Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia sebagai keseluruhan yang komplit dan independen, holistik secara
biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang keseluruhannya tidak dapat
dipisahkan. Teori Henderson mempunyai 14 kebutuhan dasar manusia yaitu:
bernafas secara normal, makan dan minum cukup, eliminasi, bergerak dan
mempertahankan posisi yang dikehendaki (mobilisasi), istirahat dan tidur,
memilih cara berpakaian;berpakaian dan melepas pakaian, mempertahankan
temperatur suhu tubuh dalam rentang normal, menjaga tubuh tetap bersih dan
rapi, menghindari bahaya dari lingkungan, berkomunikasi dengan orang lain,
beribadah menurut keyakinan, bekerja yang menjajikan prestasi, bermain dan
bepatisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi, belajar, menggali atau memuaskan
rasa keinginantahuan yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal
(Potter & Perry, 2005).
Salah satu kebutuhan dasar tersebut yaitu dalam pemenuhan kebutuhan
mobilisasi. Range of motion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukanoleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of
motion (ROM) adalahlatihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaankemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa ototdan tonus otot (Potter &
Perry, 2005).
Latihan ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar,
pasiendengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentanggerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien
dengan paralisis ekstermitas total.
Range Of Motion berfungsi sebagai pertahanan, dapat memperbaiki tingkat
kesempurnaankemampuan

menggerakan

persendian

secara

normal,

dan

meningkatkan massaotot serta tonus otot. Selain itu, Range Of Motion atau
rentang gerak sendi juga memiliki prinsip-prinsip dasar, klasifikasi, tujuan,
manfaat, indikasi dan sasaran, jenis, serta kontraindikasi dilaksanakannya
tindakan tersebut.. Untukmengetahui hal tersebut lebih lanjut maka akan dibahas
makalah ini.
B. Rumusanmasalah
1. Apa pengertian dari Range Of Motion/ROM?
2. Apa klasifikasi Range Of Motion/ROM?
3. Apa saja prinsip dasar Range Of Motion/ROM?
4. Apa tujuan dan manfaat pemberian ROM?
5. Apa saja jenis-jenis ROM?
6. Apa indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian ROM?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan ROM?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Range Of Motion/ROM.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Range Of Motion/ROM.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar Range Of Motion/ROM.
4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pemberian ROM.
5. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ROM.
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian ROM.
7. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan ROM

BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianRange Of Motion (ROM)
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan

atau

memperbaiki

tingkat

kesempurnaan

kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa


otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).
Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan
batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk
menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang
abnormal (Arif, M, 2008).

B. Kemampuan Rentang Gerak


Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan
transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan
pada daerah seperti: kepala (leher spinal servikal), bahu, siku, lengan, jari-tangan,
ibu jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kaki (lutut, telapak kaki, jari kaki.
Gerak sendi
Bahu
Abduksi: Gerakan lengan ke lateral
dari posisi samping ke atas
Siku
Fleksi : Angkat lengan bawah kearah

Derajat Rentang Normal


180

150

depan dan ke arah atas menuju bahu.


Pergelangan tangan
Fleksi: Tekuk jari-jari tangan kearah
bagian dalam lengan bawah.

80-90

Ekstensi:

pergelangan

80-90

tangan dari posisi fleksi.


Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan

70-80

ke arah belakang sejauh mungkin.


Abduksi: Tekuk pergelangan tangan

0-20

Luruskan

ke sisi ibu jari ketika telapak tangan


menghadap ke atas.
Adduksi: Tekuk pergelangan tangan

30-50

kea rah kelingking, telapak tangan


menghadap ke atas.
Tangan dan jari
Fleksi: Buat kepalan tangan
Ekstensi: Luruskan jari
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan

90
90
30

ke belakang sejauh mungkin.


Abduksi: Kembangkan jari tangan
Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan

20
20

dari posisi abduksi


C. Klasifikasi ROM
1. Latihan ROM Aktif
ROM Aktif adalah perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot, memperlancar
sirkulasi darah, mencegah kekakuan pada otot dan sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif .
Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari
kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif. Kekuatan otot 75%.
2. Latihan ROM Pasif
ROM Pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat pada setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma
dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring
total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
4

mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM
pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu
dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.Kekuatanotot 50%.

