tang,
tusuk
punggung,
episiotomi
dan
mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja Anda lahirkan ,
insomnia yang berlebihan. Gejala-gejala itu mulai muncul setelah
persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara
beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum
depression.
4. Insiden
Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti dan klinisi yang memberi
perhatian khusus pada gejala psikologis yang menyertai seorang wanita
pasca salin, dan telah melaporkan beberapa angka kejadian dan berbagai
faktor yang diduga mempunyai kaitan dengan gejala-gejala tersebut.
Berbagai studi mengenai post-partum blues di luar negeri melaporkan
angka kejadian yang cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 26-85%,
yang kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan populasi dan
kriteria diagnosis yang digunakan.
5. Pencegahan
Post partum blues dapat dicegah dengan cara :
a. Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau
keluarga untuk selalu memperhatikan si ibu
b. Menu makanan yang seimbang
c. Olah raga secara teratur
d. Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan
bayinya.
e. Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami
f. Rekreasi
6. Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa
secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan
beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan
depresi post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada.
Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang
mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang
mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat
rendah.
Skrining
untuk
mendeteksi
gangguan
mood/depresi
sudah
dari
situasi
yang
menakutkan.
Mungkin
juga
mereka
oleh
merefleksikan
perawat
respons
perinatal.Rencana
perilaku
yang
keperawatan
diharapkan
dari
harus
gangguan
bayi ini cenderung akan dapat diperlakukan kasar. Orang tua tidak
merasa tertarik untuk melihat anaknya.Tugas merawat anak seperti
memandikan atau mengganti pakaian, dipandang sebagai sesuatu yang
menyebalkan. Orang tua tidak mampu membedakan cara berespon
terhadap tanda yang disampaikan oleh bayi, seperti rasa lapar, lelah
keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk dipeluk dan
melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka untuk
menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
f. Struktur dan fungsi keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post
partum blues ialah melihat komposisi dan fungsi keluarga.
Penyesuaian seorang wanita terhadap perannya sebagai ibu sangat
dipengaruhi oleh hubungannya dengan pasangannya, ibunya dengan
keluarga lain, dan anak-anak lain. Perawat dapat membantu
meringankan tugas ibu baru yang akan pulang dengan mengkaji
kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan
membantu ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah
tersebut sebelum keluar dari rumah sakit.
Sedangkan Pengkajian Dasar data klien menurut Marilynn E.
Doenges ( 2001 ) Adalah :
1) Aktivitas / istirahat Insomnia mungkin teramati.
2) Sirkulasi Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam
hari.
3) Integritas Ego
Peka rangsang, takut/menangis (" Post partum blues " sering
terlihat kira-kira 3 hari setelah kelahiran).
4) Eliminasi
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5.
5) Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan mungkin hari
hari ke-3.
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari ke3 sampai ke-5 pascapartum.
7) Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilikus pada 12 jam setelah
kelahiran, menurun kira-kira 1 lebar jari setiap harinya. Lokhia
rubra berlanjut sampai hari ke-2- 3, berlanjut menjadi lokhia
serosa dengan aliran tergantung pada posisi (misalnya ;
rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (misalnya ;
menyusui). Payudara : Produksi kolostrum 48 jam pertama,
berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke-3; mungkin
lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien postpartum blues diantaranya Adalah :
a. Menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman
sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur/karakteristik
fisik payudara ibu.
b. Risiko
tinggi
terhadap
perubahan
peran
menjadi
orang
tua
(sangat
gembira,
ansietas,
kegirangan),
3. Rencana Keperawatan
No.
1.
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Menyusui
Setelah
Intervensi
melakukan 1. Kaji
Rasional
pengetahuan
dan
klien
pengalaman
menyusui
dan
sebelumnya
mengembangkan
sebelumnya,
diharapkan
pasien
usia dapat :
pengalaman
1. Membantu dalam
tentang
mengidentifikasi
kebutuhan saat ini
rencana
dukungan,
perawatan.
1. Mengungkapkan
struktur/karakteristik
pemahaman
tentang
2. Mempunyai
2. Tentukan
sistem
yang
proses/situasi
pendukung
menyusui,
meningkatkan
kesempatan untuk
keluarga.
pengalaman
2. Mendemonstrasi
kan
efektif
teknik
yang
dukungan
dari
cukup
menyusui dengan
menyusui
berhasil.
3. Menunjukkan
3. Membantu
kepuasan
3. Berikan
regimen
menyusui
sama lain.
satu
informasi,
menjamin
supli
susu
mengenai
fisiologi
mencegah putting
keuntungan
dan
adekuat,
menyusui, perawatan
memberikan
putting
kenyamanan, dan
dan
payudara, kebutuhan
membuat
diet
ibu menyusui.
khusus,
dan
faktorfaktor
yang
memudahkan
atau
mengganggu
keberhasilan
peran
menyusui.
4. Demonstrasikan dan
mencegah
luka
putting,
tanpa
teknik menyusui
memperhatikan
lamanya
menyusu.
5. Pelayanan
ini
mendukung
5. Identifikasi sumbersumber yang tersedia
di masyarakat sesuai
indikasi ; misalnya ;
progam
2.
ASI
melalui
pendidikan klien
dan nutrisional.
Kesehatan
pemberian
pasien
kelemahan,
status
usia,
perkawinan,
faktor
faktor
ketersediaan sumber
sumber-sumber
pendukung,
belakang budaya.
mempengaruhi
Krieria hasil :
1. Mengungkapkan
masalah
kemampuan
dan
klien/pasangan
pertanyaan
untuk
tentang
tantangan
menjadi
orang tua
menerima
peran
2. Mendiskusikan
peran
yang
klien/pasangan
untuk
terhadap
kelahiran
realistis
orang tua.
mungkin
3. Secara
menjadi
2. Perhatikan
aktif
mulai melakukan
beradaptasi
dipengaruhi
oleh
tugas perawatan
kuat.
dengan tepat
4. Mengidentifikasi
sumber-sumber.
orangtua
emosi
yang
dan
pernah
dialami
3. Peran
menjadi
orang
tua
dipelajari,
dan
individu memakai
peran
klien/pengalaman
selama kanak-kanak.
orang
tua
mereka
sendiri
menjadi
model
peran.
4. Tinjau ulang catatan 4. Persalinan
sulit,
lama
intrapartum terhadap
dan
dapat
lamanya persalinan,
secara
adanya
komplikasi,
menurunkan energi
pada persalinan.
sementara
mempelajari peran
menjadi ibu dan
dapat
secara
negatif
5. Evaluasi status fisik
masa lalu dan saat
ini
dan
kejadian
komplikasi pranatal,
intranatal,
atau
pascapartal.
mempengaruhi
menyusui.
5. Kejadian
seperti
persalinan praterm,
hemoragi, infeksi,
atau
adanya
komplikasi
ibu
dapat
mempengaruhi
kondisi psikologis
6. Evaluasi
bayi
kondisi
;
klien.
komunikasikan
6. Ibu
dengan
staf
perawatan
sesuai
indikasi.
sering
mengalami
kesedihan
karena
mendapati bayinya
tidak seperti bayi
7. Pantau
dan
dokumentasikan
yang diharapkan.
7. Beberapa ibu atau
interaksi
klien/pasangan
dengan bayi
ayah
mengalami
kasih
sayang
bermakna
pertama
pada
kali
selanjutnya,
mereka dikenalkan
pada bayi secara
8. Anjurkan
bertahap.
pasangan/sibling
untuk
mengunjungi
dan
menggendong
bayi
dan
berpartisipasi
terhadap
perawatan
aktifitas
8. Membantu
meningkatkan
ikatan
dan
mencegah perasaan
putus asa.
bayi
sesuai izin.
