Anda di halaman 1dari 58

DIAGNOSA BANDING

MATA MERAH

Pendahuluan
Mata merah merupakan keluhan utama yang paling

sering muncul pada penderita penyakit mata.


Keluhan mata merah ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang disertai penurunan visus.
Mata merah disebabkan pelebaran pembuluh darah
konjungtiva yang terjadi pada peradangan akut.
Juga dapat terjadi akibat pecahnya salah satu dari
kedua pembuluh darah di konjungtiva,
Dalam beberapa kasus mungkin merupakan tanda
serius dari kemungkinan kondisi yang mengancam
penglihatan.
Penegakan diagnosis yang tepat dan evaluasi dini
merupakan hal yang sangat penting pada keluhan
mata merah agar pegangan yang diberikan efektif,
tepat dan efisien.

Pembuluh darah pada konjungtiva


A. konjungtiva posterior konjungtiva bulbi
A.siliar anterior atau episklera
A.sirkular

mayor/a.pleksus siliar iris dan badan siliar


A. perikornea kornea
A. episklera di atas sklera perdarahan dalam bola
mata

Pelebaran pembuluh
darah atau
pecahnya
pembuluh2 darah

MATA MERAH

Diagnosa Mata Merah


Mata merah dibagi atas dasar proses yang

mendasarinya:
Fisiologis

setelah menangis, bangun tidur

Patologis

Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses


inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah

Mata Merah Patologis


Dengan visus normal

Merah tidak merata


Episkleritis dan
skleritis
Perdarahan
subkonjungtiva
Pterigium
Pseudopterigium
Konjungtivitis flikten
Pinguekula iritans
Merah merata
1. konjungtivitis akut
2. konjungtivitis kronis

Dengan visus
menurun

Keratitis
Ulkus kornea
Iritis, iridosiklitis
Endoftalmitis
Panoftalmitis
Uveitis
Panuveitis

Episkleritis
Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang

terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera


Anamnesis
:
mata merah, nyeri, fotofobia, pedih dan
lakrimasi,biasanya pada satu mata
Pemeriksaan
:
Hiperemia terbatas sehingga mata berwarna merah
muda atau ungu. Infiltrasi, kongesti dan sembab pada
episklera, konjungtiva yang ada diatasnya dan kapsul
tenon yang terletak di bawahnya.
Penatalaksanaan:
Biasanya sembuh sendiri dalam waktu 1 sampai 2
minggu. Namun sering kambuh sampai betahuntahun,. Keadaannya akan membaik dengan
kortikosteroid topical (deksametasone 0,1%) dalam 34 hari.

Episkleritis

Skleritis
Merupakan reaksi peradangan dari sclera, biasanya

disebabkan kelainan atau penyakit sistemik. Biasa


mengenai kedua mata. Lebih sering disebabkan
penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis dan
gout.
Anamnesis
: mata merah, nyeri hebat (lebih
hebat daripada episkleritis) yang dapat menyebar
ke dahi, alis dan dagu. Dapat disertai fotofobia,
pedih dan lakrimasi
Pemeriksaan :
Hiperemis terbatas
Penatalaksanaan:
NSAID: Indomethacin 100mg/hari
Ibuprofen 300mg/hari
Setelah 1-2 minggu tidak ada respon, berikan
Prednisolone 80 mg/hari, tapering off.

Skleritis

Perdarahan
Subkonjungtiva
Dapat terjadi pada keadaan dimana pembuluh

darah rapuh (umur, hipertensi, arteriosclerosis,


konjungtivitis hemoragik, anemia, pemakaian
antikoagulan, dan batuk rejan).
Dapat juga terjadi akibat trauma.
Anamnesis
:
mata merah spontan, biasanya monokuler. Kadang
didahului serangan batuk berat atau bersin yang
terlalu kuat.
Pemeriksaan
:
Hiperemis terbatas
Penatalaksanaan:
Tidak diperlukan pengobatan, perdarahan akan
hilang terserap dalam waktu 2-3 minggu.

Perdarahan
Subkonjungtiva

Pterigium

Merupakan pertumbuhan fibrovaskular


konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
Anamnesis
: terdapat selaput pada mata
berbentuk segitiga, biasanya di sisi nasal
Pemeriksaan:
Pada konjungtiva bulbi tampak pterigium yang
tumbuh menyebar dari pinguekula ke kornea.
Penatalaksanaan:
Jika mencapai pupil : operatif
Pencegahan rekurensi: penderita menggunakan
kacamata untuk mengurangi paparan.

Pterigium

Pseudopterigium
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan

kornea yang cacat.


Anamnesis :
terdapat kelainan kornea sebelumnya,
seperti ulkus kornea.
Pemeriksaan :

Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang

cacat, sering terjadi pada proses penyembuhan


ulkus kornea.
Letak pseudopterigium pada daerah
konjungtiva yang terdekat dengan proses
kornea sebelumnya.
Pada pseudopterigium dapat diselipkan sonde
dibawahnya.

Konjungtivitis flikten
Anamnesis:

Mata merah mengelilingi lesi kecil, keras, merah, menonjol


disertai lakrimasi. Flikten kornea selalu disertai fotofobia.
Terdapat riwayat blefaritis aktif, konjungtivitis bakteri akut
dan defisiensi dietetic (factor pencetus).
Terdapat penyakit yang mendasari: tuberculosis, infeksi
Staphylococcus aureus.
Pemeriksaan
:
Pada konjungtiva bulbi terdapat fliktenulosis dikelilingi
injeksi konjungtiva.
Penatalaksanaan:
Fliktenulosis e.c tuberkuloprotein : kortikosteroid topical,

hasilnya sangat berkurang dalam 24 jam dan hilang dalam 24


jam berikutnya.
Fliktenulosis e.c protein stafilokok : ditujukan pada penyakit
yang mendasarinya.
Pada parut kornea berat: mungkin memerlukan cangkok mata.

Pinguekula iritans
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva

bulbi yang ditemukan pada orang tua terutama


yang matanya sering mendapat rangsang sinar
matahari, debu, dan angin.
Anamnesis
Benjolan kecil kuning pada kedua sisi kornea di
daerah fissure palpebra yang ukurannya tetap dan
mengalami iritasi.
Pemeriksaan
Konjungtiva bulbi banyak pinguekula disertai
injeksi konjungtiva.
Penatalaksanaan
Steroid lemah topikal (Prednisolon 0,12% )

Pinguekula iritans

B. Mata merah dengan visus normal dan

merah merata
1. konjungtivitis akut

konjungtivitis bakterial
konjungtivitis blenore
konjungtivitis gonore
konjungtivitis akut viral
keratokonjungtivitis epidemic
demam faringokonjungtiva
keratokonjungtivitis herpetic
keratokonjungtivitis New Castle
konjungtivitis hemoragik akut
konjungtivitis jamur
konjungtivitis alergi
konjungtivitis vernal
konjungtivitis flikten

2. Konjungtivitis kronis

- trachoma

Anamnesa :
Mata merah
Perasaan seperti ada benda asing
Pedih dan panas
Gatal-gatal
Banyak keluar air mata dan eksudasi
Fotofobia (jika kornea ikut terkena)
Pemeriksaan :
palpebra superior : pseudoptosis (pada trachoma,
keratokonjungtivitis epidemik)
Konjungtiva tarsalis superior/inferior : hiperemis, hipertrofi
papil, folikel
Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+)
Adenopati preaurikuler

KONJUNGTIVITIS
Anamnesa :
Mata merah
Perasaan seperti ada benda asing
Pedih dan panas
Gatal-gatal
Banyak keluar air mata dan eksudasi
Fotofobia (jika kornea ikut terkena)

Pemeriksaan :
palpebra superior : pseudoptosis (pada

trachoma, keratokonjungtivitis epidemik)


Konjungtiva tarsalis superior/inferior :
hiperemis, hipertrofi papil, folikel
Apparatus lakrimalis : lakrimasi (+)
Adenopati preaurikuler

Perbedaan jenis-jenis
Penemuan
Virus
Bakteri
Klamidia
konjungtivitis
klinis dan

Alergi

sitologis
Gatal-gatal

minimal

minimal

minimal

berat

Hiperemia

menyeluruh

menyeluruh

menyeluruh

menyeluruh

Lakrimasi

amat banyak

sedang

sedang

sedang

Eksudasi

minimal

amat banyak

amat banyak

minimal

Adenopati
aurikuler

biasanya ada

langka

biasanya hanya tidak ada


ada
pada
konjungtivi
tis inklusi

pewarnaan monosit
kerokan
konjungtiva
dan eksudat

bakteri
PMN

sel PMN, eosinofil


plasma,
badan
inklusi

kaitan
kadang ada kadang ada tidak
dengan
pernah ada
sakit
kerongkong
an
dan
demam

tidak
pernah ada

Konjungtivitis Bakteri
Etiologi
Stafilokok, Streptokok, Corynebacterium
diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.
Manifestasi Klinis
Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat
dengan sekret mukopurulen terutama di pagi
hari,
pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa
seperti ada benda asing, dan limfadenopati
preaurikular

Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis gonore
sekret yang purulen padat, perdarahan
subkonjungtiva dan kemosis
orang dewasa kelopak mata bengkak sukar
dibuka dan konjungtiva yang kaku disertai sakit
pada perabaan; pseudomembran pada
konjungtiva tarsal superior; konjungtiva bulbi
merah, kemosis, dan menebal; gambaran
hipertrofi papilar besar; juga tanda-tanda infeksi
umum. Sekret serosa kuning kental

Pemeriksaan penunjang
sediaan langsung pewamaan Gram atau
Giemsa kuman penyebab dan uji
sensitivitas.
D/ pasti konjungtivitis gonore sekret
Metilen Biru Diplokok di dalam selleukosit.
Gram Diplokok Gram negatif intra dan
ekstraseluler.
Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan
blefarokonjungtivitis, Gonokok menyebabkan
perforasi komea dan endoftalmitis, dan
Meningokok dapat menyebabkan septikemia
atau meningitis.

Konjungtivitis Viral
Etiologi
Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster,
Klamidia, New castle, Pikorna, Enterovirus, dan
sebagainya.
Manifestasi Klinis
sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,
injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak,
serta kadang disertai sakit tenggorok dan demam
Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi
unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan
fotofobia ringan

Konjungtivitis Viral

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel
raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur virus,
dan sel inklusi intranuklear.
Komplikasi
Keratitis. Virus herpetik dapat menyebabkan
parut pada kelopak; neuralgia; katarak;
glaukoma; kelumpuhan sarafIlI, IV, VI; atrofi
saraf optik; dan kebutaan.

Konjungtivitis Alergi
Etiologi
hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau
reaksi antibodi humoral terhadap alergen
bagian dari sindrom Steven Johnson
Manifestasi Klinis
Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal,
dan silau
berulang dan menahun
riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga
Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva palpebra
dan bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal

Mild Allergic Reaction

Severe Allergic Reaction

Vernal
Keratoconjunctivitis

Penatalaksanaan
1. konjungtivitis bakterial
antibiotik tergantung hasil pemeriksaaan kuman
sambil menunggu hasil laboratorium, bisa dimulai
pengobatan topikal dengan sulfonamid atau
antibiotik berdasar gambaran klinis
pada konjungtivitis kataral akut, kantung
konjungtiva sebaiknya dibilas dengan larutan
garam fisiologis untuk melarutkan sekret
untuk mencegah penularan, diberi penyuluhan
higienis perorangan pada penderita dan keluarga

Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat

serta diberi penisilin salep dan suntikan.


Untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama
7 hari. Sekret dibersihkan dengan kapas yang
dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis
setiap 15 menit dan diberi salep penisilin.
Dapat diberikan penisilin tetes mata dalam
bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000
unit/ml setiap menit selama 30 menit,
dilanjutkan setiap 5 menit selama 30 menit
berikut, kemudian diberikan setiap I jam
selama 3 hari. Antibiotika sistemik diberikan
sesuai dengan pengobatan gonokok.

Penatalaksanaan
2. Konjungtivitis virus
demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10
hari
keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan
saat pemeriksaaan, berlangsung 3-4 minggu
konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri,
debriment kornea atau diberi salep mata idosuridin
4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3%
5x/hari selama 10 hari
konjungtivitsi New Castle : sembuh sendiri kurang dari
7 hari
konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari

3. Konjungtivitis jamur
Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam air (bukan
larutan garam fisiologis)
Krem Nistatin (100000 U/gr) 4-6 x/hari
4. Konjungtivitis alergi
a. Konjungtivitis vernal
Sembuh sendiri. Pengobatan sistemik
merugikan untuk jangka panjang
b. Konjungtivitis flikten
Kortikosteroid topikal tuberkuloprotein atau
protein infeksi sistemik

Penatalaksanaan Trachoma
Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari, peroral dalam 4

takaran yang sama selama 3-4 mingu


Doksisiklin 100 mg, 2 x/hari p.o selama 3
minggu
Eritromisin 1 gr/hari p.o dibagi dalam 4
takaran selama 3-4 minggu
Salep mata atau tetes mata termasuk
sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin dan
rifampisin 4x/hari selama 6 minggu
Tetrasiklin sistemik jangan diberikan pada
anak-anak dibawah 7 tahun atau wanita
hamil

Chlamydial & Gonococcal


Conjunctivitis
SIGNS AND
SYMPTOMS

KERATITIS

1.
Keratitis Pungtata
Merupakakan keratitis pada kelenjar Bowman dengan adanya
inflitrat berbentuk bercak halus pada permukaan kornea.
Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah, dan merasa
kelilipan. Pengobatan yang bisa diberikan adalah air mata
buatan, tobramisisn tetes mata, dan siklopegik.
Keratitis Superfisialis

Merupakakan keratitis superfisial dengan adanya inflitrat


berbentuk bintik-bintik putih pada permukaan kornea. Terjadi
pada kornea superfisial, dan hijau saat pewarnaan fluoresen.
Keratitis pungtata subepitel

Terjadi di daerah kelenjar bowman. Biasanya bilateral dan


kronis, nampak kelainan konjungtiva.

2.
Keratitis Marginalis
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
Biasanya penderita akan mengeluh sakit seperti kelilipan, keluar banyak air mata,
sakit, sengan fotofobia berat.
Pengobatan yang dapat diberikan berupa vitamin B dan C dosis tinggi.
3. Keratitis Interstisial
Keratitis ini terjadi pada jaringan kornea lebih dalam, merupakan keratitis
nonsupuratif profunda yang disertai dengan neovaskularisasi.
Pasien biasanya akan mengeluhkan fotofobia, keluar banyak air mata, dan
penurunan visus. Kelainan ini biasanya bilateral.
Pada kornea keruh, sehingga iris susah dilihat. Terdapat injeksi siliar disertai
pembuluh darah ke arah dalam sehingga memberikan gambaran merah pucat
salmon patch.
Pengobatan yang dapat diberikan berupa tetes mata atropin untuk mencegah
sinekia.

4.
Keratitis bakterial
Terapi antibitotik yang diberikan untuk bakteri gram
negatif adalah tobramisin 15mg/ml, gentamisin 15mg/ml,
polimiksin. Antibiotik untuk gram positif antaralain
cefazolin 50mg/ml, vancomycin , dan basitrasin. Selain
itu siklopegik diberikan untuk istirahat mata.

5. Keratitis Jamur
Pasien biasanya akan mengeluh sakit mata hebat, berair,
dan silau. Gejala yang bisa didapatkan pada pasien
adalah infiltrat yang berhifa dan satelit. Pengobatan yang
diberikan adalah gentamisin setiap 1-2 jam.

6.
Keratitis Herpes Simpleks
Tipe epitel
- Gambaran klinis infeksi primer herpes simpleks pada mata biasanya berupa
konjungtivitis folikulasris akut disertai blefaritis vesikuler yang ulseratif, serta
pembengkakan kelenjar limfa regional. Gambaran khas pada kornea adalah
bentuk dendrit, akan tetapi dapat juga bentuk lain.
- Pengobatan : trifuldin per 2 jam atau antiviral oral 5x400mg/hari. Pada keratitis
stromal
Tipe stromal

- Terjadi reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang reaksi antigenantibodi yang menarik sel radang ke dalam stroma. Sel radang ini mengeluarkan
bahan proteolitik untuk merusak virus tetapi juga akan merusak jaringan stromal
di sekitarnya.
- Pada keadaan ini penderita datang dengan keluhan silau, mata berair, penglihatan
kabur dan pada pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva dan silier, penderita
menutup matanya karena silau, dan pada kornea didapatkan infiltrat stroma yang
dapat disertai uveitis dan hipopion.
- Pengobatan : steroid topikal 4x/ hari.

7.
Keratitis Herpes Zoster
Disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini dapat menyerang saraf
kranial V, VII, dan VIII secara demartomal.
Erupsi dan rasa nyeri ini unilateral dan tidak melewati garis median..
Pengobatan : asiklovir oral maupun topikal tampak menjanjikan,
pemberian kortikosteroid topikal, air mata buatan
8.
Keratitis Flikten
Merupakan reaksi imunologi terhadap patogen biologis.
Terdapat hiperemia konjungtiva, dan memberikan kesan kurangnya air
mata. Penderita biasanya datang karena ada benjolan putih kemerahan
di pinggiran mata yang hitam. Apabila jaringan kornea terkena, maka
mata berair, silau, dan dapat disertai rasa sakit dan penglihatan kabur.
Gambaran yang khas adalah terbentuknya papula atau pustula pada
kornea atau konjungtiva karena itu penyakit ini biasanya disebut kerato
konjungtivits flikten.
Pada tukak dapat diberikan antibiotik topikal atau oral.

9.
Keratitis Sika
Keratitis Sika adalah keratitis yang pada dasarnya
diakibatkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimal dan
atau sel globet. Secara objektif, pada tingkat dry-eye,
kejernihan permukaan konjungtiva dan kornea hilang, tes
schirmer berkurang, tear-film kornea mudah pecah, tear
break-up time berkurang, sukar menggerakan kelopak
mata

10.Keratitis lagoftalmus, akibat mata tidak dapat


menutup sempurna, sehingga kornea menjadi kering dan
mudah terkena trauma. Dapat dikarenakan parese Nervus
VII.
11.Keratitis neuroparalitik, akibat kerusakan Nervus V

ULKUS
KORNEA

Ulkus yang kecil dan superfisial akan lebih

cepat sembuh, kornea dapat jernih


kembali.
Pada ulkus yang menghancurkan
membran Bowman dan stroma, akan
menimbulkan sikatriks kornea.
Gejala Subjektif sama seperti gejala
keratitis. Gejala Objektif berupa injeksi
siliar, hilangnya sebagaian jaringan kornea,
dan adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih
berat dapat terjadi iritis disertai hipopion.

1.
Tukak karena Bakteri
Tukak streptokokus
Gambaran tukak kornea khas, tukak yang menjalar dari tepi ke arah tengah
kornea (serpinginous). Tukak berwarna kuning keabu-abuan berbentuk
cakram.
Tukak stafilokokus
Pada awalnya berupa tukak yang berwarna putih kekuningan disertai
infiltrat secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion tukak seringkali
indolen yaitu reaksi radangnya minimal.
Tukak Pseudomonas
Biasanya dimulai dengan tukak kecil di bagian sentral kornea dengan
infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan stroma. Trauma
kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi
kornea. Tukak mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.
Pengobatan diberikan Gentamisin, tobramisin, karbensilin yang diberikan
secara lokal subkonjungtiva serta intravena.

2.
Tukak Virus
Bentuk khas dendrit dapat diikuiti oleh vesikelvesikel kecil di lapisan epitel yang bila pecah
akan menimbulkan tukak. Tukak dapat juga
terjadi pada bentuk diiform bila mengalami
nekrosis di bagian sentral.
3. Tukak Jamur
Pengobatan obat anti jamur dengan spektrum
luas. Apabila memungkinkan dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan tes sensitivitas
untuk dapat memilih obat jamur yang spesifik.

UVEITIS

Keluhan pasien pada awalnya dapat berupa sakit di

mata, sakit kepala, fotofobia, dan lakrimasi. Sakit


terbatas di daerah periorbita dan mata serta
bertambah sakitnya bila dihadapkan pada cahaya dan
tekanan.
Dari pemeriksaan akan didapatkan injeksi siliar,
presipitat keratik, flare serta sel dalam bilik mata
depan serta endapan fibrin pada pupil yang dapat
menyebabkan sinekia posterior.
Pengobatan : tetes mata steroid 4-6 x sehari
tergantung pada beratnya penyakit, imunosupresif,
siklopegik, pembedahan.

GLAUKOMA

Seseorang yang datang dalam fase serangan akut glaukoma

memberi kesan seperti orang yang sakit berat. Penglihantannya


kabur sekali dan dilihatnya warna pelangi di sekitar lampu.
Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah

sekian hari penderita tidak bisa bangun, sakit kepala dan terus
muntah-muntah, nyeri dirasakan di dalam dan di sekitar mata.
Pada pemeriksaan, ditemukan bengkak palpebra, visus menurun

(kadang sampai 1/~), konjungtiva : Injeksi siliar, kornea : edema,


COA : dangkal atau sedang, pupil : middilatasi / iridoplegi, Iris :
sinekia (-), lensa : glaukoma flicken, tekanan intraokular sangat
tinggi, media refraksi keruh, funduskopi : papil hiperemis.
Terapi :

Glaukoma sudut tertutup merupakan keadaan darurat bedah mata.


Pemberian obat-obatan untuk menurunkan TIO pre-operasi :

ENDOFTALMITIS

Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam

bola mata. Pasien biasanya mengeluhan nyeri dan


mata merah. Berbentuk radang supuratif di dalam
rongga mata dan struktur di dalam nya. Peradangan
supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses
di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif
adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma
tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran
darah (endogen).
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma
tembus atau infeksi sekunder pada tindakan
pembedahan yang membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran
bekteri, jamur, ataupun parasit dari fokus infeksi di
dalam tubuh.

Dari hasil pemeriksaan akan ditemukan


visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
sekret (+/-)
konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi siliaris,
injeksi konjungtiva, kemosis
kornea : keruh
COA : hipopion
Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai
Funduskopi sulit dinilai
USG : gambaran endoltalmitis
TIO meningkat

Pengobatan diberikan
Antibiotik topikal
Kortikosteroid
Siklopegik

Anda mungkin juga menyukai