Anda di halaman 1dari 8

SIMULASI DIGITAL

X AKUNTANSI 2
SMK NEGERI 2 PURWOREJO
KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas
tugas untuk menyusun tugas simulasi digital tentang sejarah dan perjuangan Ki Hajar Dewantoro
ini dengan baik.
Terselesaikannya tugas ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak terkait. Oleh karena, itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada :www.google.com selaku penyedia informasi, para guru, dan orang tua.
Kami menyadari bahwa dalam tugas yang saya susun ini masih, terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun tentunya sangat kami
harapkan.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga dengan telah disusunya buku ini dapat memberi
informasi kepada pembaca.

Purworejo,16-Mei-2016

Penyusun
BAJANG ARITIN

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
Sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantoro...............................................................3
A.Sejarah dan perjuangan Ki Hajar Dewantoro pahlawan Indonesia........3
B.Masa muda dan awal karir......................................................................4
C.Kegiatan gerakan Ki Hajar Dewantoro....................................................4
D.Als In Een Nederlander adalah...............................................................4
E.Di pangasingan........................................................................................5
F.Taman siswa............................................................................................6
G.Dedikasi untuk Indonesia merdeka di masa depan.................................6

Sejarah Dan Perjungan Ki Hajar


Dewantara Pahlawan Indonesia
A. Sejarah Dan Perjungan Ki Hajar Dewantara Pahlawan

Indonesia
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat EYD = Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi
Ki Hadjar Dewantara, EYD = Ki Hajar Dewantara, beberapa bahasa Jawa untuk
menulis suara Ki Hajar Dewantoro, dilahirkan di Yogyakarta, 2 Mei 1889 wafat di
Yogyakarta, 26 April 1959 di usia 69, selanjutnya disebut sebagai Soewardi atau
KHD adalah aktivis gerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan
pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.

Kihajar Dewantara

Beliau adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi rakyat jelata adat untuk dapat memperoleh hak atas
pendidikan serta aristokrasi dan Belanda.
Tanggal lahir sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Bagian dari penciptaan slogan, tut wuri handayani, menjadi slogan Departemen
Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah satu nama dari
kapal perang Indonesia KRI Ki Hajar Dewantara. Gambar dirinya diabadikan pada
tagihan 20.000 dolar tahun 1998 emisi.

Beliau dikukuhkan sebagai pahlawan nasional untuk-2 oleh Presiden, Soekarno,


pada 28 November 1959 (Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 305 Tahun
1959, tanggal 28 November 1959).

B. Masa Muda Dan Awal Karir Ki Hajar Dewantara


Soewardi berasal dari lingkungan Kadipaten Pakualaman keluarga, anak GPH
Soerjaningrat, dan cucu dari Pakualam III. Beliau menyelesaikan pendidikan dasar di
ELS Sekolah Dasar Eropa / Belanda. Kemudian telah terus STOVIA Sekolah
Kedokteran Bumiputera, tapi tidak sampai akhir karena sakit.
Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara
lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer, dan Poesara. Pada saat itu, ia diklasifikasikan sebagai penulis handal.
Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam semangat anti-kolonial.

C. Kegiatan Gerakan Ki Hajar Dewantara


Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial
dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo BO pada tahun 1908, ia aktif di bagian
propaganda untuk bersosialisasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat
Indonesia khususnya Jawa pada saat tentang pentingnya persatuan di negara ini.
BO kongres pertama di Yogyakarta juga diselenggarakan oleh Beliau.
Muda Soewardi Insulinde juga anggota organisasi, organisasi multi-etnis yang
didominasi Indo memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, pada
pengaruh Ernest Douwes Dekker DD. Ketika kemudian DD mendirikan Indische
Partij, Soewardi diundang pula.

D. Als ik een Nederlander adalah


Ketika pemerintah Belanda bermaksud untuk mengumpulkan sumbangan dari
warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada
tahun 1913, mengangkat reaksi kritis dari nasionalis, termasuk Soewardi. Beliau
kemudian menulis Een voor Allen maar Ook Allen voor Een atau Satu untuk
Semua, Semua untuk Satu, tetapi juga.
Tapi kolom KHD yang paling terkenal adalah Jika aku A Belanda judul asli: Als ik
een Nederlander adalah, yang diterbitkan dalam surat kabar De Expres pimpinan

DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini adalah pedas sekali di antara pejabat dari Hindia
Belanda, kutipan artikel adalah sebagai berikut.

Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pestapesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri
kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil,
tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan
sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan
itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya.
Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang
Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan
sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi
suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.
Pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini awalnya dibuat oleh Soewardi sendiri
karena gaya bahasa yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum. Bahkan jika
benar ia menulis, mereka menganggap peran DD di menghasut Soewardi untuk
menulis dengan gaya seperti itu.
Sebagai hasil dari tulisan ini ia ditangkap dengan persetujuan Gubernur Jenderal
Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka atas permintaan sendiri. Namun
demikian kedua orang, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya
mereka bertiga diasingkan ke Belanda 1913. Ketiga karakter yang dikenal sebagai
Tiga Serangkai. Soewardi kala itu berusia 24 tahun.

E. Di Pengasingan
Dalam pengasingan di Belanda, aktif dalam organisasi mahasiswa Soewardi dari
Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).
Di sinilah ia kemudian merintis cita-cita memajukan pribumi untuk belajar ilmu
pendidikan untuk memperoleh Europeesche Sertifikat, sebuah ijazah pendidikan
bergengsi yang kemudian menjadi dasar dalam membangun lembaga pendidikan
yang didirikan. Dalam penelitian ini Soewardi tertarik dengan ide-ide dari sejumlah
pendidikan Barat terkemuka, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan
pendidikan India, Santiniketan, keluarga Tagore. Pengaruh yang mendasari ini dalam
mengembangkan sistem pendidikan mereka sendiri.

F. Taman Siswa

Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera setelah itu
beliau bergabung dengan saudaranya di sekolah binaan. Pengalaman mengajar
kemudian digunakan untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia
dirikan pada 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Tamansiswa
National University.
Saat Beliau mencapai usia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia
mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Dia tidak lagi menggunakan
gelar kebangsawanan di depan namanya. Ini berarti bahwa dia bisa bebas dekat
dengan rakyat, baik fisik dan mental.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang menggunakan sekarang sangat terkenal
di kalangan pendidikan di Indonesia. Secara keseluruhan, slogan membacanya
dalam bahasa Jawa yang dinyanyikan Tulodo ngarso ing, ing Madyo Mangun Karso,
tut wuri handayani. Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat,
memberi dorongan balik. Slogan ini masih digunakan dalam pendidikan
masyarakat Indonesia, terutama di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

G. Dedikasi Untuk Indonesia Merdeka Di Masa Depan


Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri
Pengajaran Indonesia pasca disebut sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
yang pertama. Pada tahun 1957 ia menerima gelar doktor kehormatan honoris
causa dokter, Dr hc dari universitas tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada.
Untuk jasanya di bidang pendidikan umum perintis, ia menyatakan Bapa Pendidikan
Nasional Indonesia dan digunakan sebagai hari lahir Hari Pendidikan Nasional
Keputusan Presiden no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Dia meninggal
di Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

Anda mungkin juga menyukai