Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
Manusia merupakan mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling
sempurna dari mahluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia
termasuk akal, pikiran, perasaan, membuat manusia memiliki kedudukan atau
derajat yang lebih tinggi dari mahluk lainnya. Dengan memiliki ketiga unsur
tersebut, membuat manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang
diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan
dengan segala potensinya yang tunduk kepada aturan hokum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati.

A. LATAR BELAKANG
Manusia

merupakan

mahluk

yang

selalu

berinteraksi

dengan

sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya
sendiri. Karena manusia menjalankan perannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia tidak dapat
menyadari individualitas, kecuali melalui perantara kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai mahluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan. Kita tidak
dapat melakukan sesuatu seenaknya sendiri, karena disekitar kita juga ada
orang lain yang pasti berhubungan dengan kita.
Seringkali kita lihat dan kita alami, bagaimana sulitnya kita menjalani
hidup tanpa orang lain yang menemani, anggap saja jika seseorang dikucilkan,
maka ia akan terpuruk sendiri menyelesaikan masalahnya tanpa ada yang
membantu. Kemudian dapat berujung pada terganggunya emosi dan psikisnya.

Karena itu, betapa pentingnya peran orang lain di sekitar kita, baik untuk fisik,
rohani maupun psikis kita.
Karena memiliki hasrat untuk saling berinteraksi, maka manusia
berusaha untuk membuat atau mengikuti suatu kelompok. Kelompok berisikan
sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dan saling
ketergantungan, menyebarkan satu sama lain dan saling mempengaruhi.
Untuk tingkat yang lebih luas lagi yaitu masyarakat. Manusia hidup
bermasyarakat agar terpenuhi kebutuhannya dalam mengikuti keorganisasian
dan dalam menyalurkan kecintaannya terhadap daerahnya atau bahkan
negaranya. Dengan adanya kelompok dan masyarakat, semakin memudahkan
manusia untuk menambah wawasan dan menjadi mahluk sosial yang
seutuhnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apakah manusia itu?


Bagaimaa kaitan kehidupan manusia dengan filsafat?
Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai mahluk individu?
Apakah yang dimaksud dengan kelompok?
Bagaimana manusia menempatkan dirinya didalam kelompok?
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat?
Bagaimana hubungan stratifikasi sosial industri di dalam masyarakat?
Apakah hubungan masyarakat dan kebudayaan dalam keberlangsungan
hidup manusia?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di
muka bumi ini sebagai pemimpin dari mahluk lainnya.
2. Memberikan penjelasan mengenai perbedaan individu, kelompok,
masyarakat.
3. Memberikan tambahan wawasan tentang keunggulan manusia tentang
akal dan pikiran yang dimiliki.
4. Memberikan penjelasan mengenai hubungan manusia dalam individu,
kelompok, dan masyarakat.
5. Memberikan penjelasan tentang beragam kebudayaan dan mata
pencaharian didalam masyarakat.

D. MANFAAT MAKALAH
1. Membangun kesinambungan hubungan antara individu, kelompok,
masyarakat dalam berkehidupan.
2. Sebagai pembelajaran tentang bersolidaritas didalam berkelompok serta
bermasyarakat.
3. Sebagai patokan untuk memahami dengan benar bagaimana arti penting
individu, kelompok, masyarakat.
4. Sebagai tuntutan akademik bagi

para

akademisi

yang

ingin

memperdalami kebudayaan didalam masyarakat.


5. Mengetahui beragam jenis mata pencahariaan yang ada didalam
masyarakat dan mendeskripsikan jenis mata pencaharian yang terdapat
di daerah yang ditempati.

BAB II
ISI

1. MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in


salah satunya mengandung pengertian tidak, sednagkan devided artinya terbagi.
Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin
individu berasal dari kata individum yang berarti yang tak terbagi, jadi
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan tak terbatas.
Kata individu bukan berarti manusia secara keseluruhan yang tak dapat
dibagi melainkan sebagai satu kesatuan terbatas, yaitu perseorangan manusia.
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunya kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya.
Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai
mahluk individu jika unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Setiap
manusia memiliki cara pandang, pemikiran, kecerdasan, tipe kepribadian dan
tempramen yang berbeda-beda. Dalam hal ini, manusia adalah spesies tertinggi
di bumi. Manusia tidak hanya bergerak berdasarkan insting semata, melainakn
mampu menggunakan nalar dan kemampuan berpikirnya dalam menjalankan
hidup serta memecahkan berbagai masalah hidupnya sehingga kualitas hidup
manusia melampaui spesies-spesies lainnya.
Manusia dianugerahkan otak oleh Tuhan. Fungsi otak menurut
MacLean (1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan evolusi ini
membentuk tiga lapisan: R-Complex, Limbic System, dan Neocortex. Lapisan
yang paling tua dikenal sebagai R-complex. R-complex meliputi bagian atas
batang otak dan cerebellum merupakan otak yang tertua. Pada reptilian otak
inilah yang paling dominan. Oleh karena itu, otak ini juga disebut sebagai Otak
Reptil. Limbic System berkembang pada awala masa evolusi mamalia maka
disebut Otak Mamalia. Sistem Limbik dibagi menjadi dua yaitu Amygdala dan
Hippocampus. Lapisan terakhir adalah Neocortex. Otak Neokorteks sering
disebut sebagai otak logika.
Manusia juga memiliki dua bagian otak yaitu belahan otak kiri dan
belahan otak kanan. Selain itu, manusia juga dianugerahkan tingkat kreativitas,

maka terdapat pula bagian otak kreativitas pada manusia. Jenis-jenis


kecerdasan yang dimiliki setiap manusia berbeda, tergantung kualitas otak
masing-masing. Kualitas otak manusia yaitu berdasarkan pada seberapa sering
manusia mengasah otaknya untuk berfikir. Jenis-jenis kecerdasan manusia
meliputi Intelegensi dan IQ, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan
titik Tuhan.
Terdapat empat tipe kepribadian yang dimiliki manusia sebagai mahluk
individu, diantaranya adalah Extraversion/Introversion, Sensing/Intuition,
Thinking/Feeling, Judging/Perceiving. Tipe-tipe kepribadian manusia dibagi
berdasarkan cara individu berinteraksi, jenis informasi yang mudah ditangkap
seseorang, pengambilan keputusan, serta gaya hidup. Disamping kepribadian,
manusia juga memiliki sisi tempramen yang tentunya berbeda-beda.
Tempramen dapat dijelaskan sebagai sebuah pola dari perilaku karakteristik
yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu
(Baron,

1998).

Tempramen

dibagi

menjadi

bagian

Pembimbing/Tradisionalis(Sensing Judgers), Artis/Experiencers

yaitu

(Sensing,

Perceivers), Idealis (Intuitive Feelers), Rasional/Konseptualis (Intuitive


Thinkers).

2. MANUSIA DIDALAM KELOMPOK


Manusia diciptakan tidak untuk hidup sendiri-sendiri. Manusia juga
dituntut untuk bisa bersosialisasi dimanapun, kapanpun, dengan siapapun.
Tujuan manusia bersosialisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam bersosialisasi, manusia memulai dalam wadah yang kecil terlebih
dahulu, yaitu kelompok.

Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948). Kelompok juga
memiliki tahap perkembangan. Tahap pertama yaitu Pembentukan (Forming).

Pada tahap pembentukan, biasanya kelompok dibentuk untuk menyelesaikan


suatu tugas. Tahap kedua yaitu Goncangan (Storming). Pada tahap ini, diantara
beberapa anggota kelompok timbul pebedaan, seperti perbedaan persepsi, gaya
kerja, kepemimpinan. Tahap ketiga yaitu Membangun Norma (Norming).
Tahap ketiga ini kelompok berusaha untuk memberlakukan pola-pola yang
dapat

diterima

keseluruhan.

Tahap

keempat

yaitu

Melakukan

atau

Melaksanakan. Didalam tahap ini, seluruh anggota kelompok memulai untuk


bekerja dan menyatukan pikiran serta tujuan untuk menyelesaikan tugas. Tahap
kelima yaitu Penangguhan (Adjourning). Tahap ini adalah tahap terakhir,
setelah tugas selesai, anggota kelompok dapat bubar secara permanen atau
beristirahat.
Berdasarkan pembagian struktur organisasi dan peraturan dalam
kelompok, kelompok dibagi menjadi kelompok formal dan informal. Tipe
kelompok juga dibagi atas efektivitasnya. Efektivitas menunjukan keberhasilan
dari segi tercapai atau tidaknya suatu sasaran. Tipe kelompok berdasarkan
efektivitasnya yaitu kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif,
dan kelompok kinerja tinggi.
Didalam suatu kelompok, tidak dapat hanya diam melainkan harus
menjalani komunikasi yang baik antar sesama anggotanya. Semua harus
berperan aktif dalam kelancaran jalannya kelompok. Komunikasi yang efektif
dapat membantu kita memecahkan masalah dalam kehidupan professional kita.
Komponen komunikasi terdiri atas orang-orang, pesan kode, saluran, umpan
balik, encoding dan decoding, dan kebisingan (Person, Nelson, Titswort, dan
Harter, 2011). Jenis komunikasi juga terbagi atas Komunikasi Verbal,
Nonverbal, Tertulis, Visual.
Untuk membagi komunikasi agar sesuai dengan posisinya, komunikasi
juga memiliki tingkat-tingkat tersendiri. Tingkat komunikasi dibagi menjadi 6
bagian yaitu Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Interpersonal, Komunikasi
Kelompok, Komunikasi Publik, Komunikasi Massa, Komunikasi Melalui
Komputer.
Dalam berkomunikasi pasti kita akan menemui beberapa hambatan.
Tetapi, hambatan-hambatan ini hanya sebagai wadah untuk kita belajar

bertoleransi dan menghargai pendapat orang lain, agar di dalam kelompok


tidak terjadi perselisihan. Hambatan komunikasi diantaranya adalah hambatan
fisik, hambatan persepsi, hambatan emosional, hambatan budaya, hambatan
bahasa.
Dengan kita sudah memahami serta mengetahui tentang pendeskripsian
kelompok beserta segala hambatannya, maka akan terbentuk kelompok yang
baik. Kelompok yang baik juga dinilai dari kepemimpinan yang terdapat dalam
kelompok tersebut. Kepemimpinan yang terorganisir secara baik, maka akan
secara otomatis membangun kelompok yang efektif.

3.

MANUSIA

SEBAGAI

MASYARAKAT

DIDALAM

KEBUDAYAAN
Setelah kelompok, manusia berusaha untuk mencari wadah yang lebih
luas untuk menyalurkan segala kreativitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Wadah yang lebih luas yaitu masyarakat. Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh
Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah
masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang
sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi
sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Bentuk masyarakat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu masyarakat
berdasarkan
masyarakat

matapencahariannya,
tradisional

dan

masyarakat
modern.

berdasarkan
Masyarakat

lingkungan,
berdasarkan

matapencahariannya dibagi menjadi beberapa sub-bagian, yaitu : masyarakat


berburu dan meramu, masyarakat berladang dan beternak, masyarakat
pertanian, masyarakat industri, masyarakat post-industri.

Masyarakat berdasarkan lingkungannya dibagi berdasarkan letak


masyarakat tersebut menetap. Indonesia dikelilingi oleh laut, bukit-bukit hijau
yang luas, serta beragam suku yang bertempat tinggal di pedalaman. Maka,
masyarakat

berdasarkan

lingkungannya

meliputi

masyarakat

agraris,

masyarakat maritime, dan masyarakat pedalaman. Masyarakat agraris


sebagian besar bercocok tanam. Hal ini didukung oleh factor geografis dan
ekologis yang mendukung kegiatan ekonomi mereka. Masyarakat maritim
mengandalkan lingkungan alam berupa laut sebagai sumber kegiatan ekonomi
mereka. Masyarakat pedalaman adalah masyarakat yang tidak termasuk di
dalam dua kategori masyarakat agraris maupun maritim. Letak wilayah tempat
mereka berada di suatu temapt yang teisolasi karena mereka tidak mau
mengikuti perkembangan zaman.
Pembagian masyarakat berdasarkan tradisional dan modern adalah
berdasarkan keajuan perkembangan zaman yang dialami. Masyarakat
tradisional adlaah sebutan untuk masyarakat yang masih mempertahankan
kebudayaan lama. Pendapat Mutakin (2004: 200), dalam konteks Indonesia,
masyarakat tradisional disebut dengan istilah komunitas adat terpencil yang
artinya kelompok social budaya yang besifat local dan terpencar serta kurang
terlibat dalam jaringan dan pelayanan, baik social, ekonomi, maupun politik.
Konsep masyarakat modern adlah masyarakat yang telah menerima perubahan
zaman disertai kebudayaan-kebudayaan baru yang lebih felksibel. Masyarakat
modern biasanya merupakan masyarakat perkotaan, namun perlu dicermati
bahwa masyarakat perkotaan adalam masyarakat yang heterogen.

Mempelajari konsep masyarakat, berarti memiliki beberapa manfaat.


Manfaat memahami konsep masyarakat diantaranya adalah
1. Membangun rasa senasib sepenanggungan di antara sesama manusia;
perasan inilah yang menjadi salah satu factor pemersatu terbentuknya
masyarakat bangsa Indonesia, yang merupakan integrasi dari berratus-

ratus suku bangsa.


2. Menanamkan kesadaran saling ketergantungan
3. Menanamkan rasa toleransi; karena memahami bahwa terdapat
keanekaragaman masyarakat di dunia
4. Mengukur keberartian individu; karena seorang individu mempunyai
makna ketika ia menjadi bagian integral dalam suatu kelompok atau
masyarakat.
5. Menanamkan nilai demokrasi; dengan memperhatikan keberagaman
dan mengembangkan toleransi terhadap keberagaman itu.
Masyarakat

dalam

berkehidupan

juga

memiliki

wadah

untuk

menyalurkan kreativitasnya contohnya melalui kebudayaan. Secara etimologi,


kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah, yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti budi atau akal.
(Koentjaraningrat, 2009: 146) Perlu dipahami bahwa konsep kebudayaan
merupakan konsep yang multimakna. Setiap orang atau masyarakat dapat
mendefinisikan konsep kebudayaan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
atau berdasarkan kebudayaan yang mempengaruhi pemikiran mereka tentang
kebudayaan itu.
Kebudayaan juga berguna untuk mengisi serta menentukan jalan
kehidupan manusia, walaupu hal ini jarang disadari oleh manusia. Secara
ringkas, Soekanto (1990: 214), mengemukakan kegunaan kebudayaan bagi
manusia

yaitu

untuk

melindungi

diri

terhadap

alam,

mengatur

hubunganantarmanusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.


Soekanto menjelaskan hakekat kebudayaan yaitu :

Kebudayaan teruwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia


Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya

manusia
Kebudayaan diperlukan oleh manusia
Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban,
tindakan yang diterima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau

diizinkan
Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis, sebagai
mana manusia dan masyarakat yang melahirkan kebudayaan itu
juga bersifat dinamis.

Kebudayaan juga memiliki wujud dan unsur universal. Wujud

kebudayaan yang pertama yaitu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan lain sebagainya. Wujud ini bersifat abstrak karena berada
didalam pikiran manusia. Wujud kebudayaan kedua meliputi kompleks dari
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia. Wujud ketiga, berupa hasil
karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau artefak.
Hubungan wujud dan unsur universal kebudayaan digambarkan dalam
kerangka kebudayaan:
Lapisan paling dalam adalah wujud pertama kebudayaan, yaitu
gagasan dan ide yang disebut wujud ideal atau sistem budaya
Lapisan tengah adalah wujud kedua kebudayaan, yaitu
keseluruhan aktivitas manusia yang disebut sistem social
Lapisan terluar adalah wujud fisik kebudayaan atau artefak
Disamping itu, terdapat dinamika masyarakat dan kebudayaan.
Dinamika masyarakat dan kebudayaan diantaranya adalah difusi & migrasi
manusia, asimilasi dan akulturasi, inovasi dan penemuan, manusia sebagai
mahluk budaya, mencapai peradaban. Difusi berarti proses penyebaran
kebudayaan dan migrasi adalah suatu proses perpindahan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain. Asimilasi adalah
percampuran kebudayaan asli dengan kebudayaan asing yang menghasilkan
kebudayaan baru, sedangkan akulturasi adalah penggabungan antara
kebudayaan asli dengan kebudayaan asing yang tidak memunculkan
kebudayaan baru. Sedangkan inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dan
belum pernah ada, disamping itu penemuan adalah inovasi yang dilanjutkan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. APAKAH MANUSIA ITU?
Berdasarkan penelitan yang panjang, MacLean (1990) mengajukan
sebuah konsep yang diberi nama The Triune Brain (Tiga Serangkai Otak).
Teori ini mulai dikembangkan pada tahun 1954 dan terus berkembang

10

berdasarkan berbagai penelitian sampai akhir hayatnya. Menurut MacLean


(1990), otak berevolusi dalam tiga periode besar dan evolusi ini membentuk
tiga lapisan. Lapisan yang paling tua dikenal sebagai R-complex, lapisan kedua
disebut Limbic System, dan yang terakhir Neocortex. Masing-masing lapisan
memiliki karakter dan fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan
dan bekerjasama dalam menentukan perilaku yang akan ditampilkan oleh
individu.
R-COMPLEX
R-complex meliputi bagian atas batang otak dan cerebellum merupakan
otak yang tertua. Pada reptilia otak inilah yang paling dominan. Oleh karena
itu, otak ini juga disebut sebagai Otak Reptil. Lapisan Otak Reptil ini yang
bertanggungjawab

pada

pola

perilaku

bawaan

yang

penting

untuk

kelangsungan hidup diri maupun spesies. Fungsinya antara lain adalah


mengendalikan semua gerakan involunter dari jantung, peredaran darah,
reproduksi dan sebagainya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
makhluk tersebut maupun spesiesnya.
LIMBIC SYSTEM
Setelah otak Reptil, bagian berikutnya yang berkembang dalam evolusi
otak adalah otak Paleomammalia. Otak ini terdiri dari sistem limbik yang
terkait dengan batang otak. Bagian otak ini berkembang pada awal masa
evolusi mamalia. Oleh karena itu, MacLean menyebutnya sebagai otak
Mamalia.
Sistem limbik memegang peranan penting dalam emosi serta motivasi.
Otak ini juga bertanggungjawab atas pemelajaran dan memori. Dua struktur
yang paling penting dalam sistem limbik adalah amygdala dan hippocampus.
NEOCORTEX
Periode evolusi terakhir dari otak menghasilkan neocortex atau otak
neomamalian. Neocortex adalah lapisan teratas yang mengelilingi otak
mamalia, dan hanya dimiliki oleh jenis mamalia. Reptil dan burung tidak

11

memiliki bagian otak ini. Walaupun neocortex juga dimiliki mamalia lain
selain manusia, pada manusia perbandingan ukuran neocortex dari keseluruhan
otak adalah yang terbesar. Pada manusia neocortex mencakup 80% dari otak
bila dibandingkan dengan pada mamalia lain yang umumnya hanya
mencakup 30 sampai 40% dari keseluruhan otaknya (King, 2011).
DUA BELAHAN OTAK MANUSIA

KAITAN FILSAFAT DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA


Filsafat adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang cara pandang seseorang
berdsarkan fakta-fakta yang sudah ada. Dalam pembahasan ini, akan dibahas
lebih mendalam unsur-unsur pembentuk kehidupan manusia agar mendjaid
lebih baik. Dengan kata lain, konteks filsafat budaya sebagai ilmu tentang
kahidupan manusia akan lebih disempitkan atau dibatasi pada kerangka
berpikir pembentukan manusia yang lebih baik. Pembentukan manusia yang
lebih baik bukan dalam arti moral; baik buruknya manusia, tetapi dalam arti
pembentukan manusia sebagai makhluk yang hidup dan berbudaya dalam
perspektif filsafat budaya, yakni hidup yang lebih bijaksana, dan lebih kritis.
Filsafat bukanlah ilmu positif seperti fisika, kimia, biologi, tetapi filsafat
adalah ilmu kritis yang otonom di luar ilmu-ilmu positif. Kelompok mencoba
mengangkat tiga unsur pembentukan manusia. Ketiga unsur pembentuk itu

12

antara lain: (1) pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya;
(2) manusia dalam hubungannya dengan hidup komunitas; dan (3) agama
membantu manusia hidup dengan lebih baik.
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk
manusia yang lebih baik. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat
mengembangkan diri dan hidupnya. Dalam hal ini ilmu lebih kritis daripada
hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan. Sekalipun demikian
kelompok megangkat pengetahuan untuk memahami hidup manusia dan secara
kritis dilihat oleh ilmu. Pengetahuan yang dimaksud di sini lebih pada
pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan dunianya. Ketika manusia
mengetahui dan mengenal dirinya secara penuh, ia akan hidup secara lebih
sempurna dan lebih baik dalam dunia yang adalah dunianya. Berkaitan dengan
itu manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan atau
dunianya. Dengan pengetahuan yang ia miliki tentang dunia atau
lingkungannya, manusia dapat mengadaptasikan dirinya secara cepat dan lebih
mudah.

B.

KELOMPOK-KELOMPOK

SOSIAL

DALAM

KEHIDUPAN MANUSIA
Didalam hubungan antarmanusia, yang penting adalah reaksi yang
timbul sebagai alat hubungan yang menyebabkan tindakan seseorang
bertambah luas. Terdapat suatu kecenderungan manusia untuk memberikan
keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain, karena sejak dilahirkan
manusia sudah memiliki dua hasrat atau kinginan pokok, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya (yaitu masyarakat)
2. Keinginan untuk menjadi satu

dengan

suasana

alam

sekelilingnya.
Manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya untuk
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut.
Interaksi manusia dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya
menimbulkan kelompok-kelompok social atau social group, yang merupakan

13

himpunan atau sekumpulan orang atau kesatuan manudia yang hidup bersama.
Kebersamaan bisa timbul dikarenakan oleh beberapa factor. Faktor diantaranya
adalah kegiatan saling tukar-manukar pengalaman (social experience) didalam
kehidupan berkelompok, selain itu untuk menyumbangkan ide-ide kreativitas
didalam diri manusia.
Penelitian terhadap social experience ini sangat penting untuk
mengetahui sejauh mana kelompok terhadap individu, bagaimana reaksi
kelompok, dan bagaimana reaksi individu terhadap pengaruh tersebut dalam
pembentukan kepribadian. Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak
menjadi kelompok yang statis, namun selalu berkembang serta mengalami
perubahan-perubahan dalam aktivitas dan bentuknya. Manusia memiliki naluri
untuk saling berinteraksi sehingga menghasilkan pola pergaulan yang
dinamakan pola interaksi sosial.
1. Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan kelompok
kerja, para anggota mulai mempelajari tugas yang diberikan dan
berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini
dikarakteristikkan oleh banyaknya ketidakpastian, para anggota
kelompok masih tidak terlalu jelas mengenai Tujuan dan Objective
kelompok, merasa kebingungan, masih menyembunyikan perasaan
masing-masing, keterlibatannya masih kurang.

2. Tahap timbulnya Konflik (Storming)


Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut Tuckmen
disebut dengan Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka
cenderung akan mempertahankan pendapat mereka sendiri, menolak
batasan-batasan yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu
mereka. Tahap Storming ini dikarakteristikan oleh konflik Intra
Kelompok. Beberapa tanda-tanda bahwa Kelompok berada di Tahap
Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan menyebalkan,
ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan kegagalan.

14

3. Tahap Normalisasi (Norming)


Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu Tahap
terbentuk hubungan yang dekat antar anggota kelompok dan
menetapkan aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang
tepat supaya dapat membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan.
Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap Norming adalah adanya
peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan
Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota
kelompok, mulai dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat
meng-identifikasi-kan kekuatan dan kelemahan.
4. Tahap berkinerja (Performing)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana semua
anggota kelompok telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada
tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan, Percaya diri, kreatif,
Inisiatif dan semangat yang tinggi serta Sukses.
5. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang bersifat
sementara. Setelah suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan
berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan dibubarkan.
Manusia membuat kelompok juga untuk melatih jiwa kepemimpinan
yang ada di dalam diri mereka masing-masing. Didalam suatu kelompok, tentu
harus ada pemimpin atau ketua yang bertugas untuk mengerahkan anggotanya
agar pekerjaan cepat selesai dengan baik dan benar. Kepemimpinan di dalam
suatu kelompok juga melewati beberapa tahap seperti contoh : seseorang yang
menjadi pemimpin didalam suatu kelompok harus mengerti bagaimana cara
menyatukan presepsi yang berbeda-beda. Diluar itu, ketua juga menjadi pusat
semangat kebersamaan dari anggota-anggotanya. Setelah tercapainya seluruh
syarat-syarat kelompok sosial maka akan terbentuklah kelompok yang efektif.

C. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


1. MASYARAKAT BERDASARKAN MATA PENCAHARIANNYA
1.1 MASYARAKAT BERBURU DAN MERAMU
Mata pencahariaan ini merupakan mata pencaharian paling tua karena

15

hanya

mengandalkan

alam

untuk

pemenuhan

hidup

anggota

kelompoknya. Pada umumnya, mata pencaharian berburu dilakukan


oleh laki-laki dan meramu oleh perempuan. Mata pencaharian ini dapat
ditemukan di bangsa Eskimo, bangs Ona, bangsa Yaghan, orang-orang
Bushmen, dan lainnya. Sampai sekarang masih ada kegiatan meramu di
Indonesia di daerah rawa Irian Jaya. Masyarakat meramu sagu untuk
kebutuhan hidupnya. Zaman sekarang mata pencaharian berburu sudah
jarang karena binatang dan hutan tempat berburu sudah semakin
sedikit.
1.2 BERLADANG DAN BETERNAK
Masyarakat dengan mata pencaharian berladang atau bercocok tanam
mengandalkan alam, yaitu menanti hujan untuk menyuburkan tanaman
mereka. Masyarakat dengan mata pencaharian berladang pada
umumnya hidup nomaden karena kegiatan ini dilakukan dengan
membakar pepohonan di hutan, lalu menananminya dengan tumbuhtumbuhan yang diperlukan untuk kebutuhan hidupnya, setelah dua atau
tiga kali menanam ulang, unsur hara di tanah akan berkurang. Karena
itu mereka berpindah untuk menacri lahan baru yang masih subur.
Begitu juga dengan beternak, ketika rumput yang dipakai untuk makan
binatang-binatang habis, maka mereka berpindah. Contoh masyarakat
berladang adalah bangsa Arab Badui, bangsa Mongolia, Turki, Uzbekh,
dan lain-lain.
1.3 MASYARAKAT PERTANIAN
Berbeda dengan masyarakat berladang yang mengandalkan hujan,
masyarakat pertanian sudah menggunakan system pengairan (irigasi)
yang teratur sehingga cuaca todak memengaruhi hasil tani mereka.
Penemuan teknologi pertanian inilah yang menjadi dasar perkembangan
kebudayaan dan pencapaian peradaban pada beberapa bangsa.
Masyarakat yang telah mengembangkan sistem ini pada umumnya juga
mengembangkan kebudayaan lainnya seperti sistem bahasa, organisasi
sosial, kesenian dan lainnya. Contohnya adalah peradaban Mesir dan
Mesopotamia di Irak.
1.4 MASYARAKAT INDUSTRI
Masyarakat industry identic dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

16

teknologi. Masyarakat ini mulai terbentuk sejak munculnya ilmuwanilmuwan Eropa Barat pada sekitar abad ke-16. Ilmuwan-ilmuwan ini
melahirkan suatu Revolusi Industri pada dua abad selanjutnya. Dampak
dari perubahan ini adalah kemajuan di bidang perekonomian dan
meningkatnya kemakmuran masyarakat. Industrialisasi adalah keadaan
di mana suatu system perekonomian dilengkapi dengan mesin/pabrik
yang selanjutnya hal ini menjadi stimulus bagi sector-sektor
perkonomian lainya.

Contoh dari masyarakat industry adalah

masyarakat modern yang mengalami perubahan sosial.


1.5 MASYARAKAT POST-INDUSTRI
Masyarakat post-industri dicirikan dengan kemajuan teknologi di
bidang

informatika,

yang

merupakan

kelanjutan

dari

periode

modernism. Media massa merupakan ciri utama dari masyarakat ini.


Masyarakat post-industri sangat mencolok keberadaannya ditandai
dengan penggunaan telepon seluler di tiap lapisan masyarakat.

2. STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT INDUSTRI


Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa Latin, yakni stratum yang
berarti tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat. Menurut
Robert M.Z Lawang, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privillage, dan prestise. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa startifikasi sosial merupakan gejala alami yang tidak
mungkin dapat dihilangkan.
Industrialisasi di Indonesia bukan untuk mengganti tenaga manusia
dengan tenaga mesin, melainkan sebagai lapangan kerja yang banyak
menampung tenaga kerja. Karena itu, keterlibatan manusia dalam industry
akan memunculkan lapisan-lapisan sosial berdasarkan fungsinya. Adanya
perbedaan-perbedaan di setiap industri, baik berdasarkan lapisan sosial
maupun perbedaan kedudukan industri akan membedakan manusia yang
terlibat di dalamnya, yaitu pasar kerja. Definisi pasar kerja adalah proses
terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan
permintaan tenaga kerja.

17

Stratifikasi sosial akan muncul dalam suatu industri. Begitu pula


masyarakat akan menilai stratifikasi sosial berdasarkan tempat kerja atau
pasar kerja. Akibatnya masyarakat akan membedakan orang yang bekerja
berdasarkan pasar kerja utama akan berada pada lapisan yang tinggi,
sedangkan yang bekerja berdasarkan pasar kerja biasa akan berada pada
lapisan yang lebih rendah. Pasar kerja masyarakat dipandang tidak memiliki
gengsi yang tinggi. Hal ini disebabkan dua faktor. Faktor pertama karena
rendahnya tingkat manajemen sehingga perusahaan tidak dapat bersaing
serta tidak dapat membayar gaji dan memberikan jaminan sosial bagi
karyawannya.

Kedua,

karena

rendahnya

tingkat

pendidikan

dan

keterampilan karyawan pada pasar kerja biasa.


Bentuk stratifikasi sosial menurut Parker, yaitu kelas dalam masyarakat
industri dan status sosial (kedudukan). Kelas dalam masyarakat industri
umumnya digunakan untuk menunjukkan pembagian di dalam masyarakat,
tanpa memikirkan apakah mereka menyadari posisinya atau tidak. Status
sosial dalam masyarakat industri tidak menggambarkan pembagian posisi
dalam masyarakat, tetapi menunjukkan tingkat posisi seseorang atau
kelompok yang ditentukan oleh berbagai faktor.
Dalam hal ini, Scheneider mengemukakan pembagian dalam kelas
industri yaitu kelas pengusaha (pemilik industri), kelas pemilik saham atau
obligasi kelas manajemen, kelas pengusaha kecil dengan modal terbatas,
kelas kerah putih yaitu orang yang bekerja sebagai eklusif dalam
perusahaan, dan kelas pekerja kasar (buruh) yang memiliki keterampilan
khusus maupun tanpa keterampilan. Perubahan status antar lapisan pada
masyarakat industri lebih terbuka dan memungkinkan terjadi bagi setiap
orang. Penggolongan tersebut menunjukkan bahwa setiap anggota
masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda.
3. HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN KEBUDAYAAN
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan
sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah

18

kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan


masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri,
refleks, beberapa tindakanakibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia
sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan kemampuan
naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti
makan, minum, atau berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang
berkebudayaan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya
berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan
itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti
lembaga kemasyarakatan.
E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan
adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupankesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah
tertentu dalam waktu yang telah cukup lama dan mempunyai aturan-aturan
yang mengatur mereka untuk menuju kepada satu tujuan yang sama.
Sedangkan manusia adalah sumber kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat
danau besar dimana air dari sumber-sumber itu mengalir dan tertampung
didalamnya. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat.
Demikian

pula

kelangsungannya

eksistensi
dengan

suatu

adanya

masyarakat
kebudayaan.

hanya

dapat

Sedangkan

dijaga

perwujudan

kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai


makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

19

religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu


manusia dalam melangsungkan. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism.
Cara-cara melanggengkan atau melestarikan kebudayaan yang
sedemikian luasnya itu dimungkinkan karena manusia diberikan karunia oleh
Tuhan dalam hal kepandaian berbicara. Bahasa adalah alat perantara yang
paling pokok bagi manusia. Dengan adanya bahasa, manusia tidak usah
mengalami sendiri sesuatunya untuk dapat mengetahui dan memahaminya.
Belajar mendengarkan kata-kata yang terbungkus dalam sebuah bahasa orang
lain. Ditambah lagi dengan pengalaman-pengalaman sendiri, maka semakin
luaslah pengetahuan yang menjadi milik manusia itu. Tetapi, perlu diingat,
bahwa kemampuan manusia itu terbatas yang menyebabkan tidak dapat
mendukung seluruh kepandaian yang menjadi milik bersama itu.
Kekurangan pada manusia secara individu itu ditampung oleh
masyarakat. Hal ini mungkin karena para anggota masyarakat itu tentu tidak
sama minatnya, berlainan kepentingannya, berbeda kemampuannya, meskipun
masih tetap dalam lingkungan bersama. Maka sesungguhnya, pendukung
kebudayaan itu bukanlah manusia secara individu (perorangan) melain
masyarakat seluruhnya.
3.1 Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari
suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari
negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan
menggunakan bahasa Jawa.
Amalgamasi adalah istilah kuno sekarang sebagian besar untuk
perkawinan dan antar pembiakan dari etnik yang berbeda atau ras. Di dunia
berbahasa Inggris, istilah ini digunakan dalam abad kedua puluh. Di Amerika

20

Serikat, sebagian diganti setelah 1863 dengan istilah perkawinan antara suku
atau bangsa. Sementara itu, istilah amalgamasi bisa mengacu pada antar
pembiakan yang berbeda putih maupun etnis non-putih, istilah perkawinan
antara suku atau bangsa dimaksud antar pembiakan khusus untuk kulit putih
dan non-putih, terutama Afrika-Amerika
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang
atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usahausaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan
memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan


antarindividu dalam suatu kelompok, ataudpaat diartikan sebagai batas-batas
antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan
kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan
kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain.

21

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

22

DAFTAR PUSTAKA

23

UCAPAN TERIMA KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai