Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM KOMPLEK


Oleh:

Annisa Chaerani Burhanuddin


110.2010.027
Pembimbing:

dr. Nur Hasmani Saleh, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN


ILMU KESEHATAN ANAK
RS TK II RIDWAN MEURAKSA KESDAM JAYA /
JAYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 29 FEBRUARI 8 MEI 2016

IDENTITAS PASIEN

Nama
: An. M F
Usia
: 3 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: Belum Sekolah
Nama Orang Tua : Tn. E / Ny. T
Alamat
: Jl. Kenari I RT. 02/03
No.38, Salemba
Jakarta Pusat
Ruang perawatan : Anggrek
Masuk RS tanggal: 10 Maret 2016
No. Rekam Medis : 345285

ANAMNESIS
(Dilakukan secara alloanamnesis pada ibu
pasien 10 Maret 2016)
Keluhan
Utama
Demam
disertai
kejang

Batuk
kering
Keluhan
Tambahan

Pilek
Nyeri
menelan

Riwayat
Penyakit
Sekarang
4 hari
SMRS
Demam
terus
meneru
s 39C

2 hari SMRS
- BAB
mencret (+)
satu kali
- Nafsu
makan
menurun

Kejang terjadi pada seluruh


tubuh, saat kejang mata
pasien mendelik ke atas,
tangan dan kaki kelojotan
serta mulut kaku seperti
menggigit. Setelah kejang
berhenti pasien langsung
menangis.

2 Jam SMRS
- Kejang
terjadi dua
kali (dalam
24 jam)
- Masing
masing
selama 3
menit dan
4 menit

Masuk RS.
Moh.
Ridwan
Meuraksa

Riwayat
Penyakit
Dahulu

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Pasien pernah menderita demam


disertai kejang ketika berusia 2
tahun
Alergi obat antibiotik Cefixime (+)
Campak (-)
TB paru (-)
Bronkopneumonia (-)

Kejang demam (+) kaka pasien (anak ke-2)


mulai kejang saat usia 3 tahun
TB paru (+) kaka pasien (anak ke-2)
pernah mengalami pengobatan paru
selama 6 bulan
Riwayat Asma (+) kaka pasien (anak ke-1)
Diabetes mellitus (+) kakek pasien
Hipertensi (+) ibu pasien

Riwayat
Kehamilan
Ibu

Riwayat
Kelahiran

Kunjungan ANC teratur dengan


bidan
Ibu tidak mengkonsumsi obatobatan selama masa kehamilan
Ibu tidak pernah sakit selama
masa kehamilan
Penyulit kehamilan tidak ada.

BBLC; SMK; CB; Spontan, cacat


kongenital (-). Berat lahir 2800
gram PB: 48 cm

Riwayat Makanan
Umur
(bulan

ASI/PASI

Buah /

Bubur

Nasi

Biskuit

Susu

Tim

)
0-2

ASI

24

ASI

46

ASI

68

ASI

Buah,

Nasi

Biskuit
8 10

ASI

Buah,
Biskuit

10 -12

ASI

Buah,

/PASI

Biskuit

Tim
-

Nasi
Tim

Makanan di atas usia 1 tahun


JENIS MAKANAN

FREKUENSI&JUMLAH

Nasi/pengganti

3 x / hari 1 mangkok

Sayur

2xsehari, 1 porsi

Daging
Telur

Daging ayam, 2 x /
seminggu
Telur ayam, 3 x / minggu

Ikan

Jarang

Tahu

2x/minggu

Tempe

3 x / hari 1 mangkok

Susu

2xsehari, 1 porsi

Lain lain

Daging ayam, 2 x /
seminggu

Riwayat Tumbuh Kembang


Pertumbuhan gigi I : 7 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
Mengangkat kepala : 3 bulan (Normal: 0-3 bulan)
Tengkurap : 6 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : 14 bulan (Normal: 12-18 bulan)
Bicara : 18 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan


perkembangan: baik (sesuai usia)

Riwayat Imunisasi
Vaksin

Umur
0
bulan

bulan bulan bulan bulan bulan

18

24

bulan

bulan

BCG

DPT

Polio

Campak

Hib

Hepatiti

s B

Riwayat Alergi
Alergi obat (+), alergi makanan-susu sapi
(-) alergi cuaca dan debu (-)
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah diberi obat sirup
paracetamol sejak awal demam
namun belum ada perbaikan.
Antropometri
BB : 12 kg
TB : 92 cm
Kesan = gizi baik

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran

: Sakit sedang

: Compos Mentis

Tanda vital
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Suhu
: 39C
Nadi
: 148 x/menit
Pernapasan
: 30 x/menit

Status Generalis
Bibir : mukosa bibir
kering(+), sianosis (-)

Simetris,
PCH -/-,
sekret -/-

gigi geligi lengkap, arcus


faring hiperemis (+),
Tonsil T1/T1
Normotia +/+,
sekret -/-, NT
tragus -/-, nyeri
tarik aurikula
-/-

Normocephali,
ubun-ubun sudah
menutup

CA -/-, SI -/pupil isokor (+/+),


RCL (+/+), RCTL
(+/+), sekret (-/-)

Rambut hitam,
distribusi merata
dan tidak mudah
dicabut,

Pembesaran
KGB (-),
pembesaran
tiroid (-), kaku
kuduk (-)

Udem (-/-),
turgor kulit
baik, akral
hangat, sianosis
(-), CRT < 2
detik,
a. dorsalis pedis
teraba kuat

I : Bentuk thoraks
simetris pada saat
statis dan dinamis,
retraksi (-), ictus
cordis
terlihat
pada ICS V linea
midclavicularis kiri

Pal : gerak napas


simetris kanan dan
teraba ictus
cordis pada ICS V
linea
midclavicularis kiri

Per : sonor di kedua


lapang paru, jantung
dalam batas normal
Aus
:
vesikuler,
reguler, rhonkii -/-,
wheezing -/-, BJ III reguler, murmur
(-), gallop (-)

I: Permukaan datar, lesi kulit (-), benjolan


(-)
Pal : supel dan tidak teraba adanya massa
maupun pembesaran organ, nyeri tekan
epigstrium (-), turgor kulit baik.
Per : timpani pada seluruh lapang abdomen
Aus : bising usus (+)

Status Neurologis
5
1
S
C
G
i
t
n
e
sm
o
p
m
(Co
s)

)
(
s
i
s
i
l
a
r
a
P

al
e
g
n
i
en
m
l
a
s
ng
f)
a
i
r
t
a
a
g
d
e
(n
Tan
k
u
i f)
d
t
u
a
k
g
u
e
n
(
Kak
I
i
f)
k
i
s
t
n
a
i
g
z
e
n
(
Brud
I
I
i
k
if)
t
s
a
n
i
g
z
e
(n
Brud
n
g
Si
g
i
n
r
Ke

+)
(
s
p
se
i
)
b
+
:
(
s
s
i
ll e
og
i
l
h
o
i
c
s
a
)
sf
+
(
k
e
a
l
f
l
:
e
s
t
Re
i
a
g
p
o
to l
+)
a
(
p
s
s
p
trise
Refek inski (-)
Bab

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan : Hematologi lengkap
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan

Hemoglobin

13,6

g/dL

10.7 14.7

Leukosit

5.3

ribu/uL

5 14.5

Hematokrit

42

31 43

Trombosit

218

ribu/uL

184 440

Laju

21*

mm/jam

< 20

Darah

Endap

Jenis Pemeriksaan : Hitung


Jenis
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
Rujukan

Basofil

<1

Eosinofil

<4

Batang

<6

Segmen

43

17 - 60

Limfosit

44

20 - 70

Monosit

8*

<6

Jenis Pemeriksaan : Kimia


Darah
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
Rujukan

Glukosa

120*

mg/dL

30 - 90

Kalium

4,2

mmol/L

3,5 - 5

Natrium

144

mmol/L

135 - 145

Klorida

103

mmol/L

98 - 106

sewaktu
Elektrolit

RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun 8 bulan dengan BB 12
kg TB 92 cm datang ke RS dengan keluhan demam 4 hari
SMRS yang disertai kejang 2 jam SMRS. Keluhan demam
pasien timbul bersamaan dengan batuk kering yang tidak
disertai dengan sesak napas, pilek dan nyeri menelan. Demam
dirasakan terus menerus. Demam disertai kejang sebanyak 2
kali (dalam 24 jam) masing-masing 3 menit dan 4 menit.
Kejang terjadi pada seluruh tubuh, saat kejang mata pasien
mendelik ke atas, tangan dan kaki kelojotan serta mulut kaku
seperti menggigit, Setelah kejang berhenti pasien langsung
menangis. Keluhan pasien juga disertai dengan BAB mencret
(+) sebanyak satu kali dan nafsu makan menurun (+). Pasien
pernah menderita demam disertai kejang ketika berusia 2
tahun.

Pada pemeriksaan Fisik


Keadaan umum pasien
tampak sakit sedang
Kesadaran composmentis
Suhu 39C
Hidung sekret (+/+), bibir
kering (+), arcus faring
hiperemis (+)

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan hematologi lengkap


didapatkan peningkatan laju endap darah
sebesar 21 mm/jam (N = < 20 mm/jam)
Pada pemeriksaan hitung jenis didapatkan
peningkatan monosit sebesar 8 % (N = < 6 %)
Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan
peningkatan glukosa sewaktu sebesar 120 mg/dl
( N = 30-90 mg/dl)

DIAGNOSIS
Kejang Demam
Kompleks

Faringitis Akut

RENCANA TERAPI

Infus D 5 % 12 tpm makro

Inj. Cefotaxime 2 x 500 mg (iv)

Syr. Paracetamol 3 x II cth (po)

Syr. Ambroxol 3x I cth (po)

Syr. Ambroxol 3x I cth (po)

Diazepam 3 x 1 pulv (po)

Bila suhu > 39C berikan extra


Proris Supp

Bila kejang inj. Diazepam 6 mg


(iv)

Informasi keadaan pasien


pada keluarga
Observasi tanda-tanda
vital
Kompres air hangat jika
Non
Medikamentosa demam
Banyak minum air putih

PROGNOSIS
Ad vitam

ad
bonam

Ad
sanationam

dubia
ad
malam

Ad
fungsionam

ad
malam

Follow up terlampir

ANALISA KASUS
PEMERIKSAAN FISIK

ANAMNESIS

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium
X-Ray Foto

Cairan serebrospinalis
EEG

Menurut teori hal-hal yang perlu


didapatkan dari anamnesis adalah :
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur
berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan
pasca kejang
* Trauma kepala

ANAMNESA PADA
PASIEN

Riwayat
Penyakit
Sekarang
4 hari
SMRS
Demam
terus
meneru
s 39C

2 hari SMRS
- BAB
mencret (+)
satu kali
- Nafsu
makan
menurun

Kejang terjadi pada seluruh


tubuh, saat kejang mata
pasien mendelik ke atas,
tangan dan kaki kelojotan
serta mulut kaku seperti
menggigit. Setelah kejang
berhenti pasien langsung
menangis.

2 Jam SMRS
- Kejang
terjadi dua
kali (dalam
24 jam)
- Masing
masing
selama 3
menit dan
4 menit

Masuk RS.
Moh.
Ridwan
Meuraksa

Pemeriksaan fisik
Menurut teori hal hal yang harus diperiksa
pada pasien dengan kejang demam adalah
Temperature tubuh
Pemeriksaan untuk menentukan penyakit
yang mendasari terjadinya demam (infeksi
saluran napas, otitis media, gastroenteritis)
Pemeriksaan refleks patologis
Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
(menyingkirkan diagnosis meningitis,
encephalitis)

PEMERIKSAAN FISIK PADA PASIEN


Keadaan Umum
Kesadaran

: Sakit sedang

: Compos Mentis

Tanda vital
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Suhu
: 39C
Nadi
: 148 x/menit
Pernapasan
: 30 x/menit

Status Generalis
Bibir : mukosa bibir
kering(+), sianosis (-)

Simetris,
PCH -/-,
sekret -/-

gigi geligi lengkap, arcus


faring hiperemis (+),
Tonsil T1/T1
Normotia +/+,
sekret -/-, NT
tragus -/-, nyeri
tarik aurikula
-/-

Normocephali,
ubun-ubun sudah
menutup

CA -/-, SI -/pupil isokor (+/+),


RCL (+/+), RCTL
(+/+), sekret (-/-)

Rambut hitam,
distribusi merata
dan tidak mudah
dicabut,

Pembesaran
KGB (-),
pembesaran
tiroid (-), kaku
kuduk (-)

Udem (-/-),
turgor kulit
baik, akral
hangat, sianosis
(-), CRT < 2
detik,
a. dorsalis pedis
teraba kuat

I : Bentuk thoraks
simetris pada saat
statis dan dinamis,
retraksi (-), ictus
cordis
terlihat
pada ICS V linea
midclavicularis kiri

Pal : gerak napas


simetris kanan dan
teraba ictus
cordis pada ICS V
linea
midclavicularis kiri

Per : sonor di kedua


lapang paru, jantung
dalam batas normal
Aus
:
vesikuler,
reguler, rhonkii -/-,
wheezing -/-, BJ III reguler, murmur
(-), gallop (-)

I: Permukaan datar, lesi kulit (-), benjolan


(-)
Pal : supel dan tidak teraba adanya massa
maupun pembesaran organ, nyeri tekan
epigstrium (-), turgor kulit baik.
Per : timpani pada seluruh lapang abdomen
Aus : bising usus (+)

Status Neurologis
5
1
S
C
G
i
t
n
e
sm
o
p
m
(Co
s)

)
(
s
i
s
i
l
a
r
a
P

al
e
g
n
i
en
m
l
a
s
ng
f)
a
i
r
t
a
a
g
d
e
(n
Tan
k
u
i f)
d
t
u
a
k
g
u
e
n
(
Kak
I
i
f)
k
i
s
t
n
a
i
g
z
e
n
(
Brud
I
I
i
k
if)
t
s
a
n
i
g
z
e
(n
Brud
n
g
Si
g
i
n
r
Ke

+)
(
s
p
se
i
)
b
+
:
(
s
s
i
ll e
og
i
l
h
o
i
c
s
a
)
sf
+
(
k
e
a
l
f
l
:
e
s
t
Re
i
a
g
p
o
to l
+)
a
(
p
s
s
p
trise
Refek inski (-)
Bab

PEMERIKSAAN PENUNJANG MENURUT TEORI

Laboratorium (Darah perifer lengkap,


elektrolit, glukosa darah)mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
Pungsi lumbal menyingkirkan meningitis
indikasi berdasarkan umur :
* < 12 bulan sangat dianjurkan
* 12 18 bulan dianjurkan
* > 18 bulan tidak rutin

Elektroensefalografi
kejang demam yang
tidak khas (anak > 6th ,
kejang demam fokal)
CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas
indikasi:
- kelainan neurologik
fokal
yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PADA PASIEN

Jenis Pemeriksaan : Hematologi lengkap


Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan

Hemoglobin

13,6

g/dL

10.7 14.7

Leukosit

5.3

ribu/uL

5 14.5

Hematokrit

42

31 43

Trombosit

218

ribu/uL

184 440

Laju

21*

mm/jam

< 20

Darah

Endap

Jenis Pemeriksaan : Hitung


Jenis
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
Rujukan

Basofil

<1

Eosinofil

<4

Batang

<6

Segmen

43

17 - 60

Limfosit

44

20 - 70

Monosit

8*

<6

Jenis Pemeriksaan : Kimia Darah


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai
Rujukan

Glukosa

120*

mg/dL

30 - 90

Kalium

4,2

mmol/L

3,5 - 5

Natrium

144

mmol/L

135 - 145

Klorida

103

mmol/L

98 - 106

sewaktu
Elektrolit

PENATALAKSANAAN KEJANG
DEMAM MENURUT TEORI
PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM ADA 3
HAL YANG PERLU DIKERJAKAN,YAITU :
1. PENGOBATAN FASE AKUT
2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB
3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP
BERULANGNYA KEJANG DEMAM

PENGOBATAN
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg

BAGAN PENATALAKSANAAN
KEJANG
SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA
ATAU DIAZEPAM REKTAL
DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTAL
>10 KG : 10 MG REKTAL
BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG
CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT
KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)
KEJANG (+)

KEJANG (+)
RAWAT ICU

FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)

KEJANG (-)
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr

RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair
dibagi 2-3 dosis
DOC : Asam Valproat
Pengobatan profilaksis /rumatan
diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, dihentikan bertahap selama 1
2 bulan

INDIKASI RUMATAN

Kejang > 15 menit


Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih
dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun

PROGNOSIS MENURUT
TEORI
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor
resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam
adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
- Ada seluruh faktor resiko kejang demam
berulang 80%.
- Tidak ada faktor resiko kejang demam
berulang 10-15%

Faktor resiko lain adalah


terjadinya epilepsi dikemudian
hari. Faktor resiko terjadinya
epilepsi adalah:
1 Kelainan neurologis
2 Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi dalam
keluarga

PROGNOSIS PADA PASIEN

Ad vitam

ad
bonam

Ad
sanationam

dubia
ad
malam

Ad
fungsionam

ad
malam

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN
KEJANG

BUKAN PENYAKIT TETAPI


MANIFESTASI DARI SUATU
PENYAKIT

BERBAGAI PENYAKIT DAPAT MENYEBABKAN


TERJADINYA BANGKITAN KEJANG MISALNYA:

KELAINAN GENETIK DAN FAKTOR KELAHIRAN, DEMAM, INFEKSI OTAK,


TOKSIN, TRAUMA, GANGGUAN PEREDARAN DARAH, GANGGUAN
METABOLISME DAN NUTRISI,TUMOR, KELAINAN DEGENERATIF,FAKTOR
PSIKOGENIK DAN PENYEBAB YANG TIDAK DIKETAHUI DENGAN JELAS.

DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala).

Epidemiologi
Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak.
Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6
bulan 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk
pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3
tahun.
Insidensi puncak usia 18-22 bulan
Anak laki-laki > perempuan dengan perbandingan
1,4 : 1,0.
Menurut ras maka kulit putih lebih banyak
daripada kulit berwarna.

ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti
Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi terkadang pada suhu tidak terlalu
tinggi

FAKTOR RESIKO
Demam
Usia
Genetik
Riwayat kejang demam pada
orang tua atau saudara sekandung
Perkembangan terlambat (Malnutrisi)

PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM

Peningkatan
Suhu Tubuh

Metabolisme Basal
Meningkat

Resiko Tinggi
Gangguan Kebutuhan
Nutrisi

O ke Otak
Menurun
Kejang
Demam
Kejang Demam
sederhana

TIK
Meningkat
Kejang Demam
Komplek

Resiko Injuri

Resiko Tinggi
Berulang

Gangguan Perfusi
Jaringan
Resiko Tinggi
Gangguan Tumbuh
Kembang

PATOFISIOLOGI KEJANG

PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


Kejang Demam
Sederhana (Simple Febrile
Seizure), dengan ciri-ciri
gejala klinis sebagai
berikut:
-Kejang berlangsung
singkat, < 15 menit
-Kejang umum tonik dan
atau klonik
-Umumnya berhenti sendiri
-Tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam 24 jam

Kejang Demam Komplikata


(Complex Febrile Seizure),
dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
-Kejang lama, > 15 menit
-Kejang fokal atau parsial satu
sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
-Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam 24 jam

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM MENURUT LIVINGSTONE


Kejang Demam Sederhana
Kejang bersifat umum
Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit)
Usia waktu kejang demam pertama kali muncul < 6 tahun
Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
EEG normal
Epilepsi yang di cetus oleh demam
Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal/ setempat
Usia penderita lebih dari 6 tahun saat serangan kejang demam pertama
Frekuensi serangan melebihi 4 kali dalam satu tahun
Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak normal lagi adalah
normal.

KRITERIA LIVINGSTONE
SETELAH DIMODIFIKASI
1. UMUR ANAK KETIKA KEJANG ANTARA 6 BULAN
DAN 4 TAHUN
2. KEJANG HANYA SEBENTAR SAJA, TIDAK LEBIH
DARI 15 MENIT
3. KEJANG BERSIFAT UMUM.
4. KEJANG TIMBUL DALAM 16 JAM PERTAMA
SETELAH TIMBULNYA DEMAM
5. PEMERIKSAAN SARAF SEBELUM DAN SESUDAH
KEJANG NORMAL.
6. PEMERIKSAAN EEG YANG DIBUAT SEDIKITNYA 1
MINGGU SESUDAH SUHU NORMAL TIDAK
MENUNJUKKAN KELAINAN.
7. FREKUENSI BANGKITAN KEJANG DI DALAM 1
TAHUN TIDAK MELEBIHI 4 KALI

DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang

DIAGNOSIS
Demam:
timbul mendadak dan lamanya, menggigil,
mengigau,
Gejala penyakit penyerta:
Mencret, muntah, sesak nafas, dll

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig
Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Refleks Neurologis
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi
SSP ( meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis

- Biseps, Triceps, Patella, Achilles (++ / ++)


Refleks patologis

- Babinski, Oppenheim, Chaddok, hoffman


( normal pada bayi < 18 bulan )
Pada kejang demam refleks patologis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (Darah perifer lengkap,
elektrolit, glukosa darah)mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
Pungsi lumbal menyingkirkan meningitis
indikasi berdasarkan umur :
* < 12 bulan sangat dianjurkan
* 12 18 bulan dianjurkan
* > 18 bulan tidak rutin

Elektroensefalografi
kejang demam yang tidak khas
(anak > 6th , kejang demam fokal)
CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas indikasi:
- kelainan neurologik fokal yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema

PENATALAKSANAAN
PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM
ADA 3 HAL YANG PERLU DIKERJAKAN,YAITU :
1. PENGOBATAN FASE AKUT
2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB
3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP
BERULANGNYA KEJANG DEMAM

PENGOBATAN
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg

BAGAN PENATALAKSANAAN
KEJANG
SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA
ATAU DIAZEPAM REKTAL
DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTAL
>10 KG : 10 MG REKTAL
BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG
CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT
KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)
KEJANG (+)

KEJANG (+)
RAWAT ICU

FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)

KEJANG (-)
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr

RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair
dibagi 2-3 dosis
DOC : Asam Valproat
Pengobatan profilaksis /rumatan
diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, dihentikan bertahap selama 1
2 bulan

INDIKASI RUMATAN

Kejang > 15 menit


Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih
dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun

PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor
resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam
adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
- Ada seluruh faktor resiko kejang demam
berulang 80%.
- Tidak ada faktor resiko kejang demam
berulang 10-15%

Faktor resiko lain adalah


terjadinya epilepsi dikemudian
hari. Faktor resiko terjadinya
epilepsi adalah:
1 Kelainan neurologis
2 Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi dalam
keluarga

Anda mungkin juga menyukai