Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diego, anak laki-laki usia 30 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa bicara dan
tidak bisa duduk diam. Diego hanya bisa mengoceh dengan kata-kata yang tidak
dimengerti oleh orang tuanya dan orang lain. Bila dipanggil sering kali tidak bereaksi
terhadap panggilan. Diego juga selalu bergerak kesana kemari tanpa tujuan. Senang
bermain dengan bola tetapi tidak suka bermain dengan anak lain.
Diego anak pertama dari ibu usia 34 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu.
Selama hamil ibu diego pernah mengalami demam dan sering mengkonsumsi daging
mentah tetapi periksa kehamilan dengan teratur ke SpOG. Riwayat persalinan: lahir
langsung menangis. Berat badan waktu lahir 3.500 gram. Diego bisa tengkurap pada
usia 6 bulan, berjalan pada usia 12 bulan, tidak ada riwayat kejang, dan tidak ada
keluarga yang menderita kelainan seperti ini.
Pemeriksaan fisik dan pengamatan:
Berat badan 17 kg, tinggi badan 92 cm, lingkaran kepala 50 cm. tidak ada gambaran
dismorfik. Anak sadar, tetapi tidak mau kontak mata dan tersenyum kepada
pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Anak selalu bergerak kesana
kemari tanpa tujuan.
Ketika diberikan bola, dia menyusun bola secara berjejer, setelah selesai lalu
dibongkar, kemudian disusun berjejer lagi, dan dilakukan berulang-ulang.
Tidak ada gerakan aneh yang diulang-ulang. Tidak mau bermain dengan anak lain.
Bila memerlukan bantuan, dia menarik tangan ibunya untuk melakukan. Tidak bisa
bermain pura-pura (imajinatif). Tidak melihat ke benda yang ditunjuk. Tidak bisa
menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain.
Pemeriksaan fisik umum, neurologis dan laboratorium dalam batas normal.
Tes pendengaran normal
Skenario A block 15: Autism | 1
I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Belum bisa bicara
dimengerti
2. Tidak bisa duduk diam
3. Mengoceh
diri
dengan
muka
menghadap
kebawah/menelungkup
7. Kejang
: Kontraksi otot-otot tubuh terus menerus secara tidak
sadar
8. Dismorfik
9. Kontak mata
10. Tidak menoleh
orang memanggil
11. Imajinatif
: Menggunakan imajinasi
bicara.
Faktor lingkungan: lingkungan sepi, sedikit yang mengajak
ngobrol, penggunaan 2 bahasa dalam keluarga.
beberapa
teori
menunjukkan
keterlibatan
beberapa
Faktor
genetik,
memiliki
potongan
kecil
DNA yang
yaitu
XYY,
kembar
satu
telur
lebih
kekurangan
zinc,
mengandung
gula
lainnya.
Asupan
kalori
yang
otak.
Faktor Lingkungan
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan
hiperaktif terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat
pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan
bermotor
kimia lain.
Faktor Kultural dan Psikososial / Pola Asuh yang buruk
- Pemanjaan.
Pemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan
anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan
saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering
memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
-
Orientasi kesenangan.
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi
kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif
Jika
area
ini
terganggu
maka
penderita
tak
mampu
e. Senang bermain bola tetapi tidak suka bermain dengan anak lain
Jawab:
Interaksi sosial anak autistik dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
a Kelompok yang menyendiri, umumnya anak ini menerik diri, acuh tak
acuh, akan kesal bila diadakan pendekatan sosial dan menunjukkan
b
bahwa
penambahan
volume
white
matter
Jawab:
Deman selama 1 minggu atau lebih meningkatkan resiko terjadinya
infantile autism, menurut penelitian Hjrdis sk Atladttir, MD, PhD,
University of Aarhus, Denmark, menemukan anak dengan ibu yang
mengalam demam selama 1 minggu atau lebih sebelum kehamilan 32
minggu mengalami resiko 3x lebih tinggi memiliki anak infantile autism.
Pada keadaan lain, seorang ibu yang menderita influenza selama
kehamilan memiliki 2x resiko untuk melahirkan anak dengan infantile
autism, sangat kontras karena tidak ada hubungan antara infeksi influenza
dengan diagnosis autisme, dan penggunaan obat antibiotic selama
kehamilan juga bisa meningkatkan resiko melahirkan anak dengan kondisi
infantile autism
Toksoplasmosis Infeksi ini ditularkan oleh parasit (protozoan
parasite Toxoplasma gondii). Infeksi ditularkan dari hewan bertubuh
panas kepada manusia. parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui
makanan. Sumbernya terutama adalah daging yang tidak dimasak
matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma juga
bisa menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum
makan Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan,
parasit bisa ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin
berupa
gangguan
penglihatan
atau
keguguran
spontan,
meski
laboratorium
mutlak
diperlukan
untuk
mendapatkan
diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah AntiToxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.
Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi
Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya
negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertama,
selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi
Toxoplasma.
6. Mengapa Diego melakukan aktivitas
(menyusun bola)?
Jawab:
Karena kelainan pada hipokampus sehingga terjadi kesulitan
penyimpanan informasi baru dan perilaku diulang-ulang
Melibatkan limbic system, dengan penurunan jumlah neuron,
penurunan fungsi dendrite, dan peningkatan densitas neuron di amygdale,
hypocampus, septum, anterior cingulated dan mammilary bodies. Region
ini saling berhubungan dan merupakan bagian dari limbic system yang
mendukung fungsi dari masing-masing struktur anatomis, contohnya
hippocampus yang yang menjadi pusat penyimpanan informasi (memori)
dan fungsi bagian limbic yang lain dalam proses social, kognitif, dan
persepsi (pemahaman).
kasus
ini,
kemungkinan
karena
Diego
mengalami
9. Mengapa Diego tidak melihat ke benda yang ditunjuk dan tidak bisa
menunjuk benda yang ditanyakan oleh orang lain?
Jawab:
Diego mengalami gangguan kualitatif interaksi sosial (tidak adanya
keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat atau pencapaian
dengan org lain) dan perilaku, sehingga anak autism sibuk dengan
dunianya sendiri dan tidak memperhatikan lingkungan (pada kasus: tidak
memperhatikan/melihat apa yang ditunjukkan oleh orang lain dan tidak
bisa menunjuk benda yang ditanyakan orang lain) dan terjadi juga
kesulitan dalam pemahaman kata-kata yang diucapkan oleh orang lain,
sehingga tidak bisa menunjukkan benda yang ditanyakan oleh orang lain.
Ada juga peranan dopamine pada gangguan spectrum autistic, yang
dimana adanya gangguan system neurotransmitter ysng berhubungan
gejala gangguan perilaku. Berbagai penelitian terdahulu memperlihatkan
adanya disfungsi system neurokimiawi pada penderita autism meliputi
system dopamine, norepinefrin dan serotonin. Gangguan system
neurokimiawi tersebut berhubungan dengan perilaku agresif, obsesif
kompulsif dan stimulasi diri sendiri (self stimulating) yang berlebih.
10. Apa diagnosis banding dari kasus ini?
Jawab:
Pembanding
Autisme
Asperger
ADHD
Mental Retardation
Usia terdeteksi
<3 tahun
> 3tahun
<7 tahun
< 18 tahun
Gangguan pendengaran
Perhatian terbatas
Gangguan
komprehensif
dan
panggunaan bahasa
beberapa
berupa
struktur otak, karena dapat melihat struktur otak secara lebih detail.
Pemeriksaan genetik dengan melalui pemeriksaan darah untuk melihat
kelainan genetik yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan.
Beberapa penelitian menunjukkkan bahwa penyandang autism telah dapat
ditemukan pola DNA dalam tubuhnya.
12. Apa Working diagnosis pada kasus ini dan cara mendiagnosis?
Jawab:
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
otak
(mikrochepali,
hidcrochephalus)
4. Gangguan metabolic (PKU, MPS)
5. Neoplasma
Skenario A block 15: Autism | 17
6. Infeksi
Faktor psikodinamika dan keluarga
Sebagian orang tua yang memiliki preokupasi dengan abstraksi
intelektual dan cenderung sedikit mengekspresikan perhatian yang
murni terhadap anak anaknya merupakan salah satu penyebab
anak anak menjadi autis.Adapun teori lain, seperti kekerasan dan
penolakan orang tua yang mendorong gejala austistik,juga tidak
jelas.
Faktor organik-neurologis-biologis
Gangguan dan gejala autistik berhubungan dengan kondisi yang
memiliki
lesi
neurologis,
terutama
rubella
kongenital,
Faktor genetika
Dalam beberapa penelitian ditemukan antar 2 dan 4 persen sanak
saudara orang austistik ditemukan mengalami gangguan austistik,
suatu angka yang 50% lebih besar dibandingkan pada populasi
umum.
Faktor imunologis
Beberapa buktimenyatakan bahwa inkompatibilitas imunologi
antara ibu dan embrio atau janin dapat menyebabkan gangguan
austistik. Limfosit beberapa anak austistik bereaksi dengan
neural
embrionik
atau
ekstraembrional
mungkin
Faktor perinatal
Selama gestasi, perdarahan maternal setelah trimester pertama dan
mekonium dalam cairan amnion dilaporkan lebih sering
ditemukan pada anak austistik dari pada populasi umum. Dalam
peroide neonatus, anak austistik memiliki insidensi tinggi sindrom
gawat pernapasan dan anemia neonatus. Beberapa bukti
menyatakan tingginya insidensi pemakaian medikasi selama
kehamilan oleh ibu dari anak austistik.
Faktor neuroanatomi
Faktor temuan biokimiawi
Sekurangnya sepertiga pasien gangguan austistik mengalami
peningkatan serotonin plasma. Pasien dengan gangguan austistik
tanpa
retardasi
mental
juga
memiliki
insidensi
tinggi
hiperserotonemia.
14. Apa epidemiologi pada kasus ini?
Jawab:
Tidak ada hubungan dengan ras, etnis, dan social ekonomi
: = 3-4 : 1
Gangguan autistik diyakini terjadi dengan angka kira-kira 5 kasus per
10.000 anak(0,05%). Onset nya sebelum usia 3 tahun.
Jumlah anak yang terkena autis semakin meningkat pesat di
berbagai belahan dunia. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga
saat ini belum diketahui berapa persisnya jumlah penyandang namun
diperkirakan jumlah anak autis dapat mencapai 150 --200 ribu orang.
Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6 - 4 : 1, namun anak
perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat.
15. Patogenesis
Jawab:
Faktor risiko:
Usia ibu
Demam
Konsumsi daging mentah
Diego, laki-laki
Teori patogenesis
Konektivitas neural
Migrasi neural
Aktivitas eksitasi inhibisi neuron
Morfologi dendrit
Neurokimiawi (serotonin-dopamin)
Gangguan
kuantitatif
dalam interaksi
sosial
Gangguan
kualitatif dalam
komunikasi
Gangguan Pola
prilaku ,Minat dan
aktivitas terbatas
1. Tidak suka
bermain
dengan anak
lain
2. Tidak mau
kontak mata
3. Tidak ada
spontanitas
menunjuk
benda
1. Belum bisa
berbicara
2. Mengoceh
yang tidak
dimengerti
oleh orang lain
3. Permainan
imajinatif
1. Terfokus pada
satu objek dan
menyukai satu
aktivitas
2. Melakukan
aktivitas yang
berulang
3. Berlari kesana
kemari tanpa
Autisme
diinginkannya.
Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan
mengigit mainan atau benda, bila mendengar suara tertentu langsung
Terapi medikamentosa
Pemberian agonis serotonin-dopamin (SDA) memiliki risiko rendah
dalam menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, meskipun beberapa
individu
yang
sensitif
tidak
dapat
mentoleransi
efek
samping
Terapi lain
Psikoterapi
Terdapat beberapa terapi yang digunakan untuk penanganan anak autis
selain terapi biomedis yang bertujuan untuk memperbaiki metabolisme
tubuh melalui diet dan pemberian suplemen. Terapi-terapi tersebut
diantaranya yaitu:
a. Terapi Wicara
Terapi untuk membantu anak autis melancarkan otot-otot mulut sehingga
membantu anak autis berbicara lebih baik.
b. Terapi Perilaku
Metode untuk membentuk perilaku positif pada anak autis, terapi ini lebih
dikenal dengan nama ABA (Applied Behavior Analysis) atau metode
Lovass.
c. Terapi Okupasi
Skenario A block 15: Autism | 23
Terapi untuk melatih motorik halus anak autis. Terapi okupasi untuk
membantu menguatkan, memperbaiki, koordinasi dan keterampilan
ototnya.
d. Terapi Bermain
Proses terapi psikologik pada anak, dimana alat permainan menjadi
sarana utama untuk mencapai tujuan.
Diet
Diet pada autism yaitu dengan pemberian probiotik, diet bebas
jamur, diet bebas kasein, diet pemberian suplemen vitamin A, C,
B6, B12, Mg, asam folat, dan omega 3.
Pencegahan :
Susu sapi : diusahakan untuk susu yang non laktosa atau
kacang hijau.
Hindari : minuman manis dan makanan dengan pemanis,
pengawet dan pewarna. Hindari permen, coklat, ice cream, soft
Kacangan
1. Kacang panjang
2. Kapri
3. Kacang polong
4. Kacang tanah
5. Kacang kedelai
6. Kacang hijau
Bijian
1. Beras putih
2. Beras merah
3. Beras ketan
4. Oat
hepatitis).
Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan
secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk
dokter dengan baik. Bila terdapat peradarahan selama kehamilan
menindaklanjuti
sesudahnya.
(spesialis
anak
subspesialis
tumbuh
kembang)
IV. HIPOTESIS
Diego, anak laki-laki, usia 30 bulan, menderita gangguan perkembangan
berupa autisme.
V. Kerangka Konsep
Diego, anak laki-laki usia 30 bulan di bawa ke klinik
Abnormalitas
neurokimiawi
Gangguan
kuantitatif
dalam interaksi
sosial
4. Tidak suka
bermain
dengan anak
lain
5. Tidak mau
kontak mata
6. Tidak ada
spontanitas
menunjuk
benda
Gangguan
kualitatif dalam
komunikasi
Ibu usia 34
tahun,
mengalami
demam dan
sering
mengkonsumsi
Gangguan Pola
prilaku ,Minat dan
aktivitas terbatas
4. Belum bisa
4. Terfokus pada
berbicara
satu objek dan
5. Mengoceh
menyukai satu
yang tidak
aktivitas
dimengerti
5. Melakukan
oleh orang lain
aktivitas yang
Skenario A block 15: Autism | 27
6. Permainan
berulang
imajinatif
6. Berlari kesana
kemari tanpa
VI. SINTESIS
Autisme
menyentuh.
4 Bahasa
Kemampuan dan
Komunikasi
Gerakan
3-6 bulan
proses berpikir
Berespon terhadap suara- Berceloteh/bersuara
- Mengangkat kaki dan tangan
- Tersenyum pada suara- Belajar mengangkat kepala
baru
- Melihat pergerakan tangan
Mengikuti benda dengan ibu
sendiri
mata
Melihat objek dan orang
Mengenal ibu
- Memalingkan
kepala- Mengangkat
kepala 90
Mengapai objek
pada suara
derajat dan mengangkat
- Mulai meraba
dada dengan bertopang
- Meniru suara
- Menangis dengan suara tangan
- Mengerakkan benda dalam
berbeda
bermain
6-9 -
Meniru
0-3 bulan
-
bulan
-
gerakan- Membuat
9-12 -
Bermain
bulan
-
sederhana
untuk dada
Bergerak menuju benda- Berhenti
12-18bulan
-
permainan- Melambaikan
yang diminati
Melihat gambar
buku
Meniru
dikatakan tidak
pada- Meniru kata-kata baru
dengan
warna
suara
18-24-
Menyusun 6 kotak
bulan
Menyusun
dengan 2 kata
2. Perkembangan Bahasa
pensil
Motor Behavior
Kepala merebah, tonic neck
4 bulan
7 bulan
Adaptive
Melihat sekitarnya,
tracking
eye
baik,
padanya.
Duduk dengan sokongan kedua Memindahkan kubus dari satu tangan ke
tangan,
memegang
10 bulan
1 tahun
1,5 tahun
dari botol.
Berjalan tanpa jatuh. Duduk Mengeluarkan kancing dari botol.
Meniru coretan garis lurus.
sendiri di kursi kecil. Menyusun
2 tahun
3 tahun
kubus.
Berdiri dengan 1 kaki tanpa Membuat jembatan dengan 3 kubus.
jatuh.
Meniru gambar silang.
Membuat tumpukan dari 10
4 tahun
5 tahun
kubus.
Berjinjit.
Menggambar orang.
Dapat menghitung 10 sen.
b. Sosial
Umur
Status
Interaksi Tindakan
0-1 bulan
Sosial
Belum ada
2-4 bulan
5-6 bulan
8-12 bulan
Perkembangan
social aktif
1-2 tahun
Penyempurnaan
social aktif
2-4 tahun
Masa
menyentuh ortu.
Membedakan wajah marah & tidak dengan
memalingkan muka. Membedakan suara.
Bertindak ramah pada orang yang dikenal, dan malu
pada orang yang belum dikenal.
Anak mencari mengharapkan ada teman bermain,
mencari teman sebaya.
Memberikan mainan bila diminta.
Anak berulang-ulang mengatakan saya mau
membangkang
5-6 tahun
Masa adaptasi
> 6 tahun
> 9 tahun
Masa mandiri
AUTISM
Definisi Autism
Autisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yang mengarah
pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti
preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih
banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri dari pada melihat
kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari
Autisme, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anakanak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan
seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri
Autisme atau autisme infantil ( Early Infantile Autism) pertama kali
dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner 1943 ( dalam Budiman, 1998) seorang
psikiatris Amerika. Istilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu
gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut
Sindrom Kanner. Ciri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi
Skenario A block 15: Autism | 33
wajah yang kosong seolaholah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit
sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka
berkomunikasi.
Pada awalnya istilah autisme diambilnya dari gangguan schizophrenia,
dimana Bleuer memakai autisme ini untuk menggambarkan perilaku pasien
skizofrenia yang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya
sendiri. Namun ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari autisme pada
penderita skizofrenia dengan penyandang autisme infantile. Pada skizofrenia,
autisme disebabkan dampak area gangguan jiwa yang didalamnya terkandung
halusinasi dan delusi yang berlansung minimal selama 1 bulan, sedangkan pada
anak-anak dengan autisme infantile terdapat kegagalan dalam perkembangan
yang tergolong dalam kriteria Gangguan Pervasif dengan kehidupan autistic
yang tidak disertai dengan halusinasi dan delusi ( DSM IV, 1995 ).
Epidemiologi
Rasio penyandang autisme pada tahun 1987 adalah 5000:1 (dalam 5000
kelahiran anak dijumpai 1 anak yang menyandang autisme), tahun 1997 terjadi
peningkatan menjadi 500:1, dan pada tahun 2000 terjadi peningkatan kembali
yaitu 150:1, sedangkan laporan WHO tahun 2005 menunjukkan perbandingan
100:1. Sebagaimana dilaporkan National Institute of Mental Health (NIMH),
WHO memprediksi pada tahun 2020, gangguan neuropsikiatrik (termasuk
autisme) terhadap anak di seluruh dunia akan meningkat 50 %.
Gangguan autisme lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak
perempuan. Penyebab mengapa anak laki-laki memiliki kecenderungan lebih
mudah mengidap autisme daripada anak perempuan belum diketahui secara
pasti, namun ada teori yang menyebutkan bahwa anak perempuan mempunyai
hormon estrogen lebih banyak dibandingkan anak laki-laki, yang mana hormon
Skenario A block 15: Autism | 34
ini dapat melindungi otak dari berbagai hal yang dapat meracuninya.
Dibutuhkan kajian dan penelitian ilmiah lebih lanjut untuk menyelidiki hal
tersebut.
Manifestasi Klinis
Gejala autisme infantile timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada
sebagian anak gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejak lahir.
Seorang ibu yang cermat dapat melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya
mencapai usia satu tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya kontak
mata dan kurangnya minat untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia adalah
makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa
berinteraksi dengan ibunya pada usia 3 - 4 bulan. Bila ibu merangsang bayinya
dengan menggerincingkan mainan dan mengajak berbicara, maka bayi tersebut
akan berespon dan bereaksi dengan ocehan serta gerakan. Makin lama bayi
makin responsive terhadap rangsang dari luar seiring dengan berkembangnya
kemampuan sensorik. Pada umur 6-8 bulan ia sudah bisa berinteraksi dan
memperhatikan orang yang mengajaknya bermain dan berbicara. Hal ini tidak
muncul atau sangat kurang pada bayi autistik. Ia bersikap acuh tidak acuh dan
seakan-akan menolak interaksi dengan orang lain. Ia lebih suka bermain dengan
dirinya sendiri atau dengan mainannya. Berikut ini diuraikan indicator
perkembangan yang normal pada masa bayi :
Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin jelas
saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:
1
kemana-mana.
Gangguan pada bidang perasaan/emosi, seperti kurangnya empati,
simpati, dan toleransi; kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpa
sebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa kendali bila tidak
Kriteria Diagnostik
Secara detail, menurut DSM IV (1995), kriteria gangguan autistik adalah
sebagai berikut :
A. Harus ada total 6 gejala dari (1),(2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1)
dan masing-masing 1 gejala dari ( 2 ) dan (3) :
1
sosial.
Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
d
2
timbal balik.
Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1
dari gejala berikut ini:
a Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali tidak
berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk berkomunikasi
b
berkomunikasi
Sering menggunakan
berulangulang.
Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play ) atau
permainan
imitasi
bahasa
sosial
yang
lainnya
aneh,
sesuai
stereotype
dengan
dan
taraf
perkembangannya.
Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang. Minimal
harus ada 1dari gejala berikut ini :
a Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan focus dan
b
c
Etiologi
FAKTOR PSIKOGENIK
Ketika autisme pertama kali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner, autism
diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah. Kasus-kasus perdana banyak
ditemukan pada keluarga kelas menengah dan berpendidikan,` yang orangtuanya
bersikap dingin dan kaku pada anak. Kanner beranggapan sikap keluarga
tersebut kurang memberikan stimulasi bagi perkembangan komunikasi anak
yang akhirnya menghambat perkembangan kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial anak.
Pendapat Kanner ini disebut dengan teori Psikogenik yang menerangkan
penyebab autisme dari factor-faktor psikologis, dalam hal ini perlakuan/ pola
asuh orangtua.
FAKTOR BIOLOGIS DAN LINGKUNGAN
Seperti gangguan perkembangan lainnya, autisme dipandang sebagai
gangguan yang memiliki banyak sebab dan antara satu kasus dengan kasus
lainnya penyebabnya bisa tidak sama. Penelitian tentang faktor organik
menunjukkan adanya kelainan/keterlambatan dalam tahap perkembangan anak
autis sehingga autisme kemudian digolongan sebagai gangguan dalam
perkembangan (developmental disorder) yang mendasari pengklasifikasian dan
diagnosis dalam DSM IV.
Hasil pemeriksaan laboratorium, juga MRI dan EEG tidak memberikan
gambaran yang khas tentang penyandang autisme, kecuali pada penyandang
autisme yang disertai dengan gangguan kejang. Temuan ini kemudian
mengarahkan dugaan neurologis terjadi pada abnormalitas fungsi kerja otak,
dalam hal ini neurotransmitter yang berbeda dari orang normal. Neuro
transmitter merupakan cairan kimiawi yang berfungsi menghantarkan impuls
dan menerjemahkan respon yang diterima. Jumlah neurotransmitter pada
penyandang autisme berbeda dari orang normal dimana sekitar 30-50% pada
penderita autisme terjadi peningkatan jumlah serotonin dalam darah.
Faktor biologis :
Diantaranya kondisi lingkungan, kehamilan ibu, perkembangan perinatal,
komplikasi persalinan, dan genetik. Kondisi lingkungan seperti kehadiran virus
dan zat-zat kimia/ logam dapat mengakibatkan munculnya autisme. Zat-zat
beracun seperti timah ( Pb) dari asap knalpot mobil, pabrik dan cat tembok;
kadmium (Cd) dari batu baterai serta turunan air raksa ( Hg) yang digunakan
sebagai bahan tambalan gigi ( Amalgam). Apabila tambalan gigi digunakan pada
calon ibu, amalgam akan menguapdidalam mulut dan dihirup oleh calon ibu dan
disimpan dalam tulang. Ketika ibu hamil, terbentuklah tulang anak yang berasal
dari tulang ibu yang sudah mengandung logam berat. Selanjutnya proses
keracunan logam beratpun terjadi pada saat pemberian Asi dimana logam yang
disimpan ibu ikut dihisap bayi saat menyusui. Sebuah vaksin, MMR ( Measles,
Mumps & Rubella) awalnya juga diperkirakan menjadi penyebab autisme pada
anak akibat anak tidak kuat menerima campuran suntikan tiga vaksin sekaligus
sehingga mereka mengalami kemunduran dan memperlihatkan gejala autisme.
Sampai saat ini diduga faktor genetik berpengaruh kuat atas munculnya kasus
autisme. Dari penelitian pada saudara sekandung ( siblings) anak penyandang
autisme terungkap mereka mempunyai peningkatan kemungkinan sekitar 3 %
untuk dinyatakan autis. Sementara penelitian pada anak kembar juga didapat
hasil yang mendukung. Sayangnya harus diakui populasi anak kembar sendiri
memang tidak banyak di masyarakat sehingga menggunakan sample kecil .
Penelitian pada kembar identik 1 telur menunjukkan bahwa mereka memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk diagnosis autis bila saudara kembarnya
autis. Beberapa faktor lainnya yang juga telah diidentifikasi berasosiasi dengan
autisme diantaranya adalah usia ibu (makin tinggi usia ibu, kemungkinan
c
d
Saat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon anak sehingga
diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti obat-obat antidepressan SSRI
(Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ) yang bisa memberikan keseimbangan
antara neurotransmitter serotonin dan dopamine. Yang diinginkan dalam
pemberian obat ini adalah dosis yang paling minimal namun paling efektif dan
tanpa efek samping. Pemakaian obat akan sangat membantu untuk memperbaiki
respon anak terhadap lingkungan sehingga ia lebih mudah menerima tata laksana
terapi lainnya.Bila kemajuan yang dicapai cukup baik, maka pemberian obat
dapat dikurangi bahkan dihentikan.
Terapi psikologis
Umumnya intervensi difokuskan pada meningkatkan kemampuan bahasa dan
komunikasi, self-help dan perilaku sosial dan mengurangi perilaku yang tidak
dikehendaki seperti melukai diri sendiri ( self mutilation ), temper tantrum
dengan
penekanan
pada
peningkatan
fungsi
individu
dan
bukan
diri sendiri
mengurangi stress pada keluarga penderita autisme
Terapi Wicara
Umumnya hampir semua penyandang autisme menderita gangguan bicara dan
berbahasa. Oleh karena itu terapi wicara pada penyandang autisme merupkan
keharusan. Penanganannya berbeda dengan penderita gangguan bicara oleh
sebab lain. Salah seorang tokoh yang mengembangkan terapi bicara ini adalah
Lovaas pada tahun 1977 yang menggunakan pendekatan behaviouris - model
operant conditioning ( dalam Wenar, 1994 ). Anak yang mengalami hambatan
bicara dilatih dengan proses pemberian reinforcement dan meniru vokalisasi
terapis.
Fisioterapi
Pada anak autisme juga diberikan fisioterapi yang berfungsi untuk
merangsang perkembangan motorik dan kontrol tubuh.
Alternatif terapi lainnya
Selain itu ada beberapa terapi lainnya yang menjadi alternatif penanganan
penyandang autis, yaitu :
a
Son- rise program: Program ini berdasarkan pada sikap menerima dan
mencintai tanpa syarat pada anak-anak autistik. Diciptakan oleh orangtua
yang anaknya didiagnosa menderita autisme tetapi karena program
latihan dan stimulasi yang intensif dari orangtua anak dapat berkembang
ANAK NORMAL
KOMUNIKASI
Ekspresi
wajah
hidup
tersenyum, sedih, dll).
VERBALISASI
(tertawa,
SISTEM MOTORIK
Mengenal waktu
Mengenal keadaan
AKTIVITAS
EMOSI
Daftar Pustaka
1. Kaplan, Sadocks. 2007. Synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical
psychiatry :Autism tenth edition. E-book. Lippincot Williams&wilkins.
2. Martin A, Volkmar R. 2007. Child and Adolescent psychiatry Fourth edition.
E-book. Lippincot Williams&wilkins.
3. Higgins S, George S. 2007. The neuroscience of clinical psychiatry first
edition. E-book. Lippincot Williams&wilkins.
4. Ashwood, P. and van de Water, J. 2004. Is autism an autoimmune disease?
Autoimmun. Rev., 3:55762.
5. Casanova, M.F. 2007. The neuropathology of autism. Brain Pathol.,17:422
33.
6. Dykens, E.M., Sutcliffe, J.S. and Levitt, P. 2004. Autism and 15q11
q13disorders: behavioral, genetic, and pathophysiological issues. Ment.
Retard. Dev. Disabil. Res. Rev., 10:28491.
7. Just, M.A., Cherkassky, V.L., Keller, T.A. et al. 2007. Functional and
anatomical cortical underconnectivity in autism: evidence from an FMRI
study of an executive function task and corpus callosum morphometry. Cereb.
Cortex, 17:95161.