Immobilisasi
Immobilisasi
Peningkatan
Kelemahan
asupan nutrisi
Atrofi otot
Akibat anoreksia
Dan/atau pembatasan
keseimbangan nitrogen
negatif
Perubahan metabolic
System
endokrin,
merupakan
produksi
hormone-sekresi
kelenjar,
membantu
Ketika cedera atau stress terjadi, system endokrin memicu serangkaian respons yang
bertujuan mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup. System endokrin penting
dalam mempertahankan homeostasis ion. Organisme mamalia hidup di dalam lingkungan
eksternal yang berubah secara konstan. System endokrin berperan dalam pengaturan lingkungan
ekstenal dengan mempertahankan keseimbangan natrium,kalium,air dan keseimbangan asambasa. Sehingga,system endokrin bekerja sebagai pengatur metabolism energy. Hormone tiroid
meningkatkan laju metabolic basal (basal metabolic rate, BMR), dan energy dibuat sehingga
dapat dipakai sel-sel melalui intergasi kerja antara hormone gastrointestinal dan pancreas (Price
dan Wilson, 1992).
Immobilisasi menganggu fungsi metabolic normal, antara lain laju metabolic;
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein;ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan. Keberadaan proses infeksius pada klien
imobilisasi mengalami peningkatan BMR diakibatkan karena karena demam atau penyembuhan
luka. Demam dan penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan oksigen selular (McCance dan
Huether,1994)
Definisi kalori dan proteinmerupakan karakteristik klien yang mengalami penurunan
selera makan sekunder akibat immobilisasi. Protein sintesis dan diubah menjadi asam amino
dalam tubuh untuk dibentuk kembali menjadi protein lain secara konstan. Asam amino yang
tidak digunakan akan disekresikan. Tubuh dapat mensintesa asam amino esensial. Jika lebih
banyak nitrogen (produk akhir pemecahan asam amino) yang diekskresikan dari pada yang
dimakan dalam bentuk protein, maka tubuh dikatakan mengalami keseimbangan nitrogen
negative dan kehilangan berat badan, penurunan massa ototterutama pada hati,jantung,paruparu, saluran pencernaan, dan system kekebalan (Long et al,1993).
Ekresi kalsium dalam urine ditingkatkan melalui resporsi tulang . immobilisasi
menyebabkan pelepasan kalsium ke dalam sirkulasi. Dalam keadaan normal ginjal dapat
mengekskresikan kelebihan kalsium. Jika ginjal tidak mampu berespon dengan tepat maka
terjadi hiperkalsemia (Holm,1989).
Gangguan fungsi gastrointestinal bervariasi dan mengakibatkan penurunan motilitas
saluran gastrointestinal.