Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja


Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang operator akan menjadi beban fisik
maupun mental.Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam
hubungannya dengan beban kerja. Aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi
kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Meskipun tidak dapat dipisahkan, namun
masih dapat dibedakan pekerjaan dengan dominasi fisik dan pekerjaan dengan
dominasi aktivitas mental.Analisis beban kerja banyak digunakan dalam
penentuan kebutuhan pekerja (man power planning), analisis ergonomic, analisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga keperencanaan penggajian.
Perhitungan beban kerja dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
1. Fisik, aspek fisik meliputi perhitungan beban kerja berdasarkan kriteriakriteria fisik manusia.
2. Mental, aspek mental merupakan perhitungan beban kerja dengan
mempertimbangkan aspek mental (psikologis).
3. Penggunaan

waktu,

sedangkan

pemanfaatan

waktu

lebih

mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja.


Menurut Tarwaka, pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa
hal berikut, yaitu:
a. Evaluasi dan perancangan tata cara kerja
b. Keselamatan kerja
c. Pengaturan jadwal istirahat
d. Spesifikasijabatan dan seleksi personil
e. Evaluasi jabatan
f. Evaluasi tekanan dari faktor lingkungan

II-2

Faktor yang mempengaruhi beban kerja menurut Tarwakaadalah sebagai


berikut:
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stresor.
Yang termasuk beban kerja eksternal adalah:
a) Tugas-tugas (Tasks)
Tugas ada yang bersifat fisik seperti tata ruang kerja, stasiun kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas
juga ada yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan dan
tanggung jawab terhadap pekerjaan.
b) Organisasi Kerja
Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya lamanya
waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja
malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang
termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja, misalnya
lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan dan getaran mekanis),
lingkungan kerja kimiawi (debu dan gas pencemar udara), lingkungan
kerja biologis (bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja
psikologis (penempatan tenaga kerja).
2. Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
manusiasebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi
tersebut dikenal dengan strain. Faktor internal meliputi:
a) Faktor somatis yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, dan status gizi.
b) Faktor psikis yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,
kepuasaan, dan lain-lain.

II-3

2.1.1 Psikologi Kerja


Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno yaitu psyche adalah jiwa dan logos
adalah kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental secara langsung karena
sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi
dari jiwa/mental tersebut yaitu berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku
dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu
perilaku atau ilmu sosial.
Beberapa jenis ilmu psikologi, secara tematis maupun terapan, dapat
dirinci menjadi:
1. Psikologi Sosial (Social Psychology)
Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial. Individu
dalam definisi tersebut menunjukkan bahwa unit analisis dari psikologi
sosial adalah individu, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi)
maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi budaya). Sehingga
psikologi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat,
fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu
dalam sebuah konteks sosial. Fenomena psikologi sosial antara lain
kemarahan, perilaku membantu, sikap sosial, ketertarikan dan hubungan
sosial, perilaku seksual dan sosialisasi.
2. Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychology
and Counseling)
Merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai
salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip
psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai
masalah atau penyakit psikologi. Untuk pertama kalinya, organisasi yang
mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan
Profesi Psikologi Amerika, yaitu American Noart of Profesional

II-4

Psychology. Lembaga tersebut yang melakukan pengujian, memberikan


diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi professional.
Sedangkan

dalam

psikologi

konseling

(Counseling

Psychology)

merupakan suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan,


menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan
penanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi
3. Psikologi Konstitusional
Merupakan suatu nama psikologi yang masih kontroversi. Pemahaman
yang lain adalah sebagai studi tentang hubungan antara struktur
morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsifungsi psikologi social.
4. Psikofarmakologi
Merupakan pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan
psikiatris. Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang
menandai revolusi pengobatan psikiatri, yaitu obat antipsikotik,
antidepresan, dan lithium. Obat antipsikotikberfungsi sebagai penetralan
khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan
halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya) yang
merupakan gejalaumum dalam skizoprenia dan penyakit gilaan depresif.
Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami
depresi mayor atau fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium
merupakan obat yang unik diantara obat-obat psikiatrik lainnya, terdiri
atas sebuah ion sederhana dan bukan merupakan molekul kompleks).
5. Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)
Merupakan suatu terminologi yang merangkum suatu bidang kajian
psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan
psikologi sumber daya manusia.
6. Psikologi Politik
Merupakan bidang interdisipliner yang tujuan substantif dasarnya
adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan
politik. Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan,

