kondisi
kesehatannya ketika berusia 50 tahun. Jika ingin tetap sehat di hari tua,
pikirkanlah tentang kesehatan diri sendiri sejak usia 20 dan 30-an tahun.
Kurangi minum alkohol, berhenti merokok, dan jagalah berat badan
dengan tetap aktif, kata Profesor Duncan Topliss, direktur Departemen
Endokrinologi dan Diabetes di Rumah Sakit Alfred di Melbourne.
Penyakit degeneratif pada pria usia lanjut. Pria yang memiliki riwayat
keluarga dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi sebaiknya
memeriksakan diri ke dokter minimal setahun sekali. Gangguan-ganguan
seksual juga sudah dapat dideteksi pada usia ini. Gejala seperti keluarnya
cairan dari saluran kemih, ejakulasi yang menyakitkan dan ruam pada
kulit penis bisa menunjukkan adanya penyakit menular seksual.
Jika testis mengeras atau kenyal, segera lakukan pemeriksaaan USG.
Kelainan pada ukuran testis bisa menunjukkan adanya gangguan
kesuburan dan perlu diperiksa, kata Profesor Peter Royce, direktur
urologi di Rumah Sakit Alfred.

Remaja akhir hingga usia awal 20-an tahun adalah periode di mana
banyak mengalami gangguan kesehatan mental. Sekitar tiga perempat
pria mengalami gangguan skizofrenia untuk pertama kalinya pada usia 25
26 tahun. Kecemasan dan depresi seringkali muncul ketika sedang
berjuang untuk membentuk hubungan, mengejar karir dan menjadi orang
tua baru.
Usia 40 50 Tahun : Penyakit jantung, diabetes, depresi, kanker usus,
kandung kemih dan ginjal.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol atau kelebihan berat
badan, segera periksakan diri untuk mengetahui gejala diabetes setelah
mencapai usia 45 tahun, kata Profesor Topliss.
Ketika mencapai usia 50 tahun ke atas, pria lebih besar risikonya
terserang kanker prostat dan kanker usus. Tanda-tanda kanker prostat
adalah kesulitan buang air kecil, sedangkan tanda-tanda kanker usus
adalah perdarahan pada anus dan susah buang air besar. Pemeriksaan
usus sebaiknya dilakukan pada usia 50, 55 dan 65 tahun dan setiap 2
tahun setelah mencapai usia 50 tahun. Pria berusia di atas 50 tahun
disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai perlunya menjalani
tes prostat.
Kanker kandung kemih dan kanker ginjal dapat menjadi masalah atau
penyakit degeneratif pada usia ini, teruatama pada pria perokok.
Gejalanya adalah adanya darah dalam air seni. Selain itu, penyakit
jantung dan serangan jantung juga bisa menjadi ancaman besar.
Jika mengalami nyeri dada yang tidak diketahui penyebabnya, segeralah
periska ke dokter, pada usia berapa pun. Sebab, rasa nyeri di dada dan
sesak napas adalah dua gejala utama serangan jantung, kata Profesor
Tony Dart, direktur pengobatan jantung di Rumah Sakit Alfred.

Risiko kanker kulit juga meningkat setelah pria mencapai usia 50 tahun.
Pria sebaiknya memeriksa kulitnya setiap tiga bulan sekali jika melihat
adanya perubahan.
Usia 60 tahun ke atas : Penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker usus,
kulit dan prostat.
Setelah mencapai usia 55 tahun, semua orang sebaiknya diperiksa untuk
mengetes diabetes. Gejala diabetes antara lain kelelahan, rasa haus yang
berlebihan, banyak buang air kecil dan infeksi kulit. Menjadi tua adalah
faktor risiko diabetes dan tidak banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasinya. Tapi merawat tubuh dapat mengurangi risikonya, kata
Profesor Topliss.
Kanker prostat, kanker usus dan kanker kulit akan selalu menjadi masalah
kesehatan utama bagi pria, terutama seiring bertambahnya usia. Pada
usia ini, pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi kesehatan penting
dilakukan. Denyut jantung tidak teratur juga lebih sering terjadi dialami
pria lansia dan meningkatkan risiko stroke.
Apabila di usia paruh baya pria sudah sering mengalami masalah
dengan jantungnya, berbagai masalah itu akan terakumulasi ketika lansia
sehingga fungsi jantung lebih mungkin terganggu. Kondisi kesehatan
dapat membaik hanya dengan memakan makanan sehat dan
berolahraga, kata Profesor Dart Artikel informasi kesehatan Penyakit
Degeneratif Pada Pria Usia Lanjut.
pria mencapai usia 50 tahun. Pria sebaiknya memeriksa kulitnya setiap
tiga bulan sekali jika melihat adanya perubahan.
Usia 60 tahun ke atas : Penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker usus,
kulit dan prostat.

Setelah mencapai usia 55 tahun, semua orang sebaiknya diperiksa untuk


mengetes diabetes. Gejala diabetes antara lain kelelahan, rasa haus yang
berlebihan, banyak buang air kecil dan infeksi kulit. Menjadi tua adalah
faktor risiko diabetes dan tidak banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasinya. Tapi merawat tubuh dapat mengurangi risikonya, kata
Profesor Topliss.
Kanker prostat, kanker usus dan kanker kulit akan selalu menjadi masalah
kesehatan utama bagi pria, terutama seiring bertambahnya usia. Pada
usia ini, pemeriksaan rutin untuk memantau kondisi kesehatan penting
dilakukan. Denyut jantung tidak teratur juga lebih sering terjadi dialami
pria lansia dan meningkatkan risiko stroke.
Apabila di usia paruh baya pria sudah sering mengalami masalah
dengan jantungnya, berbagai masalah itu akan terakumulasi ketika lansia
sehingga fungsi jantung lebih mungkin terganggu. Kondisi kesehatan
dapat membaik hanya dengan memakan makanan sehat dan
berolahraga, kata Profesor Dart Artikel informasi kesehatan Penyakit
Degeneratif Pada Pria Usia Lanjut.

Rumah Sehat dan Persyaratannya


Menurut WHO rumah adalah suatu struktur fisik yang dipakai orang atau
manusia untuk tempat berlindung, di mana lingkungan dari struktur tersebut
termasuk juga fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang
berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosial yang baik
untuk keluarga dan individu. Untuk mewujudkan rumah dengan fungsi di atas,
rumah tidak harus mewah/besar tetapi rumah yang sederhanapun dapat
dibentuk menjadi rumah yang layak huni
Rumah disamping merupakan lingkungan fisik manusia sebagai tempat
tinggal, juga dapat merupakan tempat yang menyebabkan penyakit, hal ini
akan terjadi bila kriteria rumah sehat belum terpenuhi. Menurut angka statistik
kematian dan kemiskinan paling tinggi yang terjadi pada orang-orang yang
menempati rumah yang tidak memenuhi syarat dan terletak pada tempat yang
tidak sanitar. Bila kondisi lingkungan buruk, derajat kesehatan akan rendah
demikian sebaliknya. Oleh karena itu kondisi lingkungan pemukiman harus
mampu mendukung tingkat kesehatan penghuninya.
Rumah yang sehat menurut Winslow dan APHA harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain :
a. Memenuhi Kebutuhan physiologis
1) Pencahayaan yang cukup, baik cahaya alam maupun buatan.
Pencahayaan yang memenuhi syarat sebesar 60 120 lux. Luas jendela
yang baik minimal 10 % - 20 % dari luas lantai.
2) Perhawaan (ventilasi) yang cukup untuk proses pergantian udara dalam
ruangan. Kualitas udara dalam rumah yang memenuhi syarat adalah
bertemperatur ruangan sebesar 18o 30o C dengan kelembaban udara
sebesar 40 % - 70 %. Ukuran ventilasi yang memenuhi syarat yaitu 10 % luas
lantai. Ventilasi alami adalah penggantian udara secara alami (tidak

melibatkan peralatan mekanis, seperti mesin penyejuk udara yang dikenal


dengan air conditioner atau AC). Ventilasi alami menawarkan ventilasi yang
sehat, nyaman, dan tanpa energi tambahan.
Namun, untuk merancang ventilasi alami perlu dipikirkan syarat awal, yaitu:
(1). Tersedianya udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu dan polutan lain
yang menganggu), (2). Suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 280 C),
(3). Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran udara
horizontal (sehingga angin berhembus lancer), dan (4). Lingkungan tidak
bising. Jika syarat awal tidak dipenuhi, maka sebaiknya tidak dipaksakan
memakai ventilasi alami karena justru akan merugikan.
Sub-bab ini mengenalkan istilah yang umum ditemukan ketika kita bicara
tentang ventilasi. Istilah yang lebih lengkap dapat ditemukan, salah satunya,
di http://www.efcfinance.com/a.html. Ventilasi (It. Ventus, wind, angina)
adalah aliran udara, baik diruang terbuka maupun tertutup (didalam ruangan).
Ventilasi alami adalah proses pergantian udara ruangan oleh udara segar dari
luar ruangan tanpa bantuan peralatan mekanik. Pergantian udara per jam
(ACH, Air Change per Hour) adalah jumlah pergantian seluruh udara dipotensi
ke kotoran udara di suatu ruangan (misalnya laboratorium, bengkel, toilet, dan
dapur), semakin tinggi angka pergantian udara per jam yang diharuskan.
Setiap negara mempunyai standar ACH sendiri-sendiri.
3) Tidak terganggu oleh suara-suara yang berasal dari dalam maupun dari
luar rumah.
4) Cukup tempat bermain bagi anak-anak dan untuk belajar.
b. Memenuhi Kebutuhan phychologis
1) Tiap anggota keluarga terjamin ketenangannya dan kebebasannya
(privacy).
2) Memenuhi ruang tempat berkumpul keluarga.
3) Lingkungan yang sesuai, homogen, tidak terdapat perbedaan tingkat yang
drastis di lingkungannya.

4) Jumlah kamar tidur dan pengaturannya disesuaikan dengan umur dan jenis
kelaminnya. Ukuran tempat tidur anak yang berumur lebih kurang 5 tahun
minimal 4.5 m2 dan yang lebih dari 5 tahun minimal 9 m2.
Kepadatan hunian ditentukan dengan jumlah kamar tidur dibagi jumlah
penghuni (sleeping density), yaitu :
- Baik, bila kepadatan lebih atau sama dengan 0,7
- Cukup, bila kepadatan antara 0,5 - 0,7
- Kurang, bila kepadatan kurang dari 0,5.
5) Mempunyai WC dan kamar mandi.
6) Mempunyai halaman yang dapat ditanami pohon.
7) Hewan atau ternak peliharaan kandangnya terpisah dari rumah.
c. Pencegahan Penularan Penyakit
1) Tersedia air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan.
2) Tidak memberi kesempatan nyamuk, lalat, tikus dan binatang lain
bersarang di dalam dan di sekitar rumah.
3) Pembuangan kotoran/tinja dan air limbah memenuhi syarat kesehatan.
4) Pembuangan sampah pada tempatnya.
5) Luas kamar tidur minimal 8.5 m2
perorang dan tinggi langit-langit 2.75 m.
6) Tempat masak, menyimpan makanan hendaknya bebas dari pencemaran
atau gangguan binatang serangga atau debu.
d. Pencegahan terjadinya Kecelakaan
1) Cukup ventilasi untuk mengeluarkan gas atau racun dari dalam ruangan
dan menggantinya dengan udara segar.
2) Cukup cahaya dalam ruangan agar tidak terjadi kecelakaan.
3) Jarak antara ujung atap dengan ujung atap tetangga minimal 3 m.
4) Rumah dijauhkan dari pohon besar yang rapuh atau mudah runtuh.
5) Jarak rumah dengan jalan harus mengikuti peraturan garis rooi.

6) Lantai rumah yang selalu basah (kamar mandi, kamar cuci) jangan sampai
licin atau lumutan.
7) Didepan pintu utama harus diberi lantai tambahan minimal 60 cm.
8) Bangunan yang dekat api atau instalasi listrik harus terbuat dari bahan
tahan api.
9) Bahan-bahan yang berancun disimpan dengan rapi, jangan sampe
terjangkau anak-anak.
10) Rumah jauh dari lokasi industri yang mencemari lingkungan.
11) Bebas banjir, angin ribut dan gangguan lainnya.
Sedangkan menurut Dinas Cipta Karya syarat-syarat rumah sehat antara
lain :
a. Mempunyai segi kesehatan
Bagian-bagian rumah yang mempengaruhi kesehatan hendaknya
dipersiapkan dengan baik, yaitu :
1). Penerangan dan peranginan dalam setiap ruangan harus cukup.
2). Penyediaan air bersih.
3). Pengaturan pembuangan air limbah dan sampah sehingga tidak
menimbulkan pencemaran.
4). Bagian-bagian ruangan seperti lantai dan dinding tidak lembam.
5). Tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor, udara
kotor.
6). Memiliki ruang dapur tersendiri. Luas dapur yang baik minimal 4m2
dengan lebar 1,5m.
b. Memenuhi segi kekuatan bangunan
Bagian-bagian dari bangunan rumah mempunyai kontruksi dan bahan
bangunan yang dapat dijamin keamanannya seperti :
1) Kontruksi bangunan cukup kuat, baik untuk menahan beratnya sendiri
maupun pengaruh luar seperti angin hujan, gempa dan lainnya.
2) Pemakaian bahan bangunan yang dapat dijamin keawetannya dan
kemudahan dalam pemeliharaannya.

3) Menggunakan bahan yang tahan api untuk bagian-bagian yang mudah


terbakar dan bahan-bahan air untuk bagian yang selalu basah.
c. Memperhatikan segi kenyamanan
Keluarga dapat tinggal dengan nyaman dan dapat melakukan kegiatan
dengan mudah, yaitu :
1) Penyediaan ruangan yang mencukupi.
2) Ukuran ruangan yang sesuai dengan kegiatan penghuni di dalamnya.
3) Penataan ruangan yang cukup baik.
4) Dekorasi dan warna yang serasi.
5) Penghijauan halaman diatur sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Kepmenkes RI Nomor : 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan, rumah adalah bangunan yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah
sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi criteria sehat minimum
komponen rumah dan sarana sanitasi dari 3 komponen (rumah, sarana
sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Secara
umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan, dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vector penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
e. Memenuhi persyaratan terhadap pencegahan bahaya kebakaran.
Di rumah yang baik, selain harus memenuhi syarat sebagai tempat tinggal
yang sehat dan nyaman, juga harus memenuhi syarat bahwa rumah tersebut
cukup tahan lama (awet) dan kuat konstruksinya, dan untuk memenuhi syarat
ini, maka rumah harus direncanakan agar cukup terlindung dari bahaya
kebakaran, gempa bumi, dan petir.
Di daerah kota dengan kepadatan perumahan yang tinggi, kebakaran dapat
mengakibatkan korban jiwa manusia dan kerusakan harta benda yang besar.
Tetapi prioritas pertama harus diberikan pada usaha untuk menyelamatkan
jiwa penduduk dari bahaya kebakaran, kematian pada musibah kebakaran
umumnya disebabkan oleh karena terjebak api, asap, dan gas, atau karena
tidak dapat keluar dari tempat kebakaran dengan selamat atau karena telah
terkena suhu yang tinggi dan mati dalam kericuhan.
Usaha keamanan dan pencegahan kebakaran secara umum meliputi
tindakan-tindakan berikut :

Usaha menghindarkan terjadinya kebakaran

Usaha membatasi penjalaran kebakaran

Usaha pemindahan penduduk dan harta bendanya dari tempat


kebakaran ke daerah bebas kebakaran

Usaha mengatasi kebakaran oleh penduduk

Usaha pemadaman
kebakaran.

kebakaran

oleh

dinas

pemadam

Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah sebagaimana


yang

tercantum

dalam

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan.meliputi 3


lingkup kelompok komponen penilaian, yaitu:
1.

Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi,


sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2.
Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, pembuangan kotoran,
pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah.
3.
Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela ruangan dirumah,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja ke jamban, membuang
sampah pada tempat sampah.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah:
Langit-langit. Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat
menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka
atap serta mudah dibersihkan.
Dinding. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban
tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban
diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah
tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak
bersih tidak berlumut.
Lantai. Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu
dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan.Menurut Sanropie (1989), lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga
dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu
dilapisi

dengan

lapisan

yang

kedap

air

seperti

disemen,

dipasang

tegel, keramik.Untukmencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai


ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah.
Pembagian ruangan/ tata ruang. Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan
yang sesuai dengan fungsinya. Adapun syarat pembagian ruangan yang baik
adalah:

Ruang untuk istirahat/tidur. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar
tidur orang tua dengan kamar tidur anak, terutama anak usia dewasa.

Tersedianya jumlah kamar yang cukup dengan luas ruangan sekurangnya 8


m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang agar dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.
Ruang dapur. Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari
hasil pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Ruang
dapur harus memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap dari dapur dapat
teralirkan keluar.
Kamar mandi dan jamban keluarga. Setiap kamar mandi dan jamban paling
sedikit memiliki satu lubang ventilasi untuk berhubungan dengan udara luar.

Ventilasi. Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan
dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan.
Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat
merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syaratsyarat, diantaranya:

Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan
luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah
keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.

Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan,
dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.

Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang


jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara
lebih lancar.
Pencahayaan.Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam rumah
merupakan kebutuhan manusia.Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan
cahaya alami dan cahaya buatan.Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan
sampai menimbulkan kesilauan.

Pencahayaan Alamiah. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar


matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari
rumah yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh
kuman penyebab penyakit tertentu (Azwar, 1996). Suatu cara sederhana menilai
baik tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam sebuah rumah adalah:
baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila
membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila
sukar membaca huruf besar.

Pencahayaan Buatan. Penerangan dengan menggunakan sumber cahaya


buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

Luas Bangunan Rumah. Luas bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni
di dalamnya, artinya luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Luas

bangunan

yang

tidak

sebanding

dengan

jumlah

penghuninyaakan

menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat, disamping


menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
Sesuai kriteria Permenkes tentang rumah sehat, dikatakan memenuhi syarat jika 8
m2/ orang.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut:

Sarana Air Bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam
Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).Dikatakan air bersih
jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
o
Syarat fisik. Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di
bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.
o
Syarat kimia. Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia,
terutama yang berbahaya bagi kesehatan,
o
Syarat
bakteriologis. Air
tidak
boleh
mengandung
suatu mikroorganisme.Misal sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari oleh
feses manusia adalah adanya E. coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam
feses manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar
dimatikan dengan pemanasan air.[i]
Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran yaitu suatu
pembuangan yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang
air besar. Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu:
o
Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
o
Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
o
Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
o
Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
o
Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
o
Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan
tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
(Chandra, 2007).Menurut Azwar (1996), air limbah dipengaruhi oleh tingkat
kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan masyarakat,
makin kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui. Air limbah
adalah air tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan
kehidupan

manusia

ataupun

hewan,

dan

lazimnya

karena

hasil

perbuatanmanusia.Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim


dikenal adalah:

Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.

Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.

Limbah industri.

Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas
manusia, yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat
agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan
pembuangan, seperti tempat sampah yaitu penyimpanan sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang. Syarat tempat sampah:

Anda mungkin juga menyukai