KP (Bab Iii)
KP (Bab Iii)
BAB III
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
3.1 Profil Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat PMS Terantam
PT Perkebunan Nusantara V (Persero) selanjutnya Perseroan, merupakan
BUMN Perkebunan yang didirikan tanggal 11 Maret 1996 sebagai hasil konsolidasi
kebun pengembangan PTP II, PTP IV dan PTP V di Propinsi Riau. Secara efektif
Perseroan mulai beroperasi sejak tanggal 9 April 1996 dengan Kantor Pusat di
Pekanbaru. Landasan hukum Perseroan ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 10 Tahun 1996 tentang Penyetoran Modal Negara Republik
Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara
V. Pada tahun 1970 PT. Perkebunan II (PTP II) dengan Kantor pusat di Tanjung
Morawa Medan, melaksanakan pengembangan areal tanaman dengan ekspansi ke
daerah Riau membangun satu unit usaha yaitu kebun Tandun dengan luas 8000 Ha.
Kebun Tandun merupakan cikal bakal berdirinya kebun/ unit PTPN V yang berasal
dari PTP II.Pada Tahun 1984, PTP II memperluas areal perkebunan dengan
membangun kebun Terantam dengan luas 7216 Ha.
Untuk mengolah hasil kebun Terantam, maka dibangun pabrik minyak sawit
(PMS) Terantam pada tahun 1987 s/d bulan Oktober 1989, dengan kapasitas 30 ton/
jam oleh kontraktor PT Kesco, yang kemudian dilaksanakan ekstension menjadi 60
ton/ jam untuk mencukupi kapasitas hasil kebun Terantam. Bahan baku yang
diperoleh PMS Terantam berasal dari kebun seinduk yaitu dari kebun Terantam, Sei
Kencana I dan II, Sei Berlian, kebun Tamora, Kebun Sei Lindai dan Pembelian Pihak
III dari petani sekitar. Sedangkan air yang digunakan untuk PMS Terantam di peroleh
dari Sungai Tapung.PMS Terantam Terletak di desa Kasikan, Kecamatan Tapung
Hulu, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Dengan luas peruntukan pabrik 5,32 Ha
dengan perinciannya, luas bangunan pabrik 10.218,50 m2, luas gudang Inti 360,00 m2,
bengkel 648,00 m2, kantor 290,80 m2, halaman 41.682,70 m2.
Page 19
Page 20
Page 21
Page 22
2.
3.
4.
5.
Page 23
2.
Page 24
2.
Page 25
Page 26
Page 27
(c)
(b)
Page 28
Gambar 3.6 Stasiun Pressan (a) Screw Press, (b) Rangkaian 1 unit pressan, (c)
Digester
3.2.5 Stasiun Klarifikasi
Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pemurnian minyak mentah atau crude
palm oil (CPO) yang dihasilkan dari stasiun pressan. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada minyak mentah dan menurunkan
kadar air agar produk CPO yang dihasilkan memiliki kualitas yang sesuai dengan
permintaan pasar (ALB, kadar air dan kadar kotoran sesuai norma). Proses pemurnian
minyak dilakukan secara fisika yaitu dengan pengendapan (sedimenasi), penyaringan
(filtrasi) dan pemusingan (sentrifugasi). Mula-mula minyak kasar yang dihasilkan
dari pressan masuk ke sand trap tank melalui oil gutter. Pada oil gutter, ditambahkan
air pengencer (dilusi) agar pemisahan antara minyak, air dan kotoran terjadi dengan
baik. Konsentrasi penambahan air pengencer tergantung pada kondisi minyak mentah
yang dihasilkan. Indikator pengenceran yang baik adalah komposisi minyak,
air/sludge dan kotoran (NOS) pada minyak yang telah diencerkan berkisar 40 : 40 :
20. Pada sand trap tank, kotoran-kotoran kasar (seperti pasir) yang terdapat pada
minyak dijerap. Dengan desain tangki yang bersekat-sekat dimana minyak yang
masuk pada sekat selanjutnya merupakan overflow dari sekat sebelumnya sehingga
kotoran-kotoran dengan berat molekul yang lebih besar akan terperangkap. Suhu pada
tangki dipertahankan pada 90 - 95 0C dengan menginjeksikan steam ke dalam tangki.
Kotoran-kotoran (NOS) yang terperangkap didrain setiap 1 x 4 jam.agar proses
pemisahan terjadi dengan baik.
Dari sand trap tank, minyak dialirkan ke vibro double deck untuk disaring
lagi dari kotoran-kotoran yang masih ada. Penyaringan terjadi karena adanya efek
getaran (vibrasi) pada alat. Terdapat 2 unit vibro double deck yang beroperasi secara
Hafizhul Hidayat - 1207113650
Page 29
Page 30
Page 31
Page 32
Page 33
Page 34
Page 35
70 0C
60 0C
50 0C
Page 36
b.
c.
d.
Page 37
tumpukan resin yang dapat mengikat anion-anion penyebab kesadahan pada air. Resin
ini akan jenuh apabila telah banyak anion yang terikat padanya. Oleh sebab itu, resin
anion ini perlu diregenerasi untuk mengembalikan performancenya seperti semula.
Regenerasi menggunakan caustic soda (NaOH) dengan konsentrasi 28.7 %.
Page 38
pembentukan
kerak
dengan
cara
menghalang-halangi
Page 39
terjadi. Selain itu, BWT 2200 juga dapat mencegah pembentukan kerak dengan cara
bereaksi dengan zat-zat pembentuk kerak sehingga terbentuk endapan yang mudah
dikoagulasikan dan dibuang melalui blowdown.
Adapun standar mutu air umpan Boiler dan air Boiler yang disyaratkan oleh
Witco Chemical (M) SDN, BHD sebagai produsen produk chemical dapat dilihat
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Standar kualitas air umpan Boiler dan air Boiler
Air Umpan
Boiler
Air Boiler
pH
7.0 9.0
10.5 11.5
300 - 600
300 - 600
Maks. 20
Maks 600
Maks 3
Trace
Tannin Index
Min 6
TDS/Conductivity ppm
Maks 100
Maks 2500
Silica (SiO2)
Maks 5
Maks 120
Kondisi Air
Air yang telah diproses dan memiliki kriteria sebagai air umpan boiler
dipompakan ke steam drum boiler. Dari steam drum air di distribusikan ke headerheader bawah boiler melalui pipa downcomer, dari header bawah air di distribusikan
ke pipa-pipa boiler. Dari pipa-pipa tersebut air kemudian didistribusikan ke header
atas boiler dan kembali ke steam drum. Demikian sirkulasi air di dalam drum, header
dan pipa-pipa boiler. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah menjaga level
Page 40
b)
c)
Page 41
Page 42
Sumber Air
Air yang akan diolah berasal dari air sungai tapung yang ada dilingkungan
sekitar pabrik. Air sungai ini kemudian dipompakan ke clarifier untuk diproses lebih
lanjut.Terdapat 3 unit pompa sungai di PMS Terantam. Pompa yang dioperasikan
cukup 1 unit sedangkan 2 yang lain berada dalam kondisi stand by.
Hafizhul Hidayat - 1207113650
Page 43
Clarifier
Air dari Sungai Tapung dipompakan ke clarifier tank. Sebelum sampai ke
Clarifier, pada line air di injeksikan soda ash dan tawas. Norma penginjeksian tawas
adalah 12 m sebelum clarifier tank, dan soda ash di injeksikan 2 m sebelum line
penginjeksian tawas (Nalco, 2007). Hal ini bertujuan agar reaksi pembentukan awal
flok-flok pada air diharapkan telah terjadi di sepanjang line menuju ke Clarifier
sehingga pada saat di Clarifier tank, flok-flok yang sudah terbentuk diharapkan dapat
memisah dan mengendap maksimal. Soda ash berfungsi untuk menaikkan pH air
karena tawas dapat bekerja pada pH 6.0 7.5. Cara pembuatan larutan tawas dan
soda ash :
a)
Tawas
Tawas sebanyak 50 kg dilarutkan dalam 500 ltr air bersih.Setelah itu diaduk
agar campuran merata.Diinjeksikan ke line pipa air dengan debit 100 ltr/jam.
b)
Soda Ash
Soda ash sebanyak 50 kg kemudian dilarutkan dalam 1000 ltr air bersih.
Setelah itu diaduk agar campuran merata. Diinjeksikan ke line pipa air dengan debit
20 ltr/jam.
Terdapat 2 unit clarifier tank di PMS Tarantam dengan kapasitas masingmasing 120 m3. Pada clarifier tank, dengan konstruksi tangki yang sedemikian rupa
diharapkan terjadinya pembentukan flok-flok dengan sempurna dan proses koagulasi
terjadi dengan maksimal sehingga air yang dihasilkan jernih dan bersih. Untuk
menjaga performance clarifier tank, maka harus dilakukan pendrainan untuk
membuang endapan-endapan yang telah terakumulasi di dalam tangki. Norma
blowdown pada tangki ini adalah 1 x 4 jam. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
clarifier tank dapat dilihat pada gambar berikut :
Page 44
Bak Sedimen
Setelah air diproses di clarifier tank, kemudian air dialirkan ke bak sedimen.
Bak ini berfungsi sebagai tempat penampungan air sebelum dipompakan ke sand
filter. Pada bak ini juga diharapkan flok-flok yang belum sempat mengendap di
clarifier tank dapat mengendap dan terpisah.
4.
Sand Filter
Air dari Bak Sedimen kemudian dipompakan ke sand filter. Alat ini
berfungsi untuk menyaring air dengan media filtrasi adalah pasir kuarsa. Pada
dasarnya untuk sand filter ini, lapisan media penyaring didalamnya terdiri dari
beberapa lapisan (Nalco, 2007) :
a)
b)
c)
Page 45
5.
Bak Domestic
Air yang telah disaring di Sand Filter sebagian dikirim ke bak domestic. Bak
ini berfungsi untuk menampung air untuk memenuhi kebutuhan domestic perumahan
karyawan.
6.
Tower Kimia
Air yang telah disaring di sand filter sebagian lagi dialirkan ke tower kimia.
Dari tower ini lah segala kebutuhan air proses pabrik dikirim. Posisi air sengaja
ditempatkan pada tower yang tinggi agar dapat mengalir dengan gaya gravitasi ke
area proses sehingga tidak dibutuhkan lagi pompa untuk mengalirkannya, volume
tangki ini adalah 50 m3.
7.
pabrik, sumber air yang masuk ke tower ini langsung berasal dari sungai.
Hafizhul Hidayat - 1207113650
Page 46
secara
anaerobik
yaitu
pengolahan
dengan
menggunakan
Bakteri anaerob
Gas Methan
Page 47