II-5

seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi serta


ilmu politik.
7. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology For The Classroom
and Educational Psychology)
Merupakan kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang
substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak,
psikologi pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan
setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan
menafsirkan, hasil tes intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian
yang merupakan sebagian dari tugas mereka. Sedangkan untuk psikologi
pendidikan merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses
belajar mengajar. Dalam hal ini, guru dapat mengadakan penelitian
pendidikan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran
bagi gurunya maupun hasil belajar bagi peserta didiknya.
8. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan menekankan perkembangan manusia dan
berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejak lahir sampai berumur
lanjut. Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah
berbagai perubahan intraindividual dan perubahan interindividual yang
terjadi di dalam perubahan intraindividual. Perubahan tersebut tidak
hanya mendeskripsikan, tetapi juga menjelaskan perubahan-perubahan
perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden
(gejala mendahului) dan konsekuensinya.
9. Psikologi Kepribadian
Psikologi

kepribadian menurut

adalah segi

pandangan

yang

menekankan hal penanaman dan peletakkan tingkah laku di dalam


kepribadian individu.
10. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)
Pada hakikatnya, psikologi lintas budaya adalah kajian empiris
mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki
perbedaan pengalaman yang dapatmembawa kearah perbedaan perilaku.
Psikologi lintas budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai

II-6

perilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam


budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.
11. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)
Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa
awal pertumbuhan psikologi industri yaitu pada awal tahun 1898, dimana
Fredick W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi
waktudan kerja manual. Setelah Perang Dunia II, psikologi rekayasa
semakin menonjol peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya
kompleksitas mesin atau peralatan mekanis yang menuntut sejumlah
tenaga operator pada tingkat efisiensi yang dipersyaratkan.
12. Psikologi Lingkungan
Psikologi lingkungan berhubungan dengan proses belajar yang
merujuk pada efek komulatif dari respons-respons individu terhadap
rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya. Psikologi lingkungan
dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak
sekedar mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikirkan manusia,
melainkan juga akibat yang diperhitungkan sebelumnya.
13. Psikologi Konsumen (Consumen Psychology)
Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan
penjualan, objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak
pabrik maupun distributor kepada konsumen Terutama melalui iklan,
konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat
diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi
periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari
abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.
14. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational
Psychology)
Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industridan
pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan
dimana ia dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip
tertentu. Dalam kajian ini terdapat tiga bidang kajian psikologi industri
dan organisasi, yaitu:

II-7

1. Psikologi personalia menekankan pada pembuatan keputusan


mengenai seleksi personalia, pelatihan promosi, transfer pekerjaan,
cuti, pemutusan hubungan kerja, kompensasi dan sebagainya.
2. Psikologi industri atau sosial klinis berhubungan dengan
penyesuaian timbal balik antara orang-orang dan lingkungannya.
Dalam hal ini, setiap pekerja diteliti tentang kemampuan
menyesuaikan diri, motivasi, kepuasan, kinerja, kecenderungan
untuk tetap bekerja di perusahaan dan tingkat absensi.
3. Psikologi

sumber

daya

manusia

atau

rekayasa

manusia

menggunakan asumsi berkebalikan dari psikologi personalia,


walaupun masalahnya, yaitu bagaimana mencocokkan individu
dengan pekerjaannya. Akan tetapi, psikologi sumber daya
manusia bahwa orang sebagai konstanta atau faktor tetap,
sedangkan lingkungan sebagai faktor variabel.
Menurut Grandjean, beban mental dalam pekerjaan menyangkut beberapa
hal, yaitu:
1. Keharusan untuk menjaga tingkat kewaspadaan yang tinggi selama periode
tertentu.
2. Kebutuhan untuk mengambil keputusan.
3. Kejadian menurunnya konsentrasi akibat kemonotonan.
4. Kurangnya kontak dengan manusia lain.
Pengukuran beban kerja mental secara subjektif yaitu pengukuran beban kerja
di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kualitatif. Pengukuran
ini merupakan salah satu pendekatan psikologi dengan cara membuat skala
psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara membuat skala tersebut
dapat dilakukan baik secara langsung (terjadi secara spontan) maupun tidak
langsung (berasal dari respon eksperimen). Metode pengukuran yang digunakan
adalah dengan memilih faktor-faktor beban kerja mental yang berpengaruh dan
memberikan rating subjektif.
Tahapan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:
1. Menentukan faktor-faktor beban kerja mental pekerjaan yang diamati.
2. Menentukan range dan nilai interval.

II-8

3. Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas yang
spesifik.
4. Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam
memperkirakan dan mempelajari beban kerja.
Tujuan pengukuran beban kerja mental secara subjektif adalah:
1. Menentukan skala terbaik berdasarkan perhitungan eksperimental dalam
percobaan.
2. Menentukan perbedaan skala untuk jenis pekerjaan yang berbeda.
3. Mengidentifikasi faktor beban kerja mental yang secara signifikan
berhubungan berdasarkan penelitian empiris dan subjektif dengan
menggunakan rating beban kerja sampel populasi tertentu.
4. Metode pengukuran beban kerja secara subjektif merupakan pengukuran
beban kerja mental berdasarkan persepsi subyektif operator atau pekerja.
Pengukuran beban kerja psikologis secara subjektif dapat dilakukan dengan
beberapa metode, antara lain:
a. The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX)
b. Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
c. Borg Scale
d. Harper Cooper Rating (HQR)
e. Workload Profile
The National Aeronautical and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX) dikembangkan oleh Sandra G. Dari NASA-Ames Research Center
dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun 1981. Metode
ini dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang
terdiri dari skala sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas,
usaha fisik, usaha mental, performansi, frustasi, stres dan kelelahan). Dari
sembilan faktor ini disederhanakan lagi menjadi enam yaitu Mental Demand,
Physical Demand, Temporal (Time) Demand, Performance, Effort dan
Frustration.
Aplikasi NASA-TLX telah digunakan dalam eksperimen baik yang
menggunakan simulator (dalam penerbangan), simulasi pengendalian supervisi

II-9

atau untuk tugas-tugas dalam eksperimental (memory task, chice operation time,
critical instability tracking, conpesatorty tracking, mental arithmatic, mental
rotation, target ocquisition, dan grammatical reasoning).
Langkah-langkah dalam pengukuran beban kerja mental dengan metode
NASA-TLX, yaitu :
Skor =

()
15

.(2.1)

a. Pembobotan
Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua
indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental
terhadap pekerjaan tertentu. Kuisioner NASA-TLX yang diberikan
berbentuk perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 perbandingan
berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator
yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah tally kemudian akan menjadi
bobot untuk setiap indikator beban mental.
b. Pemberian Rating
Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam
indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah subjektif tergantung
pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk
mendapatkan skor beban mental NASA-TLX, bobot dan rating untuk
setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi 15 (jumlah
perbandingan berpasangan).
c. Menghitung Produk
Produk diperoleh dengan cara mengalikan rating dengan bobot faktor
untuk masing-masing deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6 nilai
produk untuk 6 indikator, yaitu :
1) Kebutuhan Mental (Mental Demand atau MD)
Pekerjaan-pekerjaan dengan tipe memikir, memutuskan, menghitung,
mengingat, melihat, mencari, dan sebagainya. Disimbolkan dengan
pertanyaan, apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, apakah
pekerjaan tersebut sederhana atau kompleks dan apakah pekerjaan
tersebut pasti atau penuh toleransi.
2) Kebutuhan Fisik (Physical Demandatau PD)

II-10

Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan hal fisik, seperti


mendorong, menarik, mengangkat, memutar, membelokkan, dan
sebagainya. Disimbolkan dengan pertanyaan apakah pekerjaan tersebut
berat atau ringan, apakah pekerjaan tersebut lambat atau cepat dan
apakah pekerjaan tersebut memiliki waktu yang cukup untuk istirahat
atau tidak.
3) Kebutuhan Waktu (Temporal Demandatau TD)
Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan waktu.Disimbolkan
dengan pertanyaan ada tidaknya tekanan waktu dalam pekerjaan
tersebut dan apakah waktu yang tersedia dalam pekerjaan tersebut
cukup, kurang, atau banyak.
4) Performansi (Own Performanceatau OP)
Berhubungan dengan tingkat kesuksesan dalam mencapai suatu tujuan
dalam pekerjaan. Disimbolkan dengan seberapa besar tingkat
kesuksesan dalam melakukan pekerjaan untuk menyelesaikan tujuan
pekerjaan tersebut.
5) Usaha (Effort atau EF)
Berhubungan dengan tingkat usaha yang dilakukan. Disimbolkan
dengan

pertanyaan seberapa besar usaha yang dilakukan atau

dikeluarkan secara mental maupun secara fisik untuk menyelesaikan


suatu pekerjaan.
6) Stress (Frustation Level atau FR)
Berhubungan dengan stress dan disimbolkan dengan pertanyaan
seberapa besar tingkat keamanan dalam melakukan suatu pekerjaan,
aman atau tidak aman. Seberapa tingkat stress yang dialami dalam
melakukan suatu pekerjaan dan seberapa termotivasinya pekerja dalam
melakukan suatu pekerjaan.
Terdapat beberapa nilai yang menunjukkan besarnya tingkat beban kerja dan
diklasifikasikan kedalam sebuah tabel. Klasifikasi beban kerja berdasarkan analisa
NASA-TLX.
Tabel2.1 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Analisa NASA-TLX
Skor Beban Kerja

Klasifikasi Beban Kerja

II-11

0 20

Sangat Rendah

21 40

Rendah

41 60

Sedang

61 80

Tinggi

81 100

Sangat Tinggi

(sumber: modul praktikum prancangan teknik industri 1 universitas sultan ageng


tirtayasa, 2014)

Tabel2.2Penjelasan Indikator Beban Mental yang akan Diukur


Skala

Rating

Keterangan

Mental Demand
(MD)

Rendah, tinggi

Physical Demand
(PD)
Temporal Demand
(TD)

Rendah, tinggi

Performance (OP)

Tidak tepat,
sempurna

Frustation Level (FR)

Rendah, tinggi

Effort (EF)

Rendah, tinggi

Seberapa besar aktivitas mental dan perseptual yang


dibutuhkan untuk melihat, mengingat dan mencari.
Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit,
kompleks atau sederhana, longgar atau ketat.
Jumlah aktivitas fisik yang dibutuhkan (misalnya:
mendorong, menarik, mengontrol putaran)
Jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang
dirasakan selama elemen pekerjaanberlangsung.
Apakah perlahan, santai, atau cepat.
Seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam
pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil
kerjanya.
Seberapa tidak aman, putus asa, tersinggung,
terganggu, dibandingkan dengan perasaan aman,
puas, nyaman, dan kepuasan diri yang dirasakan.
Seberapa keras kerja mental dan fisik yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Rendah, tinggi

(sumber:Astuty, 2013)

2.1.1.1

Tujuan dan Fungsi Psikologi Kerja


Tujuan dari psikologi kerja adalah menciptakan dan memelihara

suasana kerja yang baik, sehat, nyaman, serasi dan aman, yang akan
mendukung upaya

peningkatan

produktivitas.Psikologi memiliki tiga

fungsi sebagai ilmu, yaitu:


1. Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana dan
mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa
deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
2. Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan
apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

II-12

3. Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan


yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya
prevensi atau pencegahan, intervensi atau treatment serta
rehabilitasi atau perawatan.
Ada beberapa aspek psikologi kerja, diantaranya yaitu motivasi
kerja dan kepuasan kerja, seleksi dan penempatan pegawai, pelatihan dan
pengembangan, produktivitas kerja, dan stress kerja.
Dari beberapa penelitian beban kerja mental yang dilakukan,
dimana dalam pengukurannya harus memiliki beberapa kriteria, yaitu:
1. Sensitivitas
Pengukuran yang membedakan situasi tugas yang satu dengan
yang lainnya berdasarkan intuisi (perasaan) untuk melihat
perbedaan tingkat beban kerja mental.
2. Selektivitas
Pengukuran yang tidak mempengaruhi bagian beban kerja mental
secara umum seperti beban fisik dan emosional.
3. Interferensi
Pengukuran yang tidak harus berhubungan dengan pemilihan
tugas atau pekerjaan beban kerja.
4. Reabilitas
Pengukuran yang dilakukan harus benar-benar nyata atau dapat
dipercaya dan hasilnya dapat diulang setiap saat.
5. Dapat Diterima
Maksudnya teknik pengukuran yang dilakukan harus dapat
diterima oleh manusia yang sedang diukur.
Motivasi dan kepuasan kerja:
a. Dorongan untuk melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
dalam diri manusia tujuan tercapai.
b. Selama masih ada tuntutan yang belum terpenuhi masih selalu
timbul dorongan.
Macam macam teori kebutuhan manusia :
a. Kebutuhan hidup dasar

II-13

b. Kebutuhan rasa aman


c. Kebutuhan bersosialisasi
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi
Ada beberapa aspek psikologi pada individu,yaitu intelegensia,
bakat

atau

kemampuan

khusus,

minat,

kepribadian,

temperamen,

motivasidan edukasi. Dan adapun aspek-aspek dalam psikologi kerja, yaitu


motivasi kerja dan kepuasan kerja, seleksi dan penempatan pegawai,
pelatihan dan pengembangan, produktivitas kerja, dan stress kerja.
2.1.1.2

Metode Psikologi Kerja


Metode penentuan beban kerja psikologi mental dapat dibedakan

sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, metode penentuan beban kerja psikologis atau
mental dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pendekatan Ergonomi-Biomekanik

Pendekatan ini mencakup pengukuran proses persepsi,


neuromotorik, dan biomekanik serta level kelelahan atau
kejenuhan pekerja.
b. Pendekatan Psikologis
Pengukuran pendekatan psikologis menggunakan atributatribut seperti keterampilan dan batas marginal kelelahan.
2. Secara Teknis
Secara teknis, metode penentuan beban kerja psikologis atau
mental dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Pengukuran Beban Kerja Mental Secara Objektif (Objective
Workload Measurement)
Pengukuran secara objektif adalah suatu pengukuran beban
kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data
kuantitatif.
b. Pengukuran Denyut Jantung

II-14

Pengukuran ini digunakan untuk mengukur beban kerja


dinamis seseorang sebagai manifestasi gerakan otot. Metode
ini biasanya dikombinasikan dengan perekaman gambar video
untuk kegiatan motion study.
c. Pengukuran Cairan dalam Tubuh
Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kadar asam laktat
dan beberapa indikasi lainnya yang bisa menunjukkan kondisi
dari beban kerja seseorang yang melakukan suatu aktivitas.
d. Pengukuran Waktu Kedipan Mata
Durasi kedipan mata dapat menunjukkan tingkat beban
kerjayang dialami oleh seseorang. Orang yang mengalami
kerja berat dan lelah biasanya durasi kedipan matanya akan
lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak
terbebani mental maupun psikisnya) durasi kedipan matanya
relatif cepat.
e. Pola Gerakan Bola Mata
Umumnya

gerakan

bola

mata

yang

berirama

akan

menimbulkan beban kerja yang optimal dibandingkan dengan


gerakan bola mata yang tidak beraturan.
2.1.2 Fisiologi Kerja
Fisiologi kerja adalah salah satu cabang ilmu ergonomi yang fokus
terhadap pengukuran energi yang dikeluarkan atau energi yang dikonsumsi oleh
manusia dalam menjalankan aktivitasnya. Energi yang dikeluarkan atau
dikonsumsi terjadi karena adanya proses metabolisme yang terjadi di dalam
otot, yang ditunjang oleh sistem cardiovascular dan sistem pernafasan yang
terdapat di dalam tubuh.Sisi fisiologis melihat kapasitas kerja manusia dari sisi
fisiologi tubuh, meliputi anatomi tubuh, denyut jantung, pernafasan dan lainlain. Beban kerja dari sisi fisiologis dihitung menurut kebutuhan kalori
berdasarkan energi yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas kerja.
Beban kerja yang berlebihan juga dapat berakibat buruk pada kualitas
dan performansi kerja. Efek buruk ini, sebagai contoh yang dapat mencakup

II-15

penurunan waktu reaksi, peningkatan kesalahan dalam mengambil keputusan,


penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, serta

peningkatanpotensi

kecelakaan kerja. Jelas bahwa beban kerja yang secara fisiologi berlebihan akan
berdampak pada kesehatan dan produktivitas kerja. Dalam konteks ergonomik,
tujuan yang ingin dicapai adalah memastikan bahwa sistem kerja dirancang
sedemikian rupa sehingga diperoleh produktivitas dan kualitas kerja terbaik,
yang dapat dicapai jika beban (energy cost) berada di dalam batas kemampuan
fisik.
Secara umum, beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal maupun internal. Setiap
pekerjaan merupakan beban bagi pekerja, yang dapat berupa beban fisik
maupun beban mental. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak
langsung.
Seorang

tenaga

kerja

mempunyai

kemampuan

berbeda

dalam

hubungannya dengan beban kerja. Ada beberapa macam definisi beban kerja,
yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh
manusia dan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi.
Yang kedua, beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk
menyelesaikan

pekerjaannya

seperti

mengangkat,

mencangkul,

berlari,

memikul, mendayung dan lainlain. Yang ketiga, beban kerja adalah beban
fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaanya.
Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
secara objektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung. Metode
pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan (energy
expenditure) melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja
seseorang, maka semakin banyak energi yang dikeluarkan. Meskipun metode
dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun metode ini hanya
mengukur secara singkat dan peralatan yang diperlukan sangat mahal.
Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja
adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi

II-16

paru-paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru-paru, denyut
jantung, dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi
oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Penggunaan nadi kerja untuk menilai
berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan selain mudah,
cepat, dan murah, juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun
cukup akurat dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik,
kecuali dalam keadaan emosi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan
pada metabolisme respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung. Berat ringannya
beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untuk
menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas
kerjanya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan. Di
mana semakin berat beban kerja, maka semakin pendek waktu seseorang untuk
bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti. Sebaliknya, bila
beban kerja yang diberikan terlalu ringan maka menimbulkan kebosanan pada
pekerja atau operator.
Kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan
oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian,
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai
indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja, yaitu :

1. Beban kerja ringan : 100-200 kilokalori/jam


2. Beban kerja sedang : > 200-350 kilokalori/jam
3. Beban kerja berat

: > 350-500 kilokalori/jam

Kebutuhan kalori seorang pekerja dapat ditentukan oleh tiga hal:


1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan usia.
2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan
dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

II-17

Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:


1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada
pergelangan tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG (Electrocardiograph), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa
jenis,yaitu:
1. Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) adalah rata-rata
denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata
denyut jantung pada saat seseorang bekerja.
3. Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) adalah selisish antara
denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total (recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada
suatu pekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada
pada kondisi istirahatnya.
5. Denyut kerja total (Total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah
denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut
berada pada kondisi istirahatnya (resting level).
Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan
peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maskimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair = % CVL) yang
dihitung berdasarkan rumus di bawah ini:

% =

100 ( )

...(2.2)

Keterangan:
HRR

= Heart rate range

HR kerja

= Denyut jantung diukur saat kerja

HR rest

= Denyut jantung diukur saat istirahat (diukur setelah istirahat pada


posisi berbaringselama 20 menit)

II-18

Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan


(200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. < 30%

= Tidak terjadi kelelahan

2. 30-60%

= Diperlukan perbaikan

3. 60-80% = Kerja dalam waktu singkat


4. 80-100% = Diperlukan tindakan segera
5. >100%

= Tidak diperbolehkan beraktivitas

Max HR

= 220 umur
= 260 (0,62 x umur), atau
= 190 0,62 x (umur 21)

Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk


energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat dituliskan
dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu dapat
dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :
= (2.3)
Keterangan:
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kkal/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waku kerja tertentu (kkal/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat waktu istirahat (kkal / menit)

Jika denyut jantung dipantau selama istirahat, maka waktu pemulihan


untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja.Dalam keadaan yang
ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga
mengalami kelelahan yang kronis.Formulasi untuk menentukan waktu istirahat
(Time Rest) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

( )
1.5

(2.4)

II-19

TR = Waktu istirahat yang dibutuhkan (menit)


T

= Total waktu kerja (menit)

= Pengeluaran energi cadangan yang direkomendasikan (kkal/menit)


biasanya 4 atau 5 kkal/menit

= Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/menit)


Sedangkan rumus untuk mengukur waktu kerja (Time Work) sendiri

adalah sebagai berikut :


=

25
5

..(2.5)

Keterangan :
TK = Waktu kerja (menit)
K

= konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/menit)


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan

pada pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah


sebagai berikut:
1. Penentuan dan lamanya waktu kerja
2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat
3. Sikap mental pekerja
4. Besarnya beban tetap
5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap
6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan
7. Lingkungan fisik kerja
8. Kecapaian kerja
9.

Jenis kelamin

10. Umur
11. Sikap kerja
Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini
adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan:
1. Mengukur kecepatan denyut jantung
2. Mengukur kecepatan pernafasan
3. Mengukur tekanan darah
4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh

II-20

5. Perubahan temperatur tubuh


6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin
7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator
Aktivitas otot yang akan mengubah fungsi-fungsi faal dalah tubuh adalah
sebagai berikut:
1. Denyut jantung
2. Tekanan darah
3. Keluaran atau output jantung (liter darah/menit)
4. Komposisi kimia dalam darah dan tubuh
5. Temperatur tubuh
6. Laju penguapan
7. Ventilasi paru-paru (liter darah/menit)
8. Konsumsi oksigen (O2) oleh otot
2.1.3 Lingkungan Fisik
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah
lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi kunci
pendorong bagi para karyawan untuk menghasilkan kinerja yang optimal.
Lingkungan kerja menurut Nitisemito (Nasution, 2011) adalah segala sesuatu
yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sementara itu, menurut Fieldman
oleh penelitian Nasution, 2011,menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan
faktor-faktor diluar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi
yang pembentukannya terkait dengan kemampuan manusia. Berdasarkan
definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah sebuah
hal yang berada disekitar pekerjaan yang dapat mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan tugas, kondisi kerja, hubungan karyawan didalamperusahaan dan
kinerja karyawan tersebut.
Pengaruh suara (tingkat kebisingan) banyak kaitannya dengan faktorfaktor psikologis danemosional, disamping pula pengaruh fisik yang dapat
berakibat kehilangan pendengaran, terjadi karena tingginya tingkat kebisingan
(di atas nilai ambang batas atau NAB) atau karena lamanya telinga terpapar
terhadap kebisingan tersebut (Natalial, 2003). Ketidaknyamanan lingkungan

II-21

kerja yang diakibatkan oleh temperatur juga akan mempengaruhi penyelesaian


pekerjaan dari seorang pekerja. Ketidaknyamanan akan mengakibatkan
perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia.
Kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan
kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan
kerja. Sebaliknya kondisi dingin yang berlebihan akan mengakibatkan rasa
malas dan mengurangi kewaspadaan serta konsentrasi terhadap pekerjaan yang
sedang dihadapinya (Nurmianto, 2003).
Dengan demikian temperatur, intensitas pencahayaan dan tingkat
kebisingan yang sesuaiakan menambah kemampuan kerja atau produktivitas
tenaga kerja yang secara ekonomis akanmenghasilkan nilai tambah secara
spesifik maupun mutlak yang makin membesar. Hal tersebutperlu diupayakan
pihak

manajemen

untuk

meningkatkan

produktivitas

kerja

secara

keseluruhan,yang merupakan fungsi kualitas dari peralatan, tenaga kerja, bahan,


dan metoda kerja,pembelian mesin baru dan lain-lain.
Akibat yang dihadapi dari permasalahan di atas merupakan suatu
pengaruh yang terjadi,disebabkan adanya faktor fisik kerja secara parsial. Hal
ini belum menunjukkan suatu pengaruhdari sebab lain (faktor fisik kerja) yang
berinteraksi

secara

bersama-sama

terhadap

waktupenyelesaian

pekerjaan/produktivitas tenaga kerja. (Nasution, 2011)


Unsur didalam lingkungan fisik meliputi:
a. Penerangan
Penerangan yang cukup akan sangat mempengaruhi kinerja pegawai,
karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugasnya,
matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang dan kesalahankesalahan dapat dihindari. Banyak kekeliruan yang terjadi dalam
penulisan atau interprestasi dalam membaca pada pegawai bagian tata
usaha disebabkan karena penerangan yang buruk, misalnya ruangan
terlampau gelap atau karyawan harus bekerja dibawah penerangan
yang menyilaukan (Sukamto, 2013)
b. Warna

II-22

Moekijat (1995) mengatakan warna tidak hanya mempercantik


lingkungan fisik tempat kerja tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi
didalam mana pekerjaan kantor itu dilakukan. Karena itu keuntungan
penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan
dan psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis.
c. Udara
Budiyanto (1991) mengatakan pertukaran udara yang cukup dalam
ruangan menyebabkan kesegaran fisik pegawai dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat
menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan
dari pegawai. Pertukaran udara mempengaruhi suhu ruangan. Suhu
yang ideal harus dipertahankan sebagai faktor lingkungan yang sangat
dibutuhkan untuk bekerja (kecuali untuk jangaka waktusingkat) yaitu
minimum 160C (60,80F) setelah jam pertama.
d. Suara
Menurut Budiyanto (1991) suara bising yang keras, tajam dan tidak
terduga adalah penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja tulis
menulis. Gangguan ini seringkali didiamkan saja walaupun tindakan
perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran
diluangkan untuk masalah itu.
e. Musik
Menurut Moekijat (1995) musik dipergunakan untuk membantu
pekerjaan, karena musik mempunyai kekuatan psikologis untuk
menghasilkan

pola

tingkah

laku

yang

baik.

Musik

yang

diperdengarkan harus sesuai dan menyangkan. Musik jangan terlalu


lambat atau terlalu keras, tetapi musik harus dapat menimbulkan
suasana yang gembira yang mana akan dapat mengurangi kelelahan
dalam bekerja.

1. Nilai Ambang Batas Kebisingan


Berikut adalah nilai ambang batas kebisingan :
Tabel 2.3Nilai Ambang Batas Kebisingan

II-23

Waktu pemaparan per hari

Intensitas kebisingan dalam


dBA

8
4
2
1

Jam

85
88
91
94

30
15
7.5
3,75
1,88
0,94

Menit

97
100
103
106
109
112

28,12
Detik
115
14,06
118
7,03
121
3,52
124
1,76
127
0,88
130
0,44
133
0,22
136
0,11
139
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)

Catatan :Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.

2. Nilai Ambang Batas Suhu


Berikut nilai ambang batas suhu :
Tabel 2.4Nilai Ambang Batas Suhu
Pengaturan waktu

ISBB (C)

kerja setiap jam

Beban Kerja

II-24

Ringan

Sedang

Berat

31,0

28,0

75% - 100%

27,5
50% - 75%

31,0

29,0

25% - 50%

32,0

30,0

29,0

0% 25%

32,2

31,1

30,5

(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR


PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)

Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa
panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola .....(2.6)
Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 kilokalori/jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan
kurang dari 350 kilokalori/jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang
dari500 kilokalori/jam.

3. Nilai Ambang Batas Pencahayaan


Berikut ini nilai ambang batas pencahayaan :
Tabel 2.5 Nilai Ambang Batas Pencahayaan
JENIS KEGIATAN

TINGKAT

KETERANGAN

II-25

PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)
100

Pekerjaan kasar dan


tidak terus menerus

Pekerjaan kasar &


terus menerus
Pekerjaan rutin

200

Pekerjaan agak halus

500

Pekerjaan halus

1000

300

Pekerjaan amat halus

Ruang
penyimpanan
&
ruangperalatan/instalasi
yangmemerlukan
pekerjaan
yangkontinyu.
Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar.
R. administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan
mesin
&
perakitan/
penyusun
Pembuatan gambar atau berkerja
dengan
mesin
kantor
pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,
pekerjaan mesin halus & perakitan
halus
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
pekerjaan mesin dan perakitan yang
sangat halus
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus

1500
Tidak menimbulkan
bayangan
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan
bayangan
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)

4. Nilai Ambang Batas Kelembaban


a. Suhu dan Kelembaban : - Suhu : 18 26 0C
- Kelembaban : 40% - 60%
b. Debu
Kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8
jam adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6 Nilai Ambang Batas Kelembaban
No
1
2

JENIS DEBU
Debu total
Asbes total

KONSENTRASI MAKSIMAL
10 mg/3
5 serat / ml udara dengan panjang
serat > 5 u
3
Silica total
50 mg/3
(Sumber: PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NOMOR
PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011)

Tiga faktor yang mempengaruhilingkungan kerja, yaitu:


a. Fasilitas Kerja.

II-26

Lingkungan yang kurang mendukung pelaksanaan kerja ikutmenyebabkan


kinerja yang kurang, seperti kurangnya alat kerja, ruang kerjayang pengap,
ventilasi yang kurang serta prosedur yang tidak jelas.
b. Gaji dan tunjangan.
Gaji yang tidak sesuai dengan harapan pekerjaanmembuat pekerja setiap saat
melirik ke lingkungan kerja yang lebihmenjamin pencapaian harapan kerja.
c. Hubungan kerja.
Kelompok kerja yang menampakkan loyalitas yang tinggiakan meningkatkan
produktivitas kerja karena satu pekerjaan denganpekerjaan yang lain akan
saling mendukung pencapaian tujuan dan atau hasil.
Berikut faktor yang Mempengaruhi Performansi Operasi:
a. Faktor Internal
Faktor faktor internal yang mempengaruhi kinerja dan performansi
seorang operator dalam lingkungan kerjanya yaitu daya ingat pendek,
kelelahan kerja, kelelahan otot, kewaspadaan, rasa bosan.
b. Faktor Eksternal
Faktor faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja dan performansi
seorang operator dalam lingkungan kerjanya yaitu temperatu, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, getaran mekanis,
warna.

Anda mungkin juga menyukai