Lapkas Dka
Lapkas Dka
KASUS
I.
Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Suku bangsa
Pendidikan
Agama
Status Marital
Alamat
Pekerjaan
Tanggal MRS
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. T
40 tahun
Laki-laki
Sunda
SMA tamat
Islam
sudah menikah
Sukaraja
Buruh Bangunan
2 Maret 2016
Keluhan utama
Kulit pecah pecah terasa gatal di kedua telapak tangan dan jari jari tangan
o 1 tahun yang lalu pasien pernah mengeluh keluhan yang sama seperti sekarang
berupa pecah pecah pada kedua telapak tangan terasa gatal dan kemudian
sembuh setelah berobat ke dokter.
o Riwayat asma disangkal
o Riwayat rinitis disangkal
Riwayat Alergi
o Alergi Obat disangkal
o Alergi Makanan disangkal
Riwayat Psikososial
o Merokok bungkus per hari
o Minum alkohol disangkal
III.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Vital Sign
:
o TD
: tidak dilakukan
o Nadi
: 88 x/menit
o RR
: 22 x/menit
o Suhu
: 36,8C
Status Dermatologis
Distribusi
A/R
Lesi
Regional
Telapak tangan kanan dan kiri dan jari jari tangan kanan dan
kiri
Lesi Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, bentuk
lesi tidak beraturan, batas tidak tegas, luas lesi terkecil 1/3
sampai terbesar 3/4 luas telapak tangan, permukaan rata,
kering
Efloresensi
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
V. Resume
Anamnesis
Seorang laki laki berusia 40 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin
RSUD R.Syamsudin, SH dengan keluhan kulit pecah pecah yang terasa gatal di
kedua telapak tangan dan jari jari tangan.
1 tahun yang lalu pasien pernah mengeluh kulit pecah pecah yang terasa
gatal dikedua telapak tangan setelah terpajan oleh bahan bangunan dan sembuh
setelah berobat ke dokter.
1 minggu yang lalu keluhan kulit pecah pecah yang terasa gatal dirasakan
kembali. Timbul setelah terpajan bahan bangunan semen. Tempat predileksinya di
kedua telapak tangan dan jari jari tangan. Diawali rasa gatal pada kedua telapak
tangan pada malam hari setelah terpajan semen. keesokan harinya timbul bintil
bintil kemerahan yang terasa gatal. Bertambah gatal dan sedikit panas setelah kedua
telapak ditutup oleh kain yang bercampur semen dengan keringat. bintil kemerahan
dikelupas sehingga terlihat pecah pecah.
4 hari sebelum datang ke poli klinik telapak tangan pasien terlihat kering dan
pecah - pecah, terasa sangat gatal.
pemeriksaan fisik
Didapatkan tanda vital dalam batas normal, status generalis dalam batas normal.
Pada pemeriksaan dermatologikus ditemukan:
Distribusi
Regional
Telapak tangan kanan dan kiri dan jari jari tangan kanan dan
A/R
kiri
Lesi Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, bentuk
lesi tidak beraturan, batas tidak tegas, luas lesi terkecil 1/3
Lesi
Efluroesensi
VI.
Diagnosis Banding:
- Dermatitis Kontak Alergi e.c semen
- Dermatitis Kontak Iritan
VII.
Diagnosa Kerja
- Dermatitis Kontak Alergi e.c semen
DKA
Epidemiologi
DKI
hipersensitif
kelamin
Berhubungan dengan pekerjaan
Etiologi
rendah,
alergen
yang
lipofilik
Akut : eritematosa,
edema, papulovesikel,
DKI akut :
Disebabkan iritan kuat, a. Sulfat,
basa kuat
rasa terbakar,
pedih,
panas,
berskuama, papul,
likenifikasi, dan
asimetris
DKI akut lambat :
Muncul 8-24 jam kemudian,
awalnya eritema dan kemudian
etilen
klorida,
oksida,
asam
hidrofluorat
DKI kumulatif :
kulit kering, eritema, skuama,
lambat laun kulit tebal dan
likenifikasi, difus, fisur (bila
Predileksi
Tangan
Hubungan
dgn
pekerjaan, bahan yg
dpt
menimbulkan
alergi,
deterjen,
antiseptik,
getah
sayuran,
semen,
pestisida
Lengan
Wajah
Telinga
Leher
Badan
Genitalis
Paha dan tungkai bawah
bahan-bahan
pernah
menggunakan
beraturan,
batas
tidak
fissure
Kedua telapak tangan dan jari-
Predileksi
jari tangan
Tangan
Hubungan dgn pekerjaan,
bahan yg dpt menimbulkan
alergi,
getah
Pemeriksaan
deterjen,
sayuran,
antiseptik,
semen,
pestisida
Lengan
Wajah
Telinga
Leher
Badan
Genitalis
Penunjang
IX.
Saran / Usulan
Uji tempel
X.
-
Penatalaksanaan
Umum
:
Edukasi kepada pasien mengenai pentingnya pencegahan terpapar kembali dengan
alergen penyebab, seperti bahan bangunan semen, dengan cara menggunakan sarung
XI.
Quo ad vitam: ad bonam tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman
kematian. Keadaan umum, kesadaran pasien dan tanda vital pasien masih dalam batas
normal.
Quo ad functionam: ad bonam karena DKA tidak mengganggu fisiologis kulit
secara bermakna dan pada pasien ini tidak ada infeksi sekunder.
Quo ad sanantionam: ad bonam dengan menghilangkan faktor predisposisi maka
penyakit ini dapat diobati secara tuntas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kartowigno, Soenarto. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. Palembang:
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin FK UNSRI. 2012
2. Sularsito S.A.dan Djuanda S. Dermatitis dalam Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Djuanda
Adhi, Hamzah M, Aisah S (ed).ed.5 cet.1. Jakarta : Balai Penerbit FK UI ; 2007. hal. 129
- 146.
3. Cohen D. E, Jacob S. E. Inflammatory Disorder Based on T-cell Reactivity and
Dysregulation : allergy dermatitis contact. In : Freedberd IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen
KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrick TB,eds. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. 7th Edition. New York : McGraw-Hill. 2008. p. 135 145.
4. The Principles And Practice Of Contact And Occupational Dermatology In The AsiaPacific Region From Http://Www.Worldscibooks.Com/Medsci/4654.Html