9. Kolaborasi
dalam
merujuk
untuk
konseling
bila
keluarga
beresiko
tinggi
terhadap
masalah
menjadi
positif
9. Perilaku
orang
menjadi
tua
negatif
yang
dan
ketidakefektifan
koping
memerlukan
perbaikan melalui
konseling,
klien/pasangan
dan
melakukan
pemeliharaan atau
bahkan psikoterapi
yang lama.
respon 1. Terhadap
1. Kaji
klien
hubungan langsung
antara penerimaan
krisis
dan
periode
dan
maturasional diharapkan
pasien
emosional
dari
dapat :
intrapartum
kehamilan/mengasuh
Krieria hasil :
persepsi
1. Mengungkapka
klien
keunikan
tentang
feminin
serta
yang
peran
ibu
dan
n ansietas dan
penampilannya
adaptasi
menjadi
orang
tua
respon
selama persalinan
positif
(atau
melepaskan
untuk
adopsi),
emosional
2. Mengidentifikas
kekuatan
ketidakadekuatan
individu
sistem
kemampuan
oleh
koping pribadi
pasangan
dan
3. Mencari
anak,
terhadap
kelahiran
kerentanan personal,
pendukung,
fungsi
menyusui.
diskusi 2. Membantu klien /
pasangan bekerja
klien
/
2. Anjurkan
tentang
persepsi
memperjelas
sumber-sumber
pengalaman
realitas
yang
kelahiran.
pengalaman
sesuai
kebuuhan.
tepat
3. Kaji
terhadap
("
perasaan
sedih
"
pascapartum) pada
hari ke-2 sampai
ke-3
pascapartum
(misalnya
ansietas, menangis,
kesedihan,
konsentrasi
yang
dari
fantasi.
3. Sebanyak 80 % ibu
ibu mengalami
depresi sementara
atau
emosi
perasaan
kecewa
setelah melahirkan.
4. Membantu
dalam
mengkaji
kemampuan koping
kemampuan klien
masa
klien,
untuk
belakang
stres.
lalu
latar
budaya,
mengatasi
sistem
pendukung,
dan
rencana
untuk
bantuan
domestik
dan
bimbingan
5. Keterampilan
menjadi ibu / orang
tua bukan secara
insting tetapi harus
antisipasi
untuk
membantu
klien
dipelajari.
mempelajari peran
baru dan strategi
untuk
koping
6. Membantu
pasangan
pengungkapan rasa
mengevaluasi
bersalah, kegagalan
masalah
secara
raguan tentang
realistis
dan
kemampuan
mengenali
kebutuhan
terhadap
profesional
tepat.
bantuan
yang
7. Kolaborasi
merujuk
wanita
klien/pasangan
depresi
pada
pascapartum
kelompok
pendukungan
ringan mempunyai
gejala
pelayanan
yang
sosial,
kelompok
atau
pelayanan perawat
Gangguan pola tidur Setelah
kelelahan
kebutuhan
psikologis
istirahat.
(sangat diharapkan
pasien
dan
untuk
evaluasi lanjut.
sulit,
malam,
tingkat kelelahan.
n, proses persalinan
penilaian
dan
mengakomodasi
bila
perubahan
mempengaruhi
untuk 2. Kaji
yang
diperlukan
factor-faktor,
ada
yang
istirahat.
2. Membantu
meningkatkan
istirahat, tidur dan
relaksasi
dengan
dan
menurunkan
kebutuhan
terhadap anggota 3. Berikan
tentang
keluarga baru
informasi
kebutuhan
untuk tidur/istirahat
2. Melaporkan
peningkatan rasa
setelah kembali ke
sejahtera
rumah.
istirahat.
atau
meningkatkan
nyeri/ketidaknyamana 1. Mengidentifikasi
melelahkan.
dapat memerlukan
terjadi
Krieria hasil :
kelahiran
menetap
ansietas, dapat :
kegirangan),
gejala
berkunjung.
melakukan 1. Kaji
tingkat 1. Persalinan
gembira,
komunitas,
4.
dengan
dan
rangsang.
3. Rencana
yang
kreatif
yang
membolehkan
untuk tidur dengan
bayi
lebih
awal
untuk
kebutuhan tubuh.
4. Berikan
informasi
tentang
efek-efek
kelelahan
dan
4. Kelelahan
dapat
mempengaruhi
penilaian
psikologis,
suplai
ASI,
dan
penurunan refleks
secara psikologis.
5. Kaji
rumah,
memerlukan tidur
lebih
keluarga lain.
dirumah
banyak
sakit
untuk
mengatasi
kekurangan
dan
5.
melakukan 1. Pastikan
klien
persalinan
dan
lama
bayi
kelahiran,
lama
dan
persalinan,
dan
dengan
kurang dapat :
pemajanan/mengingat
,
interpretasi,
pasien
Krieria hasil :
tingkat
kesalahan 1. Mengungkapkan
tidak
memenuhi
kebutuhannya.
persepsi 1. Terhadap
tidur
tentang
kelelahan
klien.
hubungan
untuk
antara
persalinan
kemampuan
melakukan
tanggung
jawab
berhubungan
aktifitas perawatan
mengenal sumber
dengan
diri/perawatan
sumber.
pemahaman
bayi.
perubahan
fisiologis,
dapat
kebutuhan
belajar.
pengalaman positif
individu,
hasil
yang diharapkan
2. Melakukan
bila
merupakan
penyuluhan
aktivitas
prosedur
yang
perlu
pertumbuhan
ibu,
maturasi,
dan
kompetensi.
3. Menjelaskan
3. Berikan
alasan-alasan
tentang
untuk tindakan.
diri,
informasi 3. Membantu
perawatan
mencegah infeksi,
termasuk
mempercepat
perawatan
perineal
pemulihan
dan
higiene,
penyembuhan, dan
perubahan fisiologis.
dan
berperan
pada
adaptasi
yang
positif
dari
perubahan
fisik
dan emosional.
4. Pasangan mungkin
4. Diskusikan
memerlukan
kebutuhan
kejelasan
seksualitas
dan
rencana
untuk
kontrasepsi.
mengenai
ketersediaan
metoda kontrasepsi
dan
kenyataan
bahwa
kehamilan
dapat
bahkan
terjadi
sebelum
kunjungan sebelum
kunjungan minggu
6.
Potensial
terhadap Setelah
melakukan 1. Kaji
ke-6.
hubungan 1. Perawat
anggota
dengan
kecukupan diharapkan
pasien
keluarga
dapat
membantu
memberikan
pengalaman positif
pemenuhan
dapat :
kebutuhan-kebutuhan
Krieria hasil :
menyiapkan
keluarga terhadap
tugas
keinginan untuk
pertumbuhan
memungkinkan
melaksanakan
melalui
tugas-tugas yang
tahap
muncul
mengarah
perkembangan.
permukaan.
adaptif,
ke
pada
baru
2. Mengekspresikan
bayi.
2. Fleksibilitas
dan
sensitifitasi
terhadap
kebutuhan
perasaan percaya
keluarga
membantu
dengan
mengembangkan
terbentuknya
kemajuan
tahap
dan
adaptasi.
3. Berikan
bimbingan
antisipasi mengenai
perubahan
normal
dengan
emosi
kompeten
dalam
perawatan
bayi
berkenaan 3. Membantu
menyiapkan
periode
pasangan
pascapartum.
untuk
kemungkinan
perubahan
mereka
4. Berikan
tertulis
informasi
mengenai
buku-buku
yang
dianjurkan
untuk
anak-anak
(sibling)
yang
alami,
menurunkan
stres
dan meningkatkan
koping positif.
4. Membantu
anak
mengidentifikasi
dan
mengatasi
perasaan
akan
kemungkinan
5. Kolaborasi
dalam
penggantian
atau
merujuk
penolakan.
klien/pasangan pada
kelompok orang tua
pascapartum
5. Meningkatkan
di
komunitas.
pengetahuan orang
tua
tentang
membesarkan anak
dan perkembangan
anak.
4. Implementasi
Menurut
Doenges
(2000)
implementasi
adalah
perawat
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta: Gaya Baru
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar: Keperawatan Maternitas edisi-4.
Jakarta: EGC.
Marilyn E. Doenges, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerjemah Kariasa I
Made, Jakarta : EGC.
Ngastiyah. 1997. Pedoman Anak Sakit. Jakarta: EGC
Sacharin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa: Maulanny
R.F. Jakarta: EGC.