Penelitian Guru
Penelitian Guru
1. Peralatan gelas : erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur,gelas arloji, pipet, labu takar,
corong pisah, corong, pengaduk
2. Bak/ember maserasi
2. Evaporator Buchi
3. Oven
4. Desikator
5. mikropipet
6. kain hitam
7. kassa
8. plat KLT
9. lampu
6. Lampu UV 254 nm dan 366 nm (Camac UV-Cabinet II)
10. Seperangkat alat kromatografi kolom
11. Pipa kapiler
12. Bejana pengembang TLC
13. Timbangan
14. Blender
15. Botol-botol penampung
16. Spektrofotometer UV-Vis (MILTON ROY SPECTRONIC 3000 ARRAY)
17. Spektrofotometer IR (SHIMADZU FTIR 8201)
18. Spektrometer 1H-NMR (JEOL-MY60)
19. Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (GC-MS SHIMADZU QP-5000)
3. Preparasi Sampel
Kulit batang mahoni dicuci bersih,ditiriskan, dan dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan ditempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari. Setelah kering,
kulit batang mahoni dihaluskan dengan blender.
4. Cara Kerja
1. Ekstraksi (Harborne, 1992)
Serbuk kulit batang mahoni ditimbang seberat 500 gram dan direndam dalam nheksana sampai semua terendam (5 liter) pada suhu kamar selama 24 jam sambil
sesekali diaduk, kemudian disaring. Ekstrak n-heksana ditampung sedangkan residunya
direndam kembali dalam n-heksana selama 24 jam (pekerjaan ini dilakukan berulangulang sampai didapat ekstrak yang sudah encer, 4-5 kali maserasi), semua filtrat/ekstrak
n-hekana ditampung dan diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator Buchi sampai
didapat ekstrak pekat (E1), sedangkan residu dikeringkan dan selanjutnya dimaserasi
dengan pelarut kloroform selama 24 jam ( 4-5 kali maserasi). Filtrat dari ekstrak
kloroform dikumpulkan diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator Buchi sehingga
didapat ekstrak kloroform (E2), sedangkan residu dikeringkan dengan diangin-anginkan .
Residu yang sudah kering dimaserasi kembali dengan etilasetat seperti perlakuan di atas.
Filtrat/ekstrak etilasetat ditampung dan diuapkan dengan rotary evaporator Buchi sehingga
didapat ekstrak etilasetat (E3). Ekstrak n-heksana, kloroform dan etilasetat masing-masing
dilakukan identifikasi senyawa metabolit sekunder dengan KLT dan dilanjutkan dengan
uji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina Leach. Ekstrak yang paling aktif
dilanjutkan dengan pengoloman dan uji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salina
Leach dan diharapkan mendapatkan senyawa aktif dari ekstrak tersebut. Identifikasi untuk
mendapatkan struktur senyawa dilakukan dengan UV-Vis, IR, NMR dan GC-MS.