Bangunan sedapat mungkin dekat dengan kebun murbei. Hal ini untuk
memudahkan pengangkutan dan menghindari kelayuan daun akibat lamanya
dipengangkutan.
Lingkungan di sekitar bangunan bersih, supaya tidak mudah penularan hama dan
penyakit pada ulat.
Ruangan tempat pemeliharaan ulat bersih dan kering serta terdapat jendela untuk
pentilasi udara.
2
Jumlah bibit ulat sutera yang akan dipelihara juga harus disesuaikan dengan
kapasitas ruangan dan peralatan yang ada. Jangan sampai ulat dipelihara terlalu padat,
karena akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan akhirnya akan menurunkan
produksi dan kualitas kokon. Demikian pula persiapan daun murbei untuk makan ulat kecil
yang masih lemah, diperlukan daun yang lunak dan bergizi tinggi. Untuk keperluan itu,
maka pohon murbei harus dipangkas 1 bulan sebelum pemeliharaan.
2. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemeliharaan ulat kecil adalah sebagai
berikut :
Tabel Alat dan bahan pemeliharaan ulat sutera
3. Desinfeksi
Salah satu pekerjaan yang penting sebelum pemeliharaan ulat sutera dilakukan
adalah desinfeksi. Pekerjaan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya bibit-bibit
penyakit yang dapat menyerang ulat sutera. Pada lingkungan yang kotor ulat sutera
mudah terjangkit penyakit, karena bibit penyakit tersebar di luar dan di dalam ruang
pemeliharaan, baik pada peralatan, sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada ulat
yang mati.
Sumber bibit penyakit
Inkubasi
Inkubasi telur adalah penyimpanan telur untuk penetasan di dalam ruangan yang
4
temperatur, kelembaban dan cahayanya dapat diatur agar telur ulat sutera dapat
menetas dengan baik dan merata pada waktu yang direncanakan. Kebutuhan
temperatur selama inkubasi adalah 250C dan kelembaban 75% - 80%, dengan
pengaturan cahaya 18 jam terang dan 6 jam gelap setiap harinya. Hal ini dilakukan
sampai 2 hari menjelang waktu menetas. Adapun cara melakukan inkubasi adalah
sebagai berkut :
Telur ulat disebar merata pada kotak penetasan dan ditutup dengan kertas parafin.
Simpan di tempat yang sejuk yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Kurang lebih 2 3 hari lagi sebelum telur menetas, dengan ditandai bintik-bintik
biru pada 80% telur-telur tersebut, ruangan harus dibuat gelap total, dengan menutup tirai
dan lampu ruangan dipadamkan dengan harapan telur dapat menetas secara serempak.
Periksa penetasan pada pukul 05.00 pagi pada hari perkiraan telur akan menetas.
Apabila telur baru menetas sekitar 20% maka segera tutup kembali ruang penetasan dan
biarkan sampai besok pagi lagi supaya telur menetas secara seragam. Kalau sudah
banyak yang menetas maka tutup dibuka dan diberi penerangan yang cukup supaya telur
yang belum menetas terangsang untuk cepat menetas
Sebelum ulat kecil diberi makan, dilakukan terlebih dahulu desinfeksi dengan cara
menaburkan campuran kapur dengan kaporit 5% ke tubuh ulat sutera.
Langkah berikutnya pemberian makan dengan daun murbei muda yang dirajang
halus dan diberikan secara merata.
Selanjutnya kotak penetasan ditutup kertas parafin atau kertas minyak dan
letakkan pada rak pemeliharaan dengan teratur.
4 jam kemudian tutup dibuka, ulat yang menempel pada daun murbei di dalam
kotak penetasan dipindahkan ke sasag.
Pemberian makan terakhir pada tiap instar harus dilakukan setelah 90% dari ulat itu
istirahat.
Memasang jaring
Pembersihan dilakukan dengan cara memasang jaring pada sasag tempat
pemeliharaan ulat. Selanjutnya di atas jaring diberi daun murbei yang baru. Setelah
semua ulat naik ke atas jaraing untuk makan, jaring diangkat dan dipindahkan ke
tempat lain. Kotoran ulat dan sisa daun yang tertinggal dibersihkan lalu dibuang ke
tempat yang jauh.
11