D. Prinsip Dasar Latihan ROM


Prinsip-prinsip dasar dari kegiatan latihan ROM sebagai berikut:
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagianbagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
E. Tujuan dilakukan ROM
Tujuan dari kegiatan latihan ROM sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot


Memelihara mobilitas persendian
Merangsang sirkulasi darah
Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

F. Manfaat dari kegiatan ROM


Beberapa manfaat dalam pelaksanaan kegiatan ROM adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan;
2. Memperbaiki tonus otot;
3. Meningkatkan mobilisasi sendi;
4. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan;
5

5.
6.
7.
8.

Meningkatkan massa otot;


Mengkaji tulang, sendidanotot;
Mencegah terjadinya kekauan sendi
Memperlancar sirkulasi darah

G. Indikasi Dan Sasaran ROM


Indikasi dan sasaran dalam pemberian ROM yaitu:
1. ROM Aktif
Indikasi :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
c. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak
Sasaran :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM
Aktif serupa dengan ROM Pasif.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak
dari kontrol gerak volunter.
Sasaran spesifik :
a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat
b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik
2. ROM Pasif
Indikasi :
a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak
aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma,
kelumpuhan atau bed rest total
Sasaran :
a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan akut
b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
d. Membantu kelancaran sirkulasi

e. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri


f. Membantu proses penyembuhan pasca cedra dan operasi
g. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
H. Kontra Indikasi
Kontraindikasi dari pemberian Range Of Motion (ROM) sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Trombus/emboli dan peradangan pada pembuluh darah;


Kelainan sendi atau tulang;
Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung);
Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau

adanyaluka dalam;
5. Nyeri berat;
6. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
I. Jenis-Jenis ROM
Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga
berikut :
1. Leher, spina, serfikal
Fleksi
: Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45
Ekstensi
: Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45
Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 4045
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
Rotasi

kearah setiap bahu, rentang 40-45


: Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,
rentang 180

2. Bahu
Fleksi
Ekstensi

: Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke


posisi di atas kepala, rentang 180
: Mengembalikan lengan ke posisi di samping

tubuh,rentang 180
Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
Abduksi

rentang 45-60
: Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180

Adduksi

: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang

tubuhsejauh mungkin, rentang 320


Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakanlengan sampai ibu jari menghadap ke dalam
Rotasi luar

dan kebelakang, rentang 90


: Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jarike

atas dan samping kepala, rentang 90


Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh,
rentang360
3. Siku
Fleksi

: Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke

depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150


Ektensi
: Meluruskan siku dengan menurunkan tangan,rentang150
4. Lengan bawah
Supinasi
: Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
Pronasi

tangan menghadap ke atas, rentang 70-90


: Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan

menghadap ke bawah, rentang 70-90


5. Pergelangan tangan
Fleksi
: Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
Ekstensi

bawah, rentang 80-90


: Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari,tangan,

lengan bawah berada dalam arah yang sama,rentang 80-90


Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
Abduksi
Adduksi

mungkin, rentang 89-90


: Menekuk pergelangan miring ke ibu jari,rentang30
: Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
rentang 30-50

6. Jari-jari tangan
Fleksi
: Membuat genggaman, rentang 90
Ekstensi
: Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90
Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh
Abduksi

mungkin, rentang 30-60


: Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang

lain, rentang 30
Adduksi
: Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30
Ulnar Deviasi : Menggerakkan jari-jari tangan arah ke jari kelingking
Radial Deviasi: Menggerakkan jari-jari tangan arah ibu jari

7. Ibu jari
Fleksi

: Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak

Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Oposisi

tangan, rentang 90
: Gerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90
: Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30
: Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30
: Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama

8. Pinggul
Fleksi
Ekstensi

: Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120


: Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,

rentang 90-120
Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50
Abduksi
: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
Adduksi

rentang 30-50
: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan

melebihi jika mungkin, rentang 30-50


Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lainnya dengan
Rotasi luar

rentang 90
: Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain dengan

rentang 90
Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
9. Lutut
Fleksi
: Mengerakan tumit ke arah belakang paha, dengan rentang
Ekstensi
10. Mata kaki
Dorsalfleks

120-130
: Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130
: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke

atas, rentang 20-30


Plantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah, rentang 45-50
11. Kaki
Inversi
: Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10
Eversi
: Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10
12. Jari-Jari Kaki
Fleksi
: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60
Ekstensi
: Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60
Abduksi
: Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, dengan
Adduksi

rentang 15
: Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15

J. Asuhan Keperawatan Range Of Motion (ROM)


1. Pengkajian
Seperti halnya imobilisasi, sebelum melakukan latihan ROM perlu dilakukan
pengkajian, khususnya pengkajian terhadap persendian itu sendiri. Hal-hal yang
perlu dikaji antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Keadaan sendi yang akan dilatih


Keadaan kulit : memar, mengering, mengelupas (setelah pemasangan gips)
Warna kulit : sianosis atau inflamasi (biru atau tanda-tanda peradangan)
Adanya jaringan parut
Suhu pasien
Adanya edema
Adanya kontraktur atau kelemahan otot

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang membutuhkan intervensi latihan ROM antara lain
adalah :
a. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan muskuloskeletal.
b. Ketidaksanggupan beraktivitas b.d immobilisasi.
c. Ketidaksanggupan beraktivitas b.d kelemahan.
3. Intervensi
Jika pasien tidak atau belum bisa melakukan ROM secara aktif maka pasien
harus dibantu perawat dalam melaksanakan latihan ROM pasif. Teknik
melaksanakan latihan ROM pasif adalah :
a.

Tempatkan pasien pada posisi telentang. Kedua tangan berbaring pada

b.

posisi lutut lurus.


Pegang ekstremitas pada sendi-sendi, gerakkan sendi secara perlahan-

c.
d.

lahan selanjutnya teruskan.


Gerakkan setiap sendi secara teratur, terus menerus dan perlahan.
Hindarkan pergerakan yang berlebihan dari persendian pada saat latihan

e.
f.

ROM.
Hindarkan tekanan yang kuat pada saat pergerakan yang kuat.
Hentikan pergerakan bila ada keluhan nyerui dari pasien.

10

g.

Gerakkan dengan lemah lembut secara bertahap sampai terjadi


relaksasi.Jika persendian pasien sudah baik dan pasien sanggup
melakukan latihan sendiri maka pasien diinstruksikan untuk melakukan
latihan ROM sendiri secara aktif.

Hal-hal dibawah ini dapat dilakukan pada klien yang sudah dapat melakukan
pergerakan sendiri tanpa bantuan, antara lain:
a. Sendi bahu
1) Fleksi
: menjemur pakaian, menggantung pakaian
2) Ekstensi
: mengancing ritsluiting, mengenakan baju
3) Rotasi interna
: memasukkan baju kedalam celana
4) Rotasi eksterna : membalikkan kerah baju, menisir rambut
b. Sendi siku
1) Fleksi
: minum, berhias , menyisir rambut
2) Ekstensi
: memungut benda sambil duduk
3) Pronasi lengan bawah
: memutar keran air, memutar pegangan
pintu
c. Sendi tangan
Membuka peniti, menulis, menggores korek, memegang dan
menggunakan sendok dan garpu.
d. Sendi paha
Duduk dan berdiri, jongkok di kamar mandi
e. Sendi lutut
Menaiki undakan,membungkuk mengambil benda
f. Sendi pergelangan kaki
1) Plantar dan dorsalfleksi : berdiri pada ujung kaki, berjalan pada
permukaan tanah yang kasar
2) Berdiri dalam posisi inversi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11

Latihan Range Of Motion adalah latihan rentang gerak sendi yang bertujuan
untuk memepertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot. ROM
dapat diklasifikasikan menjadi ROM Aktif (Pasien aktif dapat melakukan gerakan
sendiri dan didampingi oleh perawat) dan ROM Pasif (Perawat aktif membantu
dalam memberikan latihan).
Dalam pemberian tindakan Range Of Motion (ROM) juga memiliki prinsipprinsip dasar dan tindakan ROM yang dilakukan harus memperhatikan, tujuan,
manfaat, indikasi dan sasaran, serta kontraindikasinya agar dapat meminimalisir
kejadian yang tidak diinginkan pada pasien
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui,
memahami, dan menjelaskan tentang ROM beserta semua prinsip, tujuan,
manfaat,

indikasi

dan

sasaran

serta

kontraindikasinya

agar

dapat

Buku

mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Sigalingging,

Ganda.

2012.

Kebutuhan

Dasar

Manusia

PanduanLaboraturium. Jakarta: EGC

12

Hidayat, AAA. (2006). Kebutuhan Pengantar Dasar Manusia, Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan:Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

id.scrib.com/doc/69089467/ROM#scribd.pdf (diakses pada tanggal 13 September


2015 pukul 10.00 WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai