Anda di halaman 1dari 16

USULAN PENELITIAN

Analisis Penerapan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) pada Perizinan
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam Pengembangan Usaha di Denpasar

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyususn
skripsi S1 Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :
IDA AYU PUTU RIKA MAHARANI
1315351010

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

A. Judul :Analisis Penerapan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) pada
Perizinan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam Pengembangan
Usaha di Denpasar
B. Latar Belakang Masalah
Secara umum masalah utama dalam pemberdayaan UMK di
Indonesia adalah keterbatasan modal kerja (Tambunan, 2009; Primiana,
2009). Primiana menyatakan bahwa penyebab utama rendahnya penerapan
dana bantuan pinjaman modal yang mengemuka adalah karena
kelembagaan UMK yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses
pinjaman modal dari lembaga perbankan sebagai penyedia dana.
Permodalan yang dibutuhkan merupakan permodalan yang didapat dari
pihak kreditur seperti Bank. Persyaratan yang diperlukan untuk
mendapatkan modal dari lembaga perbankan bagi UMK merupakan hal
yang tidak mudah. Khususnya dalam mengurus perizinan usaha yang
sangat sulit dilakukan oleh UMK. Untuk mengembangkan usaha dan
memperkuat daya saing usaha para Pengusaha Mikro Kecil (UMK) harus
memiliki izin usaha. Banyak pengusaha UMK yang merasa sulit dalam
mengurus perizinan usaha sebagai syarat penting untuk mendapat
permodalan bagi usahanya. Adanya tambahan biaya perizinan dan proses
yang rumit serta kurangnya pengetahuan tentang perizinan usaha dan
prosedur tata cara pengajuan izin usaha pada kalangan pengusaha UMK
menjadi salah satu permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
usaha mereka. Sehingga UMK jadi semakin sulit mengembangkan
usahanya.

Pemerintah wajib dalam melindungi dan memfasilitasi UMK untuk


pengembangan

usahanya.

Dalam

peraturan

perundang-undangan

pemerintah, sudah diatur tentang UMKM di Indonesia yaitu UndangUndang No. 20, Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Peran penting kelembagaan UMK terhadap perkembangan
perekonomian nasional di Indonesia, dapat dilihat dari besarnya kontribusi
jumlah unit usaha yang masuk dalam kriteria usaha berskala mikro dan
kecil (UMK) terhadap jumlah unit usaha yang mencapai lebih dari 99%
dari total unit usaha yang ada, namun peran penting kelembagaan UMK
dalam perekonomian nasional belum diimbangi oleh keberhasilan dari
upaya pemerintah untuk memperdayakannya (Smecda, 2010).
Khususnya pada UMK daerah Denpasar, di mana Kota Denpasar
merupakan pusat pemerintahan Provinsi Bali memiliki lebih dari 11.500
unit UMK menjadi perhatian khusus dalam hal pengembangan usahanya.
Namun hanya sekitar 10% dari UMK tersebut yang memiliki izin usaha.
Ini berarti hanya sedikit dari UMK Kota Denpasar yang dapat mengajukan
permohonan permodalan ke lembaga perbankan dengan mudah, dan
sebagian besar pengusaha UMK masih tergolong bermasalah dalam
permodalan.
Dalam mengatasi permasalahan permodalan pada UMK,
Pemerintah baru-baru ini mengeluarkan kebijakan baru berkenaan dengan
perizinan usaha dengan tujuan utama mempermudah pengusaha UMK
dalam mengurus perizinan usaha sehingga dapat dengan mudah pula
memenuhi syarat pengajuan kredit di lembaga perbankan. Adapun

kebijakan tersebut adalah Izin Usaha Mikro dan Kecil yang disingkat
menjadi IUMK.
Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) merupakan bukti tertulis yang
diberikan pejabat yang berwenang berdasarkan aturan perundangundangan. Izin usaha mikro dan kecil yang selanjutnya disingkat dengan
IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan
tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu
lembar (Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 98 Tahun 2014
Tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil). Dengan memiliki
IUMK, UMK akan lebih mudah untuk memperoleh kredit permodalan
yang menjadi permasalahan utamanya dalam mengembangkan usaha.
Usaha mikro dan kecil perlu diberikan legalitas hukum izin usaha, karena
untuk memperkuat dan mengembangkan usahanya agar mendapat
kepastian dan perlindungan dalam berusaha. Persyaratannya sangat mudah
dengan membawa surat keterangan tempat usaha (SKTU) yang diperoleh
dari pejabat desa/lurah, KTP, KK, 2 lembar foto berwarna ukuran 4 x 6.
Mengisi formulir yang sudah disiapkan. Prosesnya sangat cepat, dalam
satu hari saja sudah dapat diterbitkan. IUMK berupa lembaran dan jika
ingin berdampingan dengan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka
dapat dimohonkan ke Bank yang sudah bekerja sama dengan pemerintah.
Dengan kesempatan yang mudah ini, seharusnya IUMK menjadi
pilihan utama bagi semua pengusaha UMK di Kota Denpasar dalam
pengembangan usahanya. Namun sampai saat ini hanya sebagian kecil
UMK yang sudah memiliki IUMK padahal masih banyak UMKM dan

belum memiliki Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK). Kebanyakan UKM
enggan dalam mengurus surat perizinan ini, sekalipun sudah ada
sosialisasi dari Dinas Koperasi Kota Denpasar.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis adanya hambatan
atau penyebab kurangnya respon pengusaha UMK di Denpasar dalam
mengurus IUMK yang sudah dibuat sedemikian mudahnya oleh
Pemerintah berkaitan dengan pengembangan kemampuan UMK untuk
meningkatkan usahanya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Bagaimanakah penerapan IUMK dalam pengurusan perijinan pada UMK
di Kota Denpasar?
Apakah permasalahan yang dihadapi UMK Kota Denpasar dalam
mengurus IUMK?
Bagaiamana mengatasi permasalahan UMK Kota Denpasar dalam
mengurus IUMK?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah dengan:
1. Mengetahui penerapan IUMK dalam pengurusan perijinan pada UMK
di Kota Denpasar
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh UMK Kota Denpasar
dan kemungkinan adanya pengaruh kendala lain yang berkaitan
dengan mengurus IUMK
3. Mengetahui cara untuk mengatasi permasalahan dan kemungkinan
pengaruh adanya kendala lain yang dihadapi oleh UMK di Kota
Denpasar yang berkaitan dengan mengurus IUMK
E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis kemungkinan


kemungkinan hambatan atau penyebab lainnya yang menyebabkan
kurangnya respon pengusaha UMK di Denpasar dalam mengurus IUMK
yang sudah dibuat sedemikian mudahnya oleh Pemerintah berkaitan
dengan pengembangan kemampuan UMK untuk meningkatkan usahanya.
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui penyebab kurang respon dari
pengusaha UMK di Denpasar dalam mengurus IUMK dan dapat
memberikan solusi dalam menghadapi partisipasi yang kurang di kalangan
Pengusaha UMK sehingga kedepannya dapat membangun UMK yang
berkompeten dalam mengembangkan usahanya karena didukung oleh
permodalan yang memadai.
F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Kajian Pustaka
Definisi UMK
Sampai saat ini UMK belum disepakati oleh berbagai pihak yang terkait,
misalkan kriteria yang digunakan Bank adalah erdasarkan jumlah kredit yang
diberikan dan Biro Pusat Statistik berdasarkan jumlah tenaga kerja. Oleh
sebab itu, dalam Daftar Pertanyaan peril dijelaskan tentang kriteria UMK yang
digunakan. Klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada UU
No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam UU tersebut ditetapkan bahwa
suatu usaha digolongkan skala mikro dan kecil jika memiliki kekayaan bersih
sama atau di bawah 500 juta rupiah dan omzet sama atau dibawah 2,5 Miliar
rupiah.
Dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM dijelaskan bahwa usaha
mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam


Undang Undang tersebut. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi yang produktid
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadai bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.
Adapun peranan yang dimiliki usaha mikro dan kecil (Wiyono, et al.,
2006), adalah :
a. Populasi usaha kecil dan mikro bersifat massal dan terdistribusi dimana-mana.
b. Bergerak diberbagai sektor kegiatan ekonomi (pertanian, peternakan,
perikanan, industri, kerajinan, perdagangan, jasa) baik di kota maupun di desa.
c. Usaha mikro sebagai mata pencaharian pokok, sangat ditekuni dan ulet dalam
menjalankan usahanya.
d. Dapat dipercaya dan memiliki lalu lintas likuiditas usaha yang lancar.
e. Pola pembiayaan usaha relatif sederhana telah menjadikan tingkat keuntungan
yang diperoleh cukup tinggi.
Usaha pemerintah dan para pelaku usaha dalam mendukung usaha mikro
dan kecil sektor formal sering menghadapi kendala. Hambatan pertumbuhan
Usaha Mikro dan Kecil yang terjadi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal yang terjadi
antara lain kurangnya permodalan, sumber daya manusia yang terbatas,
lemahnya jaringan usaha, dan kemampuan penetrasi pasar. Sedangkan
hambatan eksternal yang terjadi adalah iklim usaha yang belum kondusif,
terbatasnya sarana dan prasarana usaha, implikasi otonomi daerah, implikasi
perdagangan bebas, sifat produk dengan lifetime pendek, dan terbatasnya
akses pasar (Hafsah, 2004).

Banyak cara dan upaya pemerintah yang dilakukan terkait pemberdayaan


dan pengembangan pada UMKM, pemerintah mempunyai komitmen yang
tinggi untuk membantu UMKM baik menyangkut peningkatan SDM,
permodalan maupun akses pasar. Melihat persoalan yang dihadapi UMKM,
Presiden Susilo BambangYudhoyono meluncurkan kredit bagi UMKM dan
Koperasi dengan pola penjaminan oleh Presiden RI tanggal 5 November 2007
di lantai 21 gedung kantor pusat BRI dengan nama Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Namun pengurusan memperoleh KUR untuk meningkatkan pinjaman
modal pada UMK masih tersendat oleh karena kendala kepengurusan
perizinan usaha mikro dan kecil.
Pada penelitian ini khususnya akan membahas tentang Hambatan Internal
dari UMK yaitu kurangnya permodalan yang menyebabkan terhambatnya
perkembangan usaha pada UMK. Khususnya di Kota Denpasar yang memiliki
jumlah pengusaha UMK yang tidak sedikit namun banyak diantara pengusaha
tersebut

terkendala

dalam

hal

permodalan

sehingga

menghambat

perkembangan usaha pengusaha UMK.


Definisi IUMK
Izin usaha mikro dan kecil yang selanjutnya disingkat dengan IUMK
adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam
bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar (Peraturan Presidan
Republik Indonesia No. 98, Tahun 2014 tentang perizinan Usaha Mikro dan
Kecil). IUMK dimaksud untuk memberikan kepastian hukum dan sarana

pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil dalam mengembangkan


usahanya.
Tujuan pengaturan IUMK bagi pelaku usaha mikro dan kecil untuk:
a. mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha dilokasi
yang telah ditetapkan;
b. mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha;
c. mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga
keuangan bank dan non-bank; dan
d. mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya.
Pengajuan IUMK dilakukan secara sederhana, Pengusaha UMK datang
saja ke lurah atau camat tergantung skala usahanya. Kemudian lurah atau camat di
tempatnya berdomisili itu akan menerbitkan izin dalam bentuk naskah satu
lembar. Pemberian IUMK kepadausaha mikro ini dibebaskan dari biaya, retribusi,
dan/atau pungutan lainnya, sedangkan bagi usaha kecil diberikan keringanan
dengan tidak dikenakan biaya, retribusi, dan/atau pungutan lainnya. Pengajuan
IUMK juga selesai dalam satu hari.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0

= tidak terdapat kendala penerapan IUMK pada perizinan UMK dalam

pengembangan usaha di Kota Denpasar


H1

= terdapat kendala penerapan IUMK pada perizinan UMK dalam

pengembangan usaha di Kota Denpasar

G. Metode Penelitian
Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:206) statistik deskriptif adalah suatu metode dengan
cara mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang kondisi dan
keadaan data yang telah dikumpukan tanpa adanya rekayasa dalam membuat
sebuah kesimpulan yang berlaku untuk umum atau universal. Pendekatan yang
sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana pada
penelitian ini akan mendeskripsikan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi
& Usaha Kecil dan Menengah Kota Denpasar yang memberikan keterangan
tentang data jumlah UMK yang sudah memiliki IUMK dan yang belum
memiliki IUMK kemudian meneliti permasalahan yang terjadi bagi pengusaha
UMK yang belum mengurus IUMK. Permasalahan tersebut dianalisis melalui
pengumpulan data dengan wawancara dan mengisi kuisioner/angket kepada
UMK yang belum mengurus Izin Usaha. Setelah menganalisis permasalahan
yang dihadapi oleh UMK yang belum mengurus izin kemudian dicari
bagaimana mengatasi permasalahannya.

Lokasi Ruang Lingkup dan Gambaran Wilayah Penelitian


Kota Denpasar yang terbagi atas empat cakupan wilayah Kecamatan yakni
Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasar Utara dan Denpasar Selatan,

dahulu adalah pusat wilayah Kerajaan Badung. Seiring perkembangan zaman


kemudian wilayah Kerajaan Badung tersebut ditetapkan oleh pemerintah
daerah sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
Pada tahun 1958 Denpasar diputuskan menjadi pusat pemerintahan Provinsi
Daerah Tingkat I Bali. Berdasarkan ketentuan tersebut Kota Denpasar hingga
kimi telah mengalami perkembangan sosial, budaya serta pertumbuhan
ekonomi dan infrastruktur fisik yang cukup pesat. Sebagaimana halnya dengan
kota-kota yang ada di Indonesia, bahwa Denpasar telah mampum menunjukan
perkembangan yang konsisten dan signifikan sesuai dengan perkembangan
zaman terlebih saat ini merupakan era globalisasi. Peningkatan mutu SDM
dan pemutahiran penggunaan teknologi dalam mencerdaskan masyarakat Kota
Denpasar hingga saat ini terus diupayakan dan menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah Kota Denpasar hingga tercapainya kesejahteraan masyarakat,
tanpa mengurangi nilai-nilai kearifan lokal dari peninggalan terdahulu. Kota
Denpasar yang berbatasan dengan Kabupaten Badung di sebelah Utara, Selat
Badung di sebelah Selatan, Kabupaten Gianyar di sebelah Timur, dan
Kabupaten Badung di sebelah Barat. Menurut pendataan tentang luas wilayah
yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar : 2012, menunjukan bahwa luas
seluruh Kota Denpasar adalah 12.778 Ha dan Pantai Serangan seluas 380 Ha
yang termasuk tambahan dari reklamasi.
Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitiannya mencakup Kota
Denpasar yang terbagi menjadi 4 wilayah. Kota Denpasar yang memiliki
jumlah UMK tidak sedikit memiliki kendala dalam permodalan karena belum

semua memiliki izin usaha. Wilayah ini dipilih karena penerapan IUMK baru
disosialisasikan oleh Dinas Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah.

Subjek dan Objek Penelitian


Dalam penelitian ini menganalisis bagaimana penerapan dari IUMK pada
UMK dalam pengembangan usahanya. Adanya penerapan Izin usaha yang
dapat memfasilitasi Pengusaha UMK kota Denapsaar dalam mempermudah
usahanya untuk memperoleh modal dan perlindungan dari Pemerintah
menunjukkan bahwa IUMK berperan bagi UMK kota Denpasar sehingga
dapat disimpulkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Penerapan
proses Izin Usaha Mikro dan Kecil. Sedangkan Objek Penelitian nya adalah
Pengusaha UMK di Kota Denpasar.

Variabel Penelitian
Pada penelitian ini bersifat Deskriptif karena terdiri dari dua variable mandiri
yang tidak saling berpengaruh namun akan dianalisis, yaitu:
Variabel1

= Penerapan Izin Usaha Mikro dan Kecil

Variabel2

= Usaha Mikro dan Kecil di Kota Denpasar

Jenis dan Sumber Data


Jenis data menurut sumbernya, yakni data primer diperoleh melalui
wawancara dengan responden, observasi dan pengisian kuisioner, kemudian
didukung oleh sumber dari data sekunder yang diperoleh dari Dinas Koperasi

& Usaha kecil dan Menengah kota Denpasar. Data yang dikumpulkan antara
lain; banyaknya perusahaan/usaha mikro dan kecil yang belum memiliki
IUMK di Kota Denpasar.

Populasi, Sampel dan metode penentuan sampel


Populasi
Populasi dari penelitian ini adalam seluruh Usaha Mikro dan Kecil di Kota
Denpasar yang terbagi menjadi 4 wilayah. UMK yang dimaksud mencakup UMK
yang sudah memiliki Izin Usaha Mikro dan Kecil serta UMK yang belum
memiliki Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kota Depasar.

Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang dimaksud
sebelumnya, namun lebih spesifik menjadi target penelitian. Sampel dalam
penelitian ini adalah Usaha Mikro dan Kecil yang belum memiliki dan atau yang
belum mengurus izin usaha IUMK

Metode Penentuan Sampel


Metode penentuan sampel yang cocok bagi penelitian ini adalah Metode
Penentuan Sampel Non Probabilitas yaitu Purosive Sampling, karena penelitian
ini menganalisis objek penelitian yaitu UMK di Kota Denpasar yang belum
mengurus kepemilikan Izin Usaha, sehingga tidak semua Usaha Mikro Kecil di
Kota Denpasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil menjadi sampel

dalam penelitian ini. UMK yang mmemenuhi kriteria dalam pengambilan sampel
ini akan dipilih untuk kemudian diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan
metode pengumpulan data yang sudah dibahas sebelumnya. Dalam ruang lingkup
Penelitian ini terdiri dari 4 wilayah yakni; Wilayah Denpasar Timur, Denpasar
Selatan, Denpasar Barat, dan Denpasar Utara. Kemudian, dikarenakan
kemungkinan banyaknya jumlah sampel yang terdapat pada setiap wilayah dalam
ruang lingkup penelitian maka untuk selanjutnya diperlukan metode penarikan
sampel probabiliti agar dalam setiap kelompok wilayah penelitian memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan Survey
secara langsung dengan Wawancara dan penyebaran angket/kuisioner kepada
UMK yang belum mengurus Izin Usaha Mikro dan Kecil untuk mengetahui
adanya kendala atau permasalahan lainnya yang menjadi faktor UMK enggan
dalam mengurus Izin Usaha. Sebelumnya, perlu mengambil data skunder dari
Dinas Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah kota Denpasar berupa data jumlah
UMK yang belum memiliki izin usaha di Kota Denpasar.

Teknik Analisis Data


Dalam menganalisis penerapan Izin Usaha Mikro dan Kecil pada UMK di
Denpasar maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Menurut Sugiyono (2007:206) statistik deskriptif adalah suatu metode dengan

cara mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang kondisi dan keadaan


data yang telah dikumpukan tanpa adanya rekayasa dalam membuat sebuah
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau universal.
Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data jumlah UMK yang belum
memiliki izin usaha yang di dapat di Dinas Koperasi & Usaha Kecil Menengah
Denpasar. Dari data tersebut kemudian dideskripsikan jumlah UMK yang belum
memiliki izin dan mewawancarai pengusaha UMK tersebut. Setelah melakukan
wawancara dengan UMK yang belum mengurus Izin Usaha kemudian.

DAFTAR RUJUKAN
Perpres RI No. 98. (2014). Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil
Nurnida, Ida. (2014). Peran Kelembagaan UMK terhadap Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LBE) Jawa Barat. Jurnal. E-journal.mimbar. Bandung.
Indonesia
Yuwono, Robby. Analisis Faktor-Faktor Penghambat Pertumbuhan Usaha Mikro
dan

Kecil

pada

Sektor

Formal

di

Jawa

Timur.

Jurnal.

Studentjournal.petra. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Indonesia


Semaraputra, I Gusti Alit. (2013). Efektivitas dan Dampa Program Bantuan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar
Satyo, (2005). UKM dan Kebutuhan Standar, Media Akuntansi, 43 (XVII)
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai