Anda di halaman 1dari 39

Kiln dan Coal Mill Operation

Bab 1. Bahan Bakar dan Proses


Pembakaran

Blending Silo

Institut Semen dan Beton Indonesia

2007

Tujuan Pembakaran di dalam Kiln


1.

Mengubah panas latent yang dimiliki bahan


bakar menjadi panas hasil pembakaran
yang langsung dapat digunakan untuk
mengubah atau mereaksikan material baku
menjadi klinker.

2.

Menghasilkan sejumlah energi atau kalor


yang dapat segera dimanfaatkan oleh
bahan baku

3.

Menghasilkan temperatur gas hasil


pembakaran yang tinggi agar proses
perubahan dari material baku menjadi
klinker dapat berjalan dengan baik

4.

Menghasilkan klinker dengan kualitas baik

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Jenis-jenis Bahan Bakar

1. Bahan bakar padat : batu bara, arang, kayu, pet

coke, dan lain-lain.


2. Bahan bakar cair : IDO, minyak solar, bensin,

minyak tanah, bahan bakar sintetik, dan lainlainnya


3. Bahan bakar gas : LPG, LNG(gas alam)

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

1.BB padat ;Sifat Beberapa Jenis Batubara


Parameter

Satuan

Jenis batubara
Lignite

Bituminous

Anthracite

Total moisture

40 -50

5 - 10

0 -3

Volatile matter

40 - 50

10 - 40

Air terikat

10 - 25

1-3

Ash (debu)

5 - 25

10 - 20

5 - 10

56
4
1
19

70
3
1
3

78
2
1
2

Kkal/kg

5120
4820

6625
6310

7100
6900

Udara untuk pembakaran


(Combustion Air)

Kg/kg
Nm3/kg

7,1
5,5

9,2
7,1

9,9
7,8

Combustion Gas (0% Oks)

Nm3/kg

7,4

7,8

Komposisi Kimia: C
H
S
N+O
Nilai Kalor: Gross
Net

Institut Semen dan Beton Indonesia

%
%
%
%

Kiln and Coal Mill Operation

2.BB cair;Sifat Beberapa Jenis Bahan Bakar Minyak


Parameter

Satuan

Jenis minyak
Gas oil

Komposisi Kimia: C
H
S
Specific Gravity : 0oC
15oC
Panas Spesifik

LFO

HFO

%
%
%

86,3
12,8
0,9

86,2
12,4
1,4

86,1
11,8
2,1

Kg/liter

0,88
0,87

0,905
0,895

0,96
0,95

Kkal/kg/K

0,485

0,48

0,465

Temp. Api teoritis

2160

2120

2120

Dew Point

50

50

49

Nilai Kalor: Gross


Net

Kkal/kg

10875
10200

10550
9900

10375
9750

Combustion Air

Kg/kg
Nm3/kg

14,4
11,1

14,2
11,0

14,0
10,8

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Bahan Bakar Alternatif


Adalah bahan bakar yang dapat digunakan sebagai

bahan bakar alternatif di pabrik semen untuk


mengurangi konsumsi bahan bakar utama dalam
rangka program penghematan energi.
Beberapa contoh bahan bakar alternatif ini antara

lain pet coke, karet, kayu, sekam padi ,dan kertas

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Sifat Beberapa Jenis Bahan Bakar Alternatif


Parameter

Komposisi Kimia:

Satuan

C
H
S
N
O
H2O
Ash

Nilai Kalor: Gross


Net

Institut Semen dan Beton Indonesia

%
%
%
%
%
%
%
Kkal/kg

Jenis bahan bakar alternatif


Pet Coke

Karet

Kayu

Kertas

87,6
3,8
5,1
1,5
1,2
0,6
0,2

66,8
5,7
1,2
0,4
0,1
0,8
25,0

47,2
6,5
0
0
45,4
0
1,0

43,4
5,8
0,2
0,3
44,3
0
6,0

8440
8240

7400
7090

4700
4360

4040
3730

Kiln and Coal Mill Operation

Jenis Batubara Menurut Urutan Terbentuknya


Peat

Brown Coal

Subbituminous
coal

% H2O

75 - 80

50 - 70

25 - 30

5 - 10

2-5

%C

50 - 60

60 - 75

75 - 80

80 - 90

90 - 95

%H

5-6

5-6

5-6

4-5

2-3

%O

35 - 40

20 - 30

15 - 20

10 - 15

2-3

% Volatile

60 - 65

45 - 55

40 - 45

20 - 40

5-7

Dry- basis

25

25 - 30

28 - 32

30 - 35

35 - 38

Net wet
basis

5 - 15

20 - 27

24 - 33

35 - 38

Bituminou
s coal

Anthracite

C.V. kJ/kg

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Substansi batubara
Moisture

Air dried moisture


Total moisture
dll

Organic matter

Fixed carbon
Volatile matter
Calorific value
Dll

Mineral matter

Institut Semen dan Beton Indonesia

Ash content
Trace elements
dll

Kiln and Coal Mill Operation

Analisa batubara
Calorific value
Proximate analysis: penentuan kadar utama coal:

Moisture
Ash content
Volatile matter
Fixed carbon

Ultimate analysis: penentuan C dan H saat pembakaran

sempurna, penentuan S, N, dan abu dalam total


material, dan perhitungan O sbg selisih.

C, H, O, N, S, P, Cl

HGI

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Aspek kualitas batubara yang penting dalam pabrik semen

Calorific value
Moisture
Ash content
Volatile matter
S content
HGI

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Calorific value
Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari

pembakaran batubara.
Merupakan faktor yang paling penting dalam penentuan

kualitas/harga batubara
Calorific value:

Gross calorific value (GCV)


Net calorific value (NCV)

Satuan GCV/NCV:

Kcal/kg
Mj/kg
Btu/lb

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Gross calorific value (GCV)


GCV adalah panas yg dihasilkan dari pembakaran

sempurna pada volume tetap dengan semua uap air


yang terbentuk terkondensasi
GCV dapat dipakai untuk:

Dasar pembayaran
Evaluasi efektifitas pembakaran

Dipengaruhi oleh kadar C dan H oksidasi

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Net calorific value (NCV)


NCV: panas yg dhasilkan dari pembakaran pada

tekanan 1 atm dengan uap air yg dihasilkan tetap sbg


uap (tdk terkondensasi)
Diturunkan dari GCV dengan memeperhitungkan jumlah

uap air.
Metode konversi NCV dari GCV

ASTM standard
International standard,
British standard

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Konversi GCV NCV


International Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV 0.212(H) - 0.008(O) - 0.0245(M)

British Standard : (MJ/kg)

Net CV = Gross CV 0.212(H) - 0.007(O) - 0.0244(M)

ASTM Standard : (J/g)

Net CV = Gross CV 215.5J/g X (H)

ASTM Standard : (Btu/lb)

Net CV = Gross CV 92.67Btu/lb X (H)

Semua Nilai dinyatakan dalam basis yang sama

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh CV coal dalam kiln


CV coal menentukan

Desain burner, kapasitas coal mill dan


Kapasitas coal dosing.

Pemakaian coal CV yg lebih rendah d/p desain akan

berpengaruh terhadap kapasitas kiln.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Moisture
Inherent moisture: moisture yg ada sbg bagian tak

terpisahkan dr coal dan ada dlm keadaan alami (air dlm


pori-pori).
Free/ surface moisture: moisture selain inherent, bisa

dari air tanah, air dari spray, drilling fluids, dll.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Tinggi rendahnya moisture batubara tergantung


Peringkat batubara

Semakin tinggi peringkat batubara semakin kecil


porositasnya semakin kecil kadar moisture, terutama
inherent moisturenya

Ukuran partikel

Semakin kecil ukuran batubara maka akan semakin besar


permukaannya surface moisture lebih besar pada
inherent moisture tetap, total moisture bertambah

Kondisi sampling

Cuaca
Ukuran yang diambil sampelnya

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh moisture batubara


Dipakai sbg penentuan as received basis, baik untuk

kalori maupun parameter lainnya.


Harus dikeringkan sampai dekat ke inherent moisture
Menentukan tingkat pengeringan pada kapasitas

pengeringan tertentu pada coal mill

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Ash content
Materi inorganik yg tersisa setelah proses pembakaran
Inherent ash: ada dalam batubara sejak pada masa

pembentukan batubara dan keberadaan dalam


batubara terikat secara kimia dalam struktur molekul
batubara.
Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu

lainnya yang berasal dari luar batubara.


Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang

sama, semakin rendah nilai kalorinya.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh kadar ash pada operasi kiln


Ash menentukan raw mix desain krn ash coal miskin

CaO
Mempengaruhi reaktifitas coal

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Volatile matter
Adalah bagian batubara (tdk termasuk air) yg menguap

saat dipanasi pada suhu tertentu.

Biasanya berasal rantai hidrokarbon yang mudah putus

pada pemanasan tanpa udara menjadi hidrokarbon


yang lebih sederhana seperti etana dan metana.

Dapat menjadi indikasi reaktifitas batubara saat dibakar

dan menunjukkan kecenderungan self-ignition

Semakin tinggi ranking batubara semakin rendah kadar

volatile matternya.

Anthracite, volatile <15%, tdk mudah self ignition


Bituminous, volatile 15-40%, mudah self ignition, terutama
setelah disimpan lama.
Sub-bituminous danlignite, volatile >40%, mudah self
ignition

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh volatile matter

Semakin rendah ranking, semakin tinggi kadar volatile


Volatile meningkatkan reaktifitas coal dan

kecenderungan self-ignition
Menentukan target kehalusan pada proses penggilingan

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Peran sulfur
Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi,

batubara yang sama cenderung memiliki kandungan


sulfur mirip.
Sulfur dalam cement kiln sangat dihindari karena

membentuk coating dan tersirkulasi dalam system


Kandungan sulfur menjadi salah satu faktor pembatas

garansi kualitas batubara


Conversion S to SO3:

Institut Semen dan Beton Indonesia

% SO3 = 2.5 * % S

Kiln and Coal Mill Operation

Hardgrove Grindability Index (HGI)


HGI menyatakan tingkat kemudahan batubara untuk

digiling sampai ukuran mesh 200, semakin tinggi HGI


semakin mudah digiling
HGI tidak secara langsung menunjukan bagaimana

performance mill saat menggiling batubara banyak


faktor penentu mill performance.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Carbon, Hydrogen, Oxygen, Nitrogen


C, H, dan O : unsur dasar organik pembentuk batubara
Semakin tinggi ranking batubara semakin tinggi C,

semakin rendah H dan O.


N bervariasi tergantung material pembentuk pembentuk

batubara.
Kebutuhan udara stoikiometris teoretis dihitung

berdasarkan kadar C, H, O

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Batubara dibandingkan dengan bhn bakar lain


Ultimate analyses of fuels (weight %, mineral-free basis)
Type of fuel

Bituminous
Coal

Fuel Oil

Natural Gas

88 90 %

83 87 %

75 77 %

45%

11 13 %

23 25 %

34%

0.1 0.4 %

Traces

1 2%

12%

Traces

Net Calorific
Value

33 35 MJ/kg

40 41 MJ/kg

34 38 MJ/Nm3

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Kehalusan butir batubara yang direkomendasikan

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Kadar air butir batubara yang direkomendasikan

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Teori Proses Pembakaran Bahan Bakar


Reaksi pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar

dengan oksigen

Oksigen yang dibutuhkan dalam proses pembakaran

diambil dari udara, baik udara primer (yang ikut


bersama-sama dengan mengalirnya bahan bakar ke
ruang bakar) dan udara sekunder (diambil dari udara
pendinginan klinker di cooler)

Udara yang diperlukan untuk pembakaran pasti

mengandung udara berlebih (Excess Air).

Excess air merupakan parameter yang sangat penting

dalam penentuan suplay bahan bakar dan kebutuhan


udara pembakaran serta untuk perhitungan energi gas
hasil pembakaran bahan bakar baik di kiln maupun di
preheater.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Proses pembakaran
Carbon dan hidrogen plus oksigen terbakar menghasilkan panas.
Untuk carbon pada reaksi sempurna:

1kg C + 2.67kg O2 3.67kg CO2 + 33.9 MJ


Calorific value carbon = 33.9 MJ/kg
Hydrogen menghasilkan air:

1kg H2 + 8kg O2 9kg H2O + 119.9 MJ


(uap)

Kondensasi:

(net CV)

9 kg H2O + 20.3 MJ
(liquid)

Gross CV

+140.2 MJ

Calorific value Hydrogen 119.9 Mj/kg, tapi menghasilkan air


yang akan terkondensasi Net calorific value
Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Produk Pembakaran
C + O2 CO2
C
H
O
N

S + O2 SO2
S
Ash
H2O

4H + O2 2H2O
N2 N2

Udara
(N2, O2)
Ash
Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Temperatur Nyala dan Temperatur Api


Nilai temperatur nyala dari batubara berkisar

antara 450 hingga 600oC, untuk bahan bakar


minyak berkisar antara 300 550oC, dan untuk
bahan bakar gas sekitar 600 hingga 700oC.
Temperatur api teoritik untuk batubara sekitar

2150oC, sedangkan untuk bahan bakar minyak


dan gas berkisar pada 2120oC dan 2050oC.

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Bentuk Nyala Api Dipengaruhi oleh:

Institut Semen dan Beton Indonesia

Temperatur udara pembakaran


Jumlah kelebihan udara yang dipergunakan
dalam proses pembakaran. Jumlah udara
berlebih
yang
terlalu
sedikit
akan
mengakibatkan bentuk nyala api panjang
Laju pencampuran antara bahan bakar dan
udara pembakaran. Semakin baik proses
pencampuran antara bahan bakar dan udara
semakin meningkat pula laju pembakarannya.
Tipe burner yang dipergunakan.
Jenis dan kualitas bahan bakar yang akan
dibakar.

Kiln and Coal Mill Operation

Kontrol Pembakaran Membentuk Nyala Api di kiln


Memilih batubara berkualitas baik misalnya

Institut Semen dan Beton Indonesia

kadar abu rendah, kadar belerang rendah,


volatile matter cukup
Memperkaya udara primer sampai batas
tertentu
Meningkatkan pencampuran dengan cara
memperbaiki turbulensi aliran dengan
mengatur burner tip.
Menjaga perbandingan antara bahan bakar
dan udara yang ideal dengan cara
mengontrol kadar oksigen di inlet kiln.
Menaikkan temperatur udara primer dan
sekunder.
Kiln and Coal Mill Operation

Tolok Ukur Dalam Proses Pembakaran

Konsumsi panas normal

Distribusi temperatur shell kiln yang mencerminkan


distribusi gas dan material di dalamnya dalam
kondisi optimum

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Flame yang ideal

Flame yang panas (hot flame)

dengan emissivity yang tinggi


(transfer energi baik)
Tidak menyentuh bed material,

refractory atau coating


Membakar bahan bakar dengan

efisien

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh proses thd temperatur dan panjang flame


Temperatur dan panjang flame tergantung kepada:

Jumlah udara excess


Tekanan dan laju udara primer
Rasio antara udara axial dan radial
Posisi burner
Temperatur udara sekunder
Dust dari cooler

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Pengaruh bahan bakar thd temperatur dan panjang flame

Utamanya tergantung pada :

Bahan bakar padat : volatile, fineness, kadar abu (ash)


Bahan bakar cair: viscosity, tekanan atomisasi
Bahan bakar gas: kadar senyawa inert
Alternative fuel: kadar air, kadar abu, size (granulometry)

Institut Semen dan Beton Indonesia

Kiln and Coal Mill Operation

Anda mungkin juga menyukai