LPM Kel 6 Rev2
LPM Kel 6 Rev2
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas
merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan
yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat
segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu
melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan
dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK
Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara
Keadaan Geografis
1.
Luas
Wilayah
(km2)
3.5513
2.
3.
Pegangsaan Dua
No. Kelurahan
Jumlah
38.507
Kepadatan
Penduduk
(per km2)
10843,07
5.0312
44.155
8776,24
6.2845
27.746
8433,43
14.867
138.153
9.289
Jumlah
Penduduk
Keterangan
Jumlah
Laki-laki
69.274
Perempuan
68.879
Jumlah
138.153
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari Februari 2014
Tabel.1.3. Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW),
dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Februari 2014
No
.
Kelurahan
Jumlah
Penduduk
Jumlah KK
Jumla
h RW
Jumla
h RT
1.
38.507
247
21
241
2.
44.155
204
21
217
3.
Pegangsaan Dua
27.746
124
25
248
138.153
575
67
706
Jumlah
Perempuan
Tidak sekolah
4.070
7.571
15.761
4.240
No
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Tamat SD
10.411
12.594
Tamat SLTP
10.435
9.229
Tamat SLTA
13.472
11.266
10.263
8703
Pekerjaan
Laki-laki
Tani
416
Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430
Pedagang
6.867
Nelayan
442
Buruh tani
284
Pensiunan
4.793
Pertukangan
643
Pengangguran
4.449
Fakir miskin
2.406
Lain-lain
10.241
: Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan
Perempuan
342
23.140
6.321
252
195
4.279
0
4.354
1.918
10.613
Catatan Sipil
KecamatanKelapa Gading
Periode Januari Februari 2014
Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa :
a) Pekerjaan paling banyak adalah karyawan swasta/pemerintah/ABRI.
b) Pekerjaan paling sedikit adalah buruh tani.
Sarana
perdagangan
dan
Jumlah
hiburan
1
Hotel
5
2
Pasar tradisional
7
3
Pasar swalayan
9
4
Rumah makan
72
5
Jasa boga
21
6
Salon
53
7
Konveksi
1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014
Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa :
a) Sarana perdagangan dan hiburan paling banyak adalah rumah makan.
b) Sarana perdagangan dan hiburan paling sedikit adalah konveksi.
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
bertanggung
jawab
dan
menetapkan
asas
kemitraan
serta
Jumlah penduduk
b.
Keadaan geografis
c.
d.
pemahaman
tentang
kesehatan
dari
pandangan
konsumtifmenjadi investasi,
f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat
sebagai mitra pemerintah (partnership),
g. Pembangunan
kesehatan
yang
semula
bersifat
terpusat
10
dengan
saran
teknis
dari
kepala
Dinas
Kesehatan
11
12
Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :
Tabel 1.9. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No
1
Upaya Kesehatan
Wajib
Promosi Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Keluarga Berencana
Pemberantasan penyakit
menular
Gizi
Kegiatan
Indikator
Distribusi
vit Cakupan vit A / Fe / cap
A / Fe / cap yodium
yodium
PSG
% gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi
% kadar gizi
Kesehatan
7
Pengobatan
Medik dasar
Cakupan pelayanan
UGD
Jumlah
kasus
yang
ditangani
Laboratorium
Jumlah pemeriksaan
sederhana
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes
13
14
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari Februari 2014 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1
Upaya Pengobatan
azas
penyelenggaraan
puskesmas
secara
terpadu.
Azas
15
1.1.2.7.
bertanggung
jawab
meningkatkan
derajat
kesehatan
upaya
kesehatan
strata
pertama
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a
16
Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
17
Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
18
Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1
Rujukan
operasional,
yakni
menyerahkan
sepenuhnya
19
20
b.
c.
Tumbuh
dan
berfungsinya
konsil
kesehatan
kecamatan
atau
21
Keterangan :
1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di jln. Pelepah
elok no.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di jln. Merah
jambu no 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.
3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di jln. Kepu no
32 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di jln. Gamelan
no 23 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di jln.
Puskesmas no 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.
22
23
Terwujudnya
masyarakat
yang
sejahtera,
mandiri
melalui
Misi
a
1.1.3.2Tugas
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan
upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta
melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.
Fungsi
1
24
25
1
2
Puskesmas
PN
S
Paramedi
s
Non
PN
PN
S
S
Umum
Non
PN
PN
S
S
Jumla
h
Non
PN
S
11
63
11
11
20
19
105
26
Basic Equipment
Public
Health
/
Nursing
and
Midwifery kit.
3
Diagnostic
a
l
and
Surgical
Equipment.
Physician ki.
Laboratory Equipment.
Nebulizer.
Screening
kit
bagi
UKS
di
Puskesmas.
9
Alat-alat Imunisasi.
10 Alat-alat penyuluhan
12 P
a
p
27
a
n
13 U
14 E
15 T
l
16 S
18 O
17 O
28
i
n
l
o
21 R
19 A
22 K
n
i
B
20 B
23 Test Ishihara
24 Akupunktur
25 Inkubator neonatus
29
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 9 buah.
3. Perlengkapan kantor
a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll)
b. Mesin ketik (portable, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Brankas
e. Personal komputer 3 (tiga) unit
f. LCD
4
Televisi
Radio kaset/radio
Kulkas
Peralatan dapur
Alat-alat kebersihan.
1.2
Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan dapat
diartikan
sebagai
upaya
untuk melindungi
kesehatan
manusia
melalui
2.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumbersumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3.
2.
3.
4.
Pengendalian vektor
5.
6.
7.
8.
Pengendalian radiasi
9.
Kesehatan kerja
10.
Pengendalian kebisingan
11.
12.
13.
14.
Pencegahan kecelakaan
15.
16.
17.
d.
baik. Program ini dilakukan pada 15 depot air minum yang dapat
mewakili jumlah keseluruhan depot air minum di wilayah tersebut.
Pengambilan sampel AMIU dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun
dan secara berkelanjutan. Pembinaan dilakukan sebelum pengambilan
sampel air. Pemeriksaan sampel air dilakukan oleh Laboratorium
Kesehatan Daerah dengan menggunakan kriteria air minum bersih yang
telah ditetapkan oleh Permenkes RI No.492/MenKes/Per/VI/2010
Tentang Kualitas Air Minum.
4. Pelaksanaan Monitoring PSN
Kegiatan
pemberantasan
sarang
nyamuk
terdiri
dari
penyuluhan
agar
dibersihkan
dan
ditutup
No
Wilayah
Jumlah
yang ada
Jumlah
yang
diperiksa
Hasil
pemeriksaan
MS
TMS
Keteranga
n
Kelapa Gading
Timur
124
71%
Kelapa Gading
Barat
196
44%
Pegangsaan Dua
88
50%
408
22
12
10
54%
TOTAL
Kelurahan
Jumlah rumah
Diperiksa
- Jentik
ABJ (%)
186
165
88.7
138
128
92.7
Pegangsaan Dua
160
139
86,8
Kelapa Gading
484
432
89.3
diperiksa telah memenuhi target yaitu >100 rumah tetapi hasil ABJ
Kecamatan
(>95%).
Tabel 1.13. Jumlah Rumah Diperiksa, Jumlah Rumah (-) Jentik,
dan ABJ(%)
No.
Kelurahan
Jumlah
Rumah
Diperiksa
Jumlah
Rumah (-)
Jentik
ABJ (%)
100
90
90.0
100
89
89.0
110
310
99
278
90.0
89.6
Kelapa Gading
Barat
Kelapa Gading
Timur
Pegangsaan Dua
Jumlah
1.
2.
3.
1.3
Identifikasi Masalah
Dari lima kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Kecematan Kelapa Gading, tidak ada satu kegiatan program belum
dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2016. Kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan data target beserta cakupan terdapat untuk kegiatan
TTU, TPM, PSN, dan Sarana Pendidikan.
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah
terjadi (observed) akan dipilih satu masalah yang menjadi prioritas utama
untuk diselesaikan.
Dari hasil pemeriksaan (angka bebas jentik) pada Program
Kesehatan Lingkungan yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Februari 2016, maka didapatkan identifikasi
masalah pertama sebagai berikut:
1. Cakupan
sampel
Tempat
Pengolahan
Makanan
pada
Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas
se-Kelurahan Kelapa Gading maka dipilih program yang menjadi masalah,
dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa
yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed),
selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan
yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari Program Kesling di Puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Cakupan sampel Tempat Pengolahan Makanan pada sekecamatan Kelapa Gading pada periode Januari-Februari 2016
sebesar 55% tidak mencapai target (> 75%).
2. Cakupan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Angka Bebas
Jentik pada se-kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari
Februari 2016 sebesar 89,3 % tidak mencapai target >95%
BAB II
2.1
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
B Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalahmasalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah :
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalens.
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality
rate masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi.
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
C. METODE MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah adalah :
1 Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
2
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria
dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang
satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang
mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas,
didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Score
5 15
16 25
Tabel 2.2
Score
Masalah
No
Masalah
Kesehatan
berdasarkan
pada
Kecamatan
Periode
Februari 2016
Besar
Masalah
(Target
(%) Pencapaia
n (%))
Proxy
Total
Nilai
(Besar
Masalah
+ Proxy)
Penentuan
Scor
e
Emergency
Program
Lingkungan
proxy CFR
20
Persentase
CFR diare
1,45%
Puskesmas
21,45
Kelapa Gading
Januari 2016
5,7
Persentase
CFR DBD
0,7%
6,4
5,4
Persentase
CFR DBD
0,7%
6,1
Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
Skor
1
2
No
Masalah
Cakupan
sampel
Tempat
Pengelolaan Makanan di TPM
sekecamatan Kelapa Gading
pada
periode
Januari
Februari 2016 sebesar 55%
tidak mencapai target >75%
Besar
Masalah
(Target
(%) Pencapaian
(%))
Jumlah
Pendudu
k
Total Nilai
(Besar
masalah x
jumlah
penduduk
)
Score
138.153
27.630
5,7
138.153
7874
5,4
138. 153
7.460
20
Expanding Scope
Keterpaduan
Tabel 2.6. Skoring Expanding Scope Terhadap Program Kesehatan Lingkungan di Kecamatan Kelapa Gading Periode JanuariFebruari 2016
No
Masalah
1
Cakupan sampel Tempat Pengelolaan Makanan di TPM Se
KecamatanKelapa Gading pada periode Januari Februari 2016 sebesar
55%, tidak mencapai target >75%
2
Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik pada se- 2
kecamatanKelapa Gading pada periode Januari Februari 2016 sebesar
89,6 % tidak mencapai target >95%.
Score
4
Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif. Oleh karena itu, perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi objektif.
Ketersediaan
Ada dan memadai
Ada tetapi kurang memadai
Tidak ada
Ada dan lengkap
Ada tetapi kurang
Tidak ada
Score
3
2
1
3
2
1
Score
Tidak ada
Daftar Masalah
Fasilitas
Tempat Alat/
Obat
Cakupan
sampel
Tempat
Pengelolaan Makanan di TPM
Se Kecamatan Kelapa Gading
pada periode Januari Februari
2016 sebesar 55%, tidak
mencapai target >75%
Dan
a
Total
Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
tersebut.
Parameter
yang
digunakan
untuk
menilai
seberapa
Score
1
2
3
Tabel 2.11. Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari-Februari 2016
No
Masalah
Skor
No
1
2
3
4
5
Expanding
score
Greatest
Member
Emergency
Feasibilty
Policy
Jumlah
MS
MS 1
BN
MS 2
BN
MS 3
BN
20
10
10
3
2
1
2
9
1
6
18
1
53
1
8
3
3
16
3
36
1
6
3
BOBOT
12
3
32
2.2
yang ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang
menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada
tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram
tulang ikan (fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan
dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah
secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu
sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man
(sumber daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara).
Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, inputakan diubah
menjadi output, yang terdiri dari:
a. Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai
dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
b. Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya
(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah
dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
(evaluating) jika terjadi penyimpangan.
2.3 Diagram Ishikawa/Fishbone sampel Cakupan TPM yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada Program
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPeriode Januari-Februari 2016
Material
Metho
Pembinaan kepada
petugas TPM kurang
efektif
Money
Pertemuan Petugas
Puskesmas dan
petugas TPM jarang.
Kelalaian petugas
Puskesmas dalam menilai
TPM yang bersih dan sehat
Pendanaan
program tidak
tercukupi
Petugas tidak
menganggap
penting
Alat penunjang
program tidak
terpenuhi
kurangnya komunikasi
yang baik antar
petugas puskesmas
dengan petugas TPM
Man
Tidak
menyiapkan alat
untuk program
tersebut
Petugas Puskesmas
menganggap program
sudah berjalan dengan baik
Managemen uang
dialokasikan ke
program yang lain
Pengetahuan
petugas kurang
mengenai syarat
tempat pengelolaan
makanan yang
pada
periode Januari
Kurangnya
pengetahuan pemilik
warung dalam
mengenali tanda
Terbatasnya waktu
yang dimiliki oleh
pemilik warung
Kurangnya peran
serta pemilik
warung dalam
program TPM
Environm
ent
Program
kekurangan SDM
untuk mengawas
Petugas TPM
tidak
mengontrol
kinerja pemilik
Tidak
menerapkan
sistem
pengelolaan
makanan dengan
Controllin
g
Kurangnya
pembinaan
terhadap pemilikpemilik warung
Kurangnya
komunikasi yang
dilakukan petugas
Petugas jarang
turun ke
lapangan
Tidak
memahami
kondisi
lapangan
Kurangnya kerjasama
antara Ptgs TPM dan
tempat-tempat pengelolaan
makanan
Februari
Kesalahan
dalam
menentukan
sasaran
pembinaan
Actuatin
g
Organizin
g
2016
Planning
Bagan 2.1DiagramIshikawa/Fishbone Sampel Pengelolaan Makanan di TPM yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada
Program Kesehatan Lingkungandi Puskesmas KecamatanKelapa Gading Periode Januari-Februari2016
64
target
Material
rial
Man
Money
kader jumantik berjalan 1kali dalam 1bulan yang seharusnya 4 kali dalam 1 bulan
periode Mar
etugas jumantik tidak dilakukan secara berkala dan pelaksanaan yang tidak tepat waktu
Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan program
Tenaga untuk melaksanakan program tidak memadai
Alat dan bahan untuk kegiatanPSN terbatas
Petugas puskesmas dan petugas jumantik tidak merencanakan kegiatan dengan matang
Environment
Controlling
Actuating
Organizing
Planning
hbone Cakupan Angka Bebas Jentik pada sekecamatan Kelapa Gading pada periode Maret 2016 dengan rata-rata 89,6%% tidak mencapai65tartarget >95
2.3 Akar Penyebab pada masalah Cakupan TPM yang memenuhi syarat di Kecamatan
Kelapa Gading pada periode Januari Februari2016 sebesar 18,18%, tidak mencapai target
30%
1
66
2.4 Akar Penyebab pada masalah Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas
Jentik pada se-kecamatan Kelapa Gading pada periode Maret 2016 sebesar 89,6 % tidak
mencapai target >95 %.
1. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
a. Man
Tenaga untuk melaksanakan program tidak memadai
b. Money
Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan
program
c. Material
Alat dan bahan untuk kegiatan PSN terbatas
d. Method
Pembinaan petugas jumantik tidak dilakukan secara berkala dan pelaksanaan
yang tidak tepat waktu
2. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
a. Planning
Kurangnya sosialisasi pencapaian target kepada petugas jumantik
b. Organizing
Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak berjalan
dengan baik
c. Actuating
Pelaksanaan PSN pada saat jam kerja
d. Controlling
Pengawasan untuk program tidak maksimal.
3. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkunganadalah:
a. Environment
Jumlah penduduk padat dan jalanan sempit.
Dari Sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut yang didapatkan dari wawancara penanggung jawab program
67
68
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
3.1. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk
mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut maka ditentukan beberapa alternative pemecahan masalah. Penetapan
alternative pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1 3 pada bobot
berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.
Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternative diletakkan pada kolom.
Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri kekanan sehingga
hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot criteria dengan skor dari
setiap alternative masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap criteria
berdasarkan masing masing alternative masalah tersebut.
Kriteria dalam penetapan alternative masalah yang terbaik adalah :
1. Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai terbesar jika alternative masalah tersebut paling mudah dilaksanakan
dan diberi nilai terkecil jika masalah yang paling sulit dilaksanakan.
2. Murah biayanya.
Diberi nilai terbesar jika alternative masalah paling murah biayanya dan diberi
nilai terkecil jika biaya yang paling mahal untuk pelaksanaan.
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.
Diberi nilai terbesar jika alternative masalah tersebut waktu penerapan sampai
masalah terpecahkan tidak lama untuk dilaksanakan dan diberi nilai terkecil jika
waktu penerapan sampai masalah terpecahkan lama.
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai terbesar jika alternative masalah dapat memecahkan masalah dengan
sempurna dan diberi nilai terkecil jika masalah tidak dapat memecahkan
masalah dengan sempurna.
69
3.2 Alternatif pemecahan masalah pada cakupan sampel Tempat Pengolahan Makanan
pada se-kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari-Februari 2016 sebesar 55%
tidak mencapai target (> 75%).
Dari dua akarpenyebab masalah yang paling dominan, ditetapkan alternatif pemecahan
masalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Akar penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah
NO
(Controlling)
Tabel 3.2 Proporsi Cakupan TPM yang memenuhi syarat di Kecamatan KelapaGading
pada periode Januari Februari 2016
No
Parameter
Bobot
2
3
4
AL 1
N BN
3
6
AL 2
N BN
3
6
Mudah dilaksanakan
Jumlah
24
22
70
Keterangan :
AL-1
Peningkatan
pengetahuan
petugas
dengan
melaksanakan
71
3.3 Alternatif pemecahan masalah Cakupan sampel Rekapitulasi PJB pada sekecamatan Kelapa Gading pada periode Maret 2016 dengan cakupan ABJ pada sekecamatan Kelapa Gading sebesar 89,6 % tidak mencapai target >95%
Dari tiga akarpenyebab masalah yang paling dominan, ditetapkan alternatif pemecahan
masalah sebagai berikut :
Tabel 3.3. Akar penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah
NO
72
Tabel
3.4.
Proporsi
Cakupan
sampel
Rekapitulasi
PJB
pada
se-
Parameter
Dapat
memecahkan
Bobot
masalah
AL 1
AL 2
AL-3
N
3
BN
6
N
3
BN
6
N
3
BN
6
dengan sempurna
Mudah dilaksanakan
Waktu
penerapannya
sampai
Murahbiayanya
Jumlah
24
22
19
Keterangan :
AL-1 : Mencari sumber dana lain untuk pelaksanaan program
AL-2 :Dilakukan pelatihan komunikasi antara petugas kesehatan dengan jumantik
AL-3 : Pelaksanaan dilakukan pada hari libur dengan melakukan koordinasi dengan
RT/RW setempat
Dari hasil penetapan alternative pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
3. Mencari sumber dana lain untuk pelaksanaan program
4. Dilakukan pelatihan komunikasi anatara petugas kesehatan dengan jumantik
5. Pelaksanaan dilakukan pada hari libur dengan melakukan koordinasi dengan RT/RW
setempat.
73
BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAANKEGIATAN PEMECAHAN
MASALAH
74
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan TPM yang memenuhi syarat di Kecamatan Kelapa Gading
periode Januari - Februari 2016
No
ALTERNATIF
1.
Peningkatan
Pengetahuan
petugas dengan
melaksanakan
penyuluhan/pembin
aan tentang
pengelolaan
makanan sesuai
dengan yang telah
ditetapkan oleh
DepKes
2.
Menentukan kader
dari masyarakat
untuk membantu
mengawas TPM
RENCANA
KEGIATAN
Melakukan
pertemuan rutin
antara petugas
puskesmas dan
petugas.TPM
Mengevaluasi
metode, alat, dan
jadwal perawatan
pengelolaan makanan
Melakukan
pertemuan rutin
antara petugas TPM
kecamatan dengan
petugas TPM
kelurahan
TARGET
1. Diadakannya
pertemuan rutin antara
petugas puskesmas
dan petugas TPM
2.Penyesuaian metode dan
jadwal perawatan alatalat pengelolaan
makanan
Diadakannya
pertemuan rutin
antara petugas
TPM kecamatan
dan dan petugas
TPM kelurahan
VOLUME
KEGIATAN
2x/tahun
Rp. 2.555.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap bulan
(juni dan
Desember)
pada minggu I
2x/tahun
Rp. 2.555.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap bulan
(November dan
Desember)
pada minggu I
2x/tahun
Rp. 2.555.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap bulan
(juuly dan
Desember)
pada minggu I
2x/tahun
BIAYA
KETERANGAN
Dilaksanakan
setiap bulan
(November dan
Desember)
pada minggu I
75
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan sampel Rekapitulasi PJB pada se-Kecamatan Kelapa Gading
periode Maret 2016
No
1.
2.
ALTERNATIF
Mencari sumber
dana lain untuk
pelaksanaan
program
Dilakukan pelatihan
komunikasi antar
petugas kesehatan
dengan jumantik
RENCANA
KEGIATAN
Melakukan kegiatan
penjualan barang
yang berupa pin dan
kaos yang berisi
tentang penyuluhan
kesehatan.
Menghitung hasil
jumlah penjualan
barang yang sudah
terjual.
Melakukan kegiatan
pelatihan komunikasi
antar petugas
kesehatan dengan
jumantik
TARGET
1.Penjualan barang
terjual semua.
1. Diadakan
kegiatan
pelatihan
komunikasi
antar petugas
kesehatan
dengan
jumantik
VOLUME
KEGIATAN
12x/tahun
BIAYA
KETERANGAN
Biaya operasional
Rp. 1.475.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap bulan
pada minggu I
6x/tahun
Biaya operasional
Rp. 300.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap 2 bulan
1 kali pada
minggu II
4x/tahun
Biaya operasional
Rp. 2.555.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap 3 bulan 1
kali pada Minggu
1
76
No
3.
ALTERNATIF
Pelaksanaan
dilakukan pada hari
libur dengan
melakukan
koordinasi dengan
RT/RW setempat.
RENCANA
KEGIATAN
Membuat jadwal
piket perencanaan
kegiaatan PJBdengan
koordinasi melalui
RT/RW setempat
pada pagi hari pukul
TARGET
1. Terbentuknya jadwal
VOLUME
KEGIATAN
4X/Tahun
BIAYA
Biaya operasional
Rp. 1.200.000,-
KETERANGAN
Dilaksanakan setiap
3 bulan sekali
10.00
Mengevaluasi hasil
kegiatan piket PJB.
4x/ tahun
Biaya operasional
Rp. 655.000,-
Dilaksanakan setiap
3 bulan sekali
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ada satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang
dievaluasi, yaitu program Kesehatan Lingkungan. Dan didapatkan dua masalah yang
teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari s/d
Februari 2016, yaitu Cakupan TPM yang memenuhi syarat di Kecamatan Kelapa
Gading pada periode Januari - Februari 2016 sebesar 55%, tidak mencapai target
yaitu 75% dan Cakupan Pemeriksaan Jentik Berkala dengan Angka Bebas Jentik
pada se-kecamatan Kelapa Gading pada periode Maret 2016 sebesar 89,6% tidak
mencapai target >95 %.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas,
seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar
masalah setiap program, didapatkan
akar
78
1.2. Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gadingsebagai berikut:
a) Memberikan pembinaan kepada petugas TPM mengenai pentingnya merawat dan
menjaga kebersihan pengelolaan makanan untuk kesehatan warga.
b) Meningkatkan pembinaan petugas TPM oleh Puskesmas.
c) Diadakan evaluasi setiap pertemuan agar target TPM tercapai oleh puskesmas
d) Evaluasi hasil kegiatan.
e) Memberikan pembinaan kepada kader jumantik mengenai pentingnya merawat
dan menjaga kebersihan pengelolaan makanan untuk kesehatan warga.
79