PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil
mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Bandung pada semester VII. Kerja praktek
dilaksanakan di sebuah perusahaan dengan ketentuan yang telah ditetapkan
perusahaan dan mahasiswa.
Pada BAB ini akan dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan,
Pelaksanaan Kerja Praktek.
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan sebutan negara agraris. Kekayaan alam yang
sangat melimpah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai
mata pencaharian tetap.salah satu profesi andalan di Nusantara ini adalah
dengan bercocok tanam. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik
dan mempunyai nilai jual mancanegara,para petani memberi pupuk kualitas
terbaik untuk tanaman-tanaman yang mereka tanam.
Pemerintah dalam hal ini sebagai pihak yang berfungsi menjamin
kesejahteraan masyarakat Indonesia harus mendukung terwujudnya kualitas
tanaman yang unggul oleh petani. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Desember
1959 Pemerintah Mendirikan PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Indonesia
(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dahulu dikenal
dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) atau PUSRI (Persero) sebagai
produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Sejarah PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PT Pupuk Indonesia Holding
Company disingkat PIHC, yang terbentang selama lebih dari lima dekade
terbagi menjadi dua fase utama.
Fase pertama yang masih bernama PT Pupuk Sriwidjaja adalah sebagai unit
usaha yang berdiri sendiri dari kurun tahun 1959 hingga 1997.
Fase kedua ditandai dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tanggal 7
Agustus 1997 yang menunjuk PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) sebagai induk
perusahaan (Holding Company).
Salah satu anak Perusahaan yang menyuplai kebutuhan pupuk di
Nusantara ini khususnya daerah Jawa Barat sebagai letak Lumbung Padi
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang
akan dijadikan referensi atau acuan dalam penyusunan Laporan
Kerja Praktek di PT.Pupuk Kujang Cikampek Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu rancangan, fasilitas, menganalisis,
membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.
Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu
satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain)
untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang,
aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha
secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga
merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas
(Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik
(plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana
sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan
penangan material (material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers,
tahun1993: 1)
Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan
daerah kerja yang paling ekonomis untukdijalankan, disamping iitu akan
menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat
meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.
2.2 Latar belakang perlunya tata letak pabrik
Dalam suatu pabrik banyak dijumpai berbagai macam fasilitas produksi
agar suatu kegiatan operasional produksi dapat berjalan dengan lancar, baik
berupa mesin, peralatan produksi, pekerja dan fasilitas penunjang lainnya
yang harus disediakan dan ditempatkan pada tempat masing-masing agar
berfungsi secara optima. Perancangan tata letak pabrik akan senantiasa
diperlukanoleh perusahaan, selain alasan tersebut diatas beberapa alasan lain
adalah sebagai berikut (Wignjoesoebroto, tahun 1990: 65)
1. Adanya perubahan rancangan produk yang mencolok dari produk lama,
dikarenakan rancangan produk lama sudah tidak diminati oleh pasar.
2. Adanya produk baru
Penambahan produk baru yang aka diproduksi, akan mengakibatkan
perubahan pada tata letak pabrik
3. Adanya perubahan kapasitas produksi yang besar
Meningkatnya jumlah permintaan barang akan berpengaruh terhadap
tata letak pabrik, oleh karena itu perlu dievakuasi kembali secara cepat,
karena dimungkinkan adanya penambahan jumlah mesin baik baru
maupun lama.
4. Sering terjadinya kecelakaan pada proses produksi
Jika dalam suatu pabrik sering terjadi kecelakaan kerja, maka layout
perlu ditinjau kembali agar keselamatan kerja dan keamanan dapat
terjamin.
5. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan atau sehat
Kondisi kerja yang bising, kotor ataupun suhu udara yang terlalu panas
atau dingin dalam pabrik sangat mempengaruhi kerja daripada
karyawan. Hal ini dapat diselesaikan dengan tata letak pabrik yang baik.
6. Pemindahan tempat perusahaan atau konsentrasi terhadap pasar
Pindahanya tempat pasar akan mengakibatkan pindahnya tempat
perusahaan dan ini pun menyebabkan berubahnya tata letak pabrik,
untuk menghemat biaya pengiriman barang ke konsumen.
7. Penghematan biaya
Dengan menggunakan tata letak pabrik yang baik, proses produksi akan
berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut menghemat waktu,
biaya pemindahan material, dan menekan biaya penyimpanan yang
dikeluarkan oleh perusahaan.
2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Pabrik
Pada dasarnya tujuan utama perancangan tata letak adalah optimasi
pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh
sebuah sistem akan menjadi maksimal. Adapun secara rinci tujuan
perancangan tata letak diantaranya adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004).
1. Memanfaatkan area yang ada.
Perancangan tata letak yang optimal akan memberikan solusi dalam
penghematan penggunaan area yang ada, baik untuk area produksi,
gudang, dan departemen lainya.
2. Menyederhanakan atau meminimumkan pemindahan bahan (material
handling).
3. Mempersingkat proses manufaktur
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi
berikutnya, dengan demikian total waktu produksi juga dapat dipersingkat.
4. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan.
Waktu tunggu dalam proses produksi yang berlebihan akan dapat
dikurangi dengan pengaturan tata letak yang terkoordinasi dengan baik.
