Anda di halaman 1dari 3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2013


TENTANG
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN
Pasal 19
menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan,
menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, dan/atau menukarkan
uang atau surat berharga lainnya serta harta kekayaan lainnya yang diketahuinya
atau patut diduga merupakan hasil pembalakan liar dan/atau hasil penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah; dan/atau
Pasal 21 Setiap orang dilarang memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar
dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah yang berasal dari hutan
konservasi.
Pasal 28 Setiap pejabat dilarang:
a. menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau penggunaan
kawasan hutan di dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan
kewenangannya;
b. menerbitkan izin pemanfaatan di dalam kawasan hutan dan/atau izin
penggunaan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. melindungi pelaku pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah;
d. ikut serta atau membantu kegiatan pembalakan liar dan/atau penggunaan
kawasan hutan secara tidak sah;
e. melakukan permufakatan untuk terjadinya pembalakan liar dan/atau
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah;
f. menerbitkan surat keterangan sahnya hasil hutan tanpa hak;
g. dengan sengaja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 45 TAHUN 2004
TENTANG
PERLINDUNGAN HUTAN
Pasal 36

(1) Wewenang Polisi Kehutanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 32 meliputi kegiatan dan
tindakan kepolisian khusus di bidang kehutanan yang bersifat preventif, tindakan
administratif dan operasi represif.
(2) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya;
b. memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan hasil hutan
di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya;
c. menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan;
d. mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang menyangkut hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan;
e. dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk diserahkan kepada
yang berwenang; dan
f. membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : P.75/Menhut-II/2014
TENTANG
POLISI KEHUTANAN
(2) Polhut Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sebagai
berikut:
e. Wirawana, dijabat:
1) Para Kepala Sub Direktorat di Direktorat yang membidangi perlindungan
hutan selaku Asisten Deputi Operasi;
2) Kepala Balai KSDA/TN selaku Kepala Polhut Wilayah Balai KSDA/TN;
3) Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku Kepala Polhut Wilayah
Kabupaten/Kota;
4) Kepala Bidang yang membidang perlindungan hutan pada Dinas Provinsi
yang membidangi kehutanan selaku Kepala Asisten Wilayah Provinsi;
5) Kepala KPH Provinsi selaku Kepala Polhut Wilayah KPH Provinsi;
6) Kepala Biro Pengendalian Perlindungan SDH dan Tenurial Perhutani
selaku Asisten Deputi Kepala Polhut Khusus.
7) Kepala Biro Perlindungan SDH Perhutani selaku Deputi Kepala Polhut
Khusus Regional.

f. Wirawana Madya, dijabat:


1) Para Kepala Bidang/Bagian pada Balai Besar KSDA/TN selaku Asisten
Kepala Polhut Wilayah Balai Besar;

2) Kepala Bidang yang membidang perlindungan hutan pada Dinas


Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan selaku Kepala Asisten
Wilayah Kabupaten/Kota;
3) Para Kepala Seksi/Sub Bagian pada Direktorat yang membidangi
perlindungan hutan selaku Wakil Asisten Deputi Operasi;
4) Kepala KPH Kabupaten/Kota selaku Kapolhut Wilayah KPH
Kabupaten/Kota;

ACEH TIMUR [Insetgalus] - Seratus anggota Polisi Kehutanan Aceh Timur akan di tarik oleh Dinas kehutanan Provinsi
Aceh.
Direncanakan, mulai bulan ini semua personil yang bertugas di Provinsi Aceh akan di lakukan penggabungan dan akan di
tempatkan di tiga wilayah, demikian dikatakan Kadihutbun Atim Iskandar SH, kemarin Senin (25/01/2016).
"Mereka rencananya akan berkantor di daerah Langsa yang mencakup wilayah tugas tiga kabupaten yaitu kota Langsa,
Aceh Timur dan Aceh Tamiang", ujar Iskandar sambil berharap agar mereka dapat bertugas maksimal menjaga kelestarian
hutan Aceh. Demikian Iskandar

Anda mungkin juga menyukai