pengamatan.
Pendekatan
sintetik
adalah
memberi
nama
dahulu
baru
kemudian
mengelompokkannya.
Dalam pendekatan analitik, pertama lansekap dibagi ke dalam tubuh tanah alami,
berdasarkan karakteristik eksternal seperti landform, vegetasi dan tanah permukaan. Setelah itu
dilakukan penentuan karakteristik tanah pada masing-masing satuan tersebut melalui pengamatan
dan pengambilan contoh tanah. Pendekatan analitik berdasarkan pada petunjuk-petunjuk sifat-sifat
eksternal. Pendekatan analitik adalah membagi terlebih dahulu kemudian baru memberi nama.
Persamaan pendekatan sintetik dan pendekatan analitik:
Dalam praktik pendekatan sintetik maupun analitik dilakukan bersama-sama. Pada
pendekatan sintetik, penempatan pengamatan sering mengikuti petunjuk eksternal yang
arahnya pada batas-batas antara tanah yang berbeda dimana dalam kenyataan petunjuk ini
sama dengan karakteristik eksternal pada pendekatan analitik. Pada pendekatan analitik,
penempatan garis batas sering didukung dengan pengamatan pemboran juga tubuh tanah
alami yang terlihat pada foto udara yang dalam kenyataannya dapat menghasilkan satuan
serupa dengan yang dikelompokkan pada pendekatan sintetik.
Contoh pendekatan sintetik :
Metode survei tanah yang berdasarkan prinsip pendekatan sintetik adalah metode survei
grid. Hal pertama pada metode grid, yaitu pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval
titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal). Kemudian diestimasi
variabilitas tanah dan dikelompokkan. Survei grid cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai
pola tanah yang kompleks dimana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang
kurang praktis.
rupa yang diperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda. Kemudian melakukan pengamatan di
lapang dengan menilai karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melalui pengamatan dan
pengambilan contoh tanah di lapang. Kemudian yang terakhir adalah analisis data dan pembuatan
peta dan laporan berdasarkan hasil survei tanah.
Peta Landform
Menggunakan Grid Kaku
Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik.
Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan
kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada
jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah
survei. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama
pada arah vertical dan horizontal).
Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei
intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan
intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di
lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola
tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang
kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya
sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif
(detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya
pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau
di daerah yang belum ada foto udaranya.
Menggunakan Metode Grid Bebas
Merupakan metode gabungan antara grid kaku dan metode IFU/fisiografi.Metode ini
diterapkan pada survey detail hingga semi detail metode ini dipilih dikarenakan survey peta
menggunakan skala besar yakni 1:25.000. Pelaksanaan survey ini diawali dengan analisis
fisiografi melalui interpretasi foto udara (IFU) secara detail. Dalam metode survey bebas,
pemeta bebas lokasi/ titik pengamatan dipilih secaara bebas.
Menggunakan Pendekatan Fisiografis Dengan Key Area dan Transek
Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu
daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta
yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah :
a. Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah Survey
b. Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentangalam/landform dapat dipelajari dengan mudah.
c. Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil (untuk survei tanah skala semi detail, + 10-30 %
dan skala tinjau + 5-20 % dari luas total)
d. Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi
Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau
rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek
tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu
diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali :
a) Daerah survei relatif sempit
b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik
c) Jika seluruh daerah harus didatangi intensif (misal untuk survei irigasi)
d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah
Penentuan Titik Pengamatan
a. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan, kuburan
atau bahan-bahan lainnya.
b. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan lainnya.
c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil.
d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng