Anda di halaman 1dari 2

Waspada Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit

Administrator
email: yadiutama@unsri.ac.id
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Rumah Sakit sebagai tempat perawatan dan penyembuhan pasien, ternyata rentan terjadinya infeksi penyakit. Infeksi yang
terjadi di rumah sakit dinamakan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah Infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di Rumah Sakit. Bagi pasien yang dirawat di Rumah Sakit ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi
penyebab langsung atau tidak langsung terhadap kematian pasien.
"Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi ia menjadi penyebab
penting pasien dirawat lebih lama di rumah sakit," ungkap Dr Sri Kusumo Amdani SpA (K) MSc, dalam kuliah umum
pengendalian infeksi nosokomial di gedung serba guna Program Pasca Sarjana Unsri, kemarin(20/8).
Perempuan yang menjabat sebagai Direktur Utama RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta mengatakan, infeksi
nosokomial merupakan persoalan serius yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi
ini bisa ditularkan dari pasien ke petugas dan sebaliknya, pasien ke pengunjung dan sebaliknya, serta antar orang yang
berada di lingkungan rumah sakit.
"Penyebab infeksi nosokomial akan menjadi kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah
dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman Endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkaan bahwa kejadian Infeksi Nosokomial
adalah Infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya dapat juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah,"
bebernya.
Cara penularan infeksi nosokomial, sambungnya, yaitu kontak langsung antara pasien dan personel yang merawat atau
menjaga pasien, kontak tidak langsung ketika obyek tidak bersemangat atau kondisi lemah dalam lingkungan menjadi
kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan. "Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi, penularan cara droplet
infection di mana kuman dapat mencapai ke udara (air borne). Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau
serangga yang membawa kuman,"jelas Sri sapaan akrabnya.
Menurutnya, faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya infeksi nosokomial. Infeksi pada dasarnya terjadi karena interaksi
langsung maupun tidak langsung antara penderita (host) yang rentan mikroorganisme yang infeksius dan lingkungan
sekitarnya (Environment).
Lebih jauh ia memaparkan, pencegahan terjadinya infeksi nosokomial diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring
dan program yang termasuk, membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan
penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan, mengontrol resiko penularan dari
lingkungan.
Selain itu, terangnya, melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi,
membatasi risiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif, pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan
mengontrol penyebarannya.
Ditambahkannya pula untuk mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit, pembersihan yang rutin sangat penting untuk
meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. "Perlu diingat bahwa
sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan
dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali," tegasnya.
Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara,
terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui
udara.
Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain

itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk
mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat
menggunakan panas matahari.
"Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar
pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan,"tukasnya.

Anda mungkin juga menyukai