5. Mengurangi persediaan setengah jadi.
mengakibatkan
buruh
banyak
mengakibatkan
dunia
industri
harus
ikut
berpacu
Pengangkutan
Penerimaan
Gudang bahan baku
Produksi
Perakitan
Pengemasan dan Pengepakan
Pemindahan Barang
Pelayanan Pegawai
Kegiatan produksi penunjang
10. Pergudangan
11. Pengiriman
12. Perkantoran
13. Fasilitas
14. Bangunan
15. Bangunan
16. Lokasi
17. Keamanan
18. Buangan
NO.
KEUNTUNGAN
1 Meningkatkan penggunaan
mesin
2 Alat serbaguna dapat
digunakan
3 Fleksibilitas dan pelokasia
personel dan peralatan
4 Kebutuhan material handling
mesin
5 Sejenis dikurangi
6 Penyebaran tugas tiap-tiap
personel supervisi khusus
NO.
KEKURANGAN
1
Meningkatkan kebutuhan
material handling mesin yang
berbeda
2
Kontrol produksi yang lebih
rumit
3
Meningkatkan jumlah barang
yang dalam pengerjaan
4
Jalur produksi yang lebih
5
panjang
Membutuhkan skill yang tinggi
untuk menangani pekerjaan yang
10
dimungkinkan
beragam
Tabel 2.1 Keuntungan dan Kekurangan Proses Layout
2) Fixed Tata Letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan tempat, dimana produk
yang dikerjakan tetap tinggal pada tempatnya, dengan demikian semua
fasilitas yang diperlukan seperti manusia, mesin-mesin atau peralatan dan
bahan bergerak menuju produk, misalnya pembuatan kapal.
NO
KEUNTUNGAN
NO
KEKURANGAN
1 Pergerakan bahan baku
1 Operator dan Peralatan yang
dikurangi
bergerak akan meningkat
2 Sangat fleksibel dalam
2 Membutuhkan Skill operator yang
mengakomodasi perubahan
sangat tinggi
product design, product mix
3 Membutuhkan general
dan product volume
supervision
3 Nilai tambah yang tinggi
4 Membutuhkan pengendalian
akan hasil dan kualitas kerja
tertutup dan koordinasi dengan
oleh tiap personel yang
penjadwalan produksi
menyelesaikan pekerjaannya
5 Membutuhkan area yang luas
Menyediakan kesempatan
6 Duplikasi penggunaan peralatan
4 pekerjaan yang bervariasi
Kesinambungan proses
5 pengerjaan
Tabel 2.2 Keuntungan dan Kekurangan Fix Layout
3) Produk tata letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi,
dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan
demikian suatu pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai
dengan urutan-urutan prosesnya.
11
NO
1
2
3
4
5
6
7
4)
KEUNTUNGAN
NO
KEKURANGAN
Aliran produk lebih lancar
1
Investasi awal yang cukup tinggi
2
Product design berubah
dan sederhana
Persediaan barang dalam
dikarenakan layout menjadi
proses cukup kecil
mutlak
3
Total produksi part per unit
Dibutuhkan General Supervision
4
Mesin macet dapat menghentikan
kecil
Pengurangan material
jalur produksi
5
Stasiun yang lambat
handling
Tidak membutuhkan skill
menyebabkan penumpukan part
tinggi dari operator
Pengendalian produksi lebih
sederhan
Penggunaan mesin
serbaguna dimungkinkan
Tabel 2.3 Keuntungan dan Kekurangan Product Layout
Tata letak kelompok produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokkan produk atau
komponen yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan
berdasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan
yang dipakai. Pada tipe ini pula, mesin-mesin atau fasilitas produksi akan
dikelompokkan dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell.
12
NO
KEUNTUNGAN
NO
KEKURANGAN
1 Dengan mengelompokkan
1 Dibutuhkan General Supervision
2 Dibutuhkan skill tinggi dari
produk, efisiensi penggunaan
operator dalam suatu team untuk
mesin meningkat
2 Aliran produksi lancar dan
seluruh operasi permesinan
3 Kritikal operasi tergantung
memperpendek jarak antar
kontrol pembagian beban kerja
proses dibanding process
di tiap-tiap stasiun kerja
3 layout
4
Jika jalur proses tidak seimbang,
Kelompok kerja antar tiap
stok barang mentah dan barang
4 bagian saling bekerja sama
Memimalisasi penggunaan
yang sedang dalam proses akan
5 mesin serba guna
5
meningkat
Memiliki keunggulan proses
Memiliki kelemahan proses
dibanding product layout dan
dibanding product layout dan
process layout
process layout
Tabel 2.4 Keuntungan dan Kekurangan Kelompok Produk
5) Kombinasi atau Mix tata letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan pada penggabungan dari
proses tata letak, yaitu penyusunan tata letak pabrik menurut pengerjaan
komponen benda kerja dimana mesin-mesin atau peralatan-peralatan
disusun berdasarkan urutan pengerjaan komponen tertentu.
13
14
Operation Process Chart (OPC) bertujuan untuk menentukan langkahlangkah pekerjaan dari komponen part atau memetakan proses dan inspeksi
dari komponen. Pada pembuatan peta proses operasi ini garis vertikal akan
menggambarkan aliran umum dari proses yang dilaksanakan, sedangkan
garis horisontal yang menuju kearah garis vertikal akan menujukkan adanya
materialyang akan bergabung dengan komponen yang akan dibuat.
Beberapa keuntungan dan kegunaan dari Operation Process Chart ini
adalah (Apple, tahun 1990: 140) :
1.
2.
3.
4.
15
16
Pengertian
Operasi. Operasi terjadi bilamana sebuah benda kerja
mengalami perubahan bentuk baik fisik maupun
kimiawi
Pemeriksaan. Pemeriksaan terjadi jika suatu obyek
diuji atau diperiksa untuk perincian atau untuk
pemeriksaan mutu atau jumlah sesuai dengan sifatsifatnya.
Penyimpanan. Penyimpanan terjadi bilamana obyek
disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama
Kegiatan
gabungan.
Jika
diinginkan
untuk
apapun.
Transportasi. Kegiatan transportasi terjadi bilamana
sebuah obyek dipindahkan dari suatu lokasi ke lokasi
lain.
Tabel 2.5 Simbol-simbol Operation Process Chart
2.7.2 Routing sheet
Routing sheet atau lembar pengurutan merupakan langkah-langkah yang
dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu
diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain. Sebuah routing
sheet menujukan secara detail mengenai operasi yang dibutuhkan untuk
sebuah bagian dalam sebuah produksi. Hal ini memungkinkan juga untuk
mengatur waktu untuk setiap operasi dan setiap mesin. Proses routing ini
17
18
No.
Operasi
Deskripsi
Nama
Produksi
Mesin
Mesin/Jam
%
Scra
p
Kebutuhan Mesin
Bahan
Bahan
Efisiensi
Diminta
Disiapkan
Mesin
Teoritis
Aktual
10
60 menit
Waktu Operasi
19
perhitungan efisiensi mesin dan jumlah mesin teoritis dapat dilihat di bawah
ini.
Jumlah Mesin Teoritis =
Efisiensi Mesin
mesin
kerja
Produksi
Reabilitas Jam
jam
hari
20
(lingkungan),
dan
measurement
(pengukuran).
Keenam
penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M. Penyebab lain
dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk mencari
penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan
diatas maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat digunakan teknik
brainstorming (Pande & Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004).
Manfaat Fishbone Diagram
Diagram fishbone dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan baik
pada level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau
manfaat dari pemakaian Diagram Fishbone ini dalam analisis masalah.
Manfaat penggunaan diagram fishbone tersebut anatara lain :
1. Memfokuskan individu, tim, atau organisasi pada permasalahan utama.
Penggunaan diagram fishbone dalam tim/organisasi untuk menganalisis
permasalahan akan membantu anggota tim dalam memfokuskan
permasalahan pada masalah prioritas.
2. Memudahkan dalam mengilustrasikan gambaran singkat permasalahan
tim/organisasi.
Diagram fishbone dapat mengilustrasikan permasalahan utama secara
singkat sehingga tim akan mudah menangkap permasalahan utama.
3. Menentukan kesepakatan mengenai penyebab suatu masalah
Dengan menggunakan teknik brainstorming para anggota tim akan
memberikan sumbang saran mengenai penyebab munculnya masalah.
Berbagai sumbang saran ini akan didiskusikan untuk menentuan mana
dari penyebab tersebut yang berhubungan dengan masalah utama
termasuk menentukan penyebab yang dominan.
4. Membangun dukungan anggota tim untuk menghasilkan solusi.
Setelah ditentukan penyebab dari masalah,langkah untuk menghasilkan
solusi akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari anggota tim.
5. Memfokuskan tim pada penyebab masalah.
21
kelompok
penyebab
permasalahan.
Bagian
ketiga
Bentuk
kerangka
diagram
fishbone
tersebut
dapat
22
nature/environment
(pengukuran).
Gaspersz
dan
(lingkungan),
Fontana
dan
(2011)
measurement
mengelompokkan
23
24
BAB III
TINJAUAN SISTEM
3.1 Sejarah berdirinya PT.Pupuk Kujang
Pada tahun 1960, pemerintah mencanangkan program peningkatan
produksi pertanian untuk menunjang swasembada pangan di Indonesia. Oleh
karena itu kebutuhan akan pupuk mutlak harus dipenuhi untuk mensukseskan
program tersebut. Pada waktu yang sama, produksi pupuk di Pupuk Sriwijaya
(PUSRI I) diperkirakan tidak mencukupi kebutuhan tersebut. Hal inilah yang
menjadi dasar berdirinya PT.Pupuk Kujang, selain itu pada tahun 1969
ditemukan beberapa sumber gas alam dan minyak di Jatibarang (Cirebon) dan
lepas pantai Cimalaya (Kabupaten Karawang) dibagian utara Jawa Barat
dengan memanfaatkan gas alam sebagai bahan bakunya.
PT.Pupuk Kujang berdiri tanggal 9 Juni 1975 berdasarkan peraturan
pemerintah No.19/1975 dan untuk pengolahan pabrik urea tersebut
dibentuklah sebuah badan hukum (Persero). Pemberian nama badan hukum
tersebut dilakukan oleh Bapak Aang Kunaefi selaku Gubernur Jawa Barat dan
dipilih nama PT.Pupuk Kujang 1A dengan kapasitas produksi 570.000
ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun amonia. Pupuk Kujang telah dibentuk
dengan Akta Notaris Sulaeman Ardjasasmita,SH No.19.
Pembangunan pabrik mulai dilaksanakan pada awal Juli 1976 dan pada
bulan Oktober, Flashing (pembersihan alat) dan start up sudah bisa dilakukan
oleh :
1. Kellog Overseas Corporation dari Amerika Serikat dengan tugas-tugas
teknik, desain, pengaturan tata letak, start up dari pabrik ammonia dan
utilitas, konstruksi daripabrik urea.
2. Toyo Engineering Corporation dari Jepang dengan tugas-tugas teknik,
pengaturan tata letak, pengawasan kontruksi dan koordinasi dari
pabrik urea.
25
semakin meningkat.
Untuk
26
27
3. Telah tersedia sarana angkutan darat yang baik, seperti jalan raya dan
angkutan kereta api
4. Lokasi berada di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk
5. Lokasi dekat dengan dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung yang dapat
berfungsi sebagai :
Sumber bahan bangunan
Sumber tenaga kerja
Sumber informasi dan ilmu pengetahuan
6. Disekitar lokasi terdapat sungai Cikaranggelang (sungai pembuangan)
Tata Letak Pabrik Atau Plant Lay-Out perlu dirancang dengan tujuan :
1. Pengelolaan produk dapat efisien.
2. Memudahkan penanggulangan bahaya yang mungkin terjadi, seperti :
a. Kebakaran, peledakan, kebocoran gas dan lain-lain.
b. Memudahkan penanggulangan bahaya yang mungkin terjadi, seperti
kebakaran, peledakan, kebocoran gas dan lain-lain.
c. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, seperti polusi gas dan
suara.
d. Memudahkan masuk dan keluarnya kendaraan di areal pabrik.
Luas lahan yang dibebaskan untuk pabrik adalah 350ha, dengan
perincian sebagai berikut :
1. Daerah pabrik seluas 60ha.
2. Daerah perumahan seluas 60ha.
Daerah pengembangan, pengamanan, side track, pendidikan, kesehatan,
jalur pipa dan sebagainya 230ha.
28
29
30
LAB. Laboratorium
AAK. Alat-alat Konstruksi
KBK. Kantor Biro Keamanan
ASP. Air Saparation Plant
FS. Fire Safety
TH. Trafo housing
GB. Gedung Bersama
GSG. Gedung serbaguna
GPA. Gedung Pusat Administrasi
AS. Ammonia Storage
3.3 Sistem Organisasi
3.3.1
Struktur Organisasi
4.
5.
31
Golongan Administrasi
Golongan ini berfungsi untuk membantu dewan direksi, meminpin
bidang bidang umum, keskretariatan, kesehatan dan keuangan. Golongan
ini terdiri atas :
1. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan bertanggung jawab atas terlaksananya ketertiban
dan disiplin kerja dan bertanggung jawab atas kelancaran dan
keberhasilan tugas-tugas yang dibebankan kepada kepala biro.
2. Pimpinan Staf Produksi
Pimpinan staf produksi berfungsi untuk membantu pemimpin pelaksana
pembuatan pupuk urea dan bertanggung jawab atas tercapainya target
produksi, kelancaran pekerjaan dan keselamatan kerja.
3. Pimpinan Staf Keuangan
Pimpinan staf keuangan berfungsi untuk membantu Direktur Keuangan
memimpin bidang-bidang logistic dan akuntansi.
3.
Staf Ahli
Didalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Direksi juga dibantu oleh Staf Ahli
Tujuan Organiasasi
32
PT. Pupuk Kujang mempunyai dua tujuan utama, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah
menyelesaikan dan menyempurnakan pembangunan pabrik urea, sedangkan
tujuan jangka panjangnya adalah sebagai berikut :
1. mengelola bahan mentah menjadi bahan baku untuk membuat pupuk urea
dan bahan kimia lain.
2. menyediakan jasa dalam proyek pembangunan industri pupuk dan
industri kimia, penelitian, reparasi, pemeliharaan, dan pabrikasi alat-alat
produksi.
3. menyediakan jasa-jasa angkutan dan pergudangan untuk melangkapi
pelaksanaan usaha-usaha dalam butir 1 dan 2.
4. menyediakan dan menyalurkan jasa pergudangan untuk ekspor maupun
impor hasil-hasil produksi.
33
Kepegawaian
34
Tenaga kerja yang bekerja di PT. Pupuk Kujang dibagi dalam tiga
kategori, yaitu :
1. Karyawan Tetap, mereka berstatus karyawan tetap secara resmi telah
diangkat menjadi karyawan PT. Pupuk Kujang dengan golongan,
jabatan, dan kewajiban sesuai dengan peraturan perusahaan
2. Karyawan ikatan kerja, keryawan ini bekerja berdasarkan perjanjian
ikatan kerja untuk jangaka tertentu. Selama ini mereka dalam masa
percobaan. Selanjutnya dapat mengajukan permohonan untuk menjadi
karyawan tetap
3. Karyawan honorer, karyawan ini merupakan tenaga ahli tertentu, yang
bersifata memberi bantuan dengan keahlian yang mereka miliki
4. Buruh lepas, dalam ahal ini mereka diperlukan sewaktu-waktu.
Jam kerja karyawn PT. Pupuk Kujang dibagi atas dua jenis, yaitu jam kerja
shift dan jam kerja regular. Jam kerja shift di berlakukan terhadap karyawan
yang terlibat langsung dalam proses produksi dan pengamanan pabrik,
dengan tujuan untuk menjamin lancarnya kegiatan di pabrik agar bias
beroprasi selama 24 jam sehari. Sedangkan jam kerja regular berlaku untuk
seluruh karyawan selain karyawan yang terkena jam kerja shift.
Hari kerja perusahaan untuk karyawan regular, adalah lima hari kerja
dalam satu minggu. Jam kerja karyawan regular untuk hari senin sampai
kamis adalah mulai dari pukul 07.00 16.00 WIB, dengan waktu istirahat
dari pukul 11.30 12.00 WIB. Untuk hari jumat mulai pukul 07.00 16.30
WIB, dengan waktu istirahat 11.30 13.00 WIB. Hari sabtu merupakan hari
libur.
Sedangkan jam kerja karyawan shift adalah sebagai berikut.
Shift Pagi : 07.00 15.00 WIB
Shift Sore : 15.00 23.00 WIB
Shift Malam : 23.00 07.00 WIB
Karyawan yang termasuk dalam karyawan shift dibagi lagi dalam empat
kelompok, dengan pola pembagian waktu kerja adalah pergantian dari shift
pagi, sore, malam, dan hari libur. Jumlah shift ada empat grup : A, B, C dan
D. Untuk 14 setiap grup kerja shift selama lima hari dan istirahat dua hari.
35
Setiap harinya tiga grup masuk kerja sedang satu grup libur. Pergantian shift
ini dilakukan setiap dua hari sekali.
Setiap tahun diadakan dua kali Turn Around (TA), yaitu penghentian
produksi untuk perbaikan dan pemeriksaan seluruh peralatan pabrik. Hal ini
menyita waktu selama dua minggu setiap kali TA, sehingga pada prakteknya
dalam satu tahun hanya ada sekitar 330 hari kerja.
3.3.4
Keselamatan Kerja
Beradasarkan UU No.1 tahun 1970 terdiri dari 11 bab dan 15 pasal, yang
pada intinya menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk
mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan,
demi kesejahteraan hidup dan untuk meningkatkan produksi serta
produktivitas kerja nasional. Dan berdasarkan Keputusan Direksi PT. Pupuk
Kujang, diambil langkah langkah yang pada prinsipnya melakukan
pencegahan dan penanggulangan terjadinya bahaya kecelakaan.
Jenis-jenis bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja seperti :
1. Bahaya kebocoran gas ataupun cairan dari zat kimia yang beracun dan
2.
3.
4.
5.
mudah terbakar.
Debudebu disekitar tempat kerja yang dapat mengganggu pernafasan.
Aliran listrik tegangan tinggi.
Kebisingan yang melebihi ambang batas.
Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga dapat
36
Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran (Fire and Safety). Bagian ini
mempunyai tugas dan wewenang antara lain :
1. Memberi ijin kepada karyawan yang akan melakukan penggalian,
pembongkaran, perbaikan alat dan lain-lain.
2. Mengumandangkan Safety Talk atau peringatan kembali tentang
peraturan keselamatan kerja pada waktu-waktu tertentu.
3. Menerbitkan Fire and Safety.
4. Mengadakan latihan penanggulangan kecelakaan dan kebakaran secara
periodic bagi seluruh karyawan.
5. Mengawasi dan menegur orang-orang yang berada di lingkungan pabrik
jika sekiranya melakukan tindakan yang berbahaya.
Saranasarana penunjang keselamatan yang dimiliki bagian ini untuk
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan dan kebakaran antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
3.3.5
37
3. Sarana Pendidikan
Perusahaan telah mendirikan srana pendidikan untuk tingkat taman kanak
kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah menengah Pertama. Sarana pendidikan
ini disediakan bagi Putra-putri karyawan dan juga terbuka bagi anak didik
yang berasal dari daerah sekitar kawasan pabrik.
4. Sarana Olah Raga
Sarana Olah Raga yang ada yakni lapangan sepak bola, lapangan tennis,
lapangan bola voli, lapangan basket, kolam renang, lapangan golf dan
lainlain.
5. Sarana Tempat Ibadah
Mesjid Nahrul Hayat yang dibangun ditengah kompleks perumahan
dinas perusahaan mampu menampung sekitar 1000 orang jemaah. Mesjid
ini dimanfaatkan oleh para karyawan dan masyarakat sekitar pabrik.
6. Sarana Transportasi
Untuk mempermudah transfortasi bagi para karyawan dan keluarganya,
perusahaan menyediakan armada bus antar jemput karyawan, anak
sekolahmaupun ibu-ibu yang akan belanja ke pasar. Untuk itu dibangun
pula tempat tempat pemberhentian bus sepanjang jalan dalam areal
pabrik.
7. Asuransi
Perusahaan menyediakan asuransi pula bagi karyawan. Setiap karyawan
ditanggung oleh asuransi selama 24 jam. Selama kerja, karyawan
ditanggung oleh ASTEK sedangkan diluar jam kerja ditanggung oleh
Asuransi Jiwasraya.
3.4
38
besar karena ditunjang oleh ketersediaan bahan baku utama yaitu urea yang
jumlahnya cukup besar yaitu 1.140.000 ton/tahun.
Pupuk NPK selama ini telah dipasarkan baik NPK bersubsidi untuk sektor
tanaman pangan maupun NPK non subsidi untuk sektor perkebunan.
Beberapa konsumen pengguna NPK non subsidi PT Pupuk Kujang
diantaranya adalah perkebunan tebu PT Perkebunan Nusantara VII dan VIII,
PT Rajawali Nusantara Indonesia II dan PT Perkebunan Bunga Mayang serta
perkebunan sawit PT Perkebunan Nusantara III, IV, V, VI PT Golden Hope
dan PT Bandar Sawit Utama.
Dengan Lokasi strategis PT Pupuk Kujang yang berada di tengah tengah
sentral pertanian yang besar di Jawa Barat, dan dekat dengan Jawa Tengah
sebagai sentral Tanaman Pangan dan Holtikultura serta Pulau Sumatera dan
Kalimantan sebagai sentral Perkebunan Kelapa Sawit. Atas dasar tersebut PT
Pupuk Kujang merencanakan pemasaran produk NPK Granular Kujang pada
sektor holtikultura di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera dan Kalimantan
Barat.
Khusus
untuk
perkebunan,
dengan
semakin
berkembangnya
perkebunan kelapa sawit dan tanaman lain untuk bahan baku biofuel, maka
sektor tersebut menjadi salah satu target utama pasar pupuk NPK Kujang.
Pabrik NPK Granular ini dibangun dengan pola swakelola oleh Pupuk
Kujang sendiri yang melibatkan pemasok peralatan dari China serta didukung
oleh Sub Kontraktor lokal. Manajemen proyek ditangani sendiri oleh PT
Pupuk Kujang sehingga jaminan kinerja pabrik dapat dikontrol oleh PT
Pupuk Kujang. Untuk itu PT Pupuk Kujang terlibat aktif sejak masa
perancangan hingga saat konstruksi pabrik. Pembangunan pabrik melibatkan
30 orang karyawan PT Pupuk Kujang dan 350 orang dari sub kontraktor.1
3.4.1 Produk dan Bahan Baku
Karakteristik
Spesifikasi produk NPK Granular adalah sebagai berikut :
Ukuran
: 2 4 mm
39
: CO(NH2)2
: 1.32 g/cm3
: 132.7 135 oC
: 46%
: 1 3.35 mm (97%)
: Maks 0.5 %
: Prill
: Urea bersifat higroskopis, penyimpanannya harus
pada karung tertutup dan disimpan dalam tempat yang sejuk, kering, dan
ventilasi cukup. Urea harus dijatuhkan dari senyawa senyawa asam nitrat,
sodium nitrit, hipoklorir, dan fosfor pentaklorida.
b. DAP (Diammonium Phospate)
Rumus Kimia
: (NH4)2HPO4
Berat Molekul
: 132
Kadar Nitrogen
: 18 %
Kadar P2O5
: 46 %
Moisture
: Maks 1.5 %
Size
: 2 4 mm
Density
: 1619 Kg/m3 pada 25 deg.C
Loose bulk density
: 900 1000 Kg/m3
pH
: 7,8
Temp. Dekomposisi : 155 oC
Penyimpanan
: KCl
: 74,55
: 60 %
40
Size
Moisture
Bentuk
Melting Point
CRH
Density
pH
Kelarutan
Penyimpanan
: 95 %
: 60 65 %
:9%
: 0,3 %
: 43,1 %
: >8
: 80 mesh
41
g. Coating Oil
Titik leleh
: 40 80 oC
Drop Point
: 35oC
Impuritas
: 0,062 %
S.g Pada 80oC
: 0,8 0,9
Moisture / H2O
: 0,15 % maks
Bentuk
: Pasta Kuning
h. TSP (Triple Superphospohate)
Berat Molekul
: Ca(H2PO4)2.H2O
Kadar P2O5
: 46 % min
Moisture
: 4 % max
Ukuran
: 2 4 mm (90% - 95%)
Berdasarkan karakteristik bahan bahan baku yang bersifat kimiawi dan
tidak stabil dengan berbagai kondisi, maka bahan bahan baku tersebut
memiliki daya simpan yang terbatas. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di
gudang, batas penyimpanan bahan bahan baku tersebut atau rule of thumb
penyimanannya adalah 2 minggu.
3.4.2 Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku
Walaupun banyak jenis bahan baku yang disebutkan pada sub bab
sebelumnya, bahan baku utama dari pupuk NPK Granular adalah Urea, DAP,
KCl, Clay Merah, Coating Oil, dan Humite. Dengan kata lain, Jika tidak ada
salah satu dari keenam bahan baku tersebut, maka pabrik tidak dapat
berproduksi.
Produk memiliki berbagai diversifikasi produk yang disebut formula
produk, dimana kandungan N, P, K yang berbeda beda.
Rumus perhitungan kebutuhan jumlah bahan baku untuk menghasilkan
1000 kg atau 1 ton NPK Granular adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Kebutuhan Urea
Urea merupakan sumber Nitrogen, perhitungan kebutuhan urea sebagai
sumber Nitrogen dapat dihitung sebagai berikut :
42
43
a. Kebutuhan DAP
174 Kg
b. Kebutuhan Urea
Kg
c. Kebutuhan KCl
Kg
d. Kebutuhan Coating Oil
Untuk menghasilkan 1000 kg NPK dibutuhkan 2,4 Kg Coating Oil untuk
berbagai jenis formula produk.
e. Kebutuhan Humite
Untuk menghasilkan 1000 kg NPK dibutuhkan 1 kg humite untuk berbagai
jenis formula produk.
f. Kebutuhan Clay
Clay = (1000 kg 174 kg 313 kg 367 kg 2,4 kg 1 kg) = 246 kg
44
terjadi granulasi material. Unit ini menggunakan material lining type baru
untuk menghindari terjadinya adhesi material, sehingga mengurangi proses
penghilangan material yang menempel di dinding granulator dengan scrapper
sebagaimana pada proses granulasi pada umumnya. Unit shell didukung oleh
unit riding wheel dan riding wheel with retainer. Sepasang riding wheel unit
dan riding wheel unit with retainer ini akan mencegah shell bergerak secara
aksial ketika shell berputar. Sistem perpipaan memasok steam untuk proses
granulasi. Discharging box/kotak keluaran granulator selalu seragam dan
stabil. Unit ini juga dilengkapi saluran untuk mengalirkan gas buang yang
dilengkap dengan sebuah flange.
Granulasi : sesuai dengan persyaratan proses, serbuk partikel padat akan
tergranulasi karena adanya gaya ekstruksi yang dihasilkan dari rotasi shell dan
pada kondisi fase cair tertentu misalnya karena adanya injeksi steam, akan
membuat reaksi kimia menjadi sempurna dan memberikan panas, sehingga
serbuk partikel akan teraglomerasi membentuk nucleus, permukaannya
senyawa terus menerus akan mengikat lebih banyak serbuk partikel dan
volumenya meningkat membentuk partikulat NPK. Injeksi steam, water dan
urea solution dipasang membelok 45o searah putaran Granulator.
b. Dryer
Alat ini terutama digunakan untuk sistem pengeringan pada proses
produksi pupuk majemuk. Setelah granulasi, produk akhir yang berupa butiran
masuk ke dryer melalui pipa pemasukan. Karena adanya kemiringan/slope dan
perputaran pada shell, butiran produk akan berputar juga dengan kecepatan
tertentu. Juga karena naik dan turunnya shovel, butiran produk akan berputar
panas dengan udara panas dan secara berangsur-angsur bergerak ke ujung
pengeluaran. Kemudian masuk ke discharging unit. Rotary drum dryer
memiliki unit pengumpan, unit shell, unit transmisi, unit riding wheel, unit
riding wheel dengnan retainer, unit seal/katup, unit discharge.
Unit riding wheel dengan retainer menyokong unit shell dengan ban
bagian depan dan belakang. Unit trasmisi menggerakan shell berputar dengan
gear besar yang terpasang pada shell. Alat ini memiliki jalan keluar yang baik
dan canggih, udara panas pada pipa masuk box pengumpan. Material masuk
45
shell melalui discharging tube kemudian ke flier area dengan sejenis papan
yang berbentuk heliks. Pada flier area, dibolak balik secara konstan dengan
arah melingkar dan mencakar sehingga terjadi pergerakan longitudinal.
Kemudian material akan berputar panas dengan udara panas dari pipa masuk
shell.
c. Cooler
Drum cooler terdiri dari tangki, roda pendukung (supporting wheel),
penggerak (driver), trust, box pemasukan material (material entrance box), box
pengeluaran material (material exit box) dan sistem perpipaan pendukung
(supporting piping system). Tangki dibilas dengan lembaran baja roll (rolled
steel plate), ada beberapa macam corkscrew papan pendorong material di
depan tangki dan 2 papan pemisah pada bagian akhir. Di kedua sisi, terdapat
box pengumpan material dan box pengeluaran material. Pada sisi pengumpan
material terdapat pipa pendukung yang terhubung dengan cyclone. Dua ring
baja pada holder roda depan dan belakang dipasang diluar tangki. Juga terdapat
shielding wheel (trust) diatas holder. Di dekat roda pendukung belakang
terdapat gear besar. Motor elektrik pada cooler membuat tangki/drum dapat
bergerak melingkar sesuai penggerak.
Tangki berakhir pada sisi pengeluaran material. Material (semi produk
bersuhu tinggi) dari dryer dikirim ke cooler melalui box pengumpan material.
Kemudian, material dan udara dari luar saling bercampur. Sehingga dapat
menurunkan panas dan suhu material. Udara menjadi panas pada saat itu juga
sehingga berhasil yaitu menurunkan suhu. Udara lembab dengan suhu tinggi
akan dialirkan ke dustsystem oleh sistem pipa pembantu (assistant piping
system).
d. Coater
Drum Coater terdiri dari tangki, supporting wheel, driver, trust, material
entrance box, material exit box, barrel of heating liquid dan supporting
insulating system. Tangki merupakan hasil pengelasan dari lembaran baja
(rolled steel plate). Ada box pengumpan dan penhgeluaran di kedua sisi
pengumpanan. Dua ring baja melingkar menyangga holder roda depan dan
belakang dipasang diluar tangki. Juga terdapat shielding wheel (trust) pada
holder. Di bagian tangki di dekat supporting wheel belakang terdapat gear
besar. Electrical motor memutar tangki melalui driver.
