Beban Kerja Dan Lingkungan Fisik
Beban Kerja Dan Lingkungan Fisik
TINJAUAN PUSTAKA
waktu,
sedangkan
pemanfaatan
waktu
lebih
II-2
II-3
II-4
dalam
psikologi
konseling
(Counseling
Psychology)
II-5
kepribadian menurut
adalah segi
pandangan
yang
II-6
II-7
sumber
daya
manusia
atau
rekayasa
manusia
II-8
3. Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas yang
spesifik.
4. Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam
memperkirakan dan mempelajari beban kerja.
Tujuan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:
1. Menentukan skala terbaik berdasarkan perhitungan eksperimental dalam
percobaan.
2. Menentukan perbedaan skala untuk jenis pekerjaan yang berbeda.
3. Mengidentifikasi faktor beban kerja mental yang secara signifikan
berhubungan berdasarkan penelitian empiris dan subjektif dengan
menggunakan rating beban kerja sampel populasi tertentu.
4. Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan pengukuran
beban kerja mental berdasarkan persepsi subyektif operator atau pekerja.
Pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif dapat dilakukan dengan
beberapa metode, antara lain:
a. The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX)
b. Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
c. Borg Scale
d. Harper Cooper Rating (HQR)
e. Workload Profile
The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX) dikembangkan oleh Sandra G. Dari NASA-Ames Research Center
dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981. Metode
ini dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang
terdiri dari skala sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas,
usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stres dan kelelahan). Dari
sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi enam yaitu Mental Demand,
Physical Demand, Temporal (Time) Demand, Performance, Effort dan
Frustration.
Aplikasi NASA-TLX telah digunakan dalam eksperimen baik yang
menggunakan simulator (dalam penerbangan), simulasi pengendalian supervisi
II-9
atau untuk tugas-tugas dalam eksperimental (memory task, chice operation time,
critical instability tracking, conpesatorty tracking, mental arithmatic, mental
rotation, target ocquisition, dan grammatical reasoning).
Langkah-langkah dalam pengukuran beban kerja mental dengan metode
NASA-TLX, yaitu :
Skor =
()
15
.(2.1)
a. Pembobotan
Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua
indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental
terhadap pekerjaan tertentu. Kuisioner NASA-TLX yang diberikan
berbentuk perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 perbandingan
berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator
yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally kemudian akan menjadi
bobot untuk setiap indikator beban mental.
b. Pemberian Rating
Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam
indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah subjektif tergantung
pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk
mendapatkan skor beban mental NASA-TLX, bobot dan rating untuk
setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi 15 (jumlah
perbandingan berpasangan).
c. Menghitung Produk
Produk diperoleh dengan cara mengalikan rating dengan bobot faktor
untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6 nilai
produk untuk 6 indikator, yaitu :
1) Kebutuhan Mental (Mental Demand atau MD)
Pekerjaan-pekerjaan dengan tipe memikir, memutuskan, menghitung,
mengingat, melihat, mencari, dan sebagainya. Disimbolkan dengan
pertanyaan, apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, apakah
pekerjaan tersebut sederhana atau kompleks dan apakah pekerjaan
tersebut pasti atau penuh toleransi.
2) Kebutuhan Fisik (Physical Demandatau PD)
II-10
II-11
0 20
Sangat Rendah
21 40
Rendah
41 60
Sedang
61 80
Tinggi
81 100
Sangat Tinggi
Rating
Keterangan
Mental Demand
(MD)
Rendah, tinggi
Physical Demand
(PD)
Temporal Demand
(TD)
Rendah, tinggi
Performance (OP)
Tidak tepat,
sempurna
Rendah, tinggi
Effort (EF)
Rendah, tinggi
Rendah, tinggi
(sumber:Astuty, 2013)
2.1.1.1
suasana kerja yang baik, sehat, nyaman, serasi dan aman, yang akan
mendukung upaya
peningkatan
II-12
II-13
atau
kemampuan
khusus,
minat,
kepribadian,
temperamen,
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, metode penentuan beban kerja psikologis atau
mental dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pendekatan Ergonomi-Biomekanik
II-14
gerakan
bola
mata
yang
berirama
akan
II-15
peningkatanpotensi
kecelakaan kerja. Jelas bahwa beban kerja yang secara fisiologi berlebihan akan
berdampak pada kesehatan dan produktivitas kerja. Dalam konteks ergonomik,
tujuan yang ingin dicapai adalah memastikan bahwa sistem kerja dirancang
sedemikian rupa sehingga diperoleh produktivitas dan kualitas kerja terbaik,
yang dapat dicapai jika beban (energy cost) berada di dalam batas kemampuan
fisik.
Secara umum, beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal maupun internal. Setiap
pekerjaan merupakan beban bagi pekerja, yang dapat berupa beban fisik
maupun beban mental. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak
langsung.
Seorang
tenaga
kerja
mempunyai
kemampuan
berbeda
dalam
hubungannya dengan beban kerja. Ada beberapa macam definisi beban kerja,
yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh
manusia dan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi.
Yang kedua, beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk
menyelesaikan
pekerjaannya
seperti
mengangkat,
mencangkul,
berlari,
memikul, mendayung dan lainlain. Yang ketiga, beban kerja adalah beban
fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaanya.
Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung. Metode
pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan (energy
expenditure) melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja
seseorang, maka semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun metode
dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun metode ini hanya
mengukur secara singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal.
Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja
adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi
II-16
paru-paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru-paru, denyut
jantung, dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi
oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Penggunaan nadi kerja untuk menilai
berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan selain mudah,
cepat, dan murah, juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun
cukup akurat dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik,
kecuali dalam keadaan emosi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan
pada metabolisme respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung. Berat ringannya
beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk
menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas
kerjanya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan. Di
mana semakin berat beban kerja, maka semakin pendek waktu seseorang untuk
bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti. Sebaliknya, bila
beban kerja yang diberikan terlalu ringan maka menimbulkan kebosanan pada
pekerja atau operator.
Kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan
oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian,
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja, yaitu :
II-17
% =
100 ( )
...(2.2)
Keterangan:
HRR
HR kerja
HR rest
II-18
2. 30-60%
= Diperlukan perbaikan
Max HR
= 220 umur
= 260 (0,62 x umur), atau
= 190 0,62 x (umur 21)
Keterangan:
( )
1.5
(2.4)
II-19
25
5
..(2.5)
Keterangan :
TK = Waktu kerja (menit)
K
Jenis kelamin
10. Umur
11. Sikap kerja
Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini
adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan:
1. Mengukur kecepatan denyut jantung
2. Mengukur kecepatan pernafasan
3. Mengukur tekanan darah
4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh
II-20
II-21
manajemen
untuk
meningkatkan
produktivitas
kerja
secara
secara
bersama-sama
terhadap
waktupenyelesaian
II-22
pola
tingkah
laku
yang
baik.
Musik
yang
II-23
8
4
2
1
Jam
85
88
91
94
30
15
7.5
3,75
1,88
0,94
Menit
97
100
103
106
109
112
28,12
Detik
115
14,06
118
7,03
121
3,52
124
1,76
127
0,88
130
0,44
133
0,22
136
0,11
139
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)
Catatan :Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
ISBB (C)
Beban Kerja
II-24
Ringan
Sedang
Berat
31,0
28,0
75% - 100%
27,5
50% - 75%
31,0
29,0
25% - 50%
32,0
30,0
29,0
0% 25%
32,2
31,1
30,5
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa
panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola .....(2.6)
Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 kilokalori/jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan
kurang dari 350 kilokalori/jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang
dari500 kilokalori/jam.
TINGKAT
KETERANGAN
II-25
PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)
100
200
500
Pekerjaan halus
1000
300
Ruang
penyimpanan
&
ruangperalatan/instalasi
yangmemerlukan
pekerjaan
yangkontinyu.
Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar.
R. administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan
mesin
&
perakitan/
penyusun
Pembuatan gambar atau berkerja
dengan
mesin
kantor
pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,
pekerjaan mesin halus & perakitan
halus
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
pekerjaan mesin dan perakitan yang
sangat halus
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus
1500
Tidak menimbulkan
bayangan
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan
bayangan
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)
JENIS DEBU
Debu total
Asbes total
KONSENTRASI MAKSIMAL
10 mg/3
5 serat / ml udara dengan panjang
serat > 5 u
3
Silica total
50 mg/3
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)
II-26