Anda di halaman 1dari 2

Macam-macam kaidah hukum islam

Kaidah-kaidah dalam hukum islam dibagi menjadi dua yaitu kaidah asasiyah dan
kaidah ghoiru asasiyah.
A. Kaidah Asasiyah
Kaidah asasiyah adalah kaidah yang dipandang sebagai kaidah induk.
Kaidah ini dipegang oleh seluruh madzab. Kaidah ini juga terkenal dengan
istilah qowaid al-khamsah (kaidah-kaidah yang lima) atau panca kaidah.
Adapun kelima kaidah tersebut adalah :
1. segala sesuatu ( perbuatan) tergantung paa tujuan nya
Kaidah ini membahas tentang eksistensi niat dalam tisp-tiap perbuatan
manusia. Imana sumber dalilnya dalam firman QS.AL-BAYYINAH:5 yang
artinya :
Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah allah dengan
memurnikan kepada-NYA dalam agama yang lurus.
Dan sabda Nabi Saw. Yang artinya :
Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niat, dan
sesungguhnya mal seseorang itu hanyalah apa yang ia niatkan (HR Ashab
As-sittah)
Adapun makna kaidah ini adalah bahwa stiap amal perbuatan, baik
dalam hubungan denga Allah maupun dengan sesama makhluk-NYA
nilainya ditentukan oleh niat serta tujuan dilakukan nya.
2. adapun kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukum
Kaidah diatas membahas tentang adat atau kebiasaan-kebiasaan yang
sering diperbuat dalam suatu komunitasmanusia, dimana kebiasaaan itu
tidak bertentangan dengan syariat. Sehingga paa akhirnya kebiasaan itu
sudah menjadi rutinitas yang dianggap bai untuk diamalkan secara terus
menerus. Sebagai misal adalah bahwa didalam syara ditetapkan bahwa
hukum mahar dalaam pernikahan, namun tidak ada penjelasan berapa
banyak ketentuan mahar itu, maka ketentuan itu dikembalikan menurut
kebiasaan. Adat kebiasaan inididalam istilah ushul sering disebut dengan alurfu. Adapun sumber dalil dari kaidah adalah Sabda Rosulullah Saw. Yang
artinya :
apa yang dipandang baik oleh orang islam maka baik disisi Alah (HR
ahmad)
Dan firman Allah :
Dan suruhlah orang untuk mengerjakan yang maruf dan berpaling dari
orang yang bodoh. (QS AL -ARAF:199)
3. kemudhorotan itu harus dihilangkan
Arti dari kaidah ini menunjukkan bahwa kemudhorotan itu telah terjadi
dan akan terjadi. Apabila demikian hal nya , maka wajib untuk dihilangkan.
Contohnya adalah: mengembalikan barang yang telah dibeli sebab adanya
cact diperbolehkan. Kemudian diperbolehkan cerai setelah menikah.
Adapun asan hukum nya adalah firman Allah QS AL-ARAF:55 yang
artinya :
dan jangan lah kamu sekalian membuat kerusakan dibumi
Dan firman Allah QS AL-QASAS:77 yang artinya:
sesungguhnya Allah tidak suka kepadaorang-orang yang membuat
kerusakan.

Kemudian sabda Rosulullah Saw . yang artinya :


tidak boleh membuat kemudhorotan pada diri sendiri dan membuat
kemudhorotan pada orang lain (HR ahmad dan ibnu majah )
4. yang sudah diyakini tidak dapat dihapus oleh keragu-raguan
kaidah ini artiny adalah bahwa sesuatu yang telah diyakinkan tidak dapat
digoyahkan oleh sesuatu yang masih diragukan, kecuali yang meragukan
itu meningkatkan menjadi meyakinkan. Jadi, semua tindakaan itu arus
berlandaskan pada apa yang diyakin.
Sebagai contohnya adalah orang yang telah berwudhu, kemudian
datang keraguan apakah ia telah berhadas, maka ia dalam ha ini ditetapkan
hukum yang telah diyakini, yakni masih ada wudhu dan belum berhadas.
Kaidah ini memiliki dalil :
Sabda Rosulullah Saw. Yang artinya :
apabila seseorang daripada kamu ragu-ragu didalam shalatnya, tidak
tahu sudah berapa rakaat yang telah dikerjakan nya, tiga roakaat kah
atau empat roakaat, maka buangkan keragu-raguan itu dan
berpeganglah kepada apa yang meyakinkah
(HR. AT TIRMIZI)
5. kesukaran itu mendatangkan kemudahan
Dasar kaidah iniadalah firman Allah QS.AL-BAQARAH ayat 185 yang
artinya :
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan Allah menghendaki
kesukaran bagimu
Dan sabda Rosulullah Saw yang artinya :
agama itu adalh mudah, agama yang disenangi Allah adalah agama
yang benar dan mudah. (HR Bukhari)
Sebagai contoh kaidah ini adalah:
a. Ketika bepergian boleh mengqasar shalat dan menjamak shalat, dan
tidak berpuasa.
b. Seseorang boleh melakukan shlatdengan cara duduk, bebaring dan
dengan isyarat ketika dalam keadaan sakit.
B. Kaidah Ghoiru Asasiyah
Walaupun kedudukan nya sebagai kaidah asasiyah namun keberadaan nya
tetap didudukkan sebagai kaidah yang penting dalam hukum islam . krena
itu para fuqoha sepakat akan kehujjahan kaidah ini. Adapun kaidah-kaidah
ghoiru asasiyah ini ada 40 kaidah yang dapat kita ketahui didalam kitab
al-asyba wa nazhoir, karangan imam jalaludin abdurrahman bin abi baka
al-syuyuti.
Kemudian ditambah lai dengan 68 kaidah yang terdapat dalam kitab almajallatul ahkamil adhiyah, yang telah disempurnakan oleh mustafa
ahmad Az-Zarqa.
Daftar pusaka
Syukri, muhammad, filsafat hukum islam, jakarta: pt rajagrafindo persada,
2013

Anda mungkin juga menyukai