46
Tangki berakhir pada sisi pengeluaran material. Material dari cooler atau
screen dikirim ke coater melalui material entance box. Material akan berputar
dengan putaran tangki dan terkena gaya gravitasi dan momen inersia. Material
yang terlapis akan turun dari atas tangki, mengalir ke bawah melalui alur
melingkar sedikit demi sedikit. Pada saat itu, juga, percikan oli/minyak
bertekanan tinggi dari nozzle bercampur dengan semi produk. Produk yang
telah dilapisi akan menjadi produk yang well-proportioned kemudian pupuk
akan keluar dari coater tank.
47
48
49
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metodologi Penelitian
MULAI
Identifikasi awal
Studi Literatur
Studi Lapangan
Perumusan
Penetapan
Tujuan
Pengumpulan data : Wawancara dan pengambilan data
sekunder
1. Data produksi NPK tahun 2014 NPK Granular I
2. Data target produksi NPK dari pemerintah tahun
2014
Pengolahan data :
1. Pembuatan Trend Losses produk untuk NPK
Granular I tahun 2014
2. Analisa penyebab losses produk NPK Granular I
dengan Fish Bone Diagram
SELES
AI
Gambar 4.1 Flowchart Metodologi Penelitian
50
menjelaskan tentang alur dan tahapan penelitian yang disajikan dalam bentuk
bagan. Masing-masing bagian menjelaskan kronologi penelitian dari mulai awal
hingga selesai.
Metodologi penelitian memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kerja
praktek secara lebih sistematik. Metodologi penelitian berisi garis besar langkahlangkah pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian. Dengan adanya
metodologi penelitian ini, maka struktur pemecahan masalah dapat dilaksanakan
secara terstruktur. Metodologi penelitian ini, berisi uraian tahapan pelaksanaan
studi dan uraian metode analisis yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja
praktek. Uraian tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
4.1.1 Mulai
Tahap ini merupakan tahap dimana penelitian dilakukan pada suatu
perusahaan
yaitu
Indonesia
dimana
51
52
BAB V
53
54
Tabel 5.2 Realisasi Produksi Dan Pengeluaran Bulanan Pabrik NPK Granular
Tahun 2014
55
Tabel 5.3 Realisasi produksi NPK PT. Pupuk Kujang periode tahun 2014
56
57
58
Routing Sheet
59
Data bahan baku dan produksi di bawah merupakan data tahun 2014.
60
BAB VI
ANALISIS KASUS
6.1 Analisis Fishbone Diagram
Pada kasus ini, penelitian dapat mengetahui akar permasalahan yang
timbul dan mengakibatkan adanya production losses report Unit produksi
NPK Granular I Pupuk Kujang dikarenakan penyebab yang ditunjukkan
seperti pada diagram sebab akibat berikut :
people
informasi dan teknologi
skill estimasi
kurang akurat
Losses Mesin
Peralatan Slip
informasi tidak
tersampaikan
pengontrolan stock
kurang
petugas
terbatas
Losses
produk
p
sistem yang kurang baik
petugas
kurang ahli
jadwal salah
produk
kendaraan kurang
penerapan 5S kurang
Warehouse Management
Transportasi
Lantai licin
(Penyimpanan)
61
62
Setelah melakukan perbandingan produksi dan bahan baku NPK di tahun 2014
didapat hasil Losses dengan melihat trendline diatas yang bersifat naik dan turun.
Artinya, Losses produk di unit produksi NPK Granular I masih jauh dari harapan
yang semestinya < 2,5%.
63
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengamatan, pengumpulan dan pengolahan data serta
analisa yang telah dilakukan, maka dalam laporan Kerja Praktek di PT. Pupuk
Kujang Cikampek, dapat disimpulkan sebagai berikut :
2,5%.
Rekomendasi kepada Perusahaan untuk memperhitungkan adanya
ROP (reorder point) agar dapat meminimalisir Losses, karena tidak
menumpuk di gudang yang menyebabkan banyak produk yang jatuh
dan rusak.
Perhitungan
Losses
yang
terjadi
untuk
mengetahui
kerugian
64
Losses.
Rekomendasi
adanya
di bagian
65
DAFTAR PUSTAKA
Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Iswanto, Paulus. 2011. Skripsi: Perancangan Ulang Tata Letak Workshop Untuk
Produksi Cover Bushing dan Sliding Bushing. Depok: Universitas Indonesia.
Irmano,K. (Maret 2010). Buku Pegangan Pupuk NPK. Cikampek: PT Pupuk
Kujang Cikampek.
Widanti, Anggita Pandu. 2015. Laporan Kerja Praktek : Analisis Penyebab Lost
Sales Dan Penentuan Jumlah Safety Stock Untuk Penentuan Kebutuhan Produk
Pupuk Urea Subsidi Di Lini III Di Daerah Penyaluran Pupuk Urea Subsidi.
Semarang: Universitas Diponegoro
66
LAMPIRAN
67