Anda di halaman 1dari 15

Analisa HIRA

(Hazard Identification and


Risk Assesstment)

Langkah-langkah membuat HIRA atau


Hazard Identification and Risk Assesstment
adalah:
1. Menentukan kegiatan yang akan diidentifikasi
2. Mengidentifikasi sumber bahaya, yang terdiri
dari:
1. Alat atau bahan yang digunakan
2. Bahaya potensial
3. Kerugian atau dampak

3. Menentukan nilai resiko, penilaian resiko dibagi


menjadi 4 yaitu:

Bobot konsekuensi atau keparahan, didapat dari


tabel tingkat keparahan dimana tingkat
keparahan.
Tingkatan
Kriteria
Penjelasan
1

(Insignificant) tidak bermakna

Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil

(Minor ) kecil

Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K,


langsung dapat ditangani di lokasi kejadian,
kerugian materi sedang

(Moderate) sedang

Hilang hari kerja, memerlukan perawatan


medis, kerugian materi cukup besar

(Major) besar

Cidera yang mengakibatkan cacat atau hilang


fungsi tubuh secara total, kerugian materi besar

(Catastrophic) bencana

Menyebabkan kematian, kerugian materi


sangat besar

Bobot kemungkinan terjadi, didapat dari tabel


kemungkinan atau peluang terjadinya potensi
kecelakaan.
Tingkatan
Kriteria
Penjelasan
A

Almost Certain (hampir pasti akan

Terjadi hampir pada semua keadaan,

terjadi)

misalnya terjadi 1 kejadian dalam setiap hari

Likely (cenderung untuk terjadi)

Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan.


Misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu

Moderate (mungkin dapat terjadi)

Dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya


terjadi kejadian dalam 1 bulan

D
E

Unlikely (kecil kemungkinan

Mungkin terjadi sewaktu-waktu. Misalnya

terjadi)

terjadi 1 kejadian dalam 1 tahun

Rare (jarang sekali)

Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu.


Misalnya terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1
tahun

4.

Nilai resiko, merupakan penggabungan dari


nilai bobot konsekuensi dan bobot kemungkinan
sehingga untuk ke tahap berikutnya yaitu tahap
kategori resiko. Berikut adalah matriks penilaian
resiko:
Keparahan (Akibat)
Kemungkinan
(Peluang)

5. Kategori resiko, merupakan penilaian resiko yang


didapat dari matriks resiko. Berikut adalah tabel
keterangan
matriks resiko:
Huruf
Keterangan
E

Ekstreme Risk (Resiko Ekstrim), memerlukan penanggungan segera atau


penghentian kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan
sesegera mungkin

High Risk (Resiko Tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh


manajemen, penjadwalan tindakan perbaiakn secepatnya

Moderate Risk (Resiko Menengah), penanganan oleh manajemen terkait

Low Risk (Resiko Rendah), kendalikam dengan prosedur rutin

6. Pengendalian Resiko
Pengendalian Resiko adalah proses untuk
mengetahui adanya suatu bahaya dan
menentukan usaha mengatasinya.

ifikasi Sumber
Bahaya

al

Penilaian Resiko

Statu
Keterangan
Matriks

Dampak

Cedera,
Kematian
Pada
Manusia

Bobot
Kosenkuensi

Bobot
Kemungkinan
Terjadi

Nilai
Resiko

2E

Peraturan &
Persyaratan K3
Terkait

Pengendalian Resiko

Katagori
Resiko

Ada

Kendalikan
Dengan Prosedur
Rutin

Gangguan
Kesehatan

4D

Pelatihan Oleh
Manajemen,
Perbaikan
Secepatnya

Kecelakaa
n Kerja

2D

Kendalikan Dengan
Prosedur Rutin

Pembatasan Muatan,
Mill
Sertifikasi,sertifikasi
Rigger

Per.
13/Men/X/2011

Pemakaian APD,
Rambu2,Kotak P3K

pengaturan Jam
Kerja, Extra Fooding

Ada

ha

Menerapkan HIRA dalam sistem manajemen K3


melalui PDCA.
Tahap I :
1. Menentukan lokasi dan nama pekerjaan untuk
pengendalian resiko kerja
2. Identifikasi bahaya pekerjaan
3. Identifikasi Resiko tabel HIRA
Tahap II :
4. Tindakan Penanggulangan untuk Menurunkan Resiko
Tabel HIRA yang baru

Tahap III :
5. Menentukan kelayakan
Menentukan kesulitan dalam hal teknologi dari
setiap tindakan pengurangan resiko dengan
menggunakan tabel sebagai berikut.
Tingkat

Deskripsi

Mudah dilakukan

Dapat dilakukan dengan usaha tertentu

Kemungkinan bisa dilakukan, meskipun relatif sulit

Sangat sulit dilakukan

Tidak mungkin dilakukan

6. Evaluasi akhir
Buatlah daftar aktivitas pekerjaan
yang telah dibuat Identifiksi bahaya
dan resikonya dan lakukan tinjauan /
pembaharuan HIRA bila terjadi
perubahan.
7. Lakukan step 4 kembali.

PDCA
Do dengan pertimbangan berikut :

Tindakan penanggulangan memperhatikan :


Tahapan aktivitas yang memiliki skor 1-9
dikategorikan sebagai resiko yang bisa diterima, oleh
karenanya tidak diperlukan tindakan perbaikan.
Aktivitas yang memiliki nilai resiko 10 ke atas atau
nilai resiko < 10 namun pernah terjadi kecelakaan,
resiko tersebut dikategorikan sebagai resiko tinggi
(resiko yang tidak bisa diterima).
Karenanya harus ditentukan usaha untuk mengurangi
nilai resiko sampai pada tingkat yang bisa diterima.

Kunci utama dalam perencanaan tindakan


pengurangan resiko (fokus pada 4 faktor resiko) :
- Mengurangi durasi paparan dari pekerjaan berbahaya
- Mengurangi kemungkinan kejadian merugikan.
(contohnya : proses tidak normal).
- Meningkatan kemungkinan pencegahan bahaya.
(misalnya : memasang penghalang, perlengkapan
safety, training, membuat WIM/ prosedur kerja).
- Mengurangi tingkat keparahan potensi luka, dengan
desain yang aman dan tindakan mengurangi tingkat
energy dari sumber bahaya. (misalnya dengan
memakai APD).

Penentuan prioritas mengikuti langkah- langkah berikut :


Skor yang paling tinggi dan mudah dilaksanakan atau
selisih skor besar biaya rendah
Tinjau hasil skor penilaian resiko awal (langkah ke-3),
prioritaskan yang paling tinggi
Tinjau tingkat kesulitan, prioritaskan yang memiliki
level 5 (mudah dilakukan).
Tinjau skor penilaian resiko di kolom S4, prioritaskan
yang memiliki selisih skor yang paling tinggi.
Tinjau biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
prioritaskan yang berbiaya rendah

Anda mungkin juga menyukai