Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KR 02 CALORI WORK
rLaboratory
Nama

: M. Fachri Laudzaputra Athalla

NPM

: 1506717992

Fakultas

: Teknik

Departemen

: Teknik Kimia

Kelompok

: 36

Minggu Percobaan

:7

Kode Praktikum

: KR 02

Tanggal Praktium

: 29 April 2016

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)


Universitas Indonesia
Depok

KR02 - Calori Work


Tujuan

Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
3. Termometer
4. Voltmeter dan Ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan.
Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan
dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik
dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan
dengan persamaan :
W = v . i . t .. .....( J ) ( 1 )
Dimana

W = energi listrik ( joule )


v = Tegangan listrik ( volt )
i = Arus listrik ( Ampere )
t = waktu / lama aliran listrik ( sekon )

Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan
temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan
persamaan :
Q = m . c . (Ta - T) .................(cal) (2)
Dimana

Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )

m = massa zat ( gram )


c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)
Ta = suhu akhir zat (K)
T= suhu mula-mula (K)

Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus
listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati
oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat
dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang
diberikan.

Cara Kerja
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman ini.
1. Mengaktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor !
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur!
5. Memperhatikan mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3
Data
Untuk V0,
Waktu
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

I
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

V
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Temp
20.6
20.6
20.6
20.6
20.6
20.6
20.6
20.5
20.5
20.5

Untuk V1,
T

35.13

0.65

20.4

6
9
12
15
18
21
24
27
30

35.13
35.13
35.13
35.13
35.13
35.13
35.13
35.13
35.13

0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65

20.4
20.6
20.8
20.9
21.1
21.3
21.4
21.5
21.6

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

50.65
50.65
50.65
50.76
50.76
50.76
50.76
50.76
50.76
50.76

1.56
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57
1.57

20.9
21.3
22.1
23.1
24.0
24.8
25.6
26.3
26.9
27.4

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

41.86
41.86
41.86
41.86
41.86
41.86
41.86
41.86
41.86
41.86

1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06

23.6
23.4
23.6
23.9
24.1
24.4
24.6
24.8
24.9
25.1

Untuk V2,

Untuk V3,

Pengolahan Data
Penghitungan C
C = W/T

V1
C = W/T
C = v.i.t/T
C = 0,62 . 34,79 . (30-3)/(17,8-16,7)

C = 529,44

V2
C = W/T
C = v.i.t/T
C = 1,49 . 49,62 . (30-3)/(23,1-17,3)
C = 525,32
V3
C = W/T
C = v.i.t/T
C = 1. 41,29 . (30-3)/(20,9-18,9)
C = 557,42
C rata rata
C +C + C
C = ( v1 v 2 v3 )/3
C = (529,44+525,32+557,42)/3
C = 537,39
Sc

(CCr)2
N (N 1)

Sc = 10,08
Maka nilai C kawat adalah 537,39 10,08
Grafik t vs T
V0

Grafik T terhadap t
18
16
14
12
Grafik T terhadap t

10
8
6
4
2
0
3

12

15

18

21

24

27

30

t(s
)

V1

Grafik T terhadap t
18
17.8
17.6
17.4
17.2

Grafik T terhadap t

17
16.8
16.6
16.4
16.2
16
3

12

15

18

21

24

27

30

V2

Grafik T terhadap t
25
20
15

Grafik T terhadap t

10
5
0
3

12

15

18

21

24

27

30

V3

Grafik T terhadap t
21.5
21
20.5
20

Grafik T terhadap t

19.5
19
18.5
18
17.5
3

12

15

18

21

24

27

30

Analisis
1. Analisis Data dan Pengolahan Data
Untuk kondisi V0, dapat dilihat seiring berjalannya waktu ( nilai t naik ), nilai T tidak
berubah sama sekali. Hal ini jelas terjadi, mengingat tegangan listrik yang dipakai adalah 0

volt, menyebabkan tidak ada energi, maka peningkatan suhu yang terjadi akan sangat sangat
kecil, bahkan bisa dianggap tidak naik sama sekali.
Untuk kondisi V1, tegangan listrik yang dipakai 0,62 volt, sehingga bisa dilihat di data
lonjakan suhu (T) dari kondisi awal hingga akhir adalah 1,1. Untuk kondisi V2, tegangan
listrik yang dipakai 1,49 volt, sehingga bisa dilihat di data lonjakan suhu (T) dari kondisi
awal hingga akhir adalah 3,8. Untuk kondisi V3, tegangan listrik yang dipakai 1 volt,
sehingga bisa dilihat di data lonjakan suhu (T) dari kondisi awal hingga akhir adalah 2.
Ketiga hasil diatas masuk akal karena kawat yang dipakai selalu sama, sehingga nilai C selalu
tetap, maka berdasarkan rumus C = W/T, dimana W= v.i.t, semakin besar nilai v maka nilai
T semakin besar, begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai v maka nilai T semakin kecil.
Nilai C yang didapat dari ketiga kondisi yaitu V1, V2, dan V3 semuanya mendekati, namun
untuk nilai V3 nilai C sedikit jauh dari nilai V1 dan V2, hal ini disebabkan oleh berbagai
kesalahan.
2.

Analisis Grafik

Untuk kondisi V0, karena sesuai yang ditulis sebelumnya dalam analisis data ( nilai T = 0),
maka grafik yang terjadi adalah grafik sejajar dengan sumbu x.
Untuk kondisi V1, V2, maupun V3, grafik yang ada dapat membuktikan hubungan garis lurus
waktu( t) dan suhu ( T), karena grafik yang terjadi merupakan grafik yang secara garis besar
linier, dengan gradien mendekati 1, seiring naiknya nilai t maka nilai T juga semakin besar,
begitu pula sebaliknya. Namun grafik yang terjadi tidak ada yang gradiennya persis 1,
mengindikasikan adanya berbagai kesalahan.
3. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang terjadi dalam percoaan ini tidak dapat ditentukan, hanya bisa didefinisikan
sebagai kesalahan acak (random error), karena percobaan dilakukan oleh AI (Artificial
Intelligence, percobaan remote laboratory) bukan oleh manusia.
Kesimpulan
Dengan mengabaikan kesalahan kesalahan dan menganggap bahwa percobaan terjadi dalam
kondisi ideal, dapat disimpulkan bahwa
C = 537
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai